You Are Mine, Viona : The Revenge

Saling melukai



Saling melukai

0Disaat semua orang sedang berbahagia karena pernikahan profesor Dexter dan Anastasia hanya ada dua orang yang tak merasakan hal yang sama, mereka adalah profesor Frank dan Louisa yang sama-sama membodohi diri sendiri. Louisa yang sangat mencintai suaminya berusaha menghilangkan perasaan itu secara paksa, ia yang tau kalau suaminya adalah seorang pria yang tak bisa hidup dengan satu wanita kini menjadi egosi dengan berusaha ingin menjadi satu-satunya wanita dalam hati suaminya.     

Padahal dari awal dia sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menerima semua masa lalu suaminya dan tak akan menuntut suaminya namun nyatanya semua yang ia katakan tak semudah untuk di praktekkan, nyatanya seiring berjalannya waktu rasa posesifnya sebagai seorang wanita muncul. Ia ingin memiliki tubuh dan hati suaminya secara utuh, namun semua keinginannya itu sirna saat menemukan alat perekam milik dokter Ammy yang berisi semua percakapan suaminya dengan wanita gila itu yang membahas Viona. Awalnya ia hanya menganggap itu hanyalah sebuah candaan dari suaminya yang menginginkkan Viona namun semua itu rupanya bukan sebuah lelucon saat melihat secara langsung diary suaminya di ruangan pribadinya yang ada dirumah sakit.     

"Mungkin ini benar-benar waktunya aku pergi darimu Frank, aku sudah tak bisa menahan diriku lagi lebih lama untuk bertahan disisimu," ucap Louisa lirih sambil menatap surat pengunduran dirinya yang baru saja selesai ia buat dan siap dikirimkan ke profesor Dexter dan profesor William.     

Air mata Louisa menetes kembali saat melihat cincin pernikahannya yang ia letakkan disamping laptop, rasa cintanya pada Frank yang begitu besar membuatnya kembali ragu untuk mengambil langkah ini. Namun sisi lain dalam dirinya terus bersikeras memaksanya untuk segera pergi dari kehidupan Frank.     

"Aku tak punya muka untuk berhadapan dengan dokter Viona, aku malu padanya. Pernikahan yang aku bangga-banggakan ternyata ada campur tangannya dan ini membuatku merasa tak ada harganya dihadapan dokter Viona...aaaakkhhh.."     

Prank     

Prank     

Louisa membuang beberapa barang di atas meja, mengingat kembali diary sang suami membuatnya kembali sakit hati pada Viona.     

"Aku tau lebih cantik, lebih pintar, lebih beruntung dariku tapi kau tak seharusnya ikut campur dalam urusan pernikahanku Viona!!!"     

"Kau sudah sangat beruntung mendapatkan suami kaya dan berkuasa seperti Fernando Grey Willan, tak bisakah kau tak mencuri perhatian pria lain. Apa yang kau miliki yang tak aku miliki Viona, kalau orang bilang kau cantik aku juga cantik Viona. Kau tak bisa egois seperti ini Viona, kenapa kau harus mencuri hati suamiku Viona...hikss....kenapa Vionaaaa,"     

Tangis Louisa pecah kembali, namun kali ini karena ia marah pada Viona yang ia anggap sebagai sumber dari semua masalah yang menyebabkan pertengkaran dalam rumah tangganya. Rasa sakit hatinya karena dihianati sang suami membuatnya membenci Viona yang sebenarnya justru sudah banyak membantunya, namun rupanya sisi egois dan kecewanya membutakan dirinya. Ia melupakan kebaikan Viona selama ini dan kini sangat membencinya. Louisa merasa Viona sudah terlalu beruntung, ia merasa kalau Tuhan tak adil karena memberikan semua keberuntungan pada Viona.     

Dengan penuh keyakinan Louisa pun akhirnya mengirimkan surat pengunduran dirinya itu pada profesor Dexter dan profesor William, setelah mengirimkan pesan pada kedua profesor itu Louisa kemudian masuk ke sebuah situs untuk membuat pengajuan gugatan cerai pada Franklin milik sebuah kantor pengacara terkenal. Niatnya untuk berpisah dengan Frank kini sudah bulat, ia tak mau lagi berhubungan dengan pria yang masih ia sangat cintai itu. Setelah tiga puluh menit berkutat di website itu akhirnya sebuah gugatan cerai atas namanya pun masuk ke sebuah email seorang pengacara, ia rupanya meminta pengacara itu untuk meneruskan permintaannya untuk mengajukan gugatan cerai pada Frank.     

"Ini semua salahmu Viona, kalau saja kau tak ada mungkin aku dan Frank tak akan berakhir seperti ini. Kalau kau tak ada dalam kehidupan kami, saat ini kami pasti sudah sangat bahagia," ucap Louisa lirih sambil menatap foto pernikahannya satu tahun yang lalu dimana Viona nampak tersenyum lebar disamping Fernando.     

Louisa kemudian merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, besok pagi ia harus berangkat pagi maka dari itu ia kini memilih untuk beristirahat lebih cepat. Sebenarnya hari ini ia diundang profesor Dexter di acara pernikahannya namun Louisa memutuskan tak datang, ia tak mau bertemu dengan suaminya. Walau sebenarnya suaminya pun tak datang dalam acara itu, pasalnya saat ini sang suami yang tak lain adalah profesor Franklin sedang ada di dalam bathup yang ada dikamar mandi ruangan pribadinya yang ada di rumah sakit. Ia sedang membersihkan tubuhnya dari aroma rokok dan alkohol yang sangat kuat, walaupun ia tak merokok namun karena ia hampir semalaman ada di bar asap rokok dari pengunjung yang lain menempel ke tubuhnya.     

"Kalau kau tak kembali kerumah sampai pagi ini maka aku anggap kau yang menginkan semua ini Louisa, aku masih berbaik hati memberi kesempatan padamu untuk menenangkan diri sampai malam ini. Tapi kalau sampai besok pagi kau tak pulang jangan salahkan aku kalau aku akan bertindak tegas padamu," ucap profesor Frank pelan sambil menatap ponselnya dimana ia sudah mengirimkan ratusan pesan pada Louisa sejak Louisa pergi dari apaetemennya, namun tak ada satupun pesan itu yang dibalas oleh Louisa dan hal ini membuat Frank marah.     

Ia merasa tak dihargai sebagai suami, bahkan Louisa pergi tanpa memberitahukan alasannya dan ini membuatnya bingung. Pasalnya sebelum Louisa pergi mereka sempat bercinta setelah hampir lima bulan mereka tak melakukan hubungan suami istri.     

"Aku tak pernah direndahkan seperti ini sebelumnya Lou, bukankah kau dulu berkata siap mendampingiku dalam keadaan apapun tapi kenapa sekarang kau..."     

Tringgg     

Sebuah notifikasi email di ponselnya berbunyi, karena penasaran ia membuka ponselnya kembali untuk membaca email itu karena khawatir ada sesuatu hal yang penting. Jantungnya langsung berdetak sangat cepat saat membaca sebuah email pemberitahuan dari kantor pengacara yang memberitahukan kabar padanya bahwa ia mendapatkan gugatan cerai dari dokter Louisa Wong sang istri.     

Kedua mata profesor Frank yang sebelumnya sayu mendadak langsung membulat sempurna saat melihat email itu, tangannya bahkan sampai gemetaran saat membaca email yang muncul di layar ponselnya itu. Ia bahkan sampai mengerjapkan kedua matanya beberapa kali saat melihat email itu untuk memastikan ia tak salah lihat.     

"Kau mengirimkan gugatan cerai padaku Lou? Ha ha ha haa....kau menceraikan aku Louisa Wong,"     

"Sepertinya dugaanku benar, kau sudah berselingkuh dibelakangku sampai kau mengirimkan gugatan melalui pengacara sewaanmu ini. Ok Lou kalau itu maumu aku akan melepaskanmu...kau yang meminta berpisah dariku, jadi jangan salahkan aku Louisa. Aku Franklin Justin Willan tak pernah takut kehilangan wanita, masih banyak wanita yang bersedia menjadi slave sex ku Louisa...arrgggghhhh"     

Brukk     

Profesor Franklin terduduk di lantai kamar mandi dengan tubuh basah kuyup, ponsel yang ia pegang sampai terbentur lantai dan membuat sedikit goresan yang sedikit panjang di layar ponselnya. Di lantai air yang berasal dari bathup nampak bercampur dengan tetesan air yang keluar dari kedua mata profesor Frank, sebuah tetesan air kesedihan yang tak disadari profesor Frank.     

"Kau bohong padaku Lou, kau bilang kau akan bertahan di sampingku. Tapi kau menyerah begitu saja, rupanya cinta yang selama ini kau ucapkan hanya sebuah kalimat palsu yang sering aku dengar dari wanita-wanita itu...."     

"Kau jahat Louisaa..."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.