You Are Mine, Viona : The Revenge

Wasiat Lucia



Wasiat Lucia

0Semua barang-barang belanjaan Amelia Smith berjatuhan di aspal saat ia melihat Lucia berbaring di aspal dengan bersimbah darah pasca tertabrak sebuah mobil pemadam kebakaran, menurut saksi mata Lucia sengaja menabrakkan dirinya ke mobil pemadam kebakaran yang sedang melintas dengan kecepatan tinggi itu.      

"Luciaaaa….!!!!" pekik Amelia Smith dengan keras sambil berlari ke arah Lucia yang sudah tak bergerak, seluruh tubuhnya mengeluarkan darah segar.      

"Luciaaaa no Lucia...kau tak bisa melakukan ini Lucia hu hu huu kau tak bisa melakukan ini padaku... Lucia bangun hu hu hu…"      

Amelia akhirnya terjatuh di samping tubuh Lucia yang tidak bernyawa lagi, ia pingsan saat menyadari Lucia sudah tidak bernyawa. Beberapa orang terlihat menolong Amelia dan Lucia, mereka membawa kedua garis itu ke sebuah mobil ambulance yang datang.      

Saat Amelia tersadar ia sudah ada di rumah sakit, ingatannya pun membawanya kembali kepada kejadian terakhir yang ia lalui sebelum pingsan. Dengan cepat Amelia bangun dari ranjang mencari Lucia di ruang gawat darurat namun seperti yang yang sudah ia duga sebelumnya Lucia meninggal di tempat kejadian perkara, pihak keluarga Lucia tak ada yang mau datang menjenguknya di rumah sakit. Alhasil hanya Amelia yang mendampingi Lucia untuk terakhir kali, sebelum ia dimakamkan di sebuah pemakaman umum yang ada di pinggiran kota.      

Amelia bersimpuh di makam Lucia yang yang tak dihadiri oleh siapapun itu, ia terduduk di hadapan batu nisan yang bertuliskan nama Lucia tanpa memakai nama belakang. Karena orang tuanya melarang Lucia memakai nama belakang keluarga setelah video skandal seksnya tersebar, orang tua Lucia sudah memutuskan hubungan dengan Lucia.     

"Aku janji padamu Lucia, aku akan membalaskan sakit hatimu ini. Akan kucari orang yang menyebarkan video itu, dia harus lebih menderita daripada kita...ini janjiku padamu Lucia. Tenanglah dialam sana dan lihat aku membalaskan dendam kita," ucap Amelia terisak, ia benar-benar hancur saat mengetahui Lucia sengaja bunuh diri.       

Tak ada rekan kerja di rumah Sakit Global Bros yang tahu kalau Lucia meninggal, termasuk Fernando dan anak buahnya. Amelia sengaja tak memberitahukan kabar itu kepada staf rumah Sakit Global Bros, dengan langkah gontai Amelia kembali ke apartemennya saat hari sudah gelap. Saat membuka apartemennya ia masih melihat dengan jelas barang-barang milik Lucia yang tertinggal di sana, termasuk pakaian pribadi miliknya beserta surat-surat yang sering ia tulis untuk Andrew namun tidak pernah nah terkirim kan olehnya karena tak memiliki keberanian.     

"Tadi pagi kau masih duduk disini Lucia… kita menangis bersama Lucia, tapi sekarang hu hu hu...kenapa kau harus bunuh diri Lucia, aku ada disini menemanimu Lucia. Bukankah kita sudah berjanji untuk membalaskan dendam kita kepada orang-orang itu, lalu kenapa kau memilih untuk bunuh diri kenapa Lucia…"     

"Arrgghh Luciaaaa…."     

Malam itu Amelia Smith menangis sejadi-jadinya saat menyadari bahwa satu-satunya teman yang ia miliki sudah meninggal tadi pagi karena bunuh diri, pasca ia ditolak oleh keluarganya saat skandal videonya tersebar di dunia maya. Lucia meninggalkan sebuah catatan untuk Amelia Smith yang berisi sebuah pesan terakhir yang mengatakan bahwa, dirinya tak bisa menanggung rasa malu akibat video itu. Ia tak bisa hidup dengan penghinaan seperti itu dan memilih untuk mati.     

Amelia tertidur di ranjang Lucia sambil memeluk surat catatan terakhir Lucia untuk dirinya, ia benar-benar sendirian saat ini. Awalnya dulu ia tak menyangka kalau akan memiliki teman yang bisa ia ajak bertukar pikiran dan berbagi keluh kesah bersama sampai akhirnya datang Lucia, mereka akhirnya menjadi teman baik karena mengalami rasa frustrasi yang sama saat tak berhasil mendapatkan lelaki pujaan hati. Namun saat ini ia tak memiliki teman lagi untuk berbagi keluh kesah.      

Hanya ada satu nama dalam benak Amelia saat ini, satu nama yang ia yakini sebagai orang yang mampu untuk menghancurkan namanya dan nama Lucia dalam satu malam dan orang itu adalah Fernando. Walaupun ia tak memiliki bukti otentik namun ia yakin hanya pria itulah yang mampu melakukan semua ini mengingat betapa besarnya kuasa pria itu atas seluruh kota.      

"Rupanya aku terlalu meremehkanmu Fernando, aku terlalu santai untuk menghadapimu selama ini. Aku memang kalah saat ini Fernando, aku kalah karena kau sudah berhasil menyingkirkan satu teman terbaikku, kau sudah menyingkirkan partnerku, tapi kau harus ingat Fernando aku Amelia Smith tidak akan pernah menyerah sampai aku berhasil mencapai tujuan ku. Aku tidak akan menyerah sampai sini, aku akan membuatmu bertekuk lutut di bawah kakiku. Namun kali ini tujuanku bukan lagi ingin menjadikanmu milikku lagi, sekarang tujuanku adalah ingin menyiksamu dan istrimu. Bahkan ketika kalian nanti sudah punya anak lagi, aku akan menjadi bayang-bayang gelap dalam kehidupan kalian ini sumpahku Fernando sumpah Amelia Smith untukmu!!"      

"Ini sumpahku untuk mu Fernando Grey Willan…aku membencimu Fernando aarrggghhh...aku membencimu!!!"      

Apartemen penthouse Fernando     

Fernando terbangun tengah malam saat menyadari Viona tak ada diranjang saat ia membuka matanya karena haus, ia dan Viona memutuskan untuk tak pergi kemana-mana setelah kemarin pulang dari rumah sakit lebih cepat pasca Fernando memerintahkan Justin untuk mengupload skandal video sex Lucia dan Amelia ke situs dewasa.      

Mereka berdua memutuskan untuk tinggal di apartemen satu hari penuh untuk menenangkan diri, Viona yang mendengar semua percakapan di ruang pribadi Profesor William masih tak menyangka kalau Fernando sudah berbuat sejauh itu untuk membalaskan perbuatan Lucia dan Amelia Smith. Namun disisi lain ia senang karena tidak akan melihat lagi kedua wanita itu, setidaknya rasa sakit hatinya karena kehilangan anak sepuluh bulan  yang lalu akibat ulah mereka berdua sedikit terbayarkan. Walau sebenarnya tak menginginkan jalan seperti ini untuk menghukum mereka.      

"Apa yang kau lakukan disitu babe?" tanya Fernando pelan ketika melihat Viona sedang duduk di atas meja sambil menatap langit malam dari jendela yang terbuka lebar.      

Viona yang kaget mendengar suara Fernando langsung menoleh ke arah Fernando yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya saat ini.     

"Entahlah, aku merasa tak tenang malam ini," jawab Viona pelan sambil mengulurkan tangannya kearah Fernando.     

Mendengar perkataan Viona membuat Fernando tersenyum, ia lalu melangkahkan kaki menuju tempat sang istri dengan cepat. Sesampainya di meja tempat Viona duduk Fernando langsung meraih tangan Viona dan meletakkannya di atas pundaknya sambil merengkuh Viona dengan erat.      

"Apa yang membuatmu tak tenang?" tanya Fernando kembali sambil menatap dalam Viona.     

"Aku tak tau apa yang membuatku merasa tak nyaman malam ini, aku masih di dibayangi rasa bersalah kepada mereka karena…     

"Hei hei hei...stop jangan gunakan hatimu untuk mereka berdua, aku tak rela kebaikan hatimu digunakan untuk memaafkan kedua wanita iblis itu. Apa yang mereka dapatkan kali ini sudah setimpal dengan perbuatannya yang sudah membuat kita menderita, bahkan sebenarnya menurutku ini belumlah sepenuhnya cukup untuk membalas mereka. Namun aku rasa setidaknya ini bisa membuat mereka tidak akan mampu muncul lagi di hadapan kita selama-lamanya," ucap Fernando dengan cepat memotong perkataan Viona.     

"Kau yakin mereka tidak akan berani muncul di hadapan kita lagi?"tanya balik Viona lirih.     

"Kalau mereka masih memiliki rasa malu seharusnya mereka tak akan berani muncul lagi di kehidupan kita, namun untuk kedepannya aku akan memerintahkan orang-orang terbaikku untuk mengawasi gerak-gerik mereka supaya mereka tak bisa mendekati kita lagi," jawab Fernando pelan sambil mengarahkan ciumannya ke leher Viona.     

"Fernando akhh…bukankah kita sudah berkali-kali akhhh.."     

"Aku tak pernah puas babe, kau canduku. Aku gak bisa menahan diri untuk tak menyentuhmu.." ucap Fernando dengan cepat memotong perkataan Viona sambil menjatuhkan tali pakaian tidur Viona ke samping sehingga dada Viona terlihat bebas, tanpa menunggu lama Fernando segera melahap payudara Viona dengan rakus sehingga membuat Viona melayang.     

"Stopp ayo kekamar," ceracau Viona sambil berusaha melepaskan Fernando dari dirinya.     

"No...aku ingin mencobanya disini," jawab Fernando dengan cepat sambil menggigit kecil puting payudara Viona sehingga membuat Viona menjerit.     

"Fernando akhh..."     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.