You Are Mine, Viona : The Revenge

Sakitnya wanita yang kecewa



Sakitnya wanita yang kecewa

Viona tertidur pulas dibawah selimut pasca meminum obat yang diberikan dokter Raline, area selangkangannya pun sudah diberi salep pereda nyeri. Tinggallah Fernando yang masih duduk di kursi sambil memegang salep yang diberkan dokter Raline, ditangan dikirinya terdapat ponselnya yang menampilkan keterangan dari salep yang sedang ia pegang itu. Fernando rupanya mencari tau tentang obat yang diberiakn dokter Raline untuk Viona, rasa penyesalan kini datang menghampirinya.     

"Padahal tadi malam itu adalah pemanasan sebelum kita berangkat ke Paris tapi kini aku justru harus bulan menunda madu kita kesana karena kebodohanku," ucap Fernando penuh sesal, niatnya ingin menghabiskan waktu satu minggu berduaan dengan Viona di negara yang terkenal akan keromantisannya itupun kini harus terpaksa ia tunda.     

Dengan kondisi Viona yang seperti ini ia tak mungkin mengajak Viona ke negara itu, Fernando terlihat memejamkan matanya perlahan beberapa saat sambil mengingat pesan dari dokter Raline yang tak memperbolehkannya untuk bercinta dengan Viona selama lima hari kedepan. Karena hari ini tak pergi kekantor Fernando memutuskan untuk memeriksa kondisi kantornya dari rumah, setelah memberikan ciuman mesra di kening sang istri Fernando kemudian pergi ke ruang kerjanya. Ia lalu duduk dimeja kerjanya dan mengaktifkan laptopnya yang sejak tadi ada diatas meja, saat laptopnya baru menyala Fernando dikagetkan dengan banyaknya email yang masuk ke emailnya. Fernando memang tak menghubungkan email kantor ke ponselnya karena tak mau diganggu saat sedang di rumah bersama Viona, maka dari itu ia hanya baru bisa menerima email saat ia mengaktifkan laptopnya seperti saat ini.     

Kedua matanya langsung membulat sempurna saat ia menerima banyak sekali email dari profesor Dexter dan profesor Willliam, karena penasaran Fernando membuka email itu dan terkejut saat membaca isinya yang ternyata adalah sebuah attachment surat pengunduran diri dokter Louisa Wong yang tak lain adalah istri Franklin sang adik ipar. Belum hilang keterkejutannya Fernando kembali membaca email kedua yang membuatnya sport jantung, email itu adalah email gugatan cerai yang ditujukan Louisa Wong sebagai penggugat pada Franklin Justin Willan.     

"Perempuan bodoh ini...kenapa dia harus menceraikan si brengsek ini!!!"     

"Fuck...kalau mereka benar-benar bercerai maka Vionaku...si brengsek ini akan menggangu Vionaku lagi!! No hal ini tak bisa terjadi, mereka tak boleh bercerai. Ya mereka tak boleh bercerai," ucap Fernando panik sambil meraih ponselnya dan langsung menghubungi Justin.     

Tak lama kemudian Fernando terlibat pembicaraan serius denan Justin dan Harry di ponselnya, ia terlihat sangat serius kali ini. Walaupun ini bukan masalah rumah tangganya dengan Viona namun jika Franklin dan Louisa bercerai maka kesempatan Franklin mengejar Viona kembali akan sangat besar dan Fernando tak mau ini terjadi, maka dari itu ia mengutus anak buahnya untuk mencari kantor pengacara yang di berikan kuasa Louisa untuk menggugat Franklin dan mencari Louisa kembali untuk ia kembalikan lagi pada Franklin.     

"Ingat aku tak mau ada yang salah, cepat lakukan ini dan kerahkan semua anak buah kalian berdua," ucap Fernando pelan dengan nada meninggi saat akan mengakhiri sambungan teleponnya.     

"Siap tuan saya mengerti," jawab Justin dengan cepat.     

"Saya mengerti tuan," sahut Harry tak mau kalah.     

"Ya sudah cepat lakukan perintahku tadi, jangan sampai gugatan ini sampai naik ke meja hijau," imbuh Fernando dingin.     

Fernando kemudian menutup panggilannya kepada kedua anak buahnya itu, ia lalu memusatkan perhatiannya lagi ke laptop yang ada didepan matanya. Karena penasaran Fernando pun akhirnya melakukan pekerjaannya sendiri, ia ingin mencari Louisa sendiri dan memberikan pelajaran untuk wanita itu. Saat sedang melacak Louisa memalui nomor ponselnya tiba-tiba sebuah nomor tanpa nama muncul di layar ponsel Fernando, awalnya ia tak menghiraukan panggilan itu namun karena nomor itu menghubunginya tanpa henti akhrinya Fernando menerima panggilan masuk itu dengan malas.     

"Who..."     

"Its me kakak ipar," ucap seorang wanita pelan memotong perkataan Fernando, ia tak lain adalah Louisa.     

"Louisa!!apa maksudmu? Kenapa kau melayangkan gugatan cerai pada Franklin, bukankah kau mencintainya...lalu kenapa kau menyerah di tengah jalan seperti ini hah!!" hardik Fernando dengan suara meninggi.     

"Ha ha ha ha ha....Fernando Fernando..memangnya kau pikir aku bodoh, aku tau kenapa kau seperti ini saat tau aku menceraikan adikmu yang brengsek itu. Kau takut bukan kalau dia akan mengejar Viona, sebenarnya aku heran pada kalian berdua. Kalian ini pria bodoh atau apa ...memangnya apa kelebihan si Viona itu sampai kalian berdua bertarung sejauh ini untuk mendapatkan perempuan munafik itu,"     

"Di luar sana masih sangat banyak sekali perempuan yang jauh lebih cantik dari Viona yang asal usulnya tidak jelas itu, dia dibesarkan di panti asuhan bukan!! Siapa tau orang tuanya adalah penjahat, mungkin ibunya pelacur yang malu dan tak mau membesarkannya sehingga ia dibuang begitu saja di panti asuhan seperti sampah waktu itu..."     

Amarah Fernando memuncak saat mendengar cacian yang keluar dari mulut Louisa untuk Viona, ingin sekali rasanya Fernando merobek mulut Louisa saat ini juga jika wanita itu berani menghina Viona didepan matanya.     

"Kau orang kaya Fernando kau harusnya bisa mencari wanita yang jauh lebih cantik dan kaya dari Viona itu supaya kekuasaanmu semakin besar dinegara ini..."     

"Kini aku tau alasan kenapa adikku itu tak mencintaimu Louisa, kau memang tak pantas mendapatkan cinta dari darah keturunan Willan," ucap Fernando pelan memotong perkataan Louisa.     

Di ujung telepon Louisa yang sedang tertawa lebar karena menghina Viona langsung terdiam seketika saat mendengar perkataan Fernando.     

"Viona..Viona istriku dia levelnya seribu kali jauh lebih tinggi darimu, walaupun dia dibesarkan di panti asuhan dengan tanpa diketahui identitasnya namun ia tumbuh menjadi seorang wanita terhormat. Ia menjaga kesuciannya sampai menikah, aku adalah pria yang mendapatkan keperawaan Viona...lalu bagaiamana denganmu Lou? Bagaimana denganmu yang tumbuh di keluarga baik-baik hah? Apakah kau memberikan keperawananmu pada Franklin?" tanya Fernando dingin membalas ejekan Louisa.     

"Aku tau semua masa lalumu Louisa jadi kau tak berhak mengeluarkan kata-kata sampah seperti itu yang lebih pantas untuk dirimu itu, asal kau tau kami keturunan Jacob Grey Willan selalu mempunyai wanita terbaik untuk melahirkan keturunan kami. Dan mungkin ini saatnya adikku menemukan wanita yang tepat untuk menjadi ibu dari anaknya, Franklin adalah pria yang tak mudah dan kau tau itu. Tapi dia masih sedikit menurut padaku, dan ya satu lagi...sebesar apapun usaha Franklin untuk merebut Viona dari tanganku itu tak akan berhasil. Kau tau kenapa? Karena Viona juga mencintaiku...dia tak akan mudah berpaling pada pria lain. Aku adalah pria pertama yang ada dalam hatinya sampai saat ini, jadi kau tak usah mengkhawatirkan kami," imbuh Fernando kembali.     

Louisa terdiam tak bisa berkata-kata di ujung telepon, hanya air mata saja yang mengalir deras membasahi wajahnya mendengar semua perkataan Fernando.     

"Satu hal lagi yang ingin aku katakan padamu Lou, sekali kau pergi dari kehidupan Franklin maka aku jamin adikku itu tak akan mungkin melihat ke arahmu lagi. Kau tentu tau bukan betapa tinggi harga dirinya..."     

Tuttttt     

Louisa langsung menutup panggilan teleponnya begitu saja saat Fernando masih berbicara, rupanya ia terpancing dengan provokasi yang Fernando buat.     

"Wanita bodoh, kau tak ada seujung kuku istriku dan beraninya kau berbicara seperti itu. Jangan pernah menjelekkan istriku...dia adalah satu-satunya nyonya Willan dalam hidupku, hanya Viona yang pantas melahirkan keturunan Willan dari benihku,"ucap Fernando pelan sambil menatap foto pernikahannya dengan Viona yang ada diatas meja kerjanya.     

"Sepertinya aku harus membantu Franklin si brengsek itu kali ini...aku harus mencarikan seorang wanita baik-baik untuknya yang tak seperti Louisa yang tak tau diri itu,"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.