You Are Mine, Viona : The Revenge

Dokter Angel



Dokter Angel

0Fernando duduk di tepi ranjang menatap Viona yang sudah tertidur pulas sebelumnya ia berniat untuk melanjutkan aktivitasnya dengan Viona lagi setelah menyelesaikan urusannya dengan tamu yang tak diundang, yang ternyata adalah Profesor Dexter dan Profesor William.      

Setelah mendengar penjelasan dari kedua sahabatnya itu hati Fernando untuk pertama kali dalam hidupnya merasa tak tenang, ia merasa sangat ketakutan saat membaca profil seorang Taylor Luther.      

"Kenapa harus kau yang mengoperasi anak dari pria itu babe," ucap Fernando pelan sambil menatap wajah Viona yang yang bak bidadari sedang tidur.      

"Akan kuhadapi siapa saja yang mencoba untuk melukaimu, walaupun aku harus berkorban nyawa sekalipun," imbuh Fernando lirih.     

Fernando benar-benar gelisah saat mengetahui tentang sepak terjang seorang Taylor Luther, walaupun ia adalah orang terpandang di Kanada namun tetap saja ia tak bisa bertindak gegabah untuk menghadapi pria yang dilindungi oleh para pejabat tinggi di Meksiko itu. Saat Fernando sedang melamun ia tak menyadari kalau Viona sudah membuka kedua matanya, Viona yang sudah cukup beristirahat menatap Fernando dengan bingung. Pasalnya tadi sebelum ia keluar dari kamar suaminya itu sudah berjanji akan membuatnya kewalahan, namun ternyata ia tak melakukan apa yang ia janjikan sebelumnya.     

"Apa yang membuatmu berfikir sekeras itu?" tanya Viona pelan membuyarkan lamunan Fernando.      

"Kau sudah bangun?" tanya balik Fernando lembut sambil menyentuh pipi Viona.     

"Kenapa tak menjawab pertanyaanku," ucap Viona ketus.     

"Tidak ada tidak ada yang aku pikirkan, aku sedang memilih gaya sex lain untuk kupraktekkan denganmu," jawab Fernando berbohong.     

"K--kau mesum!!!" jerit Viona kesal sambil mencengkram selimut yang menutupi tubuhnya yang telanjang.     

Fernando tertawa mendengar perkataan Viona ia lalu menurunkan wajahnya dan mencium kening Viona dengan lembut, Viona merasa ada yang aneh dari Fernando pasalnya ia tau suaminya itu tak akan mungkin membiarkannya bebas begitu saja disaat sedang telanjang seperti saat ini. Viona yakin ada yang disembunyikan oleh suaminya.      

"Katakan ada apa, jangan sampai membuatku marah," ucap Viona pelan sambil bangun dan bersandar pada ranjang yang sudah ia beri bantal untuk menahan punggungnya.      

"Tidak ada apa-apa babe…"     

"Jawab sekarang atau aku marah," sahut Viona ketus memotong perkataan Fernando sehingga membuat Fernando tak dapat menyelesaikan perkataannya.     

Fernando terdiam dan menatap kearah Viona yang juga sedang menatapnya tajam tanpa berkedip, ia ingin sekali menceritakan apa yang baru saja ia dengar dari kedua profesor yang merupakan sahabat baiknya itu. Namun hati kecilnya masih ragu untuk mengatakan hal itu pada Viona, ia takut justru akan membuat Viona makin terjebak lebih jauh dalam masalah ini.      

"Kalau kau masih menganggapku istri kau pasti akan mengatakan apa yang sedang mengganggu pikiranmu dan…"     

Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya karena Fernando sudah memeluknya dengan erat sehingga selimut yang ia pakai untuk menutupi tubuhnya terlepas.     

"Aku tak bisa hidup tanpamu Vio, kau adalah segalanya untukku," bisik Fernando lirih.     

"Lepaskan aku dan katakan ada apa?" tanya Viona pelan sambil mendorong tubuh Fernando menjauh darinya.     

Fernando akhirnya menceritakan apa yang tadi ia dengar dari Profesor William dan Profesor Dexter, selama bercerita ia tak melepaskan genggamannya dari tangan Viona. Sorot mata Fernando menunjukkan kalau ia sedang sangat khawatir saat ini, melihat Fernando seperti itu membuat Viona tersenyum. Ia tak menyangka kalau suaminya akan menunjukkan ekspresi seperti itu padahal selama ini Fernando yang ia tahu adalah seorang pria yang tak punya perasaan dan arogan.     

Perlahan Viona melepaskan cengkraman tangan Fernando yang sejak tadi tak melepaskan tangannya, ia lalu turun dari ranjang dengan tanpa menggunakan selimut. Untuk pertama kali dalam hidupnya Viona berjalan menuju kamar mandi dengan penuh percaya diri dalam telanjang bulat meninggalkan Fernando yang masih duduk di ranjang menatapnya tak berkedip, saat hampir sampai di kamar mandi Viona berhenti dan berbalik menatap Fernando.      

"Bersiap-siaplah temani aku ke rumah sakit," ucap Viona pelan sambil tersenyum, setelah itu ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum pergi ke rumah sakit Global Bross.     

Viona siap menghadapi konsekuensi apapun yang akan terjadi di rumah sakit nanti, baginya ini adalah bagian dari pekerjaannya sebagai dokter. Ia tak bisa kabur begitu saja meninggalkan pasiennya yang kondisinya memang belum stabil, seperti saran yang diberikan oleh Profesor William dan profesor Dexter sebelumnya yang memintanya untuk bersembunyi sementara waktu.      

Tiga puluh menit kemudian Viona keluar dari kamarnya dengan memakai pakaian semi formal dengan memakai sepatu Dior yang memiliki hak 3 cm, iya juga membawa tas tangan yang biasa dibawa ketika berangkat ke rumah sakit saat berjalan menuju ke ruang tamu ia tersenyum ketika melihat Fernando pun sudah berganti pakaian yang baru.     

"Kau serius akan kerumah sakit babe?" tanya Fernando kembali.     

"Yes," jawab Viona penuh keyakinan.     

"Baiklah, tenang saja aku akan selalu ada disampingmu. Aku juga sudah meminta para bodyguard untuk berjaga di rumah sakit sehingga kalau Taylor Luther itu macam-macam anak buahku bisa langsung bertindak," ucap Fernando mencoba untuk menenangkan Viona.      

"Aku tau kau yang terbaik, ya sudah ayo kita berangkat. Lebih baik kita sampai di sana terlebih dahulu sebelum Taylor Luther itu sampai," ajak Viona pelan sambil merangkul tangan Fernando.      

Fernando menganggukan kepalanya pelan merespon perkataan Viona, mereka lalu meninggalkan apartemen menuju rumah sakit Global Bros. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Viona terlihat sangat tenang sekali, namun lain halnya dengan Fernando. Ia berkali-kali mengecek ponselnya untuk memastikan seluruh anak buahnya sudah berjaga di rumah sakit dengan baik, ia bahkan juga sudah meminta pihak kepolisian untuk membantu berjaga.      

"Tenang saja semuanya akan baik-baik saja," ucap Viona pelan sambil menggenggam tangan Fernando yang sangat dingin, ketika mobil yang membawa mereka sudah sampai di halaman depan rumah sakit Global  Bros.     

"Iya," jawab Fernando singkat.     

Mereka pun akhirnya turun dari mobil menuju lobby rumah sakit, di mana Profesor William dan Profesor Dexter sudah menanti mereka.     

"Bukankah aku meminta istrimu untuk bersembunyi, ini kenapa dia malah datang ke rumah sakit?" tanya Profesor Dexter setengah berbisik kepada Fernando yang berjalan di sampingnya mengikuti Viona yang sudah berjalan di depan bersama Profesor William.      

"Jangan tanya aku Dexter, aku pun juga tidak tau apa yang dilakukan oleh istriku. Yang jelas aku disini menemaninya apapun yang terjadi," jawab Fernando dengan suara lirih yang hampir tak terdengar.      

Profesor Dexter hanya diam mendengar perkataan Fernando, ia akhirnya mengunci mulutnya dan memilih mengikuti langkah Profesor William dan Viona menuju ke ruang operasi di mana Aurelie Luther masih belum sadarkan diri. Viona, Profesor William dan dokter Robert terlibat pembicaraan yang cukup serius di depan ruangan Aurelie Luther . Fernando yang tak mengerti memilih untuk duduk di sebuah kursi ditemani oleh Profesor Dexter, ketiga dokter itu kemudian masuk ke dalam ruang operasi setelah berganti pakaian. Jantung Fernando berdetak cepat ketika melihat Viona sudah memakai seragam hijau kebanggaannya, ketika suasana sedang hening tiba-tiba terdengar suara sepatu yang datang dari arah lift. Fernando yang sudah tau bahwa tamunya datang langsung bersiap, ia berdiri di samping Profesor Dexter yang juga ikut menyambut kedatangan ayah dari Aurelie Luther yang saat ini masih belum sadarkan diri di ruang operasi.      

"Dimana anakku, dimana dokter bodoh yang mengoperasi anakku, kalau anakku mati maka dokter itu harus ikut dikubur bersama dengan anakku," teriak Taylor Luther dengan suara meninggi mencari dokter yang mengoperasi anaknya.     

"Selamat datang tuan Taylor saya…"     

"Aku tak ada urusan denganmu tuan Fernando, yang aku cari adalah dokter yang mengoperasi anakku," ucap Taylor Luther ketus memotong perkataan Fernando ingin menyambutnya.      

Karena mendengar suara gaduh di depan Viona memutuskan untuk keluar mencari tau ada apa,       

langkahnya terasa sangat ringan ketika menuju pintu keluar. Ia nampak sangat shock ketika melihat seorang pria paruh baya berdiri di hadapan Fernando dengan penuh emosi.      

"Tuan James…"     

"Dokter Angel,"      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.