You Are Mine, Viona : The Revenge

Kemarahan sahabat



Kemarahan sahabat

0Viona yang tak bisa makan apapun pasca muntah-muntah di restoran cepat saji kini merasa lemas kehabisan energi karena tak ada makanan yang masuk sejak pagi , kepalanya pun terasa sedikit pusing dan berkunang-kunang . Untuk menghilangkan rasa sakit kepalanya Viona membeli segelas susu kedelai yang dijual sebuah kedai di pinggir jalan , begitu pesanannya datang Viona langsung menghabiskan susu keledai itu dalam waktu yang singkat .     

" Nak , kau kenapa hari ini … jangan persulit mommy nak " Ucap Viona pelan sambil meraba perutnya yang masih rata ." Apa kau marah pada mommy karena tadi menolak ajakan daddy-mu pulang ? " Imbuh Viona bertanya pada janinnya yang masih sangat muda itu .Karena merasa semakin tak enak badan Viona akhirnya mengalah dan membuang egonya jauh , niat awalnya untuk tinggal di rumah sakit beberapa hari ia batalkan .     

Setelah melambaikan tangan di pinggir jalan tak lama kemudian sebuah taksi pun berhenti , dengan cepat Viona masuk ke dalam taksi . Ia memejamkan matanya dengan perlahan di dalam taksi untuk menekan rasa mual yang mulai menyerangnya lagi ." Nyonya bangun nyonya , kita sudah sampai di kediaman tuan Fernando Grey Willan tapi para penjaga ini tak mau membukakan kita gerbang untuk masuk " Ucap supir taksi membangunkan Viona yang masih terlelap .     

" Nyonya maaf kita sudah sampai nyonya …." Iya pak tunggu sebentar saya bicara sebentar dengan para penjaga " sahut Viona memotong perkataan sang supir taksi .Viona bergeser dengan pelan menuju ke sisi pintu sebelah kanan dimana para bodyguard Fernando berdiri , perlahan Viona membuka kaca yang ada disebelahnya ." Ini aku bukakan pintu cepat , aku sedang tak enak badan " Ucap Viona dengan suara yang hampir tak terdengar begitu kaca jendela terbuka .     

" Oh maaf nyonya , kami tak tau kalau nyonya yang ada di dalam taksi " Jawab seorang bodyguard berbadan paling besar dengan kaget .Viona hanya mengangguk pelan tanpa bicara , ia benar-benar sedang berusaha menahan mualnya . Rasanya semua isi perutnya sudah hampir mencapai tenggorokan dan siap untuk keluar lagi .     

" Cepat buka , nyonya yang ada di dalam taksi !! " Teriak sang bodyguard berbadan paling besar itu memberi perintah pada teman-temannya yang lain untuk membuka gerbang besar berwarna hitam itu .Para pria lainnya langsung berlari dan membuka gerbang besar itu dengan cepat , tak lama kemudian taksi yang membawa Viona pun akhirnya bisa masuk ke kawasan istana Fernando yang masih banyak pepohonan itu .     

Sang supir taksi yang tak mengetahui kondisi Viona dibelakang justru memperlambat laju mobilnya sembari memandangi kawasan hutan pribadi milik Fernando itu , perjalanan yang seharusnya hanya membutuhkan waktu sepuluh menit perjalanan tapi kali ini ditempuh dalam waktu dua puluh menit .      

Sesampainya di lobby rumah super mewah itu Viona langsung keluar dari mobil sambil menutup mulutnya dengan menggunakan tangan sambil berlari menuju kamar mandi yang ada di samping ruang kerja milik Fernando yang ada di lantai satu , Teddy langsung bersikap cepat ketika melihat tas Viona masih tertinggal di dalam taksi .      

" Apa nyonya kami belum bayar ? " Tanya Teddy pada supir taksi yang takjub dengan pemandangan rumah besar yang ada di depannya ." Oh iya nyonya cantik tadi belum bayar " Jawab sang supir taksi gugup sambil menunjukkan jumlah argonya pada Teddy ." Tiga puluh dollar ya , ini uangnya lima puluh dollar ambil saja kembaliannya anggap saja ucapan terima kasih karena sudah mengantarkan nyonya kami pulang dengan selamat " Ucap Teddy sambil menyerahkan uang pada sang supir taksi .     

" Te---rima kasih tuan , saya permisi " Sahut sang supir taksi tergagap sambil menerima uang pemberian Teddy .Teddy hanya mengangguk pelan merespon perkataan sang supir taksi , tak lama kemudian taksi itu pun meninggalkan rumah Fernando dengan cepat melewati jalan yang berbeda dari sewaktu dia masuk tadi . Teddy kemudian masuk kedalam rumah sambil membawa tas mahal milik Viona , dengan perlahan Teddy meletakkan tas yang terbuat dari kulit buaya itu di atas sofa .     

" Dimana nyonya ? " Tanya Teddy pada beberapa orang pelayan wanita ." Itu …nyonya ada di …." Huekkk…. Huuekkkk " Suara Viona yang sedang muntah-muntah terdengar sangat jelas sehingga membuat sang pelayan wanita tak mampu menyelesaikan perkataannya ketika ditanya oleh Teddy . " Dari tadi ? " Tanya Teddy pelan ." Sejak keluar dari taksi nyonya langsung masuk kekamar mandi dan terus muntah sampai sekarang " Jawab perlahan wanita yang ada dihadapan Teddy dengan wajah khawatir .     

Tok Tok Tok Teddy dengan perlahan mengetuk pintu kamar mandi dimana Viona masih ada didalamnya . " Nyonya anda baik-baik saja kan ? " Tanya Teddy pelan saat sudah tak mendengar suara Viona lagi ." Aku tak apa Teddy ..aku hanya ..huekkk...huekkkSuara Viona yang sedang mengeluarkan isi perutnya kembali terdengar ketika berusaha menjawab pertanyaan Teddy .     

Di luar pintu Teddy dan beberapa pelayan wanita nampak sudah khawatir karena sudah hampir dua puluh lima menit Viona ada di dalam kamar mandi terus muntah-muntah ." Hubungi tuan besar , aku takut terjadi apa-apa pada nyonya Teddy !!! "      

" Akh jangan ...emm maksudku hubungi dokter William terlebih dulu saja " " Ayo Teddy hubungi dokter William terlebih dulu , kasian nyonya sudah lama sekali di dalam kamar mandi " Beberapa pelayan perempuan nampak meminta Teddy untuk menghubungi dokter William , mereka gak tega mendengar suara Viona di dalam kamar mandi yang terus muntah .     

Mereka takut kalau terjadi hal buruk pada Viona , Teddy akhirnya menuruti perkataan pelayan-pelayan wanita itu . Dengan cepat Teddy mencari nomor dokter William yang ada di daftar teleponnya , wajah Teddy pun terlihat memucat ketika sudah tiga kali menghubungi dokter William tapi tak tersambung .     

" Haloooo… dokter !!! " Ucap Teddy dengan berteriak ketika panggilannya akhirnya tersambung. " Jangan berterima Teddy , aku masih normal . Ada apa ? " Tanya dokter William di seberang telepon ." Nyonya dokter , nyonya sudah hampir setengah jam ada di kamar mandi terus-menerus muntah kami sudah sangat khawatir kalau terjadi hal buruk pada nyonya " Jawab Teddy sambil melirik ke arah kamar mandi " Tenang Teddy aku tau , ya sudah lebih baik kalian berjaga di depan pintu dan bantu nyonya kalian untuk masuk ke dalam kamar .     

Aku segera datang dan ah iya jangan lupa kabari Fernando , dia harus tahu kondisi istrinya " Ucap dokter William memberikan petunjuk pada Teddy ." Baik dokter , kami tunggu dan terima kasih " Sahut Teddy sambil menutup teleponnya .Setelah pembicaraannya dengan dokter William selesai Teddy kemudian terlihat kembali sibuk menghubungi Fernando , tapi niatnya ia batalkan karena melihat pintu kamar mandi terbuka dari dalam dan keluarlah Viona dengan baju yang hampir basah dengan wajah yang sudah sepucat mayat .     

Saat baru melangkahkan satu kakinya keluar dari pintu tiba-tiba Viona jatuh pingsan dan langsung ditolong para pelayan wanita yang sejak tadi berjaga di depan pintu .Melihat sang nyonya pingsan Teddy langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku , ia lalu berlari dengan cepat menuju kamar mandi dimana Viona terkulai tak berdaya . Dengan cepat Teddy menggendong tubuh Viona tangga yang menuju lantai dua dimana kamar sang nyonya berada , para pelayan wanita lainnya pun mengikuti langkah Teddy .     

Sesampainya di kamar Teddy langsung menurunkan Viona dengan perlahan di atas tempat tidur , ia lalu keluar dari kamar membiarkan para pelayan wanita menggantikan baju Viona yang masih . Di luar kamar Teddy berusaha menghubungi Fernando kembali pada percobaan ke lima kalinya ." Tuan maaf mengganggu " Ucap Teddy dengan cepat ketika sambungan teleponnya tersambung .     

" Bicaralah Teddy " Jawab Fernando dari seberang telepon ." Nyonya pingsan setelah muntah-muntah dikamar mandi selama hampir tiga puluh menit tuan " Ucap Teddy pelan , ia kemudian menceritakan kronologinya dengan rinci pada Fernando . Tak lama kemudian Teddy terlihat berjalan pelan menuju kamar dimana Viona sudah digantikan baju oleh para pelayan ." Bagaimana , apa sudah bisa menghubungi tuan ? " Tanya pelayan wanita yang bernama Rita pada Teddy.      

" Tuan sudah berhasil aku hubungi dan saat ini sedang dalam perjalanan pulang begitupun dokter William " Jawab Teddy sambil tersenyum kecut melihat sang nyonya terbaring di atas ranjang dalam keadaan tak berdaya .Tak lama kemudian terdengar suara mobil Fernando berhenti di lobby , Teddy dengan cepat berlari menuju lobby untuk menyambut kedatangan sang tuan .     

Fernando turun dengan terburu-buru begitu mobilnya berhenti didepan rumah , saat akan masuk ke dalam ia menghentikan langkahnya ketika melihat mobil dokter William berhenti di belakang mobilnya ." Hurry up Will " Teriak Fernando pada dokter William yang baru keluar dari mobil ." Wait a minute … " Jawab dokter William sambil membuka pintu belakang mobilnya untuk mengambil kotak perlengkapannya ." William come on !!! " Pekik Fernando tak sabar .      

" Dasar si brengsek ini bisanya memerintah saja !! " Umpat dokter William dalam hati ." Aku datang " Sahut dokter William sambil berlari ke arah tempat Fernando berdiri .Fernando yang sudah tak sabar langsung berlari menuju lantai dua saat dokter William sudah mendekatinya , perasaannya sungguh sangat kacau begitu mendengar kabar Viona pingsan setelah muntah-muntah selama tiga puluh menit di kamar mandi . Dokter William hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah teman baiknya itu , ia lalu berjalan menaiki tangga menuju kamar Fernando dimana Viona berada .     

Sesampainya di kamar ia langsung memeriksa kondisi Viona yang sudah sangat pucat itu , setelah memeriksa denyut nadi Viona dokter William kemudian mengambil alat suntik dan menyuntikkan sebuah cairan obat ke dalam tangan Viona . Fernando hanya diam melihat dokter William menyuntik Viona karena ia tak tahu apa-apa tentang dunia medis.     

" Will kenapa kau tak memasang infus pada istriku " Tanya Fernando pada dokter William yang terlihat merapikan alat medisnya ke dalam kotak kembali ." Dia tak memerlukan infus saat ini " Jawab dokter William sambil menatap sinis ke arah Fernando ." Hei kau kenapa Will ? aku tanya baik-baik Will , kenapa kau menatapku seperti itu !!! " Ucap Fernando jengkel karena tak suka melihat tatapan dokter William ." Kemari lah aku harus bicara empat mata denganmu diluar " Sahut dokter William sambil berjalan menuju pintu keluar .     

Tanpa bicara lagi Fernando pun mengikuti langkah sahabat baiknya itu menuju keluar , Fernando kemudian menghentikan langkahnya ketika melihat dokter William berhenti berjalan ." Kenapa kau….Bug Alih-alih mendapat jawaban dari sang dokter Fernando justru mendapatkan bogem mentah dari sahabat baik yang sudah ia kenal lebih dari sepuluh tahun itu , sehingga membuatnya jatuh tersungkur dilantai ." Kau memang brengsek Fernando !!! " Bentak dokter William dengan suara meninggi .      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.