Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

INGATAN SELIR QI



INGATAN SELIR QI

0Itu hampir membuatnya takut, tapi ia juga merasa sangat bersemangat untuk mengetahui, apa lagi yang mampu ia lakukan dengan kemampuannya saat ini.     

Senja tidak tahu apa yang menyebabkan ini terjadi, mungkin karena racun? Atau, mungkin karena Senja hampir mati. Tapi, apapun alasan yang membuatnya seperti saat ini, ia merasa lebih percaya diri dengan ini.     

Agaknya, ini adalah salah satu alasannya kenapa ia merasa sangat tertarik dengan ibu dari Qi Xunyi. Sesuatu pasti telah terjadi kepadanya dan Qi Xunyi tidak mengatakan kebenarannya mengenai hal ini.     

Hari ini juga Senja pergi ke tempat Qi Xunyi, tapi sayangnya ia sedang tidak ada dirumah. Mungkin dapat dikatakan bahwa itu cukup menguntungkan untuk Senja bahwa ia dapat memiliki waktu untuk bertemud dengan Selir Qi tanpa keberadaan Qi Xunyi.     

Hanya ada seorang anak remaja sekitar usia lima belas tahun yang ada disana, nampaknya ia sudah terbiasa untuk menjaga rumah ini dan Selir Qi ketika Qi Xunyi tidak ada dirumah.     

Ia menyapa Senja dan memberikan informasi mengenai Qi Xunyi yang masih berada di lapangan pelatihan.     

"Oh," Senja bergumam. "Tapi, bisakah aku bertemu dengan ibunya?"     

Gadis itu melebarkan kedua matanya dengan terkejut. "Aku tidak tahu apakah aku boleh mempersilahkanmu masuk." Anak perempuan itu sedikit ragu. "Siapa namamu?"     

"Aku Senja…"     

"Kau adalah Nona Muda Senja dari Klan Pedang Hitam?" Ia terlihat sangat terkejut dengan ini.     

Di sisi lain, Senja merasakan rasa pahit yang menusuk mulai meningkat ketika anak itu mengatakan pernyataannya. Senja berdeham untuk menyingkirkan rasa itu. "Ya, benar." Senja tersenyum getir karena merasa kering di mulutnya.     

"Tuan berkata kau sangat dipersilahkan untuk datang jika kau mau." Ia berkata dengan malu-malu.     

"Bolehkah aku masuk?" Senja bertanya dengan senyuman.     

"Tentu saja." Gadis itu bergeser untuk membiarkan Senja masuk.     

"Bisakah aku bertemu dengan Selir Qi?" Senja bertanya.     

Setelah beberapa kali berkunjung, Senja mengetahui bahwa ibu Qi Xunyi hanya memberikan reaksi jika orang lain kecuali anaknya memanggilnya menggunakan gelar yang ia miliki.     

Gadis itu menemani Senja ke taman belakang dimana Selir Qi sedang duduk di kursi yang sama, kedua matanya menatap ke tempat yang sangat jauh.     

Senja berkata 'Terima kasih' kepada gadis itu dan setelahnya ia mengisyaratkan gadis itu untuk pergi. Senja berjalan menyeberangi taman itu dan berhenti di hadapannya.     

"Selir Qi." Senja memanggil namanya, tapi tidak mendapatkan respon apapun. Itu terjadi beberapa kali sebelumnya, jadi Senja mengulanginya lagi hingga wanita itu dengan enggan mengalihkan pandangannya dan menata Senja. "Bisakah aku duduk di sebelahmu?" Senja bertanya dengan suara yang pelan hampir seperti sebuah bisikan. Tapi Selir Qi hanya mengangguk dan mengembalikan pandangannya dan menatap kosong ke sebuah dinding di hadapannya.     

Senja duduk di sebelahnya, ia tidak tahu apa yang sebenarnya harus ia lakukan dengan wanita ini. makan, Senja bersenandung sendiri untuk menyingkirkan keadaan yang canggung. Ya, ia tidak perlu melakukannya juga sebenarnya, Selir Qi tidak akan keberatan jika ia tetap diam.     

Setelah beberapa waktu berlalu, Senja mulai menanyakan beberapa pertanyaan yang tentu Saja di abaikan olehnya.     

Sebuah ide terlintas di benak Senja, tapi ia tidak tahu jika itu akan berhasil atau tidak, terlebih lagi risikonya sangat tinggi. Senja tidak ingin mencoba sesuatu yang ia sendiri pun belum yakin, tapi Senja tidak melihat ada hal lain yang mungkin untuknya.     

Jadi, selembut mungkin Senja mengambil tangan wanita itu dan meletakkannya di atas pangkuan. Selir Qi mengalihkan pandangannya dan melihat ke bawah kea rah tangannya yang digenggam oleh Senja.     

Senja mengusap punggung tangan itu sambil meneguk liurnya dengan sulit, rasa gugup menyelimutinya. Di saat berikutnya, Senja ingin menyerah dengan ide yang ada di kepalanya ini, tapi itu pun tidak benar. Senja tidak tahu kapan ia akan mendapatkan kesempatan lagi untuk hanya bisa berdua dengannya.     

Karena setiap kali Qi Xunyi berada disini, ia sangat menjaga ibunya dan Senja tidak bisa mengambil risiko dengan membocorkan kemampuan rahasianya mengenai pengendalian pikiran ini karena Xiao Jun pun tidak memberitahukannya tentang Luna.     

Xiao Jun pasti memiliki alasannya sendiri untuk tidak memberitahukan Qi Xunyi tentang kenyataan ini. Maka Senja tidak akan memulainya juga.     

Dengan pikiran ini, kemungkinan bahwa ia memiliki kesampatan seperti ini lagi sangatlah kecil. Senja menghela napas dalam untuk menenangkan jantungnya yang mulai mengencangkan saraf.     

"Kau bisa melakukannya…" Senja menutup matanya dan berbisik kepada dirinya sendiri dengan lembut. "Kemampuanmu telah meningkat, kau sudah jauh lebih baik dari sebelumnya…" Senja terus mengatakan hal itu kepada dirinya sendiri. "Ayo selesaikan ini secepatnya…"     

Dan kemudian sebuah tekad kuat muncul ketika ia membuka kedua matanya.     

Senja mengusapkan telapak tangannya dengan penuh rasa sayang dan membuat bentuk lingkaran di punggung tangan wanita itu. "Ini terasa geli, bukan?" Senja bertanya dengan kekanak-kanakan untuk menarik perhatian Selir Qi. "Bagaimana dengan ini?" Senja memutar balik tangan wanita itu dan kali ini melakukan hal yang sama di telapak tangannya.     

Selir ki mengangkat kepalanya dan menatap Senja yang masih mengelitiki tangannya, ujung dari kedua sudut bibirnya sedikit tertarik. Ia mengangguk dengan lembut dan pada saat itu, Senja mengambil kesempatan ketika ia menatapnya.     

Senja menatap matanya dengan saksama, menatap dengan dalam ke arah kedua mata indah yang seakan mati itu. kedua mata Selit Qi benar-benar sangat indah, meskipun terlihat seperti mati dan kedua mata itu menyembunyikan sesuatu yang tidak Senja mengerti.     

Senja menatapnya untuk waktu yang cukup lama hingga ia merasakan tarikan dari sekelilingnya, hampir seperti gravitasi di sekitarnya tidak bekerja dan ia merasa jiwanya menjadi ringan. Rasa panik menyerang Senja. Ia masih bisa melihat ekspresi kosong dari Selir Qi di hadapan matanya, tapi Senja merasa jiwanya terbang menjauh keluar dari tubuhnya.     

Di saat selanjutnya, Senja merasa sangat ringan saat kabut menyelimuti penglihatannya. Fasenya memberikan perasaan yang sama saat ia mendapatkan penglihatannya.     

Tapi, ketika kabut mulai terangkat, Senja tidak berada di kursi taman belakang bersama dengan Selir Qi, tapi Senja berdiri tepat disampingnya di sebuah lorong.     

"Apa-apaan ini!!" Senja mengutuk dengan keras, Senja tidak pernah mengira bahwa sesuatu yang sangat kacau seperti ini akan terjadi kepadanya. Ya, ia telah melakukan perjalanan menyeberangi waktu juga merupakan hal yang konyol, tapi entah bagaimana ini terjadi.     

Senja dengan segera menilai sekelilingnya. Ternyata ia berada di dalam sebuah tempat seperti terowongan yang mengingatkannya dengan terowongan yang ada di dalam perpustakaan kediaman Klan Pedang Hitam. Namun, tempat ini lebih besar dengan banyak pintu lorong.     

Senja menyadari bahwa ia berada di dalam ingatan Selir Qi, sekonyol kedengarannya, tapi itu benar-benar terjadi padanya saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.