Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

KEMBALI KE BENTENG



KEMBALI KE BENTENG

3Rambut ungunya yang bersembunyi di balik turban yang ia kenakan, walaupun untuk berkali-kali rambutnya menjadi pusat perhatian banyak orang, tapi kali ini itu hanya ketenangan dan ketegasan yang terpancar dari diri Senja sehingga cukup untuk mendapatkan hormat dari setiap pasukan yang hadir.     

"Aku berharap, aku akan mendapatkan informasi baru darimu pada siang hari." Senja mengakhiri perintahnya dan tidak menjelaskan lebih jauh. Meskipun itu hanya merupakan kalimat yang pendek, tapi arti di baliknya sangat jelas untuk di mengerti. Senja tidak menginstruksikan mereka secara jelas, karena Senja percaya bahwa mereka akan mengerti hal apa yang harus di selesaikan dan yang tidak harus di selesaikan.     

Setelah Yi Qing menerima perintah, mereka semua menunduk dengan hormat ketika Senja naik ke atas kuda dan melaju menuju benteng. Pada saat itu, malam masih sangat panjang.     

...…     

"Selamat pagi…." Senja menyapa Qianru dengan senyuman hangat di wajahnya yang terlihat lelah. Perjalanan jauh yang ia lalui di jalanan yang kasar sungguh sangat membuatnya kelelahan. Senja menguap dengan sangat mengantuk sebelum memutar tubuhnya dan ingin tidur lagi.     

Namun, Qianru memiliki pemikiran yang berbeda. "Tidak, Senja kau tidak bisa tidur lagi. Kau harus menjelaskan padaku tentang apa yang terjadi? Kenapa Yi Qing ada disini dan berkata bahwa ia memiliki hal penting untuk kau ketahui." Qianru menarik Selimut dari tubuh Senja, memaksanya untuk bangun. "Kau harus bangun sekarang!"     

Pagi-pagi sekali, pelayan wanita Qianru memberitahunya bahwa Senja sudah kembali tadi malam dank arena ia sudah tidur, ia tidak ingin mengganggu Qianru dengan menyatakan kedatangannya. Jadi, ia lanjut berjalan ke kamar sebelumnya dan beristirahat disana.     

Awalnya, saat Qianru mendengar hal ini, ia benar-benar berlari ke kamar Senja tapi dengan melihat betapa lelahnya Senja, Qianru menjadi ragu untuk membangunkannya dan membiarkannya untuk tidur sedikit lebih lama hingga siang hari ini.     

Yi Qing adalah bawahan terpercaya Xiao Jun setelah Liu Wei, jadi kehadirannya yang tiba-tiba pasti merupakan sebuah masalah penting, tapi ia menolak untuk bicara dengan Qianru dan bersikeras untuk bertemu dengan Senja, karena ia berkata bahwa itu adalah perintah penting darinya.     

"Dia sudah disini?" Senja dengan cepat duduk tegak. "Apa ini sudah siang?"     

"Ya, ini sudah siang." Qianru berkata dengan tidak sabar. "Cepat dan bangunlah, aku akan menunggu disini, jangan sampai kau tertidur lagi."     

"Baiklah, baiklah." Senja turun dari tempat tidurnya dan bergegas menuju ke kamar mandi untuk mandi dengan cepat.     

"Senja beritahu aku apa yang sebenarnya terjadi?" Qianru menuntut Senja dengan pertanyaan yang sama sejak ia sedang mengganti pakaiannyam "Itu pasti merupakan sesuatu yang sangat penting, kan? Apakah semuanya baik-baik saja?" Kekhawatiran di nada suara Qianru adalah bukti bahwa ia tidak mendapatkan banyak kabar.     

"Aku akan menjelaskannya padamu nanti, tapi untuk sekarang ayo bertemu dengan Yi Qing lebih dulu." Senja berkata sambil berjalan dengan santai menuju sebuah ruangan, dimana Yi Qing sudah menunggunya. Qianru sedang hamil, Senja tidak ingin mempercepat langkah kakinya, tapi wanita itu bersikeras untuk ikut dengannya. "Apa kau sudah mempersiapkan semua hal yang sudah aku katakana kepadamu sebelum aku pergi?"     

"Ya," Qianru mengangguk. "Semuanya ada di dalam gudang senjata di belakang benteng."     

"Bagus." Senja tersenyum dengan lembut sebelum ia membuka pintu dan menampilkan kembali sikapnya yang tenang untuk menghadapi Yi Qing dan apapun kabar yang telah ia bawa bersamanya.     

Di dalam ruangan, Yi Qing diteani oleh kedua tentara lain dan mereka semua mengenakan pakaian berwarna abu-abu dengan pedang yang berada di tangan mereka masing-masing.     

Dengan melihat kehadiran Senja dan Qianru, mereka bertiga mengesampingkan pedangnya dan menunduk dengan penuh rasa hormat dengan kepala yang tertunduk sangat rendah. Hanya ketika Qianru mempersilahkan mereka dengan tidak sabar, mereka berdiri dan menegakkan tubuhnya.     

"Jadi, apa yang telah kau dapatkan?" Senja bertanya, berdiri di hadapan mereka bertiga yang tentu lebih tinggi sekitar satu kepala darinya, tidak membuat Senja terlihat terlalu jauh dari mereka.     

"Lapor kepada Nona Muda Senja, ada pergerakan dari arah barat. Bawahanku sudah memastikannya dan itu adalah Pangeran Xiao Wang Wei bersama dengan rombongan tentaranya."     

Qianru mengerutkan alinya dengan bingung, tapi dengan bijak tetap diam saat ia melihat Senja tidak memberikan reaksi apapun terhadap kabar itu. Ia tidak ingin mengganggu diskusi mereka.     

Senja tidak terkejut dengan berita ini, kematian Wang Yu membuat segalanya berjalan dengan lebih cepat dari yang seharusnya. Seharusnya masih ada waktu sekitar tiga pekan sebelum hal ini benar-benar terjadi. Tapi, tindakannya sudah mengubah segala hal dan sekarang hasilnya sungguh tidak terbayangkan.     

Namun, ia sudah bersiap untuk hal itu dan berharap bahwa kali ini akan baik-baik saja. Mengingat bahwa ia telah datang dengan penuh persiapan dan memiliki lebih banyak kekuatan dari yang sebelumnya, Senja tidak akan membiarkan hal yang sama terjadi dua kali.     

"Seberapa jauh mereka saat ini?" Senja bertanya sambil terus berpikir dengan serius, ia menatap ke arah halaman belakang melalui jendela seakan ia bisa melihat Xiao Wang Wei dan rombongannya.     

"Akan membutuhkan lima jam bagi mereka untuk sampai ke benteng ini."     

"Lima jam…" Senja bergumam. "Tanggal berapa sekarang?" Senja bertanya tiba-tiba.     

Meskipun ia merasa bingung dengan pertanyaan Senja yang tiba-tiba, Yi Qing tetap menjawabnya. Setelah ia menyebutkan tanggal hari ini, Senja hening sesaat.     

Tanggal yang disebutkan oleh Yi Qing adalah hari dimana akan badai pasir. Senja sangat mengingatnya dengan jelas seakan itu adalah kejadian yang mudah untuk diingat. Senja saat itu tidur di dalam kamar Qianru bersama dengan Xiao Mugi ketika ia terjadi.     

"Nona Muda Senja, untuk keselamatanmu kita harus pergi sekarang. Tidak aman untuk berada disini." Yi Qing memecah keheningan dengan menyarankan hal itu dengan lembut. "Dalam waktu lima jam mereka akan sampai ke tempat ini, dan pasukan kita tidak bisa menandingi mereka. Mereka berjumlah sekitar dua ribu tentara dengan Pangeran Xiao Wang Wei."     

Apa yang dikatakan oleh Yi Qing memang benar. Dengan pasukan yang ada di benteng utara dan tiga ratus tentara sebagai bantuan, jumlah mereka hanya tujuh ratus orang. Itu bahkan tidak mencapai setengah dari jumlah pasukan mereka.     

"Tidak, mereka tidak akan menyerang kita hari ini." Senja berkata dengan keyakinan.     

Senja menatap ke arah langit cerah melalui jendela yang terbuka. Langit saat ini sungguh menunjukkan arti dari tenang sebelum badai.     

Badai pasir itu akan terjadi setelah matahari terbenam dan akan mereda sekitar tengah malam sebelum itu akan kembali terjadi saat fajar.     

Senja tahu hal ini dan ia akan mengambil keuntungan dari pengetahuan ini. Ia akan menyingkirkan Xiao Wang Wei.     

Xiao Zi tidak akan menyangka bahwa ia akan mencicipi obatnya sendiri, anak laki-lakinya hanya menyerahkan nyawa dengan datang ke tempat ini. Tidak akan mengejutkan jika Xiao Wang Wei mungkin akan mengerti tata letak dari benteng dan berapa banyak orang yang ada, Tetua Zhong pasti sudah memberitahu Xiao Zi mengenai situasi di dalam benteng dan berapa benyak orang yang akan berjaga di dalamnya. Atau jika tidak, ia tidak akan membawa dua ribu orang bersamanya untuk menyerang benteng.     

"Bagiamana bisa kau yakin dengan hal itu." Qianru menanyakan kepastian dari Senja, ia menatap ke arah awan putih yang berserakan di langit biru cerah dan ia tidak bisa melihat sedikitpun tanda dari sebuah badai. "Diluar sangat cerah…" Ia menatap Senja dengan tatapan bingung.     

"Badai itu akan datang saat matahari terbenam." Senja berkata dengan kepercayaan diri yang besar. "Qianru, bisakah kau menunjukkanku hal yang sudah aku minta untuk kau persiapkan?"     

"Tentu.." Qianru mengerutkan alisnya dan berjalan keluar dari ruangan.     

"Kalian bertiga juga ikut."     

Saat mereka menundukkan kepala, kemudian mereka mengikuti satu langkah di belakang Senja dan Qianru.     

"Apa kita akan diserang?" Qianru bertanya dengan kekhawatiran jelas di wajahnya yang terlihat pucat.     

"Tidak." Senja menggelengkan kepalanya. "Kita yang akan menyerang mereka."     

Dengan mendengar kalimat Senja, Qianru berhenti sambil meraih siku Senja. Ketiga pria di belakang mereka juga ikut berhenti seketika, memberikan mereka jarak untuk bicara.     

"Apa yang kau maksudkan? Kau akan pergi kesana untuk melawan pasukan Xiao Wang Wei?     

"Ya." Senja mengangguk untuk menekankan kalimatnya. "Kau tidak perlu khawatir dengan hal ini Qianru, hal yang harus kau lakukan adalah fokus dengan kehamilanmu. Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi kepadamu dan anak yang berada di dalam kandunganmu." Tidak kali ini.     

Senja meletakkan tangannya di atas perut rata Qianru, kali ini ia pasti sudah hamil dua bulan, tapi benjolan di perutnya masih belum terlihat.     

"Senja, jangan lakukan itu. Mereka mengalahkan jumlah kita." Qianru mulai menjadi panik.     

"Jangan khawatir, percaya saja padaku, semuanya akan baik-baik saja." Senja meyakinkan Qianru dengan mengusap lengannya.     

"Senja…" Ia merengek dengan putus asa. "Itu berbahaya… ayo pergi dari sini. Kita masih memiliki waktu yang cukup untuk melarikan diri."     

"Tidak, Qianru. Ini adalah kesempatan yang jarang terjadi untuk menjatuhkan Xiao Zi dan mengahbiskan keturunannya." Kedua mata gadis bersurai ungu itu bersinar cerah dengan tekad yang tidak goyah sama sekali.     

Qianru sudah hidup denga dikelilingi oleh orang-orang keras kepala, Xiao Jun dan Xiao Tianyou merupakan sebuah contoh yang nyata. Jadi, ketika ia melihat kedua mata Senja, ia tahu bahwa tidak akan ada yang bisa membuatnya berpikir sebaliknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.