You Are Mine, Viona : The Revenge

Super Daddy



Super Daddy

Dengan menggunakan masker dan menahan rasa mual Fernando mengganti popok Aaric yang sudah kotor dengan pup-nya yang masih encer, ia bahkan terlihat beberapa kali hampir muntah saat mencoba akan melepas perekat popok di bagian depan. Namun karena Viona terus menatapnya tanpa berkedip dengan tatapan tajam yang siap meledak akhirnya Fernando memaksakan diri untuk mengganti popok anaknya.      
1

Viona yang tidak membutuhkan waktu lama untuk mengganti popok Abby nampak menaikkan satu alisnya ketika melihat Fernando baru selesai membersihkan bokong Aaric dengan menggunakan tisu khusus bayi yang tak mengandung alkohol, padahal saat ini Abby udah tidur kembali di ranjangnya. Karena tidak tega pada Aaric yang masih terus menangis, Viona pun mengambil alih pekerjaan Fernando. Dengan cekatan ia membersihkan sisa pup di tubuh Aaric dan kembali memakaikan popok bersih pada putra pertamanya itu, sementara itu Fernando berdiri di samping Viona memperhatikan setiap pergerakan yang dilakukan oleh istrinya yang sangat cepat itu.      

"Ok, you're done. Tidur ya sayang, kakak Abby sudah tidur my love,"ucap Viona lembut saat menimang-nimang Aaric agar mau tidur kembali.      

Berada dalam pelukan sang ibu bayi tampan itu akhirnya kembali tidur dengan cepat, melihat dengan mudahnya Viona menidurkan Aaric yang baru saja menangis tak terkendali itu Fernando membuka kedua matanya lebar. Ia tak percaya dengan begitu mudahnya Viona membuat anaknya tidur, padahal sebelumnya ia sudah menggunakan cara yang sama seperti Viona namun tetap saja anak keduanya itu tidak mau diam dan justru menangis semakin kencang. Namun ketika ada dalam pelukan Viona entah bagaimana anak keduanya itu langsung tertidur pulas.      

"Good boy, i love you. Mommy love you baby,"bisik Viona lembut setelah menidurkan Aaric disamping sang kakak yang juga sudah terlelap.      

Viona kemudian merapikan sisa-sisa perlengkapan untuk menggantikan popok kedua putranya yang berserakan di atas meja ganti, namun saat akan menyimpan barang-barangnya itu ia dikagetkan ketika melihat popok kotor kedua anaknya masih tergeletak begitu saja di tempat sampah. Padahal sebelumnya ia sudah meminta Fernando untuk menyingkirkannya.      

"Jangan minta aku membuangnya babe, aku tak bisa." Fernando langsung bicara dengan cepat sambil menutup hidungnya menggunakan kedua tangan padahal saat ini ia masih memakai masker, kedua matanya juga terlihat berkaca-kaca.      

Melihat Fernando seperti itu membuat Viona bingung.      

"Kau kenapa?"     

Fernando melangkah mundur menuju ke pintu keluar tanpa menjawab pertanyaan Viona, tangannya terlihat gemetar saat melepas masker yang terpasang di wajahnya. "Untuk saat ini jangan minta aku untuk membuang popok kotor mereka atau menggantikan popok mereka lagi, aku belum siap untuk menghadapi semua itu babe. Aku akan memanggilkan pelayan untuk membantu mengurus semuanya, lebih baik kau juga jangan menyentuh popok itu karena baunya...huekkk."      

Fernando muntah tepat di depan pintu setelah ia berusaha untuk menahan diri sejak pertama kali melihat pup di popok bekas pakai Abby yang sudah dilepaskan Viona, ia benar-benar memuntahkan semua isi perutnya di depan pintu kamar. Bahkan makanan yang baru dimakan beberapa saat yang lalu juga ikut keluar, sehingga membuat depan kamar mereka menjadi sangat kotor. Viona diam beberapa saat ketika melihat Fernando muntah, ia tak percaya suaminya akan muntah hanya karena melihat pup anak-anaknya.      

Teddy yang kebetulan sedang berada di lantai dua langsung bertindak cepat, ia mengamankan Fernando terlebih dahulu dengan mengajaknya pergi ke ruangan lain sehingga bekas muntahannya bisa diurus dengan baik oleh para pelayan yang akhirnya berdatangan saat mendengar sang tuan muntah. Sedangkan Viona memilih untuk merapikan popok kotor yang berada di tempat sampah untuk dibuang ke tempat sampah khusus, supaya tidak menimbulkan aroma yang tidak sedap.      

Setelah mengurus sampah bekas popok anaknya dengan baik, Viona kemudian mencari suaminya yang sedang diurus Teddy dan para pelayan. Sementara itu ia memerintahkan kedua adiknya untuk menjaga Abby dan Aaric yang masih tidur, Viona tak mau kedua anaknya itu menangis saat ia sedang mengurus sang suami.      

"Nyonya..."     

"Kau boleh pergi Teddy," ucap Viona lembut pada Teddy yang masih berada disamping Fernando yang sedang berbaring di ranjang sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.      

Teddy menganggukan kepalanya dengan sopan, ia pun akhirnya pergi bersama kedua pelayan wanita lainnya. Membiarkan sang nyonya untuk mengurus tuannya. Setelah Teddy dan kedua pelayan pergi meninggalkan kamar, Viona lalu mendekati Fernando yang wajahnya sudah pucat pasi.     

"Kau kenapa?" tanya Viona lembut saat menyeka keringat dingin Fernando menggunakan handuk kecil yang sudah disiapkan Teddy sebelumnya.     

Mendengar suara Viona membuat Fernando yang sedang memejamkan kedua matanya perlahan membukanya secara perlahan, kedua matanya berkaca-kaca saat melihat Viona.     

"Kau yakin akan mengurus anak-anak sendirian?"tanya Fernando lirih.     

"Yakin, memangnya kenapa? Lagipula sebenarnya aku tidak benar-benar mengurus mereka, ada Jenny dan Amina serta pelayan yang akan membantuku mengurus anak-anak,"jawab Viona penuh keyakinan.     

"Bukan, maksudku apakah kau benar-benar akan turun tangan secara langsung mengurus mereka seperti yang baru saja kau lakukan. Mengganti popok kotor mereka yang penuh dengan ueekkkk…"     

Fernando kembali muntah saat ia mengingat pup anak-anaknya, meskipun dulu sudah pernah memiliki dan mengurus Zevanya. Namun Fernando menggunakan baby sitter yang mengurus Zevanya kecil dengan baik, sehingga ia tak melakukan pekerjaan yang sebelumnya diperintahkan oleh Viona. Melihat Fernando kembali muntah, Viona pun bertindak cepat. Meskipun suaminya itu hanya muntah air namun Viona langsung memberikan penanganan pada Fernando, ia langsung memeriksa nadi Fernando untuk memastikan suaminya baik-baik saja. Setelah yakin kalau Fernando masih dalam kondisi stabil, Viona kemudian memanggil pelayan untuk membersihkan lantai yang kotor. Sementara itu ia berjalan menuju kamarnya untuk mengambil tas kerjanya yang berisi alat-alat medis yang memang selalu tersedia di rumah, mulai dari jarum, perlengkapan infus, tensimeter, stetoskop dan perlengkapan lainnya yang memang harus dimiliki setiap dokter.      

Karena melihat pucatnya wajah Fernando, Viona akhirnya memutuskan untuk memasang infus pada suaminya. Pasalnya saat ia melakukan pengecekan, tensi darah Fernando mendadak turun jauh dibawah 90/60 mmHg. Viona yakin Fernando sudah terlalu lelah dan kurang istirahat akhir-akhir ini, karena itulah ia bisa langsung drop. Apalagi setelah melihat sesuatu yang membuatnya tak nyaman, beruntung Viona langsung bertindak cepat. Sehingga kondisi Fernando tak makin buruk.      

Teddy yang berada di samping Viona terlihat sangat khawatir pada Fernando. "Apa Tuan baik-baik saja Nyonya?"     

"Tentu saja, dia hanya kurang beristirahat selama kami berada di rumah sakit. Jadi lebih baik sekarang ia seperti ini, supaya istirahatnya lebih maksimal,"jawab Viona lembut.     

"Syukurlah, selama bertahun-tahun saya ikut Tuan baru kali ini saya melihat seperti ini Nyonya,"ucap Teddy lirih dengan suara parau.     

Viona menyunggingkan senyum cantiknya dan berkata, "Sekuat apapun Fernando dia tetaplah manusia, ada kalanya memang harus seperti ini Teddy. Fernando hanya terlalu bersemangat dengan keberadaan Abby dan Aaric, jadi ya seperti ini hasilnya. Tapi itu tak masalah, yang ia butuhkan saat ini adalah istirahat. Aku akan melihat kondisi Abby dan Aaric, kau tolong jaga suamiku disini. Nanti kalau kau butuh sesuatu langsung panggil saja aku."     

"Baik Nyonya, saya mengerti." Teddy menjawab penuh semangat perkataan sang nyonya.      

Viona memberikan sebuah ciuman di kening dan pipi Fernando yang sedikit dipenuhi bulu-bulu halus, sejak ada di rumah sakit Fernando tak memperhatikan penampilannya sama sekali. Padahal ia adalah pria yang sangat perfeksionis.      

"Terima kasih atas semuanya babe, aku tahu kau pasti lelah sekali beberapa hari ini. Istirahatlah, i love you Daddy. We love you forever our Super Daddy,"bisik Viona lembut di telinga Fernando.     

Bersambung     

Note :      

Jangan lupa dengan giveaway yang Thor adakan ya kakak-kakak, vote terus I'LL Teach You Marianne. Versi bahasa Inggris.      

Hadiah pulsa / ovo/ gopay  senilai 100.000 akan ada untuk tiga orang pemenang tiap Minggu saat PS I'LL Teach You Marianne. mencapai 1000, belum juga akan ada tambahan hadiah berupa buku volume pertama dari The alchemist milik kak Vina atau yang lebih terkenal dengan nama pena Missrealitybites.     

So jangan sampai ketinggalan event ini ya kakak-kakak      

*Event ini untuk Marianne y kak, bukan Viona. Kita akan ganti tiap 2 minggu sekali eventnya      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.