Pangeran Yang Dikutuk

Kekecewaan Gewen



Kekecewaan Gewen

0Tidak lama kemudian mereka sudah ada di ruang makan, menikmati sarapan pagi bersama. Entah kenapa suasana makan pagi kali itu terasa agak murung.     

Mars sebenarnya tidak ingin pergi ke Southberry, meninggalkan Emmelyn, tetapi ia tidak dapat membatalkannya. Ia memiliki tanggung jawab kepada banyak orang.     

"Hmm.. aku pergi sekarang. Kau jaga diri baik-baik," kata Mars sambil mengusap bibirnya dengan serbet dan menyudahi makan paginya. Ia bangkit berdiri dan bersiap untuk pergi.     

Emmelyn mengangguk. "Aku boleh pergi jalan-jalan ke desa sekitar, kan?"     

"Tentu saja. Aku kan sudah bilang kau dapat pergi kemana pun yang kau inginkan, asal kau memberitahuku sebelumnya. Aku harus tahu kau pergi ke mana dan mengirimkan pengawal untuk menjaga keamananmu," kata Mars. "Aku sudah bicara dengan Roshan. Ia akan mengurus semuanya."     

"Terima kasih," kata Emmelyn. "Semoga kau menang."     

Sepasang mata keemasan Mars tampak berbinar mendengar Emmelyn mendoakannya menang dalam latihan perang-peperangan itu.     

Ia mengangkat tangannya dan mengusap rambut gadis itu. Kedua pasang mata mereka beradu.     

Mars tampak hendak mengatakan sesuatu, tetapi di saat terakhir ia mengurungkan niatnya. Akhirnya ia hanya menunduk, mencium lembut bibir gadis itu dan berbalik.     

Ia tidak menoleh sama sekali. Mars takut kalau ia menoleh, tekadnya untuk berangkat ke Southberry akan goyah.     

Ia tidak boleh egois dan mementingkan keinginannya sendiri. Para prajuritnya telah berlatih dan mempersiapkan diri mereka untuk simulasi perang ini, demikian juga Gewen dan Edgar.     

Emmelyn menatap punggung Mars yang menjauh dan kemudian menghilang di balik pintu. Entah kenapa suasana hatinya segera berubah menjadi kelabu. Ia tidak tahu mengapa perasaannya menjadi seperti ini.     

"Astaga... apakah aku sudah menaruh perasaan kepada pangeran busuk itu?" tanya Emmelyn kepada diri sendiri.     

Ia menekap bibirnya dan tanpa sadar melangkah mundur.     

[Oh, tidak... apa yang telah kulakukan?]     

[Aku tidak boleh jatuh cinta kepada musuh...]     

Emmelyn merasakan dadanya menjadi sesak. Ia merasa sangat malu kepada mendiang orang tuanya. Ia ke sini untuk membalaskan dendam kematian mereka.     

Lalu... kenapa ia justru menjadi lemah?     

Air mata menetes perlahan dari sepasang mata indah Emmelyn, membasahi pipinya. Roshan yang baru datang hendak membereskan peralatan makan Emmelyn dan Mars menjadi tertegun.     

Laki-laki itu tidak mau bersikap tidak sopan dengan menanyakan kenapa Emmelyn menangis.     

Karenanya ia hanya berdiri diam di tempatnya, berharap Emmelyn akan menyadari kehadirannya dan memberikan perintah agar ia membereskan ruang makan, atau membawakannya obat.. atau apa saja.     

'Hmm.. apakah Lady Emmelyn sedih karena ditinggal pangeran pergi? Wahh.. mereka sungguh-sungguh saling mencintai,' pikir Roshan.     

Ia sangat senang melihat hubungan kedua orang ini sepertinya berjalan dengan sangat cepat dan sangat mulus. Ha. Sebentar lagi mungkin ia akan mendengar kabar pernikahan di antara keduanya.     

Ia, Roshan, adalah orang yang berjasa membawa Emmelyn ke kastil ini. Mars dan Emmelyn berutang budi kepadanya karena mempertemukan mereka.     

Setelah beberapa menit termenung dengan air mata bercucuran, Emmelyn akhirnya menyadari kehadiran Roshan. Ia mengusap matanya dan mengomeli ruang makan berdebu yang membuat matanya kelilipan.     

"Tolong bersihkan ruang makan ini dengan lebih baik," kata Emmelyn kepada Roshan sambil memasang wajah cemberut. "Mataku kelilipan debu dari tadi sampai meneteskan air mata."     

Setelah berkata begitu, ia berjalan meninggalkan ruang makan menuju ke kamarnya dengan langkah-langkah panjang.     

***     

Selama satu hari pertama, Emmelyn merasa sedih dan tidak mau melakukan apa pun. Ia bahkan menerima Roshan mengantarkan makanan untuknya makan siang dan makan malam karena gadis itu sama sekali tidak mau meninggalkan kamarnya, bahkan untuk makan sekalipun.     

Keesokan paginya, Emmelyn turun ke ruang makan dan memangil Roshan.     

"Aku ingin berkunjung ke Desa Bydell. Apakah kau bisa menemaniku ke sana siang ini? Aku akan menyamar sebagai laki-laki agar perjalanan kita tidak terganggu." kata gadis itu.     

Roshan mengangguk hormat. "Baik, Yang Mulia. Aku akan menyiapkan pengawalan dan kuda untuk kita."     

"Terima kasih," kata Emmelyn.     

Ia lalu melanjutkan makannya sambil merenung. Ia tidak tahu apakah ia ingin melahirkan anak kembar sekaligus, tetapi tidak ada salahnya ia menemui penyihir yang direkomendasikan Roshan.     

***     

Mars dan pasukannya tiba di Glendale dan beristirahat di sana semalam sebelum melanjutkan perjalanan ke Southberry keesokan harinya. Mereka dijamu oleh Lord Southeby yang merupakan gubernur Glendale dan dibiarkan beristirahat di istananya.     

Setelah makan malam dan beramah tamah dengan tuan rumah, Mars dan kedua jenderalnya mundur ke sayap timur yang dipersiapkan sebagai tempat mereka beristirahat.     

Sebelum tidur, ketiganya duduk bersama menikmati wine sambil berbincang-bincang.     

"Bagaimana kabar Lord Aldrich?" tanya Gewen sambil menuangkan wine ke cangkirnya dan menyesap minuman itu dengan setengah hati.     

Wine di Glendale tidak seenak wine di Southberry, tetapi ia tentu harus berterima kasih telah dijamu oleh tuan rumah dengan sebaik-baiknya.     

Mars menyipitkan matanya ke arah Gewen. Ia memperhatikan bahwa temannya ini sering sekali membicarakan Lord Aldrich. Apakah Gewen mencurigai sesuatu? pikirnya keheranan.     

"Kenapa kau senang sekali membicarakan Lord Aldrich?" tanya Mars keheranan.     

Gewen tampak menghela napas. Ia sudah minum terlalu banyak dan pikirannya mulai menjadi liar. Ia menyentuh tangan Mars dan menatap matanya lekat-lekat. "Mars, di antara aku dan Lord Aldrich... siapa yang lebih tampan?"     

"Tentu saja kau," kata Mars tanpa ragu. Tentu saja Gewen yang lebih tampan. Lord Aldrch itu sebenarnya adalah perempuan, sehingga ia tentu saja tidak dapat disebut tampan, melainkan cantik.     

Namun demikian ia sama sekali tidak mengatakan alasannya. Mars menatap Gewen dengan pandangan sangat keheranan.     

Gewen seharusnya tahu tidak ada lelaki yang lebih tampan dari darinya di kerajaan Draec. Bahkan Pangeran Mars Strongmoor tidak dapat menandingi kerupawanan Gewen.     

Sang pangeran memiliki penampilan yang sedikit lebih kasar daripada Gewen. Rambutnya yang panjang juga sering terlihat acak-acakan.     

Mars bertubuh tinggi besar dan maskulin, sementara Gewen memiliki tubuh ramping dengan memiliki wajah sempurna dan kulit yang halus bersinar seperti perempuan. Rambutnya selalu rapi dan dari jauh kadang membuatnya terlihat seperti perempuan.     

"Jadi aku memang lebih tampan daripada Lord Aldrich?" tanya Gewen lagi, memastikan ucapan Mars. "Kau tidak berbohong?"     

Mars memutar matanya. "Kau ini ingin aku puji tampan terus-menerus, ya? Apa kau begitu haus pujian sampai melakukan hal semacam ini?"     

"Ahh.. bukan, bukan itu," Gewen melambaikan tangannya sambil tetawa kecil. "Aku hanya penasaran, kalau aku memang lebih tampan dari Lord Aldrich, kenapa kau tidak pernah tertarik kepadaku?"     

Pertanyaan Gewen barusan membuat Mars seolah disambar petir.     

"A.. apa kau bilang? Kenapa aku harus tertarik kepadamu?" Ia merasa Gewen sudah gila, tiba-tiba menanyakan hal itu.     

Tentu saja Mars tidak akan tertarik kepada Gewen. Bukankah Gewen laki-laki... dan Mars hanya tertarik kepada kaum hawa?     

Gewen tampak cemberut. "Kalau memang aku adalah laki-laki paling tampan di kerajaan Draec, bukankah seharusnya semua orang menginginkanku.. baik dia orientasi seksnya laki-laki atau perempuan. Tapi kenapa kau bisa tertarik kepada Lord Aldrich dan tidak kepadaku?? Sungguh aku merasa kecewa."     

"Aku tidak mengerti..." kata Mars lagi. Ia kini benar-benar tidak mengerti arah pembicaraan temannya ini.     

"Aku tidak mungkin tertarik kepadamu. Kalau aku perempuan, aku akan sedikit tertarik kepadamu... Tapi aku kan laki-laki," Mars melanjutkan. "sehingga aku tidak memiliki perasaan khusus kepadamu. Aku tidak tahu kenapa kau bisa berpikiran menggelikan seperti itu...ck ck."     

Gewen tertawa geli dan menggeleng-geleng. "Aku sudah tahu dari Lord Aldrich bahwa ia adalah kekasih laki-lakimu. Kau tidak usah berpura-pura lagi."     

"Eh.. apa kau bilang?" tanya Mars kaget. Ia membulatkan matanya besar sekali saat mendengar perkataan Gewen.     

Saat itu rasanya Mars ingin mencari Emmelyn dan menjitak gadis nakal itu karena telah menghancurkan reputasinya!     

Kini, Edgar dan Gewen mengira Mars tertarik kepada sesama jenis...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.