You Are Mine, Viona : The Revenge

Kuasa Tuhan



Kuasa Tuhan

0Ibarat lain dimulut lain pula di hati, itulah yang saat ini profesor Frank rasakan. Ia sebelumnya bisa bicara tenang dan memberikan masukan pada kedua temannya, akan tetapi saat berhadapan langsung dengan istrinya hatinya pun langsung jatuh ke titik paling dalam di tubuhnya.      

Melihat dokter Louisa menimang-nimang seorang balita korban kecelakaan yang berusia lima tiga tahun itu membuatnya tak bisa berkata-kata, meskipun dokter Louisa tak mengatakan apa-apa akan tetapi bahasa tubuhnya membuat profesor Frank tak berkutik.      

"Kenapa si brengsek Fernando itu harus mengusulkan membuat klinik seperti ini, mencari masalah saja manusia satu itu,"sengit profesor Frank kesal, bicara sendiri dibalik kaca pasca melihat istrinya menenangkan seorang balita yang baru masuk ke klinik khusus anak itu.     

Profesor Dexter yang sejak tadi hanya melipat kedua tangannya di dada lalu mendekati profesor Frank. "Itulah yang masih tak aku mengerti sampai sekarang, kakakmu itu memang brengsek. Dia hanya bisa mengaduk-aduk perasaan kita saja,"ucapnya pelan ikut menghujat Fernando.     

"Benar, aku setuju denganmu. Lihat saja kalau aku bertemu dengannya, akan kuhajar dia sampai babak belur,"sahut profesor Frank penuh dendam.     

"Siapa yang ingin kau hajar Frank?"     

Tiba-tiba suara seorang pria yang tak asing terdengar dari arah belakang profesor William yang sejak tadi hanya berdiri tanpa suara, mereka bertiga pun sontak mencari arah sumber suara dan terkejut saat melihat Andrew datang dengan seragam polisinya yang sudah berlumuran darah cukup banyak.     

"Ada apa denganmu?"tanya profesor William kaget.     

"Tugas, ini hanya sebagian kecil dari tugasku sebagai polisi,"jawab Andrew pelan sambil tersenyum.     

"Serius brengsek, kau kenapa berlumuran darah seperti itu? Apa yang kau lakukan itu tak pantas Andrew, akan banyak orang yang melihatmu seperti itu. Di rumah sakit ini tak hanya orang yang sakit karena penyakit saja yang dirawat, orang yang karena korban kecelakaan juga banyak dan apabila mereka melihatmu seperti itu akan memberi dampak buruk pada mereka,"sahut profesor Frank ketus.     

Andrew tersenyum mendengar perkataan profesor Frank, meskipun mereka sudah berbaikan akan tetapi karena hubungan mereka dari awal bukan terjalin karena suatu ikatan yang baik hasilnya masih seperti ini. Masih ada sekat tak terlihat di antara mereka berdua yang tak mungkin dipahami oleh orang lain.     

Alih-alih menjelaskan apa penyebab ia berlumuran darah, Andrew justru membuka seragam dinasnya dan membuatnya hanya memakai t-shirt putih tanpa lengan yang membuat otot tangannya terlihat jelas.      

"Cih si brengsek ini malah pamer otot rupanya." Profesor Frank kembali mengumpat Andrew yang sedang melipat baju dinasnya.     

"Lho bukankah tadi kau melarangku memakai baju yang berlumuran darah karena takut para pasien di rumah sakit ini menjadi terganggu, lalu ketika aku sudah membuka bajuku kenapa kau marah lagi padaku? Sebenarnya apa maumu Frank,"tanya Andrew pelan sambil melipat kedua tangannya di dada.     

"Sudah-sudah jangan dilanjutkan, kenapa kalian jadi bertengkar seperti anak kecil saja." Profesor William dengan cepat melerai perdebatan antara profesor Frank dan Andrew yang baru datang itu.     

"Iya, kalian ini seperti anak kecil saja,"imbuh profesor Dexter ikut bicara.     

Profesor Frank hanya melirik pelan ke arah Andrew, iqt lalu membuang wajahnya ke arah dokter Louisa lagi yang sedang mengganti pakaian balita yang ia gendong sebelumnya itu.      

Seolah tahu kemana arah pandangan profesor Frank, Andrew tersenyum dan berkata, "Orang tua dari bayi yang sedang diurus oleh dokter Louisa itu mengalami kecelakaan hebat karena tertabrak oleh truk yang membawa hasil panen menuju kota, mereka meninggal di tempat dan saat ini pihak keluarga dari pasangan suami istri malang itu sedang dalam perjalanan untuk menjemput bayi sebatang kara yang sedang diurus oleh istrimu itu Frank."     

"Meninggal ditempat?"     

"Iya, saat aku dan anak buahku datang mereka sudah meninggal terhimpit dalam mobil karena tabrakan yang cukup keras. Bahkan supir truk yang menabrak mereka pun ikut tewas, hanya bayi itu sajalah satu-satunya korban selamat dari kejadian mengerikan itu."Andrew menjawab pelan perkataan profesor William sambil terus menatap bayi lucu yang diurus dokter Louisa.      

"Aku bersyukur rumah sakit ini memiliki klinik khusus seperti ini, sehingga anak-anak korban kecelakaan bisa langsung tertangani dengan baik. Mungkin bayi itu belum terlalu membutuhkan penanganan secepat ini, akan tetapi untuk anak-anak lain yang usianya sudah di atas bayi itu klinik khusus pemulihan mental khusus anak-anak seperti ini sangat dibutuhkan. Karena dengan itu mereka tidak akan menyimpan traumanya terlalu mendalam pasca mengalami kecelakaan ataupun tindak kekerasan,"ucap Andrew kembali.     

Mendengar perkataan Andrew membuat ketiga profesor itu terdiam, mereka yang sebelumnya mengutuk keberadaan klinik khusus itu kini tersadar bahwa apa yang dilakukan oleh Fernando ternyata sangat berguna.     

"Jadi darah yang menempel di pakaianmu ini tadi adalah darah dari orang tua bayi malang itu?"tanya profesor Dexter pelan.     

"Iya, aku kemari karena istriku mengatakan ingin memberikan pakaian ganti untukku dan…"     

"Honey,"panggil dokter Cecilia dari arah kejauhan membuat Andrew tak dapat menyelesaikan perkataannya, ia lalu menoleh ke arah sang istri yang sedang berjalan dengan sangat cepat itu.     

"Jangan begitu, nanti kalau jatuh bagaimana? Jaga wibawamu, kau itu dokter sayang,"ucap Andrew dengan suara meninggi pura-pura marah saat dokter Cecilia sudah ada dihadapannya.     

"Iya maaf, ya sudah pakai bajumu. Aku tak mau wanita lain yang melihat otot kekarmu ini,"jawab dokter Cecilia pelan setengah berbisik, saat ia bicara seperti itu pada sang suami dokter Cecilia melirik ke arah tiga profesor yang berdiri tak jauh darinya itu.     

Secara spontan ketiga profesor itu langsung meraba perut mereka yang sedikit buncit, terutama profesor William yang menjadi korban percobaan masakan Aurelie tiap malam.      

"Kami atasanmu dokter Cecilia, jaga ucapanmu,"ucap profesor Dexter dengan cepat, ia merasa sedikit terganggu dengan perkataan dokter Cecilia.     

"Dan dia istriku Dexter, jangan macam-macam padanya. Aku bisa mengadukan kalian secara langsung pada Fernando kalau berani mengusik istriku, kalian tahu kan Fernando sudah jadi teman akrabku."Andrew menyahut dengan cepat perkataan profesor Dexter melindungi sang istri dengan membawa nama Fernando.     

"Cih menjadi teman akrab si brengsek itu saja bangga, aku yang jadi adiknya biasa saja,"cibir profesor Frank, mengejek Andrew.     

"Jangan mulai lagi Frank, ini rumah sakit. Jaga sikapmu,"hardik profesor William kembali menyudahi perseteruan profesor Frank dan Andrew.      

Tak lama kemudian mereka pun terlibat perbincangan serius, yang membahas tentang kronologi terjadinya kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tua bayi kecil yang sedang diurus oleh dokter Louisa yang kini dibantu oleh dokter Cecilia itu. Tanpa sadar keempat pria itu menjadi lebih dekat setelah peristiwa berdarah yang disebabkan oleh dokter Ammy tiga bulan yang lalu itu.      

Mendengar cerita dari Andrew membuat ketiga profesor yang menjadi pendengar setia itu sempat terdiam beberapa saat, mereka merasa kasihan saat mengetahui bagaimana kondisi para korban kecelakaan yang sudah sangat mengerikan itu.      

"Kadang Tuhan memberikan ujian pada hamba-Nya melalui banyak cara untuk menunjukkan kekuasaan-Nya, seperti yang baru saja terjadi. Para korban yang meninggal padahal sudah menggunakan sabuk pengaman dan sempat mendapatkan perlindungan dari airbag yang langsung keluar begitu tabrakan itu terjadi, namun ketika takdir Tuhan menginginkan mereka meninggal maka mereka tak bisa menolaknya. Dan seorang bayi yang tak bisa berbuat apa-apa itu justru selamat, padahal jelas-jelas ia hanya duduk di car seat nya dan tidak mendapatkan perlindungan dari airbag. Namun karena Tuhan menginginkannya untuk tetap hidup maka ia tetap hidup, begitu pula juga kita. Disaat kita menginginkan sesuatu yang sudah kita idam-idamkan belum tentu Tuhan akan langsung memberikannya pada kita, karena apa? Karena Tuhan ingin menguji kita terlebih dahulu, apakah kita pantas atau tidak mendapatkan berkat yang ia berikan itu termasuk anak-anak yang sangat kita idamkan. Bukan hanya kalian bertiga saja yang menginginkan bayi, aku dan Cecilia pun juga dalam posisi yang sama. Kami berdua juga menginginkan malaikat kecil hadir dalam pelukan kami, namun karena Tuhan belum mempercayakannya ya kami belum bisa berkata apa-apa selain terus berusaha dan berdoa tentunya. Aku harap kalian bertiga pun juga melakukan hal yang sama karena percayalah tidak ada doa yang tidak diterima dan didengar oleh Tuhan, mungkin saat ini adalah waktu untuk Viona dan Fernando merasakan kebahagiaan itu,"ucap Andrew panjang lebar, Andrew sengaja bicara seperti itu karena ia sudah mendengar dari dokter Cecilia tentang perubahan sikap ketiga profesor yang akhir-akhir ini terlihat sangat berbeda itu. Ia sudah bisa menebak kalau perubahan dari ketiga pria itu adalah karena mengetahui kehamilan Viona.      

"K-kau tahu kalau dokter Viona sedang hamil?"profesor William dan profesor Dexter bertanya secara bersamaan.     

"Yes, bukankah tadi aku sudah mengatakan pada kalian kalau aku adalah teman akrab Fernando saat ini. Jadi tak mungkin ada yang tak aku ketahui tentang Fernando dan Viona,"jawab Andrew menyombongkan diri.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.