Pangeran Yang Dikutuk

Dilema Emmelyn



Dilema Emmelyn

0Ternyata Dokter Vitas datang sedikit siang dari yang mereka perkirakan, jadi Emmelyn dan Mars memutuskan makan siang terlebih dahulu. Tepat setelah selesai makan, Dokter Vitas datang.     

"Jadi bagaimana?" Mars menatap dokter yang sangat tua itu dengan penuh harap di matanya.     

Dokter Vitas sedang memeriksa kesehatan Emmelyn dengan memintanya menjawab beberapa pertanyaan, lalu ia memeriksa denyut nadi dan detak jantungnya.     

"Saya rasa sudah cukup ..." Tabib tua itu berpaling ke Mars dan tersenyum. "Selamat, Yang Mulia... Anda akan segera menjadi seorang ayah."     

Meski sudah menantikan kabar baik itu setelah bekerja keras dengan rutin melakukan 'pekerjaannya' untuk menanam benih di rahim Emmelyn, putra mahkota tetap tercengang mendengar Dokter Vitas. Ia membatu di posisinya dan menatap Emmelyn dengan tidak percaya.     

Gadis itu juga sama terkejutnya, ia memang sudah mengantisipasi bahwa dirinya akan hamil setelah melakukan 'pekerjaan' itu berulang kali dengan sang pangeran.     

Namun tetap saja, berita yang diberikan masih mengejutkan mereka berdua. Ternyata, ia belum 100 persen siap mendengar berita itu.     

Tanpa sadar, ia melihat perutnya yang masih rata dan tangannya mengelus-elus permukaan perutnya sendiri.     

Wah... saat ini ada kehidupan di dalamnya. Hatinya tiba-tiba menjadi kacau setelah memastikan apa yang baru ia dengan dari Dokter Vitas. Mungkinkah ini perasaan yang akan dialami semua calon orang tua?     

"Maaf, apa kau bisa mengulangi perkataanmu tadi? Aku khawatir aku tidak mendengarnya dengan baik," kata Mars terbata-bata. Tiba-tiba dadanya berdebar kencang. Rasanya hampir seperti jantungnya ingin melompat keluar dari dadanya. "Bisakah kau mengulanginya, Dokter Vitas?"     

Ia menatap bibir Dokter Vitas karena tidak ingin melewatkan satu kata pun. Ia pikir ia salah dengar barusan. Mars khawatir ia dibutakan oleh harapannya yang kuat dan otaknya hanya mengarang saja.     

"Tadi saya menyampaikan bahwa Putri Emmelyn sedang hamil. Menurut saya, ia sudah hamil sekitar 5 atau 6 minggu sekarang. Saat ini, masih belum terlihat dengan jelas, tapi semua tandanya ada. Nafsu makan yang meningkat, perubahan indera perasa, dan beberapa tanda lainnya."     

Dokter Vitas menambahkan, "Saya juga menghitung kapan Anda berdua mulai aktif berhubungan badan dan terakhir kali Putri Emmelyn mendapat menstruasi. Setelah menghitung semuanya dengan baik, saya dapat menyimpulkan ia sedang hamil 6 minggu."     

Dokter Vitas mengulangi kata-katanya dan menambahkan lebih banyak detail. Dokter tua itu sengaja berbicara dengan perlahan untuk memastikan Mars dan Emmelyn memahami semuanya dengan baik.     

Putra mahkota tiba-tiba terlihat seperti kehilangan beberapa sel otaknya dan tidak bisa bereaksi apa pun.     

"Oh... jadi begitu rupanya," Mars mengangguk linglung.     

Jadi, saat ini bayi itu masih berumur enam minggu? Ia dengan cepat menghitung di kepalanya untuk memprediksi kapan anaknya akan lahir.     

"Apa ia kemungkinan akan lahir bulan Juli tahun depan?" ia bertanya kepada Dokter Vitas dengan suara ragu.     

Orang tua itu mengangguk. "Ya, sekitar Juli tahun depan, Yang Mulia."     

"Wah... luar biasa!" Mars bergumam pada dirinya sendiri. Ia menoleh ke Emmelyn yang juga tampak tercengang. Gadis itu tampaknya kurang yakin ekspresi apa yang seharusnya ia berikan. Lagi pula ini juga pertama kalinya ia hamil, jadi wajar saja jika ia begitu terkejut.     

Wah, hebat sekali, ia benar-benar hamil!     

Ia sebenarnya berencana membunuh raja minggu depan dan siap mati sebagai hukumannya. Setelah ia berhasil membalas dendamnya, ia bisa mati tanpa penyesalan sedikitpun.     

Semua anggota keluarganya sudah tewas dan ia tidak punya siapa-siapa lagi yang akan menyambutnya pulang... Mati bukanlah pilihan yang buruk.     

Ia bahkan pernah berpikir bahwa dengan mati karena membunuh raja, ia bisa membuat keluarga Strongmoor menderita lebih jauh dengan merampas satu-satunya pewaris yang dapat diberikan kepada Mars.     

Namun, ia tidak menyangka dirinya akan hamil begitu cepat. Sekarang mereka sudah tahu ia hamil, Emmelyn pikir jika ia membunuh raja, mereka tidak akan membiarkannya mati sampai ia melahirkan bayi itu.     

Perasaannya kini semakin campur aduk, apa yang harus ia lakukan sekarang?     

"Sayang ..." Mars berjalan perlahan menuju Emmelyn dan kemudian berjongkok sambil memeluk lututnya. Setelah berusaha mengolah perasaannya karena kabar mengejutkan itu dan memastikan bahwa ia tidak salah dengar, Mars dipenuhi dengan begitu banyak kegembiraan. Ia memandang Emmelyn dengan penuh kasih dan berbisik, "Kau dengar itu? Kita akan punya bayi."     

Emmelyn menggigit bibirnya, hatinya meleleh saat melihat dua mata Mars yang berkilauan yang kini lekat-lekat menatapnya dengan penuh kasih sayang. Dari raut wajahnya, ia bisa melihat pangeran sangat bahagia.     

Emmelyn menyadari betapa ia mencintai pria yang kini ada di hadapannya itu. Ketika ia datang ke ibukota untuk membalas dendam, ia sama sekali tidak menduga dirinya bisa jatuh cinta dengan sang pangeran.     

Tapi gadis itu juga tidak bisa disalahkan. Reputasi putra mahkota di luar sana sangat buruk. Ia dikenal sebagai iblis yang menjelma menjadi manusia. Hampir semua orang mengatakan ia putra mahkota dengan karakter yang menjengkelkan dan lebih baik menghindar sejauh mungkin.     

Wajar saja jika Emmelyn pun beranggapan yang sama sebelum ia bertemu dengan pangeran dan hidup dengannya. Kini, setelah mengenal pria itu secara pribadi, ia merubah seluruh pendapatnya mengenai sang pangeran.     

Siapa juga yang mau jatuh cinta pada iblis? Tidak ada satu orang waras pun!     

Itulah yang ia pikirkan beberapa bulan lalu. Namun, sekarang ia membuktikan dirinya salah.     

Tapi, dengan situasi seperti sekarang ini, apa yang sebaiknya ia lakukan?     

Haruskah ia mempertimbangkan kembali rencananya untuk membunuh raja?     

Bagaimana ia bisa menyakiti pria ini dengan membunuh ayahnya? Dan anak yang sedang tumbuh di dalam rahim ini... akan memanggil sang raja dengan sebutan 'kakek'...     

Apakah ia benar-benar tega membiarkan anak ini lahir tanpa pernah melihat kakeknya?     

[Anakku akan sangat membenciku jika ia tahu aku sudah membunuh kakeknya, sama seperti aku membenci raja karena membunuh keluargaku.]     

[Ah ...]     

Emmelyn merasa terjebak alam lingkaran setan.     

Mungkin ia benar-benar dikutuk atau mungkin ia menjadi lebih sial setelah hidup dengan Mars.     

Ia bahkan tidak bisa membalaskan dendamnya dengan baik. Ia harus terjebak dalam kehidupan musuhnya dan kini harus mengandung keturunan dari sang musuh.     

Ia datang ke sini untuk membunuh pangeran tapi sekarang ia malah jatuh cinta padanya?     

Lebih parahnya lagi, ketika target selanjutnya yang ingin ia bunuh justru akan menjadi kakek dari bayi yang dikandungnya.     

Ia membenci Strongmoors atas kematian keluarganya, tapi sekarang ia justru mengandung bayi yang akan menjadi salah satu dari mereka. Jika ia membunuh sang raja, ia bisa membayangkan betapa anaknya akan sangat membencinya. Ini benar-benar seperti jebakan setan. Salah satu di antara mereka harus mengalah agar dapat menghentikan semua ini.     

Haruskah ia yang mengalah?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.