You Are Mine, Viona : The Revenge

Gila Vs Psyko



Gila Vs Psyko

0Seperti profesor Frank dan dokter Louisa yang berbicara dari hati ke hati, profesor William pun melakukan hal yang sama. Sesampainya dirumah ia dan Aurelie melakukan perbincangan panjang diatas tempat tidur dengan saling berpelukan tanpa melakukan hal lain, sebuah quality time yang menyenangkan untuk pasangan suami istri. Berbincang diatas ranjang ketika akan mengarungi alam mimpi bersama-sama.      

"Kenapa kau tak memberitahuku aku sebelumnya tentang hal ini honey?"     

Aurelie yang sedang dipeluk profesor William mengangkat wajahnya, menatap suaminya sambil tersenyum. "Ini adalah perbincangan antara wanita dewasa yang laki-laki tak perlu tahu, lagipula bukan hanya aku saja yang diberikan semangat oleh dokter Viona. Dokter Louisa, Anastasia dan dokter Cecilia pun juga mendapatkan masukan yang sama dari dokter Viona."     

"Benarkah?"     

"Iya, baik sekali ya dokter Viona. Akh rasanya aku ingin tinggal berdekatan dengannya Will, selain aku bisa bertemu Abby dan Aaric sepuasnya. Aku juga bisa puas menghabiskan banyak waktu bersama dokter Viona, rasanya sangat menyenangkan sekali berbicara dengan wanita cerdas dan baik hati seperti dokter Viona,"jawab Aurelie jujur, ia yang sudah mengenal Viona jauh sebelum mengenal William kini semakin kagum pada wanita baik hati itu.      

Profesor William terdiam mendengar perkataan istrinya, ia mencerna perkataan yang terucap dari bibir Aurelie.      

"Tinggal berdekatan dengan dokter Viona?"tanya profesor William tanpa sadar mengulangi perkataan istrinya.      

"Huum, tinggal berdekatan dengannya. Tapi rasanya tidak mungkin ya hehe, tempat tinggal mereka saat ini bener-bener terjaga ketat dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa tinggal di sana. Jadi ya sudah lah kita nikmati saja semuanya seperti ini, semoga saja semua masalah Natasya dan Nessi segera selesai. Jadi dokter Viona dan Tuan Fernando bisa mengumumkan kehadiran Abby dan Aaric pada semua orang, sehingga kita bisa lebih mudah untuk bertemu dengan mereka tidak seperti saat ini harus menunggu giliran berkunjung. Menunggu untuk datang berkunjung itu berat Will, menyakitkan sekali menunggu sampai giliran kita datang lagi,"jawab Aurelie lirih dengan suara yang hampir tak terdengar karena ia sudah mengantuk, sampai akhirnya Aurelie benar-benar tidur dalam pelukan profesor William yang hanya diam.      

Profesor William mencerna perkataan istrinya yang ingin tinggal berdekatan dengan Fernando dan Viona, selama menikah ia belum pernah mendengar Aurelie meminta apapun. Sehingga saat mendengar keinginan Aurelie pertama kali hatinya merasa sangat sedih, pasalnya ia tahu kalau keinginan istrinya itu sangat sulit untuk dikabulkan. Seperti yang dikatakan Aurelie sebelumnya bahwa tempat tinggal Fernando benar-benar sangat terjaga ketat dan tak sembarang orang bisa tinggal di kompleks itu, apalagi ada perdana menteri Kanada juga tinggal di tempat itu. Rasanya mimpi untuk bisa tinggal berdekatan dengan Fernando dan Viona semakin jauh bagi profesor William.     

"Tak mungkin kan aku pindah tinggal bersama Fernando, dia pasti akan membunuhku disaat aku baru mulai membahas hal ini. Hufff brengsek sekali kau Fernando, beraninya tinggal disebuah tempat yang tak terjangkau oleh orang biasa sepertiku,"ucap profesor William lirih, kedua matanya masih terbuka lebar menatap langit-langit kamarnya.      

Memikirkan perkataan istrinya benar-benar membuat profesor William tak kunjung bisa memejamkan kedua matanya, apalagi ditambah sudah hampir lima hari ini ia tak bisa menyentuh istrinya yang cantik. Datang bulan seorang wanita benar-benar membuatnya sangat kesal, karena tak kunjung bisa memejamkan kedua matanya profesor William pun memilih untuk menghabiskan energinya dengan berolahraga. Tidur bersebelahan dengan istri yang tak bisa disentuh membuat profesor William benar-benar tersiksa, karena itu ia memutuskan untuk membentuk tubuhnya lebih keras lagi. Meskipun tubuhnya saat ini sudah sangat proporsional namun profesor William tetap merasa ada yang kurang, perbedaan tinggi badan dirinya dan Fernando selalu membuatnya ingin menjadi lebih fit dibandingkan Fernando. Meski faktanya tubuh Fernando tetaplah jauh lebih terbentuk ketimbang dirinya dan hal ini membuat seorang profesor William kesal.      

Ditempat profesor Dexter pun juga terlihat tak jauh berbeda dengan tempat profesor William, setelah berbincang dengan istrinya profesor Dexter tak bisa tidur. Perkataan Anastasia sudah sangat mengganggunya.      

"Tinggal di dekat dokter Viona dan Fernando? Arrgghh itu adalah hal yang tak akan mungkin bisa terjadi kalau si brengsek itu tetap tinggal di kompleks berbahaya itu,"ucap profesor Dexter dalam hati, buku yang sedang ia pegang pun sejak tadi tak ada yang ia baca satu hurufpun.     

Sebenarnya profesor Dexter sudah sangat lelah dan mengantuk sekali, akan tetapi setelah mendengar permintaan istrinya yang ingin tinggal berdekatan dengan Viona dan Fernando tiba-tiba rasa kantuknya lenyap entah kemana. Padahal saat ini Anastasia sudah tertidur pulas di sampingnya, melihat wajah damai istrinya yang terlelap membuat seorang profesor Dexter tak tega untuk mengganggunya. Padahal saat ini ia sangat penasaran sekali pada istrinya itu yang tiba-tiba terpikirkan sebuah keinginan untuk tinggal berdekatan dengan Viona dan Fernando, Profesor Dexter sangat yakin sekali kalau apa yang dikatakan oleh istrinya itu tidak benar-benar berasal dari kepalanya. Karena itu ia ingin bertanya pada Anastasia, namun karena Anastasia sudah tertidur pulas ia tak tega membangunkannya karena ingin bertanya hal ini. Maka dari itu profesor Dexter mencoba untuk membaca buku, berharap rasa kantuk segera datang menghampirinya.     

Karena kesal tak kunjung mengantuk profesor Dexter pun akhirnya bangun dari tempat tidurnya dengan perlahan sambil membawa ponselnya yang ia ambil dari atas nakas menuju balkon, ia tak mau mengganggu Anastasia yang sudah tidur. Dengan membawa segelas kopi pahit profesor Dexter duduk di balkon, ia lalu menghubungi profesor William di jam dua pagi. Meskipun tak berharap kalau temannya itu akan menerima panggilannya itu, namun setidaknya ia punya kesibukan dengan mengganggunya.      

"Apakah kau tak bosan menggangguku terus Dexter? Kita baru tak bertemu beberapa jam saja dan kini kau sudah menghubungi aku lagi!!! Benar-benar menyebalkan kau Dexter!!"Suara profesor William langsung terdengar keras ditelinga profesor Dexter yang kebetulan sedang memakai earphone wireless.      

"Shitt...tak bisakah kau menggunakan suara yang enak didengar Will!! Telingaku sakit!!"umpat profesor Dexter kesal.     

"Kenapa jadi kau yang marah padaku? Seharusnya aku yang marah padamu karena kau menggangguku di jam dua pagi seperti ini brengsek,"sahur profesor William kesal dengan nafas tersengal-sengal karena baru saja melakukan jump squat.      

Profesor Dexter tersenyum. "Maaf Will, aku tak berniat mengganggumu. Aku tak bisa tidur, ada perkataan istriku yang mengganggu pikiranku sejak tadi sore dan rasanya aku harus membaginya denganmu karena aku tak mau memikirkan ini sendiri."     

Profesor William meraih handuk kecil yang berada tak jauh dari tempatnya saat ini berada dan menyeka keringat yang membasahi lehernya dan menenggak air putih yang sudah disiapkan sebelumnya.     

"Perkataan istrimu?"      

Profesor William langsung terdiam, ia mengingat apa yang sudah dikatakan Aurelie beberapa jam yang lalu sebelum ia berolahraga.      

"Jangan bilang kalau Anastasia juga mengatakan ingin tinggal di dekat rumah Fernando dan dokter Viona…"     

"What!!!! Darimana kau tahu kalau aku ingin membahas itu?"Profesor Dexter langsung berteriak memotong perkataan profesor William.      

Profesor William menghela nafas panjang sambil memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. "Bagaimana aku tak tahu kalau istriku sudah mengatakan perkataan yang sama seperti yang dikatakan Anastasia padamu sejak beberapa jam yang lalu, karena itulah sekarang aku sedang berolahraga untuk menghilangkan sakitnya kepalaku saat ini. Karena kau tahu sendiri apa yang diinginkan oleh istri-istri kita itu adalah hal yang paling tidak akan mungkin bisa terjadi, selama Fernando tetap tinggal di kompleks itu tak akan mungkin bisa kita menjadi tetangganya dan kau tahu sendiri siapa Fernando betapa keras kepalanya pria itu. Ditambah lagi masalah Natasya dan Nessi yang belum selesai, selama dua perempuan sakit jiwa itu belum benar-benar menyerah dan berhasil ditaklukan oleh Fernando maka ia tidak akan mungkin mau mempublikasikan keberadaan Abby dan Aaric kepada semua orang. Jadi kemungkinan kita untuk bisa tinggal berdekatan dengan Fernando dan dokter Viona hanya akan ada dalam mimpi saja Dexter."      

"Iya aku tahu, lalu apa yang harus kita lakukan sekarang Will? Aku tak tega pada Anastasia, ia benar-benar ingin sekali terus berdekatan dengan Abby dan Aaric,"tanya profesor Dexter putus asa.     

"Satu-satunya cara adalah kita bahas ini dengan Frank, aku yakin Frank pasti punya jalan keluarnya Dexter,"jawab profesor William datar.      

"Frank? Tak ada pilihan lain kah?"tanya profesor Dexter kembali tanpa sadar.     

"Tak ada, satu-satunya cara menghadapi si gila Fernando adalah dengan meminta bantuan si psyko Frank itu."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.