Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

INGATAN SELIR QI (2)



INGATAN SELIR QI (2)

0Sebuah lilin usang yang berada tinggi di atasnya bergoyang perlahan, membuat Senja sulit untuk melihat ke jarak jauh di hadapannya.     

Senja mengalihkan tatapannya dari koridor gelap yang kurang pencahayaan untuk Selir Qi yang berada di sebelahnya. Sepertinya, ini adalah ingatan terakhirnya sebelum ia berubah menjadi seperti dirinya yang berada di masa sekarang.     

Ia mengenakan sebuah gaun berwarna biru dengan sulaman emas di seputar pinggangnya. Ia terlihat sangat luar biasa cantik, meskipun ekspresi gelisah di wajahnya tidak dapat tertutupi. Ia terlihat lebih muda dibandingkan ia terlihat di masa sekarang.     

Dari sikapnya Senja dapat melihat bahwa ia sedang menguping sebuah percakapan di balik pintu. Siapapun di dalamnya, obrolan mereka terlihat seperti mengejutkan Selir Qi karena matanya melebar dengan sangat luar biasa.     

Senja tidak bisa menahannya, tapi ia mengintip ke dalam ruangan yang pintunya sedikit terbuka.     

Di dalam ruangan, seorang pria dengan rambut berwarna putih muncul di hadapan Senja. Ia melihat bahwa pria itu sedang berdebat dengan seseorang lain yang tidak dapat Senja lihat dari posisinya berdiri saat ini.     

Ia berteriak kepada orang lain itu, tapi Senja tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang mereka perdebatkan. Suara mereka terdengar seperti suara dengungan di telinga Senja.     

Senja mencoba untuk memfokuskan perhatiannua dan menempelkan telinganya ke pintu itu. perlahan, suara mereka terdengar lebih jelas.     

"….. Ini bukan Kaisar dari Kerajaan Azura yang kau takutkan, tapi itu kekuatan di balik Kerajaan Azura, kan?" Suara kedua yang terdengar lebih muda dibandingkan seseorang berambut putih itu terdengar ke telinga Senja saat mereka terus berargumentasi. "Klan Pedang Hitam itu." Ia menekankan tiap suku katanya.     

Pria bersurai putih itu menggeram dengan kesal. "Tutup mulutmu sebelum aku menghancurkan kepalamu!" Ia mengancam.     

"Kau tidak akan bermanin-main denganku, karena kau membutuhkanku. Aku adalah orang terbaik sebagai samaranmu, jadi kau bisa menyelesaikan ide licikmu dengan mulus." Ia menjawab. "Namun, Gong Xu telah memberikanku obat penawar. Kau tidak akan pernah bisa bermain-main dengan pikiranku. Terima kasih untuk anakmu."     

"Anak yang tidak berguna!!" Terdengar suara seakan sesuatu di lemparkan ke lantai, jadi itu membentur dengan dinding, suara gelas yang hancur dapat terdengar.     

Selir Qi tersentak dan ia mencoba untuk menutupi mulutnya, tapi itu terlambat.     

Tiba-tiba, pintu terbuka dari arah dalam dan walaupun Senja tahu mereka tidak akan menyadari keberadaannya, Senja tetap melompat juga. Jantungnya berdebar sangat keras di dalam dadanya.     

Saat ketika Senja menjatuhkan tatapannya pada pria berambut putih itu, entah mengapa Senja mengetahui bahwa ia memiliki kemampuan seperti dirinya.     

Senja dapat merasakan kedua kakinya dangat lemas ketika ia menatap tepat ke arah mata pria itu, dan sesaat kemudian suaranya meledak di telinga Senja saat ia menarik pergelangan tangan Selir Qi dan menyeretnya masuk ke dalam ruangan dengan kasar.     

Senja mengikuti mereka dan masuk ke dalam ruangan itu juga, hanya pada saat itu pria berambut putih membanting pintu agar tertutup.     

Di dalam ruangan, itu lebih seperti sebuah ruangan penyelidikan kecil dengan satu buah kursi dan sebuah meja di seberang pintu, tiga buah lilin besar mencoba untuk menyinari ruangan dengan sinarnya yang lemah, kecuali itu, tidak ada lagi yang dapat terlihat dari ruangan ini.     

Selir Qi tersandung kakinya dan terjatuh dengan posisi wajahnya yang menghadap lantai dibawahnya.     

"Ya, ya.." Orang kedua itu berbicara. "Mari kita lihat siapa pengacau ini?"     

Senja mengalihkan perhatiannya dari Selir Qi dan memusatkannya kepada pria itu sekarang. Ia masih sangat muda. Mungkin ia berada di usia yang sama dengan Qi Xunyi. Tapi, dengan aura yang ia bawakan dan caranya membawa diri Senja dapat merasa bahwa ia bukanlah pria biasa.     

'Keluarga Kerajaan' adalah hal pertama yang muncul di benar Senja saat ia mendaratkan pandangannya kepada orang ketiga itu.     

"Selir Qi…" Ia memanggil nama wanita itu dengan helaan napas jahat dan senyum miring yang muncul di wajahnya.     

"Siapa dia?" Pria dengan rambut putih itu bertanya.     

"Selir kesukaan Kaisar." Ia mengangkat bahunya seakan ia sedang mengatakan 'tidak ada yang penting.'     

"Jadi dia akan tahu dimana persembunyian Kaisar Xinghe berada?" Pria berambut putih mengangkat kedua alisnya dengan bertanya-tanya kepadanya.     

"Sepertinya begitu." Ia menjawab sambil menyandarkan tubuhnya di meja yang ada dibelakangnya. "Kenapa kau tidak bertanya dengannya?"     

"Wuxing…" Selir Qi menatap tajam kepada orang kedua itu di hadapan matanya. "Bagaiaman bisa kau tega untuk bekerja sama dengan musuh dan mengkhianati ayahmu sendiri?"     

Wuxing mendengus karena mendengar pernyataannya. "Untuk menjadi informasi bagimu, jika kau masih belum mengetahui tentang ini, bukan aku yang mengahncurkan Xinghe, tapi Azura yang melakukannya.     

"Tapi, kau ingin membunuh Kaisar!" Selir Qi beteriak.     

"Siapa yang berkata bahwa aku yang akan membunuhnya?" Wuxing menjawab perkataannya. "Kau yang akan melakukannya untukku…" Ia memberikan senyuman sinis kepada Selir Qi.     

"Siapa yang mengatakan bahwa aku yang akan membunuhnya? Wuxing menjawab kata-katanya. "Kau yang akan melakukannya untukku…." Ia memberikan senyuman sinis kepada Selir Qi.     

"Kau sudah kehilangan akalmu!"     

Selir Qi mencoba untuk berdiri dan melarikan diri, tapi pria bersurai putih itu mendorongnya ke bawah dengan kesar sehinggal Selir Qi terjatuh lagi.     

Selir Qi merengek karena sikunya tergelincir di lantai yang kasar, itu pasti akan meninggalkan bekas memar.     

Ketika pria itu memegang dagu Selir Qi dan kemarahan di kedua matanya mulai muncul, entah dari mana, secara tiba-tiba kabut yang sebelumnya muncul lagi dan membuat penglihatan Senja menjadi buram.     

Senja menutup matanya saat ia merasakan sensasi yang sama. Gravitasi kelihatannya tidak berlaku untuknya karena ia merasa jiwanya terbang menjauh.     

Senja membuka matanya karena mendengar suara teriakan yang sangat keras dari seseorang di dekatnya. Itu adalah Selir Qi yang berteriak kencang. Senja terkejut, karena saat ia membuka matanya, kengerian sangat terlihat di ekspresi wajah Selir Qi.     

Mulutnya terbuka saat ia berteriak kepada Senja, ia menggenggamnya sangat erat, sehingga Senja merasa tangannya menjadi mati rasa karena sensasi itu.     

Gadis remaja yang tadi mengantarkan Senja berlari dengan cepat menuju mereka di taman belakang karena mendengat teriakan Selir Qi.     

"Apa yang terjadi?" suaranya yang panik adalah hal ketiga yang Senja sadari sebelum ia mencoba untuk melepaskan tangannya dari genggaman erat Selir Qi. "Apa yang terjadi kepadanya?" Suaranya terdengar seperti seakan gadis itu ingin menangis.     

Senja menatap ke arahnya dan mengerti bahwa ia sangat takut untuk menghadapi ini saat gadis itu berdiri dengan ketakutan dari samping dan hanya terus mengulangi pertanyaan yang sama lagi dan lagi.     

Sosok kecil gadis itu mulai gemetar dan ia menahan air matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.