You Are Mine, Viona : The Revenge

Prioritas utama



Prioritas utama

0"Aku tahu babe, maka dari itu aku mengajakmu berbicara membahas tentang hal ini. Aku tak mau membuat mereka sedih kalau misalkan kita tak menunjuk mereka menjadi orang tua baptip anak-anak kita, kau tahu kan betapa sakit jiwanya mereka itu,"ucap Fernando penuh semangat, membahas soal para fans garis keras Abby dan Aaric membuat Fernando kesal.      

Viona tersenyum. "Bagaimana kalau misalkan kita tunjuk mereka semua jadi orang tau baptis Abby dan Aaric?"     

"Jangan, aku tak mau. Ada beberapa orang yang akan kutunjuk sebagai orang tua baptis Abby dan Aaric, jadi kita tak bisa menunjuk mereka semua,"jawab Fernando dengan cepat.      

"Memangnya siapa yang ingin kau tunjuk sebagai orang tua baptis Abby dan Aaric?"tanya Viona penasaran.      

"Profesor Erick, aku tak mungkin tak menunjuk profesor Erick sebagai salah satu orang tua baptis Abby dan Aaric. Ia adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan anak-anak kita dan satu orang lagi adalah Teddy, kepala pelayan dirumah kita serta Justin dan Andrew. Mereka berempat adalah orang pertama yang ada didaftar teratas calon orang tua baptis Abby dan Aaric,"jawab Fernando pelan.     

"Teddy? Apa alasanmu memilih dia?" Viona tak percaya suaminya akan memilih seorang kepala pelayan sebagai salah satu orang tua baptis kedua anaknya.      

"Teddy adalah orang yang paling setia padaku, sejak ia kehilangan keluarganya karena kecelakaan Teddy mengabdikan hidupnya padaku. Ia memilih menjadi kepala pelayan dirumah ku dan menolak untuk menikah lagi, meskipun salah satu anak tirinya masih hidup akan tetapi ia lebih memilih tinggal bersamaku. Karena itulah aku ingin memberikan kesempatan padanya sebagai orang tua baptis anak-anak kita, aku ingin Abby dan Aaric mengingat Teddy saat mereka dewasa kelak. Untuk Justin dan Harry kau tak perlu tanya lagi apa alasannya, mereka berdua adalah pemuda-pemuda baik yang rela menghabiskan masa mudanya dengan mengikutiku. Karena itulah aku ingin membuat mereka merasa dekat dengan anak-anak, kau tahu kan aku tak punya teman dekat selain si brengsek William dan Dexter itu. Makanya aku langsung terpikir mereka bertiga dan ada satu orang lagi sebenarnya yang ingin aku masukkan ke data calon orang tua baptis anak-anak kita,"jawab Fernando pelan, kedua matanya terlihat lembut saat bicara.      

"Satu orang lagi? Siapa?"     

"Tobias Dante tentu saja, si brengsek itu pasti akan memusuhi aku seumur hidupnya jika tak dijadikan orang tua baptis anak-anak." Fernando kembali menjawab dengan cepat tanpa berpikir lama.      

Viona menggaruk rambutnya yang tak gatal, ia benar-benar tak bisa berkata-kata mendengar alasan Fernando memilih seorang Tobias Dante menjadi orang tua baptis anak-anaknya. Kini ia semakin bingung, kalau Fernando sudah ada empat orang kandidat yang tak mungkin diganggu gugat artinya ia tak bisa menambah banyak lagi pilihan. Apalagi mengingat masih ada adik kandung Fernando beserta para sahabatnya itu, kepala Viona pun mendadak pusing karena itu.      

Saat Viona sedang berpikir keras tiba-tiba Fernando meraih Abby dari pelukannya, Abby sudah selesai minum ASI sejak tadi dan Fernando langsung memindahkan putranya itu ke ranjang khususnya bersama Aaric yang sudah tidur terlebih dahulu.      

"Apa yang kau pikirkan hem?" Fernando bertanya lembut pada Viona yang masih diam tanpa suara.      

"Aku ingin Amina dan Jenny menjadi orang tua baptis anak-anak babe, apakah bisa?"tanya balik Viona.      

Fernando yang baru saja menidurkan Abby dengan baik di ranjangnya tersenyum mendengar perkataan istrinya, ia lalu berjalan kembali menuju ranjang mendekati Viona yang sudah duduk di ranjang.      

"Tentu saja boleh, mereka adalah keluargamu,"jawab Fernando singkat.      

"Terima kasih Fernando, terima kasih banyak. Aku senang sekali,"jerit Viona dengan cukup keras sambil memeluk suaminya itu dengan erat.      

"Kau tak perlu mengucapkan terima kasih, itu adalah hak mu sayang memilih keluarga terdekat untuk dijadikan orang tua baptis anak-anak,"bisik Fernando lembut, menjawab perkataan Viona yang sedang ia peluk.      

"Sebenarnya aku ingin salah satu adik pantiku yang menjadi orang tua baptis Abby dan Aaric, namun aku tak tahu dimana mereka tinggal saat ini. Bahkan Amber yang dulu sangat marah dan benci sekali padaku pun tak aku ketahui keberadaannya sekarang, jadi mungkin Amina dan Jenny adalah pilihan yang paling tepat saat ini,"ucap Viona lirih.     

Deg     

Jantung Fernando berdetak sangat cepat saat mendengar Viona tiba-tiba mengungkit Amber dan adik-adik pantinya yang lain, padahal Amber sudah mati tertembak saat ia berusaha menyakiti Viona hampir dua tahun yang lalu. Dan sampai saat ini Fernando masih menyimpan rapat rahasia itu, ia tak mau membuat Viona sedih. Apalagi semua adik panti Viona saat ini bukan lagi wanita baik-baik dan Fernando tak akan mengijinkan wanita seperti itu menjadi salah satu orang tua baptis anaknya.     

Perlahan Fernando melepaskan pelukannya dari tubuh sang istri, ia kau menatap tajam istrinya tanpa berkedip. "Kenapa kau membahas adik-adik panti mu yang jahat itu babe? Apa kau lupa apa yang sudah mereka lakukan dulu padamu? Kau juga masih ingat bukan kalau adik-adikmu itu saling bersaing, mencoba untuk mendekatiku. Mereka menggoda suamimu Viona, kau ingat itu kan?"     

"A-aku ingat, makanya aku tak ingin bertemu mereka lagi. Mereka sudah cukup dewasa untuk memilih jalan hidupnya sendiri, meskipun sekarang mereka hidup dalam dunia gelap seperti itu tapi aku selalu berdoa semoga mereka semua sadar dan mencari uang dengan jalan yang benar tanpa harus menjual tubuh seperti itu. Aku juga tak rela mereka menjadi orang tua baptis anak-anakku babe, hanya saja kadangkala ingatan masa kecil saat masih tinggal di panti datang lagi. Dan itu yang membuatku teringat mereka,"jawab Viona jujur, kedua matanya tiba-tiba terasa panas saat mengingat masa kecilnya dipanti ketika ibu Maria masih hidup.     

Fernando menyentuh wajah Viona menggunakan kedua tangannya. "Kau tak perlu mengingat apa yang harusnya kau lupakan, ingat kau punya keluarga sendiri yang harus kau urus. Sekarang sudah ada Abby dan Aaric yang membutuhkan perhatian extra darimu, jadi tolong jangan tambah beban lagi otakmu untuk memikirkan adik-adik mu itu. Cukup Amina dan Jenny saja yang kau anggap adik, kedua gadis itu sangat tulus padamu. Selama aku mengenal mereka, tak pernah sedikitpun mereka mencoba menggodaku. Karena itulah aku tetap mengijinkan kau berhubungan dengan mereka dan aku setuju juga mereka berdua menjadi salah satu orang tua baptis Abby dan Aaric, ingat satu hal sayang. Lingkungan  dan orang-orang yang kau kenal akan sangat mempengaruhi kehidupanmu, jadi sekali lagi aku tegaskan padamu. Aku tak mau kau berhubungan lagi dengan mereka, kau tak perlu merasa masih bertanggung jawab pada adik-adikmu itu. Mereka sudah memilih jalan hidupnya sendiri, jadi kau tak perlu ikut campur. Tapi kalau kau mau ada salah satu keluarga dari panti menjadi orang tua baptis Abby dan Aaric maka aku merekomendasikan dokter Adam, aku mengijinkan kakakmu itu masuk dalam list orang tua baptis anak-anak kita."     

"Kak Adam? Kau mengijinkan kak Adam menjadi salah satu orang tua baptis anak-anak kita?"tanya Viona tak percaya.      

"Yes dan asal kau tahu juga kakakmu itu baru menikah dengan asistennya yang cantik itu beberapa minggu yang lalu dan…"     

"What!!! Kak Adam sudah menikah?"Viona kembali berteriak dengan keras, ia sangat kaget mendengar berita bahagia itu sampai tak mengingat keberadaan kedua bayinya yang baru saja tidur.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.