Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

DALAM BAHAYA



DALAM BAHAYA

0Senja menarik napas panjang saat melihat kejadian itu terjadi begitu saja di depan matanya. Pria itu meracuni Gu Xie sampai mati! Dari awal hingga akhir, Pria berjubah hitam itu berada di posisi yang membelakangi Senja sehingga ia tidak dapat melihat wajahnya.     

Kaki Senja terasa lemas. Ia terjatuh duduk ke tanah disertai suara 'bruk' yang samar.     

Sayangnya, pria itu mendengar suara yang samar itu yang membuatnya dengan cepat membuka pintu dan menemukan seseorang dengan pakaian serba hitam terduduk di atas tanah. Sepasang mata dihadapannya memancarkan ketegangan namun ia terfokus dengan turban yang berada di kepala Senja. Alis pria itu berkerut.     

Jantung Senja terasa meluncur jatuh ke tanah ketika pria itu membuka pintu. Mereka saling memandang untuk beberapa saat sebelum dengan tiba-tiba pria itu melangkah maju dengan tujuan untuk mencekik Senja. Ia tidak mengenal siapa perempuan yang berada dihadapannya ini, namun karena ia melihat apa yang terjadi sebelumnya, maka ia harus dibungkam.     

Ia tidak membawa senjata apapun untuk menghabisi Gu Xie, karena dapat menimbulkan kecurigaan bila alasan kematiannya disebabkan oleh benda tajam. Maka ia membawa pil tambahan. Namun, dengan cara apapun ia harus membungkam orang ini.     

Berkat refleksnya yang bagus, tubuh Senja bergeser ke sisi lain untuk menghindari cengkraman pria itu sebelum otaknya dapat memikirkan tentang situasi yang terjadi. Senja sangat gesit untuk menghindari bahaya.     

Sekarang keberadaa mereka berjarak sekitar kurang lebih 5 meter.     

Senja semakin berhati-hati dan gelisah, pria berjubah hitam dihadapannya itu mengenakan masker hitam penutup wajah yang sama dengannya, maka Senja tidak sapat mengetahui identitasnya. Apakah ia seseorang yang juga berasal dari kemiliteran atau seorang penyusup?     

Terjadi keributan yang semakin besar dari luar, sepertinya api yang dibuat oleh Senja di kandang kuda sebelumnya telah berhasil membuat semua kuda berlarian keluar. Semua orang kesusahan untuk menangkap kuda-kuda yang berlarian itu.     

Sementara keadaan Senja tidak terlihat membaik. Kedua orang itu masih saling menatap satu sama lain tidak ada yang berani bertindak.     

Pria berjubah hitam itu tidak berani mengambil tindakan saat melihat pergerakan Senja, begitu pula dengan Senja, ia sangat mengerti kemampuannya dengan baik. Walau ia bisa menghindari serangan fatal yang sebelumnya, namun dalam pertarungan langsung ia masih sangat tidak mampu. Tubuhnya cukup fleksibel untuk bergerak dan refleksnya pun cukup bagus dalam merespon serangan yang datang secara tiba-tiba, tapi ia bukan tipe seorang yang bisa bertempur!     

Senja memegang sebuah jarum seukutan pulpen di tangan kanannya, ini adalah satu-satunya perlindungan yang ia miliki. Pikirannya bekerja dengan cepat untuk memikirkan cara agar dapat melarikan diri dari pria ini tanpa memperlihatkan dirinya ataupun memancing perhatian dari orang di luar. Akan menjadi masalah besar bila mereka menemukan bahwa ia berada di dalam penjara ini bersama dengan mayat Gu Xie dan pria yang tak dikenal ini. Tak perlu menyebutkan kecurigaan Xiao Tianyou, ia berada disini saja sudah sangat mencurigakan. Tidak akan mudah untuknya bila ia ditemukan di saat seperti ini.     

Pintu masuk berada tepat di belakangnya, jika ia bisa berlari keluar dengan cepat, ia bisa melarikan diri darinya dengan lebih mudah. Dengan pikiran itu di kepalanya dan jarum di tangannya, ia mengambil ancang-ancang untuk berlari.     

Secara tiba-tiba Senja berbalik dan mulai berlari dengan mengerahkan seluruh kemampuannya, namun ia belum berlari terlalu jauhketika pria itu menangkapnya dengan lompatan tinggi yang melewati kepala Senja. Dalam waktu singkat, pria itu sudah berada dihadapannya lagi dan menghalangi jalannya.     

Senja hampir tercengang. Bagaimana bisa dia melompat setinggi itu? Apa dia bahkan juga bisa terbang?     

Dalam rasatakjub dan bingungnya, pria itu bergerak menghampirinya dengan sebuah tendangan yang ditujukan kepada Senja. Ia bergerak begitu cepat hingga Senja tak mungkin dapat menghindari serangan itu. Senja mengangkat kedua lengannya untuk menghalangi tendangan pria itu. Senja menggertakkan giginya ketika tendangan itu mendarat tepat di lengannya.     

Dengan kekuatan dan kecepatan sebesar itu, Senja terpental beberapa meter ke belakang dengan rasa sakit yang tak tertahankan di lengannya.     

Sial! Tendangannya sangat menyakitkan!     

Biasanya dalam situasi seperti ini, Sian akan datang dalam waktu yang singkat untuk menghadapi seseoran yang menyerang Senja. Ia hanya perlu menahannya untuk.beberapa saat. Namun, tidak akan ada Sian kali ini! Tidak peduli seberapa lama Senja menahan pria ini, tidak ada Sian dan tidak akan ada siapapun yang akan datang untuk menyelamatkannya.Membuat sikap pertahanan juga bukanlah sebuah solusi. Cepat atau lambat Senja akan kalah. Ia sedang berada dalam keadaan yang sangat merugikan.     

Tepat pada saat itupria berjubah hitam bergerak sangat cepat menghampiri Senja, ia sangat tinggi tapi tidak begitu kekar. Tanpa senjata apapun ditangannya, ia mencoba untuk mengcengkram leher Senja dan hendak mencekiknya hingga mati. Namun itu bukan hal yang mudah dilakukan olehnya, walaupun lawannya tidak menyerang balik, itu membuatnya sedikit bingung, namun orang ini cukup gesit untuk menghindari semua serangannya.     

Senja terus menghindar dan bergerak kesana-kemari untuk menemukan jalan keluar agar bisa kabur, namun ketika Senja bergerak mundur ke belakang, kaki kiri Senja tersandung oleh kaki kanannya sendiri.     

Sial!     

Ketika ia akhirnya terjatuh, pria itu langsung mencengkram lehernya dan mendorong dan menempelkannya ke dinding. Ia mengangkat Senja hingga kedua kakinya tidak dapat menyentuh tanah dan menyebabkannya kehilangan daya gerak untuk melepaskan diri.     

Senja menggenggam erat jarum yang berada ditangannya, ia ingin menusuk leher pria ini tapi lengan Senja tak sepanjang lengan miliknya. Ia tahu lengannya tidak akan bisa mencapai lehernya. Namun kemudian Senja menusuk lengan bagian atas pria ini dan membuat sayatan yang dalam di sepanjang lengannya.     

Darahnya mulai mengalir keluar dari luka itu bersamaan dengan erangan kesakitan. Ia melempar Senja ke arah lain dan langsung memegangi lengannya.     

Senja berguling beberapa kali di tanah dan tanpa memikirkan rasa sakit yang ia rasakan, ia berdiri dan langsung berlari ke arah pintu keluar. Ia berlari secepat yang ia bisa.     

Bahkan tanpa melihat ke belakang ia tahu pria itu belum mengejarnya. Pria itu masih disana dan meringis kesakitan. Tapi ketika ia baru berlari setengah jalan menuju pintu keluar, ia merasakan aura ingin membunuh mulai mengerjarnya.     

Pria berjubah hitam itu tidak pernah mengira bahwa Senja akan menusuknya, ia bahkan tak menyadari bahwa Senja memegang sebuah jarum karena itu ia mendekati Senja dengan sangat lengah seperti tadi. Sekarang ia sangat marah dan sangat kesakitan.     

Ia berusaha menangkap Senja dan mencoba untuk menahan rasa sakit dibahunya semampu yang ia bisa.     

Senja berhasil mencapai gerbang pintu keluar dan ketika ia melangkahkan kakinya keluar dari pintu, ia dapat melihat keributan macam apa yang terjadi di luar selama kurang lebih setengah jam.     

Ia berhenti secara tiba-tiba dan menatap keributan yang sedang terjadi dengan pandangannya yang kosong.     

Di ruang terbuka di depan penjara, puluhan kuda menyebar dan berlarian dengan liat ke seluruh tempat disertai 2 atau 3 tentara yang mencoba untuk menangkap masing-masing dari kuda itu.Semua kita itu meringkik, menapakkan kaki dengan liar dan berteriak sehingga membuat keadaan semakin susah untuk dikendalikan.     

Di bagian sebelah Utara terlihat api yang muncul dari dapur, walaupun ia tidak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi, ia tahu disana tidak mungkin lebih baik dari keributan yang terjadi disini.     

Aku benar-benar pembuat onar...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.