You Are Mine, Viona : The Revenge

Double Grace



Double Grace

0Sementara itu didepan ruang operasi Jenny dan Amina masih menangis, kedua gadis itu terlihat sangat merasa bersalah atas apa yang menimpa Viona saat ini. Padahal mereka baru tinggal satu hari bersama sang kakak, akan tetapi mereka justru sudah membuat sebuah kesalahan yang sangat fatal yang membahayakan nyawa sang kakak dan kedua keponakan kembarnya.     

"Seandainya aku tak pergi ke pantry mungkin hal ini tak akan terjadi,"sesal Amina lirih dengan wajah yang sudah basah dengan air mata.     

"I-iya, seandainya tadi aku menolak perintah kak Vio untuk ke meja makan mungkin saat ini kita masih ada dirumah dan kak Vio tak perlu mengalami hal ini,"isak Jenny penuh sesal, ia mengutuk kebodohannya yang sangat besar ini.     

"Jangan sesali apa yang sudah terjadi, kita semua juga tak menginginkan hal ini terjadi. Jadi lebih baik sekarang kita tenang dan mendoakan Nyonya, supaya operasinya berjalan lancar,"ucap Justin pelan mencoba menenangkan kedua adik sang nyonya.     

"Iya yang Justin katakan benar, lebih baik kita tenang dan berdoa. Karena saat ini yang dibutuhkan Nyonya adalah doa dari kita semua,"imbuh Harry pelan menimpali perkataan Justin.     

Amina yang sedang menundukkan kepalanya menyeka air matanya menggunakan tisu yang ia pegang. "Kakak ipar, bagaimana kalau kakak ipar marah pada kami? Bagaimana kalau kami di usir dari negara ini? Bagaimana kalau kakak ipar memutus hubungan kami dengan kak Vio? Hanya kak Vio keluarga kami satu-satunya di dunia ini huhuhu...apa yang harus kami lakukan saat ini?"     

"Tenanglah Tuan tak mungkin sejahat itu, Tuan tak mungkin tega untuk..."     

"Jangan bohongi kami Justin, kami tau siapa Fernnado Grey Willan. Kami sudah tinggal cukup lama di negara ini, jadi kami tahu siapa kakak ipar. Di Internet banyak sekali artikel tentang kebengisan kakak ipar pada rival-rival bisnisnya, siapa yang tahu kalau ia akan melakukan hal yang sama pada kami." Dengan suara terisak Jenny memotong perkataan Justin.     

"Huaaa huhu..bagaimana jika hal itu benar-benar terjadi? Apakah kami akan jadi manusia tanpa warga negara nantinya huhuhu,"ucap Amina dengan menangis, mereka ketakutan di usir dari Kanada oleh Fernando. Pasalnya saat ini mereka sedang dalam proses pergantian warga negara, sejak satu bulan yang lalu mereka memustuskan untuk melepas identitasnya sebagai warga negara Inggris menjadi warga negara Kanada.     

Justin dan Harry menghela nafas panjang secara bersaman, kedua tangan kanan Fernando itu sudah mulai sedikit kepayahan menghadapi kedua gadis yang sejak tadi masih menangis itu.     

"Percaya padaku, hal seperti itu tak akan terjadi. Tuan Fernando tak akan sejahat itu, kalian tenang saja. Lagipula Tuan tak mungkin mencelakai wanita, tak ada dalam kamus Tuan Fernando melukai wanita,"jawab Justin pelan sambil menepuk pundak Jenny secara perlahan.     

"Benarkah? Kau tak sedang hanya menenangkan kami saja kan?"tanya Jenny dengan cepat, kedua matanya yang basah menatap tajam ke arah Justin yang duduk disampingnya.     

Dengan perlahan Justin menyeka air mata Jenny menggunakan tisu yang ia ambil dari genggamannya, "Aku tak pernah berbohong, sekarang kalian tenang. Kita doakan saja semoga operasi cecar Nyonya berjalan lancar."     

Deg     

"Operasi Cecar?" pekik Jenny dan Amina kompak dengan kaget.     

Justin kemudian menceritakan rencana para dokter yang sekarang ada didalam ruangan operasi yang sempat ia dengar, ia juga mengatakan kalau keputusan ini diambil karena tak mau terjadi hal-hal yang tak diinginkan pada sang nyonya dan kedua anak kembarnya.     

"Tapi usia kandungan kak Vio masih tujuh bulan,"ucap Amina lirih saat Justin sudah mengakhiri penjelasannya.     

"Iya, apalagi ia hamil anak kembar. Apakah kedua keponakan tampan kami akan baik-baik saja? Apakah organ dalam mereka aman jika harus dilahirkan sedini ini?"tanya Jenny dengan cepat penuh kekhawatiran mengingat keselamatan kedua bayi sang kakak. "Bagaimana kalau terjadi hal-hal yang tak diinginkan, aku tak bisa membayangkan bagaimana kondisi kak Vio nantinya."     

"Jenny!!!" hardik Harry dengan keras. "Jaga ucapanmu, kita semua disini tahu kalau saat ini situasinya sedang kacau. Tapi bukan berarti kau bisa bicara seperti itu, kita doakan saja semoga Nyonya dan kedua anaknya selamat. Tak terjadi hal-hal yang tak di inginkan, bukankah tadi Justin sudah mengatakan sebelumnya kalau hal ini diputuskan para dokter karena mereka tahu ini yang terbaik bagi Nyonya dan kedua anaknya. Jadi lebih baik sekarang kita bantu doa, bukan malah mengucapkan omong kosong seperti itu. Gunakan bibir kita untuk mengucapkan kalimat-kalimat yang baik dalam situasi ini." Harry bicara panjang lebar merespon perkataan Jenny, ia tak suka mendengar perkataan Jenny yang menurutnya keterlaluan itu.     

Mendengar perkatan Harry langsung membuat Jenny diam seketika, bahkan Amina yang sebelumnya ikut meragukan keputusan profesor Erick pun langsung menutup bibirnya. Kedua gadis itu tak menyangka akan dimarahi oleh Harry yang pendiam, sementara itu Justin tersenyum melihat ketegasan Harry. Ia senang Harry itu akhirnya bisa membuat Jenny dan Amina diam, ia sebenarnya juga sudah mulai terganggu dengan tangisan mereka dan mungkin akan meledak jika mereka tak segera berhenti menangis. Setelah gertakan dari Harry kedua gadis yang sedang panik itupun langsung terdiam, meskipun mereka masih menangis namun setidaknya sudah tak terdengar lagi suara-suara rengekan dari keduanya. Sehingga saat ini suasana di depan ruang operasi menjadi lebih tenang.     

Justin yang sedang duduk menatap pintu ruang operasi dikagetkan dengan sebuah pesan yang masuk ke ponselnya, tanpa menunggu lama ia kemudian mengeluarkan ponsel pintarnya dari dalam saku kemejanya dan membaca pesan yang dikirimkan oleh Teddy. Rupanya Teddy mengirimkan potongan rekaman cctv yang menangkap detik-detik jatuhnya Viona, dalam rekaman itupun juga terdengar dengan jelas bagaiamana Viona memerintahkan Jenny dan Amina untuk mengambilkan makanan. Setelah melihat video yang dikirim oleh sang kepala pelayan Justin kemudian memberikan ponselnya pada Harry, tak lama setelah Harry melihat video itu ia kemudian menganggukan kepalanya perlahan saat mengembalikan ponselnya pada Justin. Dengan adanya Video itu mereka menjadi lebih tenang saat ini, karena ternya Jenny dan Amina tak bersalah sehingga nanti jika sang tuan marah mereka bisa membela kedua gadis yang sedang ketakutan itu.     

"ooeekkk"     

"ooeekkk"     

Suara tangisan dari dua bayi mungil yang baru dikeluarkan dari perut Viona membuat Fernando yang masih membisikkan kalimat-kalimat dukungan untuk Viona yang masih belum sadar langsung mengangkat kepalanya, ia masih tak percaya mendengar tangisan kedua bayinya.     

"Semua bayi anda sehat Tuan, tunggu kami bersihkan terlebih dahulu nanti anda bisa melihat mereka di inkubator,"ucap salah seorang asisten profesor Erick pelan pada Fernando yang sedang berdiri dengan mata yang berkaca-kaca.     

Seperti orang bodoh Fernando hanya menganggukkan kepalanya perlahan, ia tak mengeluarkan suara apapun. Semua suaranya seperti tercekat ditenggorokannya saat ini ketika melihat dua mahakaryanya kini bisa ia lihat secara langsung setelah selama tujuh bulan ini hanya bisa cium dari perut Viona. Sementara itu profesor Erick kemudian melanjutkan pekerjaannya, ia menjahit perut Viona dengan cekatan dan rapih pasca mengeluarkan dua bayi kembar yang selama ini ia urus dengan penuh perhatian. Baru kali ini ia menjadi dokter kandungan dari seorang wanita hamil yang suaminya sangat cerewet seperti Fernando.     

Tak lama kemudian dua bayi tampan Fernando yang kini sudah berada di inkubator nampak terlelap setelah dibersihkan dari sisa darah dan cairan lainnya pasca dikeluarkan dari perut sang ibu, Fernando yang masih duduk disamping sang istri hanya melihat dari kejauhan kondisi kedua putranya yang sangat ia harapkan kehadirannya itu.     

"Prof, kapan istriku akan sadar?"tanya Fernando pelan saat profesor Erick selesai menjahit bekas sayatan yang ia buat sebelumnya di perut bagian bawah Viona.     

"Kita tunggu obat biusnya habis, kondisi dokter Viona sangat stabil. Puji Tuhan semua operasi ini berjalan dengan lancar dan untuk kedua bayi anda untuk sementara waku belum bisa anda gendong, mereka harus berada di inkubator selama beberpa hari kedepan,"jawab profesor Erick pelan.     

"Kenapa? Kenapa mereka harus di inkubator selama beberapa hari Prof? Apa terjadi hal buruk pada anak-anakku Prof? Bukankah kemarin anda mengatakan semua organ dalam anak-anakku sudah sempurna Prof?" Fernando yang panik langsung memberikan pertanyaan bertubi-tubi pada profesor Erick, kedua matanya pun langsung berkaca-kaca mengkhawatirkan kondisi kedua bayinya yang berada tak jauh darinya itu.      

Bersambung     

Note:     

Give away You Are Mine, Viona versi bahasa Inggris     

Hadiah per minggu:     

3 pulsa masing-masing Rp 100.000 utk 3 orang pemenang     

2 buah buku cetak The Alchemist Vol 1 untuk 2 orang pemenang     

*buku cetak The Alchemists: Cinta Abadi, volume 1, terdiri dari 2 buku masing-masing tebalnya 500 halaman, dengan nilai seharga Rp 150.000     

Cara ikut Give away ini hanya dengan mengirim power stone ( vote ) ke novel Thor yang berjudul You Are Mine, Viona ...event ini untuk perminggu selama satu bulan, undian akan dimulai saat Viona ( bahasa Inggris ) mendapatkan power stone 1000 ya kakak-kakak, jadi jangan vote ke Viona bahasa Indonesia....     

semangat     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.