You Are Mine, Viona : The Revenge

Keluarga



Keluarga

0Air mata dokter Louisa tak berhenti mengalir saat sedang meletakkan Abby di dadanya yang tak memakai apa-apa di sebuah ruangan yang sudah disekat dengan kain sebelumnya, sehingga tak ada yang melihatnya yang sedang setengah telanjang memeluk Abby. Sementara di sebelahnya nampak profesor Frank tengah melakukan hal yang sama, ia memeluk Aaric yang tengah tertidur pula. Merasakan kulit bayi itu secara langsung, kedua matanya berkaca-kaca saat merasakan detak jantung Aaric di dadanya.      

Fernando hanya diam berdiri melihat anaknya dipeluk sang adik, ia senang bisa membuat adiknya merasakan sedikit kebahagiaan yang ia rasakan.      

"Anda luar biasa Tuan,"ucap profesor Erick pelan pada Fernando.     

"Aku tak melakukan apa-apa Prof,"jawab Fernando singkat, suaranya bergetar menahan haru saat melihat profesor Frank mencium kening Aaric berkali-kali.      

Profesor Erick menepuk pundak Fernando berkali-kali untuk memberikan dukungan padanya, ia lalu berpindah ke ruangan Viona dan dokter Louisa untuk memeriksa kondisi Abby yang sedang dipeluk dokter Louisa.      

"Sepertinya sikembar tahu kalau yang sedang memeluknya saat ini adalah uncle dan auntynya,"ucap profesor Erick pelan pada Viona.     

Viona menoleh ke arah profesor Erick dan tersenyum. "Iya Prof, anak-anakku pasti tahu kalau yang sedang memeluk mereka saat ini adalah uncle dan auntynya."     

"Mereka memiliki hati yang lembut seperti anda dokter, percayalah saat mereka dewasa nanti mereka akan menjadi pemuda-pemuda hebat yang akan membanggakan anda,"imbuh sang profesor kembali.     

"Amin Prof, semoga segala yang baik akan selalu menyertai anak-anak kami."Viona menyahut dengan cepat perkataan profesor Erick.      

Professor Erick menganggukkan kepalanya perlahan mendengar perkataan Viona, mereka berdua pun kembali fokus pada dokter Louisa yang sedang menggendong Abby. Karena Abby dan Aaric masih tidur profesor Frank dan dokter Louisa tak mengalami kesulitan apapun saat melakukan skin to skin, akhirnya batas waktu yang diberikan oleh Fernando pun habis. Sepuluh menit berjalan sangat cepat untuk Profesor Frank dan dokter Louisa, mereka benar-benar merasa kalau sudah sepuluh menit mereka merasakan kulit Abby dan Aaric.      

Asisten profesor Erick kemudian meraih Aaric dari pelukan Profesor Frank untuk diberikan pada profesor Dexter yang sudah bersiap, profesor Dexter juga sudah melepaskan pakaiannya seperti yang dilakukan oleh profesor Frank sebelumnya. Sementara Abby juga sudah diambil dari pelukan dokter Louisa untuk diberikan pada Anastasia yang sudah sesegukan dari lima menit yang lalu, melihat dokter Louisa memeluk bayi tampan itu ia benar-benar sudah tak sabar.     

Profesor Frank yang sebenarnya belum rela bergantian dengan profesi Dexter terlihat belum meninggalkan ruangan NICU, ia juga belum memakai pakaiannya kembali dengan baik setelah sebelumnya dilepas saat akan memeluk Aaric. Ia juga tak diizinkan memeluk Aaric begitu saja, karena tubuhnya harus dibersihkan menggunakan handuk basah terlebih dahulu. Fernando mengatakan mereka harus benar-benar bersih saat memeluk anak-anaknya, bahkan saat didalam ruangan NICU mereka juga memakai masker bedah. Sehingga ketika mereka mencium si kembar tetap aman karena ada masker yang terpasang di wajah mereka.      

Sama seperti Profesor Frank dan dokter Louisa, Profesor Dexter dan Anastasia pun merasa sepuluh menit yang diberikan oleh Fernando terasa sangat cepat sekali berlalu mereka belum rela berpisah dari si kembar. Namun mereka harus segera meninggalkan ruangan NiCU karena Profesor William dan Aurelie yg sudah menanti giliran, Aurelie bahkan sudah melepaskan pakaiannya sejak lima menit yang lalu. Ia hanya menutupi tubuhnya menggunakan selimut khusus seperti yang dipakai dokter Louisa dan Anastasia, sama seperti kedua wanita sebelumnya Aurelie pun meneteskan air mata saat memeluk Abby. Beruntung ada Jenny yang berjaga di sampingnya, sehingga air matanya tak sempat membuat masker yang sedang ia pakai basah.      

"Jangan peluk aku seperti ini brengsek, nanti ada orang yang mengira aku tidak normal karena kau peluk seperti ini,"kata Fernando dingin pada profesor Dexter yang masih memeluknya dengan erat.     

"Terima kasih Fernando, terima kasih karena sudah memberikan kesempatan untuk memeluk Aaric. Setidaknya kesedihanku berkurang jauh saat ini, sekali lagi terima kasih Fernando."     

Fernando menggigit bibir bawahnya secara perlahan, ia menahan diri agar tak terbawa suasana. Fernando tahu kemana arah perkataan sahabatnya itu. "Percayalah, Tuhan akan memberikanmu malaikat kecil yang luar biasa juga Dexter."     

Profesor Dexter menganggukan kepalanya berkali-kali merespon perkataan Fernando, bibirnya terasa berat sekali saat ini. Ia menahan diri agar tangisnya tak pecah meskipun saat ini suara tangisnya sudah sampai di tenggorokan, karena tak mau mengganggu waktu profesor William yang sedang melakukan skin to skin dengan salah satu putra kembarnya Fernando kemudian mengajak profesor Dexter keluar bergabung dengan profesor Frank dan dokter Louisa yang masih menempel pada kaca melihat Abby dan Aaric.     

"Kalau kau terus seperti ini maka jangan salahkan aku jika kau tak akan ku beri kesempatan lagi untuk menyentuh anakku Dexter,"ucap Fernando dingin memberikannya ancaman pada profesor Dexter yang belum mau melepaskan pelukannya.      

Seketika tangis profesor Dexter pun berhenti saat mendengar perkataan Fernando, ia bahkan juga melepaskan pelukannya dari tubuh Fernando dan langsung berdiri dengan tegak membersihkan sisa-sisa air mata yang keluar dari kedua sudut matanya. Fernando tersenyum melihat tingkah temannya itu, ia lalu berjalan masuk kembali kedalam ruangan NICU mengawasi profesor William. Namun saat berjalan disamping sang adik Fernando menepuk pundak dan meremasnya dengan perlahan sehingga membuat profesor Frank menoleh seketika.     

"Kau akan secepatnya mendapatkannya juga Frank,"ucap Fernando pelan tanpa suara, kedua matanya terlihat hangat sekali menatap adik kandung satu-satunya itu saat ini.     

Secara tiba-tiba profesor Frank memeluk Fernando dan membuat semua orang kaget, termasuk Fernando sendiri yang tak menyangka akan dipeluk seperti itu oleh sang adik. Tangan Fernando terangkat dan membalas pelukan sang adik, sudah bertahun-tahun ia tak dipeluk adiknya terlebih dahulu seperti ini. Selalu bersaing dan bermusuhan membuat keduanya jauh dan baru kali ini profesor Frank berinisiatif memeluk Fernando terlebih dahulu.     

"Terima kasih kak, terima kasih,"bisik profesor Frank lirih.     

Kedua mata Fernando membulat sempurna mendengar perkataan sang adik, ia pun langsung melepaskan pelukan profesor Frank dan menatap wajah adiknya dengan sayu. "Kau panggil aku apa tadi Frank?"     

"Tak ada, aku tak bicara apa-apa,"jawab profesor Frank dengan cepat sambil menundukkan wajahnya, menghindari kontak mata dengan Fernando.      

Fernando tersenyum, kedua matanya pun terasa panas. Dengan cepat ia lalu memeluk profesor Frank kembali. "Dasar bodoh, aku sudah mendengarnya. Kalau kau tak mau bicara lagi aku tak masalah, kau semakin desawa Frank. Daddy pasti bangga padamu,"ucap Fernando pelan, tak lama kemudian ia pun melepaskan pelukannya pada tubuh profesor Frank dan mendaratkan sebuah ciuman penuh kasih dikening profesor Frank sebelum akhirnya ia masuk kembali ke ruang NICU.      

Profesor Frank mematung setelah dicium oleh Fernando, ia diam dan mencoba mengingat kapan terakhir kali di perlakukan seperti itu oleh Fernando. Kehadiran si kembar membuatnya mendadak bernostalgia, mengingat masa kecilnya bersama Fernando yang sama-sama tumbuh di tangan pengasuh karena ibu yang melahirkan mereka tak membenci mereka.      

Akhirnya waktu Profesor William pun habis, ia juga harus rela melepaskan Aaric dari pelukannya untuk diambil oleh asisten profesor Erick karena akan diletakkan di dalam inkubator kembali. Sementara Abby akan dipeluk oleh dokter Cecilia yang mendapat giliran terakhir, ia tak ditemani oleh Andrew sang suami karena suaminya itu sedang bertugas dan tak tahu kalau Viona sudah melahirkan. Dokter Cecilia memegang janjinya pada Fernando untuk tidak membocorkan rahasia kelahiran Abby dan Aaric terlebih dahulu sebelum Fernando yang mengumumkannya pada semua orang.      

"Terima kasih dokter, terima kasih atas kesempatan yang sangat luar biasa ini. Ternyata seperti ini rasanya memeluk bayi, meradakn detak jantungnya secara panjang. Mendengar ia bernafas, menyentuh kulitnya yang lembut dan…"     

"Kau dan Andrew akan segara mendapatkan kesempatan luar biasa ini juga dok, percayalah. Tuhan mendengar semua doa hamba-Nya yang percaya akan waktu yang tepat atas semua rencana hidupnya."Viona memotong perkataan dokter Cecilia dengan cepat sambil menepuk pundak sang dokter cantik itu, dari ketiga wanita sebelumnya yang sudah memeluk Abby. hanya dia seorang yang belum pernah merasakan hamil karena itu emosinya menjadi lebih tidak stabil saat ini, karena itulah Viona langsung berada di sisi dokter Cecilia untuk memberikan dukungan kepadanya.      

Profesor Erick yang berdiri di pintu bersama asistennya menyeka buliran air bening yang mengalir dari sudut mata rentanya. "Persahabatan mereka sungguh indah, semoga Tuhan mengabulkan permintaan mereka untuk segera mendapatkan keturunan."      

"Amin,"jawab kedua asistennya secara bersamaan.     

Bersambung     

Note :      

Jangan lupa dengan giveaway yang Thor adakan ya kakak-kakak, vote terus You Are Mine, Viona! Versi bahasa Inggris.      

Hadiah pulsa / ovo/ gopay  senilai 100.000 akan ada untuk tiga orang pemenang tiap Minggu saat PS You Are Mine, Viona mencapai 1000, belum juga akan ada tambahan hadiah berupa buku volume pertama dari The alchemist milik kak Vina atau yang lebih terkenal dengan nama pena Missreealitybites.     

So jangan sampai ketinggalan event ini ya kakak-kakak      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.