Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

KAU ADALAH PELAKU KEKERASAN!



KAU ADALAH PELAKU KEKERASAN!

0Ia ingin mengumpat dengan keras, tapi kemudian, sebuah ide yang lebih baik terlintas si kepalanya.     

Senja tersenyum miring dan hal ini membuat rasa dingin menusuk di tulang belakang Xiao Tianyou.     

**Dia terlihat sangat mencurigakan sekarang…** Xiao Tianyou berpikir kepada dirinya sendiri, menjadi berwaspada.     

Terlebih lagi, ketika tiba-tiba Senja berlutut dan berteriak dengan keras.     

"Hidup Pangeran Xiao Tianyou! Semoga Yang Mulia hidup dengan damai!" Senja terus mengatakan hal itu hingga semua orang di restoran menyadari keberadaan Pangeran.     

Itu seperti semua orang yang berlutut terlihat serentak dan mengatakan hal yang sama.     

Xiao Tianyou tidak mengira bahwa Senja akan menariknya ke dalam jebakan ini. Ia menatap ke sekeliling lautan manusia yang memberikannya penghormatan dengan mengerutkan alisnya.     

Melihat usaha terakhir Senja untuk melarikan diri membuat kepala Xiao Tianyou terasa sakit. Ia tidak akan pernah terbiasa dengan semua tipuannya.     

Xiao Tianyou membiarkan mereka semua berlutut lebih lama, ketika ia melihat Senja sudah melompat dari kursinya dan berlari keluar dari rumah makan.     

Ia melambaikan tangannya untuk membuat mereka berdiri sambil mengejar wanitanya.     

Sementara Yu Long memasang ekspresi bodoh yang sangat terlihat jelas di wajahnya, ia sangat yakin bahwa pria di hadapannya ini adalah Pangeran Kedua Xiao Tianyou, tapi apa yang ia lakukan disini? Dan kenapa Senja lari begitu saja?     

"Siapa sebenarnya gadis itu?" Yu Long meggaruk kepala belakangnya dengan kebingungan.     

......     

Senja berlari dan terus berlari. Ia memaksa kakinya untuk berlari dengan cepat, ia tahu tipuan kecilnya tidak akan berlangsung lama, namun tidak peduli apa yang ia lakukan, ia tidak akan pernah bisa berlari dari Xiao Tianyou.     

Itu hanya berjarak beberapa meter sebelum Xiao Tianyou berhasil meraih sikunya dan menarik Senja ke dadanya.     

Senja menendang dan berusaha melepaskan diri, tapi Xiao Tianyou memeganginya dengan erat.     

"Hidup…." Senja berusaha untuk menggunakan tipuan yang sama, tapi ia seharusnya tahu soal ini lebih baik dari siapapun bahwa ia tidak bisa menggunakan tipuan yang sama dua kali berturut-turut.     

Xiao Tianyou dengan cepat menutup mulut Senja dan mengangkat tubuhnya menjauh dari jalan utama sebelum seseorang menyadari mereka.     

Entah bagaimana ia tahu Senja akan berada disini. Ia tidak akan bertahan lama tanpa makanan dank arena ia tidak berhenti di desa sebelumnya, ada kemungkinan besar jika ia berada di desa ini.     

Itulah kenapa, ketika Xiao Tianyou melihat ada sebuah kereta kuda di deban sebuah rumah makan, ia langsung tahu bahwa ia benar.     

"Jangan berteriak, oke?" Xiao Tianyou berkata, itu lebih seperti memohon daripada memperingati.     

Memutar bola matanya, Senja mengangguk. Ia terdengar seperti seorang mafia sebenarnya, ketika ia mengatakan kalimat itu.     

Dengan perlahan, Xiao Tianyou melepaskan tangannya dari mulut Senja, tapi terus memegangi bahu Senja, hanya ia yang tahu apa yang ada di dalam kepalanya.     

Wanitanya berbalik untuk menghadap ke arahnya, kemarahan terlihat jelas di matanya. Namun, Xiao Tianyou merasa lebih dari senang untuk menerima tatapan itu.     

"Kau adalah pelaku kekerasan!!" Senja menggeram dengan marah dan kesal.     

Di sisi lain, Xiao Tianyou menatap Senja dengan tidak percaya. Tapi, Senja tidak percaya tampilan polo situ.     

"Kau menyeretku, menarikku, berteriak padaku, mengurungku dan sekarang kau sungguh terlihat seperti seorang penculik!" Senja meluapkan semua kepusingannya. "Aku ingin berada dimanapun, tapi tidak di dekatmu!"     

Xiao Tianyou melakukan sikap pembelaan dan melipat lengannya menyilang di dada dan kedua mata hitamnya menatap Senja.     

"Apa kau pikir bagus untuk dikurung?" Senja mengambil sikap pembelaan yang sama dan menatap Xiao Tianyou dengan tajam. "Aku bukan seorang tahanan dan kau tidak sopan padaku!" Senja meluapkan kemarahan.     

Mereka berdua menatap satu sama lain, ketika Senja menatap ke arah Xiao Tianyou dengan kemarahan yang menari-nari di dalam tatapannya, Xiao Tianyou di sisi lain menatapnya dengan wajah yang tabah, tidak ada emosi apapun di ekspresinya seperti yang biasa ia tunjukkan.     

Suasana di antara mereka sangat pekat seakan hampir mencekik seseorang, tapi Senja tetap bertahan.     

Ya, Senja mencintai Xiao Tianyou, sangat. Tapi, sebesar cintanya pada Xiao Tianyou, ia menginginkan yang sama dan setara, ia ingin rasa hormat yang sama seperti yang ia tunjukkan pada Xiao Tianyou.     

Tapi, tindakan Xiao Tianyou dua hari lalu tidak menunjukkannya. Senja bisa mengerti kenapa ia merasa sakit secara fisik ketika ia mengenai tentang rahasia Luna, Senja bisa mentolerirnya dan memberikannya jarak serta waktu yang ia butuhkan.     

Namun, setelah dua pekan dan ia masih tidak menemukan jalan untuk menghadapi bayangannya sendiri, itu sudah tidak baik lagi dan Senja harus melangkah maju.     

Itu tidak sehat bagi Xiao Tianyou untuk hidup dengan masa lalu dan Senja butuh kepastian di dalam hubungan mereka, ia tidak ingin membuang waktu untuk sesuatu yang bahkan tidak layak mendapatkan waktunya. Meskipun perasaannya untuk Xiao Tianyou memang ada, Senja tidak mau diperlakukan seperti itu.     

Ia juga memiliki harga diri untuk dijaga.     

Dan perlakuan Xiao Tianyou untuk menguncinya itu sudah mencapai batas kesabarannya.     

Tekad di kedua mata Senja membuat Xiao Tianyou tak berdaya. Sangat sulit untuk menghadapi Senja ketika ia dalam keadaan seperti ini.     

"Bisakah aku meminta maafmu untuk semua kesalahan yang sudah aku lakukan?" Xiao Tianyou bertanya dengan lembut, berharap Senja tidak akan meluapkan kemarahannya lagi.     

"Minta maaf?" Senja menyipitkan kedua matanya dengan berbahaya kepada Xiao Tianyou. Ia memberikan tatapan terakhirnya sebelum ia mengangkat bahunya dan berbicara dengan acuh tak acuh. "Tentu, aku memaafkanmu."     

Senyuman hampir mengembang di bibir Xiao Tianyou, tapi juga menghilang di waktu yang sama. Senja berniat melakukan sesuatu, seperti ada suara peringatan muncuk di benaknya. Itu lebih berbahaya untuk menghadapi Senja yang tenang dibandingkan Senja yang sedang marah.     

Seperti apa yang sudah ia bayangkan bahwa tidak akan berjalan mudah dengan Senja yang bersifat tenang, Senja mulai menambahkan kalimat pertamanya…     

"Tapi…" Ia melambatkan cara bicaranya. "Aku tidak ingin pergi denganmu."     

"Senja…" Xiao Tianyou jengkel.     

"Kau masih memiliki hal yang harus dilakukan dan aku juga memiliki urusan sendiri."     

"Senja kau hanya sedang marah padaku sekarang…"     

"Marah?" Senja melangkah maju dan mengangkat kepalaya sambil menatap Xiao Tianyou dengan tatapan polos. "Apa aku terlihat seperti orang yang sedang marah?"     

Xiao Tianyou merasakan angin yang sangat dingin berhembus di tulang belakangnya dan membuatnya merasa ngeri. Tidak peduli seberapa besar ia mencintainya, ia tetap tidak suka untuk menghadapi Senja yang seperti ini.     

"Aku tidak marah…" Senja membesarkan kedua matanya dengan ekspresi tak percaya dan menggelengkan kepalanya. "Apakah aku terlihat seperti sedang marah?"     

Dengan otomatis Xiao Tianyou menggelengkan kepalanya.     

"Jadi, kenapa kau mengatakan bahwa aku sedang marah?" Senja mempertanyakannya lagi, masih dalam ekspresinya yang polos.     

"Tidak, kau tidak marah." Xiao Tianyou berkata dengan cepat. "Bisakah kita kembali ke benteng sekarang?"     

"Kau tidak mendengarkanku, ya…" Senja cemberut. "Aku bilang aku tidak ingin pergi denganmu."     

"Senja…"     

Tapi, kemudian sebuah senyuman besar muncul di bibir gadis itu dan itu membuat Xiao Tianyou semakin berwaspada. "Tapi, aku akan memikirkannya sambil kita kembali ke rumah makan dan mengambil barang bawaanku… bagaimana?" Senja memberikannya senyuman lain.     

"Baiklah." Xiao Tianyou berkata, ia sedang dalam kondisi yang akan rela menyetujui apapun yang Senja katakan.     

"Baiklah." Senja mengulanginya dengan bahagia dan mulai melangkah keluar dari lorong yang kosong itu.     

Di sisi lain, Xiao Tianyou mengikutinya dengan pikiran kosong, tapi sangat berjaga-jaga untuk bertindak dengan cepat jika Senja mulai berlari lagi.     

Yang membuatnya terkejut, Senja tidak mencoba untuk kabur dan benar-benar kembali ke rumah makan sebelumnya dimana temannya masih berada disana. Makan.     

Yu Long berdiri dari kursinya untuk memberi hormat kepada Xiao Tianyou, tapi Xiao Tianyou menyudahinya, seperti apa yang ia lakukan kepada orang-orang yang ia temui di sepanjang jalan.     

Dengan santai Senja melanjutkan makan dengan tenang tanpa mengatakan apapun kepada Yu Long atau memberikannya penjelasan. Yu Long juga tidak berani untuk berkata apapun dengan melihat seorang Pangeran duduk di sebelahnya, itu bahkan terasa sulit untuk menelan makanannya.     

Terlebih lagi, Xiao Tianyou menatap Senja dengan tatapan yang serius seperti seakan berteriak; tinggalkan mereka sendirian!     

Makanan yang lezat di atas meja itu berubah menjadi pahit di indera perasa Yu Long.     

Menatap gadis yang tenang di hadapannya, Xiao Tianyou tahu bahwa ia merencanakan sesuatu, tapi tidak bisa memastikan apa yang akan ia lakukan untuk menipunya lagi.     

"Berhenti menatapku seperti itu…" Senja merengek dibawah tatapan serius Xiao Tianyou. "Aku tidak akan menghilang menjadi debu…" Senja mencibir.     

"Tidak." Xiao Tianyou menggelengkan kepalanya. "Tapi aku merasa yakin kau akan kabur jika ada kesempatan yang diberikan padamu."     

Senja terkejut dengan pernyataan Xiao Tianyou dan mengerutkan alisnya, tapi ia tidak menyuarakan keluhannya dan terus makan seakan Xiao Tianyou tidak mengatakan apapun sejak awal.     

Ya, itu tidak salah…     

"Tianyou, kenapa kau tidak mengambil barang-barangku darinya, jadi kita bisa pergi sambil aku menghabiskan makananku…?" Senja memberikannya sebuah saran, ia masih makan dengan bahagia. "Yu Long, kenapa kau tidak membantunya untuk mengambil semua barangku dari kereta kuda milikmu?" Senja mengalihkan perhatiannya kepada Yu Long kali ini.     

Yu Long menjadi bingung untuk sementara dan kemudian pemahaman menghampirinya. "Oh, yang itu… baiklah!" Ia berkata dengan bahagia dan berdiri. "Biarkan aku melakukannya sendiri… Pangeran Xiao tidak perlu…" Yu Long berkata dengan kegelisahan.     

"Tidak." Senja memotong kalimatnya sebelum ia bisa menyelesaikannya. "Tianyou kau ingin membantunya kan?" Terlihatnya Senja sedang bertanya, tapi sebenarnya ia tidak membiarkan ada bantahan apapun.     

Xiao Tianyou menatap Senja dan kemudian kepada Yu Long, tidak suka dengan ide untuk meninggalkan Senja sendirian.     

"Kenapa?" Senja cemberut. "Baiklah, aku akan mengambilnya sendiri." Senja mendorong mangkuknya dengan enggan dan tidak senang karena waktu makannya terganggu.     

"Aku akan pergi, selesaikan makanmu." Xiao Tianyou berkata, akhirnya berdiri.     

Ia tidak mau membuat Senja merasa lebih tidak senang lagi dari sekarang ini. Terlebih lagi, setelah ia melihat rumah makan itu, sepertinya mereka hanya memiliki satu pintu untuk masuk dan keluar, jadi ia akan langsung tahu jika Senja mencoba untuk kabur lagi.     

Ia terlihat sangat menikmati makanannya dan Xiao Tianyou tidak ingin mendorong kesabarannya.     

"Cepat." Xiao Tianyou berkata pada Yu Long, jadi ia bisa bergerak dengan cepat. Masih merasa enggan untuk meninggalkan Senja sendirian.     

Yu Long setengah berlari keluar dari rumah makan dan menghampiri kereta kudanya.     

"Pangeran Xiao, dimana kereta kudamu? Aku akan memindahkannya untukmu." Yu Long berkata dengan sopan, membungkukkan kepalanya dengan hormat kepada Pangeran.     

"Kereta kuda? Aku tidak membawanya." Xiao Tianyou merasa bingung.     

Namun, Yu Long merasa lebih bingung darinya. "Lalu bagaimana barang-barang ini bisa di ambil?" Ia bergumam dengan kebingungan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.