Pangeran Yang Dikutuk

Rahasia Ellena



Rahasia Ellena

0Ellena melirik Mars dan menggigit bibirnya. Ia ingat apa yang terjadi kemarin dengan sangat jelas.     
0

Adegan itu terus berputar-putar di kepalanya berulang kali. Mustahil baginya untuk melupakan semuanya.     

Ia mengambil pedang milik Mars dan menikam dirinya sendiri untuk menunjukkan betapa ia sangat terluka oleh tuduhan yang dilemparkan oleh Mars yang mencurigainya telah melindungi penyihir itu.     

Ketika ia mengambil pedang, Ellena khawatir ia akan mengenai organ vitalnya dan ia akan mati kehabisan darah, tapi ternyata, semuanya berjalan sesuai rencana.     

"Yang Mulia, aku sangat menyesal telah menyebabkan keributan di istana Putra Mahkota. Saat itu, aku sedang tidak stabil," air mata Ellena mulai mengalir di wajahnya.     

Ia menangis tersedu-sedu. "Ketika pangeran bersikeras memintaku untuk mengatakan di mana penyihir itu tinggal kepadanya, aku menjadi sangat stres dan terpojok."     

Ia menambahkan dengan suara yang tercekik di kerongkongannya. "Entah bagaimana, aku merasa sangat sedih dengan perlakuannya. Dari cara ia menginterogasiku, aku merasa ia mengira aku sudah bersekongkol dengan penyihir itu dan sengaja melakukan hal yang aneh-aneh untuk membuatnya menderita. Kecurigaannya membuat hatiku hancur karena..."     

Ellena akhirnya mendongak dan memandang Mars. Matanya terlihat sangat sedih. "Hatiku hancur saat aku melihat kenyataan bahwa Pangeran Mars tidak lagi menginginkanku dan aku telah membodohi diriku sendiri dengan berpikir bahwa akan ada kesempatan bagi kami untuk bersama..."     

Mars merasa seperti udara tersekat dalam paru-parunya ketika ia mendengar pengakuan Ellena.     

Ia selalu tahu Ellena mencintainya, tetapi ini pertama kalinya Mars melihat Ellena terang-terangan mengakui semua perasaan yang ia miliki di hadapannya dan orang tua mereka.     

"Ellena..." hanya itu yang bisa Mars katakan.     

"Apa yang aku lakukan kemarin adalah hal yang bodoh, aku menyadarinya sekarang. Tetapi pada saat itu, aku dibutakan oleh hatiku yang hancur dan kecemburuan.     

Ellena menangis dengan lebih sedih. "Ketika aku melihat bagaimana laki-laki yang kucintai memilih wanita lain untuk berada di sisinya, aku merasa kalah."     

"Rasa sakit yang kurasakan begitu dalam, sehingga aku tidak ingin hidup lagi," Ellena terus mengeluarkan air matanya. "Itulah mengapa aku melakukan apa yang kulakukan, dan sekarang aku malu karena perbuatan ceroboh itu. Kemarin, kelemahanku menguasai diriku."     

"Ellena..." Mars berbicara dengan lembut. "Aku hanya memintamu untuk memberi tahuku di mana penyihir itu tinggal. Karena aku harus melenyapkannya untuk selamanya. Tapi kau tetap menolak melakukannya.     

Ia melanjutkan kata-katanya, Aku tidak ingin mencurigaimu terlibat dengan penyihir itu, tapi jika kau berusaha menempatkan dirimu di posisiku, tidak bisakah kau melihat mengapa aku merasa curiga? Kenapa kau ingin terus melindungi penyihir itu dengan tidak memberi tahu aku di mana ia berada?"     

Ellena menggigit bibirnya dan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa mengatakan di mana ia tinggal..."     

"Kenapa tidak?"     

"Bukannya aku tidak mau... " ia terus menggigit bibirnya begitu keras hingga sekarang mulai berdarah. Wajahnya perlahan terlihat putus asa. "Ia sudah mengutukku... "     

"Mengutuk?" Mars sangat terkejut mendengar hal ini. "Kutukan apa?"     

Ellena memejamkan mata. "Hari di mana aku mengungkapkan rahasianya akan menjadi hari di mana aku akan mati."     

"Oh, Ellena ...!" Lady Preston hampir pingsan saat mendengar kata-kata pahit keponakannya. Suaminya dengan cepat menopang bahunya dan membantunya duduk di kursi dekat jendela.     

"Apa kau mau air?" Tanya Duke Preston kepada istrinya dengan cemas.     

Lady Preston menutup matanya dan menggelengkan kepalanya. "T-tidak... t-terima kasih, Tuanku... Aku hanya perlu duduk."     

Sementara itu, Mars memandang Ellena dengan tatapan penuh kengerian di matanya. Ia tidak tahu bahwa Ellena ternyata juga dikutuk. Hal itu tentu saja menjelaskan mengapa Ellena begitu bersikeras tidak mau mengungkapkan lokasi penyihir itu.     

Jika harga yang harus Ellena bayar adalah kematian... maka tidak heran ia tidak ingin mengungkapkan rahasianya.     

Apa yang harus dilakukan sekarang?     

Akankah Mars begitu kejam memaksa Ellena mengorbankan hidupnya hanya agar ia bisa menemukan penyihir itu?     

Air mata Ellena mengalir deras. Ia menatap Mars dengan saksama dengan gigi terkatup dan ekspresi sangat kecewa. "Aku tidak ingin mati. Itu sebabnya aku tutup mulut dan tidak mengkhianati penyihir itu. Namun..."     

Isak tangisnya menjadi tak terkendali. "Namun... sekarang aku tidak punya tujuan hidup. Kau sebaiknya pergi membunuh penyihir itu dan biarkan aku mati dengan damai. Aku akan memberi tahumu di mana ia tinggal... dan setelah itu, tolong tinggalkan aku sendiri. Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. Persahabatan kita berakhir hari ini."     

Kata-katanya diucapkan dengan kepahitan yang bahkan Raja Jared yang tidak begitu dekat dengannya merasa terkejut dan kasihan kepada Ellena.     

Ia menoleh ke arah putranya dan melihat wajahnya memucat ketika Mars mendengar kata-kata sedih Ellena.     

Sekarang, perasaan Mars saling bertentangan. Apakah ia salah karena sudah mencurigai Ellena selama ini?     

Kini semuanya masuk akal mengapa ia tidak ingin memberi tahunya di mana penyihir itu tinggal. Siapa yang ingin kehilangan nyawanya karena mengungkap rahasia penyihir itu? Terutama untuk pria yang bahkan tidak mencintainya.     

Pengungkapan ini sangat mengganggu pikiran Mars. Ellena telah melakukan banyak hal untuknya.     

Pangeran tidak tahu persis apa yang Ellena telah lakukan untuk membuat penyihir itu mencabut kutukan Mars. Dari kenyataan bahwa Ellena tidak mau membagikan secara detail semua yang terjadi, pastilah suatu hal yang mengerikan.     

Itu juga alasan mengapa Ellena tidak ingin mengungkapkan lokasi penyihir itu. Rupanya, Ellena kini dikutuk, sebagai ganti untuk membebaskan Mars dari kutukan.     

Ketika Ellena mengatakan bahwa ia sekarang membenci Mars dan tidak lagi ingin menjadi temannya, Mars tersadar bahwa Ellena mungkin mengatakan yang sebenarnya.     

Jika Ellena memang tulus dan jujur ​​dengan apa yang terjadi, ia pasti merasa perlakuan Mars terhadapnya sangat menyakitkan.     

Bayangkan saja, mengorbankan begitu banyak hal demi seorang pria yang ia cintai hanya untuk dicurigai. Sangat masuk akal jika kini Ellena tidak lagi ingin berhubungan dengannya.     

"Mencintaimu... membuatku terus merasa patah hati..." isak Ellena. "Aku tidak ingin merasakan sakit lagi. Kumohon, biarkan aku mati."     

"Ellena ...!" Mars akhirnya memotongnya. "Aku tidak ingin kau mati. Kau tahu aku sangat peduli kepadamu. Kau seperti saudara perempuan bagiku."     

"Tolong jangan berpura-pura kau tidak tahu bagaimana perasaanku yang sesungguhnya kepadamu, Yang Mulia. Aku tidak mencintaimu seperti seorang saudara laki-laki," Ellena menggertakkan giginya.     

"Jika kau lebih memilih seorang wanita, yang datang ke Draec dengan menyamar untuk menyakitimu dan keluargamu, dibandingkan diriku… maka apa pun yang akan kulakukan atau korbankan untukmu tidak akan pernah mengubah keputusanmu."     

"Emmelyn tidak akan menyakiti aku atau keluargaku," jawab Mars.     

"Oh, ia pasti akan melakukannya. Jangan tertipu oleh kecantikan dan senyum manisnya. Aku butuh waktu lama untuk menghubungkan semuanya, tapi jika Killian benar-benar kakaknya seperti yang ia katakan, maka ia juga memiliki hubungan dengan keluarga Bellevar DAN penyihir itu," kata Ellena dengan keras kepala. "Ia datang kemari untuk membalas dendam kepada keluargamu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.