Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

KEPUTUSAN XIAO JUN



KEPUTUSAN XIAO JUN

0Dan sekarang, ia bergegas menuju ruangan yang Senja tempati. Bawahannya memberi tahu Xiao Tianyou jika Senja belum keluar sejak mereka sampai, tapi Xiao Tianyou mengerti bahwa ia pasti tertidur saat ini.     

Maka, ia membuka pintu dengan pelan dan masuk ke kamar Senja.     

Tepat seperti apa yang Xiao Tianyou perkirakan, gadis bersurai ungu itu sedang berbaring tengkurap seperti orang mati. Senja terkapar, menempati seluruh ruang yang mungkin bisa ia capai. Wajahnya yang kecil terlihat kelelahan. Itu sangat jelas dilihat baahwa perjalanan selama empat hari telah membuatnya kehilangan seluruh semangatnya.     

Xiao Tianyou tersenyum ketika ia melihat gadis itu baik-baik saja, jantungnya yang sejak kemarin berdebar karena khawatir merasa lega sekarang. Ia bergeser dengan hati-hati untuk membenahi posisi tidurnya, memutar balik tubuhnya dan membaringkan kepala Senja di atas bantal sebelum ia mmbenamkannya ke bawah selimut.     

Senja hanya menggumamkan sesuatu yang tidak jelas ketika Xiao Tianyou memindahkannya, tapi tidak terbangun. Setelah memastikan bahwa Senja baik-baik saja, Xiao Tianyou mengecup ujung hidung Senja dan berjalan keluar dari kamarnya untuk membiarkan Senja tidur.     

"Dia baik-baik saja?" Xiao Jun bertanya tepat setelah Xiao Tianyou muncul dari dalam ruangan itu. Ia menyandarkan tubuhnya di dinding sebelah pintu. Kedua matanya memancarkan keingin tahuan.     

"Ya, dia sedang tidur sekarang." Xiao Tianyou menjawab.     

"Masalah kali ini hanyanyah permulaan dari Xiao Zi, seperti tipuan yang selalu ia gunakan selama bertahun-tahun ini." Xiao Jun berkata dengan hati-hati, "Persiapkan dirimu dan juga lebih baik untuk memberitahunya apa yang terjadi saat ini."     

Xiao Tianyou merenung beberapa saat, sebelum ia menyetujuinya. "Aku akan memberitahunya ketika ia terbangun nanti."     

"Baiklah." Xiao Jun mengangguk dan Xiao Tianyou berjalan pergi kea rah yang berbeda.     

Xiao Jun menatap punggung adiknya yang perlahan menjauh sebelum ia menyelinap masuk ke dalam kamar Senja ketika Xiao Tianyou telah menghilang di ujung lorong.     

Xiao Jun menutup pintu yang berada di belakangnya dan berjalan dengan hati-hati menuju tempat tidur Senja. Ia menarik sebuah kursi dan duduk sambil menatap gadis yang sedang tertidur pulas di atas tempat tidur.     

Ia merenungkan apa yang harus ia lakukan saat ini.     

Situasi saat ini hampir sama dengan situasi yang terjadi enam tahun lalu ketika Xiao Tianyou bertemu dengan Luna dan sekarang, ia mengetahui bahwa Luna dan Senja adalah pengendali pikiran.     

Hal yang sama telah terjadi sebelumnya, benar-benar hal yang sama. Jika ini adalah sebuah scenario yang sama, maka pilihan terbaiknya adalah untuk menyingkirkannya.     

Xiao Jun mengerutkan kedua alisnya ketika ia mengeluarkan sebuah pisau belati dari dalam lengan bajunya. Ia berdiri dari posisi duduknya, tapi masih merasa ragu untuk menghampiri Senja.     

Namun, jika Kaisar sedang menggunakan tipuan yang sama, maka keberadaan Senja saat ini adalah sebuah ancaman untuk seluruh rencananya. Ia akan membocorkan segalanya dan Xiao Jun tidak yakin jika ia dapat memulai semuanya lagi seperti enam tahun lalu.     

Itu akan terlambat, tidak perlu menyebutkan ratusan orang yang telah menjanjikan kesetiaan mereka untuknya, bukan hanya ia tidak akan bisa menyelamatkan hidup mereka, jika rencana ini gagal, ia bahkan tidak akan bisa menyelamatkan hidupnya sendiri.     

Ia mengambil langkah lain.     

Satu-satunya hal yang ada di dalam pikiran Xiao Jun saat ini adalah bagaimana ia menjelaskan ini kepada Tetua Dam nanti, tapi ketika ia memikirkannya lagi, Senja bukanlah cucu asli dari Tetua Dam, jadi itu tidak akan menyebabkan masalah apapun, kan?     

Terlebih lagi, ada kemungkinan bahwa Xiao Tianyou berada di bawah pengaruhnya. Sekali ia menghilang, Xiao Tianyou akan terbebas.     

Sekarang Xiao Jun telah berada di sebelah tempat tidur Senja.     

Namun, Xiao Jun goyah… Senja mengetahui tentang Riana dan ia terlihat sangat jujur ketika ia berkata bahwa tujuan utamanya adalah untuk mencari Yun, karena Riana yang memintanya.     

Xiao Jun menutup matanya saat genggamannya di pisau itu mengerat. Pikirannya sangat kacau dan ia tidak bisa berpikir dengan jernih. Ia sangat merasa gelisah dengan perkembangan dari situasi saat ini.     

Meskipun semuanya berada di bawah kendali sekarang, tapi senja tidak berada di dalam rencananya dan ia tidak suka ketika ia tidak mengetahui seseorang yang berada di sekitarnya.     

Ia harus membuat keputusan, kan? Sebelum semuanya terlambat dan Senja menjadi ancaman yang sesungguhnya….     

Xiao Jun menarik pisau belati di dalam genggaman itu dari penutupnya.     

Saat ketika Xiao Jun hendak melukai leher Senja, Senja menangkis gerakan Xiao Jun dengan sebuah pisau belati yang ia simpan di bawah bantal. Mata Senja seketika terbuka lebar, ia memberikan tatapan yang sangat marah terhadapnya.     

"Aku sangat tidak menyangkanya." Senja berkata dalam nada suara rendah yang menyeramkan. "Setelah semua yang telah aku ceritakan padamu, kau masih tidak mempercayaiku."     

Senja mengangkat kakinya dan menendang Xiao Jun sehingga membuatnya melangkah mundur. Xiao Jun tetap menjaga ketenangannya, walaupun demikian ia merasa sedikit lega karena ia merasa bahwa ia memiliki alasan untuk tidak membunuhnya.     

Niat ingin membunuh dan pikiran kacau Xiao Jun sangatlah kuat sehingga Senja bisa terbangun karena perasaan itu. Senja juga merasakan keraguannya, tapi sesaat kemudian, niat ingin membunuhnya lebih besar dan berhasil menguasai pikirannya. Maka, Senja berhenti untuk berpura-pura tidur.     

"Aku memiliki alasanku sendiri." Xiao Jun berkata, menurunkan pisau belatinya.     

"Aku sangat ingin mendengarnya jika kau tidak keberatan." Senja menjawabnya dengan sinis, pisau belati di tangannya masih berada di posisi siap untuk diluncurkan. "Kau mencoba untuk membunuhku setelah apa yang telah kukatakan kepadamu, aku kira kita memiliki hubungan yang baik."     

"Kau bisa menyingkirkan pisaumu." Xiao Jun menyarankan Senja saat ia melihat gadis itu menjadi tegang dan defensif.     

"Dan kau bisa membunuhku kemudian?" Senja mengejek Xiao Jun. "Tidak, terima kasih. Aku suka untuk memposisikan pedangku seperti ini."     

Senja turun dari tempat tidurnya, menggenggam pisaunya dengan erat dan memutari Xiao Jun. Ia melangkah perlahan dan memposisikan pintu di belakang tubuhnya, jika saja sesuatu terjadi dan ia harus melarikan diri dengan cepat.     

"Itu pisau milik Tianyou." Xiao Jun melontarkan komentar yang tidak penting di dalam situasi seperti itu. Ia terus memperhatikan gadis di hadapannya itu yang menjaga jarak beberapa meter darinya. "Tianyou mengajarimu cara untuk berkelahi?"     

"Itu sama sekali bukanlah urusanmu." Senja berkata dengan menusuk.     

Xiao Jun kembali terlihat seperti sedang merenung sebelum ia menurunkan pisaunya dan duduk dengan tenang.     

"Tidakkah kau tahu apa yang terjadi di luar sekarang ini?"     

"Aku ingin tahu kenapa kau ingin membunuhku?" Senja menuntut jawaban dari Xiao Jun.     

"Itu berhubungan."     

Senja tidak menjawab pernyataannya dan hanya mengisyaratkannya untuk melanjutkan penjelasan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.