You Are Mine, Viona : The Revenge

Tak pernah puas



Tak pernah puas

0Pada saat semua orang sudah tidur karena hari sudah menunjukkan pukul dua pagi Viona justru terbangun karena merasakan sakit di perutnya, tangan besar Fernando yang melingkar di perut ratanya semakin membuat perutnya sakit.      

"Babeee…" bisik Viona pada mencoba untuk membangunkan Fernando.      

"Mmmmm…"     

"Ishhh kenapa hanya mengeliat saja, babe bangun aku lapar," bisik Viona kembali sambil berusaha melepaskan pelukan Fernando yang semakin erat di tubuhnya.     

Namun karena Fernando tak kunjung membuka kedua matanya Viona akhirnya mengarahkan mulutnya ke pipi Fernando yang sangat dekat dengan bibirnya, dan tak lama kemudian terdengar teriakan dari Fernando cukup keras yang memekakkan telinga.      

"Babee akhhh kenapa pipiku di gigit?" tanya Fernando kesakitan sambil memegangi pipinya yang kini memerah karena terkena gigitan maut dari Viona.     

"Aku lapar dan aku sudah membangunkanmu sejak tadi tapi kau tak ada respon, jadi ya sudah aku gigit saja pipimu," jawab Viona tanpa rasa bersalah sambil duduk dan bersandar di pinggiran ranjang.      

"Memangnya sekarang jam berapa sampai kau bangun karena kelaparan? " tanya Fernando perlahan sambil menguap.     

"Jam dua lewat sepuluh menit, dari siang kita kan tak makan apapun lagi kecuali makan hot dog  di museum Louvre itu," jawab Viona dengan cepat.     

Kedua mata Fernando langsung terbelalak lebar ketika mendengar perkataan Viona yang mengatakan kalau sudah jam dua pagi, dengan cepat ia bangun dari tempat tidur dan menatap jam digital besar yang terpasang di dinding kamar hotelnya. Senyumnya akhirnya tersungging ketika menyadari kalau mereka memang belum makan apa-apa sejak siang, karena perutnya juga terasa lapar Fernando akhirnya turun dari ranjang dan mengajak Viona untuk segera makan makanan yang sudah ada di meja makan dan  belum tersentuh olehnya sejak ditata oleh pelayan tadi di sore.      

Karena semua makanan itu sudah dingin Viona akhirnya menghangatkan terlebih dahulu makanan mewah itu di microwave yang ada di dalam kamar hotelnya, untung saja kamar hotel tempat mereka menginap saat ini menyediakan beberapa peralatan dapur yang cukup lengkap. Dimana tersedia microwave dan teko listrik yang cukup membantu apalagi di saat-saat seperti ini dimana semua orang sudah tertidur dan mereka tak bisa mencari makanan lagi keluar, setelah dihangatkan selama hampir 10 menit semua hidangan pun siap untuk dikonsumsi. Fernando yang membantu menghangatkan makanan langsung makan bersama Viona dengan lahap, setelah bercinta dan bermain-main sebentar di ruang spa tadi sore rupanya membuatnya kehabisan banyak tenaga. Tanpa bicara Viona dan Fernando terlihat menikmati makan malam mereka yang sudah sangat terlambat, 15 menit kemudian hampir semua makanan yang dihangatkan oleh Viona kini sudah berpindah ke dalam perutnya dan sang suami mereka berdua kini sudah terisi energi kembali.      

Setelah perut kenyang Viona dan Fernando tak bisa tertidur kembali, Viona akhirnya memilih keluar dari kamar dan berjalan ke balkon untuk melihat lampu-lampu yang berkilauan indah dari menara Eiffel yang tak jauh dari hotel mereka saat ini. Fernando yang sedang membuka laptopnya untuk pertama kali setelah 3 hari meninggalkan Kanada nampak tersenyum ketika melihat istrinya berjalan keluar kamar, ia kemudian meraih selembar selimut dan berjalan pelan menuju menyusul Viona ke balkon.      

"Kalau mau keluar kamar pakai selimut supaya kau tidak kedinginan babe," ucap Fernando lembut sambil memakaikan selimut ke tubuh Viona.     

"Terimakasih," jawab Viona pelan sambil tersenyum.     

"Ini bukan apa-apa sayang, jangan bicara seperti itu," sahut Fernando kembali sambil merengkuh Viona dari belakang.      

"Sudah tiga hari kita ada di sini dan aku baru menyadari kalau Menara Eiffel benar-benar terlihat sangat indah, apalagi di malam hari seperti ini," ucap Viona lembut sambil terus menatap Menara Eiffel.     

"Segala yang ada di dunia ini tak ada yang menandingi keindahanmu, jadi aku tak pernah terpesona oleh benda-benda seperti itu. Karena bagiku kau adalah yang terindah," jawab Fernando dengan cepat sambil mencium rambut Viona.     

"Dasar pria mesum bermulut manis," cetuk Viona spontan.     

Mendengar ejekan dari Viona membuat Fernando tertawa terbahak-bahak, ia tak menyangka kalau istrinya akan mengatakan dirinya sebagai pria mesum. Namun ia pun tak menyangkal perkataan istrinya itu, ia menyadari kalau dirinya memang mesum. Apalagi jika sedang berduaan dengan Viona seperti saat ini, ia pasti tak bisa menahan dirinya untuk tak menyentuh istrinya.     

"Akhhh lepaskan aku, baru dibilang mesum kenapa sudah mau mulai lagi," ucap Viona dengan cepat sambil berusaha melepaskan pelukan Fernando, Viona bisa merasakan kalau kejantanan suaminya itu sudah mengeras.     

"Babeee…"     

"Jangan Fernando, kau mau membuatku tak bisa jalan lagi. Tadi sore kau sudah membuatku hampir pingsan di ruang sauna," sahut Viona dengan cepat merespon perkataan suaminya itu.     

"Iya aku tau, aku hanya mau memelukmu saja. Ayolah jangan menjauh dariku, aku hanya ingin memelukmu babe," jawab Fernando memelas sambil mengulurkan tangannya ke arah Viona yang menjauh darinya.     

"Hanya memeluk tidak lebih," ucap Viona ketus.     

"Yes, i promise," jawab Fernando dengan cepat sambil membuat tanda dua jari keatas.     

Melihat Fernando berjanji Viona akhirnya mau mendekati suaminya lagi, mereka berdua lalu menikmati udara malam menjelang pagi di Paris sambil menatap menara Eiffel dengan berpelukan.     

"Aku ingin kita bisa seperti ini terus selamanya," ucap Fernando pelan.     

"Maksudmu?" tanya Viona bingung.     

"Ya seperti ini, menjalani hidup yang damai tanpa ada masalah dan gangguan dari orang-orang luar. Hidup penuh bahagia denganmu dan anak-anak kita nanti, menikmati hari-hari indah bersama seperti yang sedang kita lakukan sekarang ini," jawab Fernando sambil tersenyum.     

"Kau mau pindah ke Paris?"tanya Viona dengan cepat.     

"Kalau itu maumu kita bisa tinggal di Paris, atau kubeli saja hotel ini supaya kita bisa tinggal disini selamanya dan atau kita aww…." Fernando tak dapat menyelesaikan perkataannya karena Viona menginjak kakinya dengan cukup keras.      

"Jangan macam-macam Fernando, aku tak mau tinggal di hotel. Kita harus punya rumah yang sehat yang memiliki udara yang sejuk, bukan di hotel seperti ini. Aku tak mau anak-anak kita tinggal di tempat tinggal yang penuh dengan orang dewasa yang sedang berbulan madu seperti ini, mau jadi apa anak-anakku nanti kalau ia terus bertemu orang-orang seperti itu!!" sahut Viona dengan cepat memotong perkataan Fernando.      

Fernando tertawa mendengar perkataan istrinya ia tak menyangka istrinya akan menganggap serius perkataannya yang hanya sekedar basa-basi itu.     

"Aku juga tak segila itu sayang yang memperbolehkan anak-anak kita tinggal di hotel yang penuh dengan orang-orang yang membuat bayi seperti kita, maksudku adalah aku cari tempat lain yang mirip hotel ini. Yang dekat menara Eiffel seperti hotel ini supaya kita bisa menikmati keindahan ini selamanya," ucap Fernando sambil tertawa.     

Wajah Viona memerah mendengar perkataan Fernando, ia malu karena sudah salah sangka pada suaminya. Sebuah ciuman Fernando berikan di leher belakang Viona yang akhirnya membuat semua bulu kuduk Viona meremang.     

"Dingin, ayo masuk ke dalam. Aku tak mau kau sakit," bisik Fernando lirih di tengkuk Viona yang merupakan titik kelemahan Viona.     

"Fernando akhhh...stopp," erang Viona lirih sambil memejamkan kedua matanya, mendapat sentuhan di tengkuknya membuatnya terlena.     

Sebuah senyum penuh kemenangan tersungging di wajah Fernando saat berhasil membuat Viona merespon perbuatannya, ia kemudian meraih tubuh Viona dan membawanya ke dalam kamar untuk melanjutkan apa yang baru saja ia mulai.     

"Aku tak bisa menahan diriku untuk tak menyentuhmu…" ucap Fernando lirih sebelum akhirnya ia melahap salah satu payudara Viona dengan rakus.     

Fernando melupakan janjinya pada Viona sebelumnya, begitu juga Viona yang sudah lupa dengan permintaannya tadi pada Fernando. Mereka kembali dimabukkan cinta yang bergelora, rembulan yang bersinar terang di pagi dini hari itu saksi kembali betapa Fernando tak pernah puas pada Viona. Ia kembali memacu tubuhnya diatas tubuh Viona dengan penuh hasrat dan cinta.     

Sementara itu di laptop Fernando nampak sudah menampilkan banyak email masuk yang hampir berjumlah seratus email yang dikirimkan profesor William dari email rumah sakit Global Bros.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.