Pangeran Yang Dikutuk

Sandiwara Yang Sempurna



Sandiwara Yang Sempurna

0Mars mengonfirmasi pertanyaan raja bahwa tadi malam ia memang telah memeluk Ellena dan hari ini terbukti Ellena tidak mati.     
0

"Jadi, semua yang dikatakan Ellena memang benar ..." Ratu Elara tidak bisa lagi menahan air matanya. Ia bangkit dari kursinya dan memeluk Ellena dengan erat. Suaranya parau ketika ia mengulangi rasa terima kasihnya berulang kali. "Oh... terima kasih. Terima kasih, Ellena sayang. Keluarga kami berutang budi kepadamu seumur hidup."     

Mars menelan ludah saat mendengar kata-kata ibunya.     

Yang dikatakan Ratu Elara memang benar. Selama 27 tahun terakhir, ayahnya telah mengirim mata-mata dan pasukan yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya untuk mencari penyihir itu untuk mematahkan kutukannya. Tapi tidak satu pun dari mereka yang berhasil menemukannya.     

Tapi dalam lima tahun Ellena bisa menemukan penyihir itu. Ia berhasil melakukan pekerjaan yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh begitu banyak pasukan dan mata-mata selama hampir tiga dekade.     

Keluarga kerajaan berutang sangat besar pada Ellena dan sepertinya tidak ada satu pun di dunia ini yang mampu membayarnya.     

"Bagaimana kau bisa melakukannya…? Jika aku boleh bertanya," raja menoleh ke arah Ellena yang masih dalam pelukan sang ratu. "Bagaimana kau bisa meyakinkan penyihir itu untuk mencabut kutukannya?"     

Ratu Elara melepaskan gadis itu dari pelukannya dan menatapnya dengan air mata yang mengalir dari matanya. Ia pun menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut Ellena dengan penuh perhatian.     

Ellena menundukkan kepalanya dan mencoba menyembunyikan ekspresinya yang putus asa, tetapi semua orang dapat melihat bahwa ia mungkin telah mengorbankan sesuatu yang sangat besar agar permintaannya dikabulkan oleh penyihir itu.     

Lady Athibaud, Lady Chaucer, dan Ratu Elara semuanya menggigit bibir mereka dengan cemas. Sementara Lady Preston menghela nafas panjang.     

"Yang Mulia, saya telah bertanya pada Ellena tentang hal itu, dan ia menceritakan kepada saya bahwa ia telah berkorban banyak untuk memohon kepada penyihir itu agar mencabut kutukannya. Keponakan saya sungguh sangat malang..." katanya dengan suara gemetar.     

Ellena dengan cepat menoleh padanya dan menggelengkan kepalanya. "Bibi... tidak perlu berkata seperti itu. Aku melakukannya karena aku peduli kepada Pangeran Mars. Kami sudah berteman lama sekali."     

Raja menahan nafas karena ia tahu penyihir itu sangat membenci dirinya dan istrinya. Harga yang ia minta pasti sangat tinggi.     

Raja Jared merasa sangat putus asa melihat gadis yang tidak bersalah itu harus mengorbankan begitu banyak hal untuk putranya.     

Apakah Ellena melakukannya... karena ia mencintai putra mahkota?     

"Dengan apa aku harus membayar pengorbananmu ini, Ellena?" tanya raja kemudian.     

Ia sudah tidak lagi memaksa Ellena untuk memberi tahu mereka apa saja yang harus ia korbankan dan lakukan untuk membuat penyihir itu mencabut kutukannya.     

Selama sudah dibuktikan bahwa kutukan itu sudah hilang dan putranya tidak lagi dikutuk, raja merasa cukup puas.     

Ellena pantas mendapatkan hadiah yang setimpal dengan pengorbanannya. Ia telah menyelamatkan garis keturunan keluarga Strongmoor. Seluruh keluarga istana berhutang padanya.     

Ellena bangkit dari kursinya dan membungkuk kepada raja. "Yang Mulia... saya tidak menginginkan imbalan apa pun. Saya melakukannya karena pengabdian saya kepada putra mahkota. Hati saya begitu sakit ketika melihat putra mahkota tidak bisa memiliki keturunan karena kutukan itu. Saya hanya ingin melihatnya bahagia."     

Mars sekarang menyadari bahwa Ellena-lah yang memberinya kebahagiaan. Ia berhutang setiap kebahagiaan yang ia miliki dengan Emmelyn kepada gadis ini.     

Ketika Emmelyn masuk ke dalam hidupnya, kutukan itu pasti telah dicabut... itu sebabnya ia bisa menyentuhnya tanpa menyebabkan kematiannya.     

Seandainya tidak demikian, Emmelyn pasti sudah mati sepuluh minggu yang lalu ketika ia masih menyamar sebagai pelayannya.     

"Ellena," suara raja kini parau ketika ia mulai berbicara. "Terima kasih. Aku berutang segalanya kepadamu."     

"Yang Mulia, apakah Anda ingat percakapan kita enam tahun lalu?" Ellena kemudian berpaling ke arah Mars dan matanya kini berkaca-kaca. "Anda bertanya padaku apakah aku bersedia menikahimu untuk menenangkan publik..."     

Mars menatap Ellena dengan tatapan penuh emosi, matanya tidak berkedip sedikit pun ketika gadis itu tiba-tiba membahas soal permintaan yang pernah ia ajukan bertahun-tahun lalu. Ia bahkan tidak begitu ingat pernah meminta hal semacam itu padanya.     

Semua mata sekarang tertuju pada putra mahkota yang duduk di samping ratu.     

Putra mahkota mengangguk dengan lemah. "Ya, aku ingat, Lady Ellena."     

"Katamu, ancaman perebutan kekuasaan benar-benar membuatmu merasa putus asa. Anda merasa kita sebaiknya menikah saja agar publik bisa ditenangkan dan berencana mengadopsi seorang anak untuk menyamar sebagai pewarismu. Dengan begitu, tidak ada yang berani berpikir untuk memberontak," Ellena melanjutkan ceritanya.     

Kini, Mars mengingat percakapan itu dengan baik. Saat itu ia baru berusia 21 tahun dan mereka melakukan percakapan itu dua hari setelah hari ulang tahunnya.     

Saat itu, Mars tidak sengaja mendengar percakapan antara dua pejabat tentang dirinya yang tidak tertarik pada wanita dan mereka menertawakan Mars.     

Mereka juga mengatakan bahwa putra mahkota tidak mungkin memiliki ahli waris karena kondisinya yang menyukai sesama pria dan memperkirakan bahwa perebutan tahta pasti akan terjadi saat usia tua menghampirinya karena tidak ada lagi penerus yang akan menggantikannya.     

Setelah mendengar percakapan itu, Mars sangat marah dan ia tidak bisa tidur selama berhari-hari. Ia kemudian menceritakan hal tersebut kepada Ellena karena merasa putus atas.     

Gadis itu juga merasa marah atas apa yang Mars sudah dengar, tapi pada saat yang sama ia tak berdaya.     

Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk membantu Mars mendapatkan ahli waris atau membuat publik berhenti membicarakan soal orientasi seksual Mars dan masa depan kerajaan.     

Setelah mereka membahasnya untuk beberapa lama, Mars kemudian mendapatkan ide untuk menghindari perebutan kekuasaan begitu ia naik tahta. Ia bertanya apakah Ellena bersedia membantunya dengan cara menikahinya.     

Saat itu Mars menganggap Ellena adalah wanita yang paling tepat karena gadis itu adalah orang yang paling dekat dengannya dan mereka sudah lama saling kenal. Karena itu ia tidak ragu meminta Ellena untuk menjadi istri pura-puranya.     

Ellena akan menjadi istri Mars di atas kertas dan mereka akan berpura-pura sebagai pasangan suami istri biasa di hadapan publik.     

Karena saat itu Mars tidak bisa menyentuh Ellena secara seksual dan tidak mungkin menghamilinya, mereka akan mengangkat salah satu keponakan Mars untuk untuk menjadi anak mereka nantinya.     

Dengan rencana itu, anak tersebut akan menjadi ahli waris tunggal Mars dan Ellena menjadi ratu yang akan setia menemani Mars.     

Rencana itu akan menjadi sandiwara yang sempurna.     

Sekarang, percakapan itu kembali menghantuinya...     

Seandainya saja Mars dapat memutar ulang waktu, ia tidak akan pernah meminta hal semacam itu pada Ellena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.