You Are Mine, Viona : The Revenge

Mulai terpancing



Mulai terpancing

0Berapa pelayan di rumah Fernando masih nampak sibuk menyiapkan makan pagi untuk sang tuan dan nyonya, mereka sudah tidak membahas tentang kejadian yang terjadi tadi malam karena takut akan membuat sang tuan besar marah. Saat sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari arah pintu utama yang masuk dengan tergesa-gesa, karena belum banyak aktivitas yang terjadi langkah kedua tamu itu pun bisa didengar dengan jelas oleh semua orang pelayan yang sedang bekerja di di bagian yang masing-masing.      

"Nona Amina, nona Jenny," sapa Teddy menyambut kedatangan kedua adik sang nyonya.     

"Pagi Teddy, aku ingin bertanya apakah kakak ipar…     

"Tuan dan nyonya belum bangun nona, lagipula ini masih jam setengah enam pagi. Mereka akan keluar dari kamar sekitar jam delapan pagi nona," ucap Teddy memotong perkataan Jenny.     

Mendengar perkataan Teddy membuat Amina dan Jenny saling pandang beberapa saat, mereka berdua mencoba mencerna perkataan sang kepala pelayan di istana Fernando itu.     

"Jadi maksudmu kak Viona dan kak Fernando masih belum bangun?" tanya Amina pelan mencoba untuk memperjelas jawaban Teddy.     

"Betul, nyonya dan tuan belum bangun," jawab Teddy sopan.     

"Thanks God," ucap Jenny dengan keras sambil menyentuh dadanya.     

Amina pun langsung berjongkok dan duduk dengan lemas di lantai setelah mendengar perkataan Teddy, sementara itu Teddy yang bingung ketika melihat ekspresi kedua adik sang nyonya nampak bingung dengan apa yang sedang ia lihat.     

"Anda baik-baik saja nona?" tanya Teddy pelan berusaha membangunkan Amina.     

"Aku baik-baik saja Teddy," jawab Amina dengan cepat sambil menerima uluran tangan Teddy yang membantunya untuk berdiri lagi, sementara itu Jenny sudah terlihat pergi ke dapur untuk minum.     

"Ya sudah lebih baik nona tunggu di ruang keluarga sambil menikmati beberapa camilan sembari menunggu nyonya dan tuan bangun," ucap Teddy pelan sambil mengajak Amina untuk duduk di ruang keluarga.     

"Terima kasih Teddy," sahut Amina pelan saat ia sudah duduk di sofa mahal yang ada di rumah Fernando.     

"Jangan sungkan nona, oh iya saya harus kembali bekerja kalau ada perlu panggil saja salah satu pelayan," pamit Teddy pada Amina dan Jenny yang baru datang ke ruang keluarga.     

"Iya Teddy kami mengerti, sekali lagi terima kasih Teddy," jawab Jenny pelan sambil tersenyum.     

Teddy menganggukan kepalanya pelan, ia lalu meninggalkan Jenny dan Amina untuk kembali bekerja. Ia tak mau pekerjaannya terbengkalai kalau tak segera dikerjakan, walaupun sebenarnya Teddy tak punya jadwal tetap ia hanya tak mau saja ada yang terlupa dikerjakan. Oleh karena itu ia sering mengecek kembali hasil kerja para anak buahnya sudah benar-benar selesai apa belum. Jenny dan Amina yang tak bisa tidur dengan nyenyak semalaman akhirnya bangun jam empat pagi dan segera bersiap untuk pergi ke toko, memikirkan kondisi Viona benar-benar membuat mereka tak tenang.     

Setelah mandi dengan cepat keduanya langsung turun dari lantai 25 menuju ke lobby apartemen untuk minta dipesankan taksi oleh security yang berjaga, mereka berdua tak berani keluar dari apartemen di saat hari masih gelap karena banyaknya tingkat kejahatan di pagi hari seperti itu. Oleh karenanya mereka memilih menunggu di lobby dan meminta security memesankan taksi, setelah mendapatkan taksi mereka langsung masuk dan meminta pada supir taksi untuk mengantar mereka ke toko muffin.      

Sesampainya di toko mereka berdua dibuat kaget karena tidak dapat menemukan keberadaan Viona padahal pintu masih terkunci rapat dan tidak ada tanda-tanda kejahatan, saat sedang kalut seperti itu Amina akhirnya memutuskan mengajak Jenny pergi ke rumah Fernando. Mereka berniat untuk mengatakan hal sebenarnya pada Fernando bahwa tadi malam sebenarnya Viona datang ke toko muffin, akan tetapi karena permintaan Viona mereka tak berani mengatakan hal sebenarnya pada Fernando karena sudah berjanji pada Viona.      

Sampai akhirnya ketika sampai di rumah Fernando mereka baru tahu bahwa Viona sebenarnya sudah pulang tadi malam, mereka berdua yang sedang panik tiba-tiba langsung seperti terbang ke langit ketujuh karena merasa lega setelah mengetahui bahwa Viona sudah ada di rumah. Rasa khawatir takut dan panik langsung menghilang dari dada keduanya saat itu juga, karena masih mengantuk Amina dan Jenny akhirnya kembali terlelap di sofa yang ada di ruang keluarga rumah Fernando dengan saling berpegangan tangan.      

"Pak Teddy," panggil seorang pelayan wanita memanggil Teddy yang sedang sibuk mencicipi sarapan yang sedang disiapkan di meja makan.     

"Ada apa Paula?" tanya Teddy dengan cepat.     

"Nona Amina dan nona Jenny sedang tidur di di sofa, saya tak berani membangunkan mereka. Jadi makanan yang anda tadi minta siapkan untuk mereka saya letakkan begitu saja di meja," jawab Paula sang pelayan.     

Mendengar perkataan Paula yang merupakan pelayanan baru di rumah Fernando membuat Teddy tersenyum, ia lalu menoleh ke arah jam besar yang terpasang di dinding yang menunjukkan pukul enam pagi.     

"Hari memang masih sangat pagi sekali, ya sudah biarkan saja kedua adik nyonya istirahat. Kita jangan mengganggunya," ucap Teddy pelan sambil tersenyum.     

"Baik tuan, saya mengerti," jawab Paula sambil menganggukkan kepalanya perlahan, ia kemudian berjalan pergi meninggalkan Teddy untuk kembali ke pekerjaannya lagi.     

Setelah Paula pergi Teddy pun kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda, ia memang bertugas untuk merapikan meja makan setelah makanan disiapkan oleh para pelayan dan memastikan makanan yang sudah terhidang di meja layak untuk dihidangkan. Bekerja bersama Fernando lebih dari 5 tahun membuatnya sudah hafal dengan selera sang tuan, oleh karena itu ia akan memastikan terlebih dahulu apakah makanan yang dibuat oleh pelayan masuk dalam kategori makanan yang disukai oleh sang tuan atau tidak. Ia juga bertugas untuk memeriksa kandungan gizi yang terdapat di makanan yang khusus dipersiapkan untuk sang nyonya yang sedang hamil.      

Viona membuka matanya ketika menyadari ada tangan besar yang merangkul tubuhnya sehingga membuatnya tak bisa bergerak, kesadarannya pun akhirnya datang beberapa saat setelah ia membuka matanya dan sudah dapat menebak bahwa saat ini yang sedang ada di kamar dan tangan yang sedang memeluknya itu adalah sang suami. Sekelebat ingatan yang terjadi kemarin sore akhirnya menyadarkan Viona dan membuyarkan senyumannya, ia mengingat dengan jelas bahwa kemarin siang ia kabur dari sang sopir untuk menenangkan diri dan berakhir di toko muffin milik Amina dan Jenny sampai akhirnya ia memutuskan pulang karena merasa sedikit bersalah kepada Fernando.      

Dengan perlahan Viona berusaha melepaskan tangan Fernando yang melingkar di perutnya setelah berusaha dengan hati-hati Viona Akhirnya bisa melepaskan diri dari cengkraman Fernando dan menggantikan tubuhnya dengan bantal untuk dipeluk Fernando supaya lelaki itu tidak terbangun ketika menyadari tengah memeluk udara kosong di sampingnya. Setelah berhasil lepas dari sang suami Viona lalu berjalan pelan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, ia belum siap untuk berbicara kepada sang suami dan menerima berbagai pertanyaan yang akan dilontarkan oleh suaminya. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah secepatnya bisa keluar dari kamar dan pergi ke lantai satu menikmati udara segar di taman, Viona mandi dengan cepat karena ia berpacu dengan waktu. Saat keluar dari kamar mandi Viona tersenyum karena melihat Fernando belum merubah posisi tidurnya, ia lalu berjalan menuju ke ruangan tempat penyimpanan pakaian bersih tanpa pikir panjang Viona lalu meraih beberapa helai baju yang nyaman untuk digunakan sebelum keluar dari kamar.      

"Selamat pagi nyonya," sapa seorang pelayan kepada Viona yang baru saja keluar dari kamar.     

"Pagi," jawab Viona ramah sambil tersenyum dan meneruskan langkahnya menuju ke anak tangga, ia sudah tidak sabar ingin menenangkan diri di taman.     

Saat sudah sampai di lantai satu Viona tersenyum ketika melihat makanan sudah siap di meja makan dengan rapi.      

"Nyonya tunggu…" panggil Teddy pada Viona yang akan berjalan menuju ke taman.     

"Ada apa Teddy?" tanya Viona pelan.     

"Adik-adik anda ada disini ," jawab Teddy singkat.     

"Maksudmu??" tanya Viona kembali, ia masih trauma saat Teddy memberitahukan kedatangan amber dan adik-adik pantinya yang lain beberapa minggu lalu.     

"Nona Jenny dan nona Amina datang dari jam setengah enam pagi, mereka berdua saat ini sedang di ruang keluarga menunggu anda sampai tertidur." jawab Teddy pelan.     

Dada Viona langsung terasa sesak saat mendengar perkataan Teddy, tanpa bicara ia langsung berjalan menuju ruang keluarga dan hanya bisa berdiri membatu saat melihat kedua adiknya tidur di sofa dengan pulas. Rasa bersalah langsung menghampiri Viona karena membuat kedua adiknya sudah datang ke tempatnya pagi-pagi.     

Viona lalu duduk di sofa dan menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya, saat akan mengulurkan tangan menyentuh tangan Jenny tiba-tiba ia membatu saat menyadari ada tangan besar yang sudah mencengkram pundaknya. Sebuah sentuhan yang sudah dapat ia kenali.     

"Bukankah kau berhutang penjelasan kepadaku babe," ucap Fernando dingin dengan suara serak yang menandakan kalau ia baru bangun tidur.     

"Mau bicara disini atau dikamar?" tanya Fernando kembali.     

Karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Viona akhirnya membuat kesabaran Fernando habis, ia lalu berjalan mendekati Viona dan menurunkan tubuhnya bersiap untuk menggendong Viona akan tetapi Viona langsung bergerak berusaha menghindarinya.     

"Aku bisa jalan sendiri ke kamar," ucap Viona pelan menolak Fernando dengan halus.     

Fernando yang masih berjongkok mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Viona yang sudah berjalan menuju tangga.      

"Jangan pancing batas sabarku Viona, aku tak akan memaafkan siapapun yang berani menyakiti anakku," ucap Fernando dalam hati, tatapan matanya menatap tajam ke arah Viona yang sedang berjalan menaiki anak tangga menuju kamar mereka dilantai dua.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.