You Are Mine, Viona : The Revenge

Aku seorang ibu



Aku seorang ibu

0Setelah profesor Erick keluar untuk beristirahat di ruangan khusus yang sudah disiapkan oleh Justin dan Harry, Fernando kemudian duduk disamping Viona yang masih memejamkan kedua matanya karena efek biusnya belum hilang. Fernando menggengam tangan Viona yang tak dipasang infus dan menciumnya berkali-kali, sesekali ia bangun dari kursi dan memberikan kecupan hangat penuh cinta dikening Viona.     

"Terima kasih babe, hadiahmu untukku sangat luar biasa. Bahkan jika aku memberikan semua uang yang aku miliki kepadamu aku rasa itu masih belum sebanding dengan kehadiran anak-anak yang kau berikan padaku, aku mencintaimu Viona. Sangat mencintaimu, maafkan semua kesalahan yang aku buat dulu babe. Maafkan aku yang bodoh ini sayang, bangunlah anak-anak kita sangat tampan mereka membutuhkanmu sayang." Fernando berbisik lirih pada Viona sambil sesekali mencium mendaratkan ciuman pada wajah Viona.     

Fernando menyandarkan kepalanya di bantal yang sedang Viona gunakan, ia ingin sedekat mungkin dengan istrinya saat ini. Sebenarnya tadi ia ingin tidur satu ranjang dengan Viona akan tetapi profesor Erick melarangnya, sang profesor khawatir kalau Fernando akan menyentuh bekas operasi Viona. Fernando yang biasanya pembangkang pun mendadak menjadi sangat penurut, ia mengikuti semua instruksi profesor Erick.     

Saat Fernando sedang merapikan selimut yang menutupi tubuh Viona tiba-tiba ia melihat Viona membuka kedua matanya secara perlahan, ia hampir berteriak keras saat melihat Viona bangun. Untung saja Fernando langsung mengingat keberadaan dua bayinya yang masih terlelap di inkubator tak jauh dari ranjang Viona.     

"Kau sudah bangun sayang,"pekik Fernando riang.     

"Dimana kita?"     

"Di rumah sakit."Fernando menjawab dengan cepat pertanyaan dari Viona.     

Deg     

Kedua mata sayup Viona langsung membelalak lebar saat mendengar perkataan sang suami, ia berhasil mengingat kejadian terakhir yang ia alami dirumah beberapa saat yang lalu.     

"Anak-anak, anak-anak kita mereka akkkkhhhh...."     

"Heiii, stop. Jangan bangun, kau belum siap untuk melakukan itu sayang,"jerit Fernando panik sambil melarang Viona untuk bangun.     

Air mata Viona langsung mengalir deras saat mengingat apa yang terjadi padanya beberapa saat yang lalu sebelum ia pingsan, dimana ia terjatuh karena kakinya tersandung kursi roda yang membuatnya hilang keseimbangan.     

"Anak-anakku Fernando, aku tak mau kehilangan anak-anak lagi. Mereka baik-baik saja kan, tadi aku..."     

Deg     

Viona langsung menghentikan perkataannya saat menyentuh perutnya yang sudah rata, bibirnya langsung bergetar hebat. Tangisnya pun pecah saat berfikir kalau sudah kehilangan anak-anaknya lagi, Viona shock berat saat merasakan perutnya kini sudah rata lagi. Ingatan tentang peristiwa yang terjadi tahun lalu kembali berputar dalam memori Viona dimana ia harus merelakan anaknya meninggal karena obat penggugur kandungan yang diberikan dokter Ammy.     

"Fernando huhuhuhu anakkuuuu..."     

"Stop sayang stop, jangan menangis dengarkan aku dulu,"ucap Fernando pelan mencoba untuk menenangkan Viona yang masih histeris.     

"Anakkku Fernando, mereka hikss...maaf, maafkan aku kalau..."     

Cup     

Fernando langsung mencium bibir Viona untuk menghentikan tangisnya, ia tak terpikir cara lain saat ini. Yang ada dalam otaknya adalah hanya ingin membuat Viona berhenti menangis.     

"Dengarkan aku baik-baik, semuanya baik-baik saja. Anak-anak kita juga, mereka sehat dan saat ini sedang tidur. Kalau kau menangis seperti itu aku khawatir mereka akan terganggu,"ucap Fernando lembut saat melepaskan ciumannya dari bibir sang istri.     

"Sedang tidur? Apa maksudmu?"tanya Viona bingung.     

Fernando tersenyum mendengar pertanyaan dari Viona, tanpa bicara ia lalu turun dari ranjang dan berjalan menuju inkubator yang tak tak jauh dari ranjang. Viona yang masih menangis terlihat bingung, ia mengikuti langkah kaki sang suami dan terkejut saat melihat inkubator yang ada dibalik tubuh Fernando.     

"I-itu..."     

"Inkubator, Abby dan Aaric sedang tidur di inkubator. Mereka sehat, sempurna dan sangat menggemaskan,"sahut Fernando dengan cepat memotong perkatan Viona.     

Dengan mata yang penuh air Viona tak dapat melihat dengan jelas ke arah inkubator, namun setelah ia menyeka air matanya dengan perlahan ia melihat ada kaki-kaki kecil di dalam inkubator bergerak-gerak dengan bebas. Seketika ada rasa hangat menyeruak dalam diri Viona melihat kaki-kaki kecil dari kejauhan itu, suaranya pun tercekat dalam tenggorokan. Air matanya yang menetes deraslah yang menunjukkan perasaannya saat ini, melihat sang istri menangis tanpa suara Fernando merasa sedih. Perlahan ia berjalan mendekati Viona dan merengkuhnya secara perlahan, ia tak mau melukai Viona.     

"Anak-anak kita baik-baik saja, mereka baik-baik saja sayang,"ucap Fernando pelan.     

"K-kau tak bohong kan? Mereka benar anak-anak kita? Mereka bukan bayi orang lain yang kau ambil untuk menenangkan aku kan?"     

Fernando mencubit pipi Viona dengan keras karena gemas sehingga Viona menjerit kesakitan.     

"Memangnya aku rela menggantikan anak-anakku yang sempurna itu dengan anak orang lain? Jangan bicara macam-macam, mereka anak-anak kita. Aku selalu disampingmu mulai dari saat Profesor Erick menyayat perutmu sampai mengeluarkan anak-anak kita satu demi satu, jadi tak mungkin kalau anak-anak yang sedang ada di inkubator itu bukan anak-anak kita. Jaga bicaramu sayang, bahaya nanti kalau Abby dan Aaric mendengarnya. Mereka pasti akan sedih jika ibunya yang mengakui mereka,"ucap Fernando lembut     

Viona tak percaya dengan perkataan Fernando, ia justru kembali menangis dengan lebih keras. Trauma kehilangan anak membuatnya berpikir terlalu jauh saat ini, apalagi ia ingat betul apa yang terjadi pada dirinya beberpa saat yang lalu saat ada dirumah. Fernando yang mengerti dengan perasaan sang istri kemudian kembali memberikan pelukan hangat sambil sesekali ia mencium pipi Viona yang masih basah dengan air mata. Setelah Viona sudah sedikit tenang Fernando kemudian menceritakan apa yang terjadi, mulai dari rumah sampai saat ini mereka ada dirumah sakit.     

"Saat Profesor Erick mulai menggunakan pisau bedahnya untuk menyayat perutmu rasanya nyawaku hilang satu, niatku ingin melihat semua prosesnya pun aku batalkan. Yang aku lakukan dua jam yang lalu hanya duduk disampingmu, memberikan semangat padamu meskipun kau sedang tak sadarkan diri. Aku baru bangun dari tempat duduk saat melihat Abby dan Aaric diangkat dari perutmu, aku hampir berteriak saat melihat mereka pertama kali,"ucap Fernando panjang lebar menceritakan apa yang terjadi dua jam yang lalu diruangan operasi VIP tempat mereka berada saat ini.     

"Cecar, Profesor Erick melakukan operasi cecar padaku?"tanya Viona lirih.     

"Iya, itu adalah pilihan yang paling tepat saat itu karena cairan ketubanmu sudah keluar. Profesor Erick khawatir jika menunda operasi, ia khawatir terjadi hal buruk jika harus tetap mempertahankan Abby dan Aaric diperutmu lebih lama. Kau tahu kan bahaya jika bayi kekurangan cairan ketuban saat masih ada dalam kandungan? Maka dari itu Profesor Erick bertindak cepat,"jawab Fernando pelan menjelaskan apa yang sudah terjadi saat Viona tak sadar.     

Air mata Viona kembali mengalir deras membasahi pipinya. "Dimana Profesor Erick sekarang?"     

"Sedang istirahat, tiga puluh menit yang lalu ia keluar bersama para asistennya,"sahut Fernando dengan cepat.     

"A-aku ingin berterima kasih padanya Fernando, aku ingin berterima kasih karena sudah menyelamatkan anak-anak kita huhuhuhu...aku tak tahu apa yang akan terjadi kalau sampai Profesor Erick melakukan permintaanku yang menginginkan melahirkan secara normal. Mungkin saja kita akan...."     

"Ssttt jangan bicara macam-macam, profesor Erick adalah dokter hebat jadi ia tahu apa yang harus dilakukan. Kau jangan khawatir, nanti saat kunjungan kau bisa berbicara secara langsung padanya. Saat ini yang kau perlukan adalah istirahat supaya luka operasimu cepat sembuh jadi kita bisa membawa pulang Abby dan Aaric secepatnya." Fernando memotong perkataan Viona dengan cepat, satu tangannya berada di bibir Viona.     

"Kita belum bisa membawa pulang mereka Fernando, bayi prematur tak bisa dibawa pulang secepatnya. Mereka harus mendapatkan perawatan terlebih dahulu dirumah sakit dan aku belum bisa menyentuh mereka juga,"ucap Viona sedih, alasannya tak ingin melakukan operasi cecar adalah ia tak bisa langsung melakukan skin to skin pada anak-anaknya. Yang mana ia ingin sekali melakukan hal ini pada kedua anaknya untuk melakukan kontak fisik pertama kali.     

Fernando menyeka air mata Viona dengan lembut, ia lalu mencium kedua mata sang istri yang sedikit bengkak dengan penuh cinta. "Kita akan bisa menyentuh mereka secepatnya, saat ini yang terpenting adalah kau cepat pulih terlebih dahulu. Karena jika kau cepat sembuh Abby dan Aaric akan senang, mereka akan senang bisa mendengar suara ibunya."     

Viona menatap Fernando yang sedang berada dekat sekali dengan wajahnya itu, meskipun sedih namun ada kebahagian besar terpancar dari sepasang mata indah Viona saat ini. Perlahan Viona memeluk Fernando yang juga dibalas oleh Fernando, sepasang orang tua baru itu sedang saling mengucapkan kalimat-kalimat cinta dan ucapan penuh syukur pada Tuhan. Sementara di inkubator kedua bayi tampan yang baru lahir kedua dua jam yang lalu itu nampak tersenyum, keduanya seolah mendengar dan mengetahui apa yang dikatakan kedua orang tuanya atas kelahiran mereka ke dunia.     

"Ibu, aku seorang ibu sekarang. Kau lihat anak-anakku dari atas sana kan? Terus lindungi kami dari atas sana Ayah, Ibu,"ucap Viona dalam hati bicara pada ibu Maria, Viona merasakan kehangatan yang luar biasa saat Fernando memeluknya saat ini. Ia merasa ada tangan-tangan lain yang sedang memeluknya saat ini.      

Bersambung     

 Note:     

Give away You Are Mine, Viona versi bahasa Inggris     

Hadiah per minggu:     

3 pulsa masing-masing Rp 100.000 utk 3 orang pemenang     

2 buah buku cetak The Alchemist Vol 1 untuk 2 orang pemenang     

*buku cetak The Alchemists: Cinta Abadi, volume 1, terdiri dari 2 buku masing-masing tebalnya 500 halaman, dengan nilai seharga Rp 150.000     

Cara ikut Give away ini hanya dengan mengirim power stone ( vote ) ke novel Thor yang berjudul You Are Mine, Viona ...event ini untuk perminggu selama satu bulan, undian akan dimulai saat Viona ( bahasa Inggris ) mendapatkan power stone 1000 ya kakak-kakak, jadi jangan vote ke Viona bahasa Indonesia....     

semangat     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.