Pangeran Yang Dikutuk

Ratu Elara Yang Shock



Ratu Elara Yang Shock

0Sementara itu seorang pelayan laki-laki datang dengan cepat dan membereskan kotak kayu berisi pie yang berceceran di lantai. Ratu Elara sengaja menunggu hingga pelayan itu menyelesaikan tugasnya dan pergi, baru ia bicara dengan Mars.     

Ratu menarik napas panjang berkali-kali sebelum ia bicara kepada anak laki-lakinya.     

"Sayang... Sudah sejauh apa hubunganmu dengan gadis itu?" tanya sang ratu dengan suara bergetar. Ia berharap hubungan di antara Mars dan Emmelyn hanya sebatas fisik. Itu saja.     

Namun, sang ratu tidak dapat melupakan pemandangan saat tadi keduanya masuk ke dalam ruangan ini, Mars menggenggam tangan Emmelyn dan tampak begitu perhatian. Rasanya tidak mungkin anak laki-lakinya tidak menaruh perasaan kepada gadis itu.     

Apalagi... ini adalah perempuan pertama dalam hidup Mars dan mereka telah melakukan hubungan intim.     

Ratu Elara dapat membayangkan kedekatan emosional keduanya tentu sudah sangat dekat sehingga Mars bisa mengabaikan status Emmelyn yang merupakan seorang... pelacur.     

Mars melihat kekuatiran di wajah ibunya dan hatinya menjadi tidak tega. Ia belum pernah berbohong kepada wanita itu sebelumnya.     

Sedari dulu, Ratu Elara adalah satu-satunya sosok wanita di dalam hidupnya karena kutukan yang menimpanya membuat Mars tidak dapat menyentuh wanita lain.     

Hanya ibunyalah wanita yang bisa menyentuhnya dan tidak tewas. Kasih sayang dan perhatian wanita ini kepadanya begitu luar biasa. Mars tidak mungkin membohonginya. Apalagi mengenai hal yang demikian sensitif seperti ini.     

Akhirnya pemuda itu berlutut di kaki ibunya dan memeluk lutut wanita cantik itu.     

"Ibunda Ratu... aku akan menceritakan sesuatu kepadamu, tetapi kumohon ibunda berjanji dulu kepadaku bahwa ibu akan mendukungku," kata pemuda itu dengan suara mendesak. "Ini sangat penting."     

Ratu Elara menatap Mars dengan wajah dipenuhi kebingungan. Ia sama sekali tidak mengerti.     

"Kau hendak memintaku berjanji apa?" tanya sang ratu.     

"Aku mau ibu berjanji untuk percaya kepadaku dan membantuku untuk mendapatkan gadis itu," kata Mars dengan sungguh-sungguh.     

"A-apa katamu? Kau ingin ibu membantumu mendapatkan seorang pelacur? Bagaimana mung-"     

Mars buru-buru menggeleng dan memeluk lutut ibunya. "Emmelyn bukan seorang pelacur dan ia juga tidak dilahirkan di rumah bordil. Ia tadi hanya sembarangan bicara."     

"Bagaimana bisa ia sembarangan bicara kepada seorang ratu?" tanya Ratu Elara dengan ekspresi tidak percaya. "Kau jangan berbohong untuk melindunginya."     

"Aku tidak berbohong. Ibu, coba lihat mataku.. apakah aku pernah membohongi Ibu?" tanya sang pangeran dengan sangat bersungguh-sungguh. "Aku sangat menghormati ibu. Aku tidak akan pernah membohongimu."     

Ratu Elara menatap mata anaknya yang tampak begitu mirip dengan matanya sendiri. Di sana ia menemukan kesungguhan dan tekad. Ahh.. Ratu Elara sangat mengenal anaknya.     

Ia percaya bahwa Mars memang tidak akan berbohong kepadanya. Akhirnya sang ratu mengangguk.     

"Baiklah.. Ibu percaya kepadamu."     

"Terima kasih," kata Mars. Ia menarik napas panjang dan kemudian menceritakan apa yang terjadi secara singkat kepada sang ratu. "Ibu harus berpura-pura tidak tahu di depan Emmelyn. Aku tidak ingin ia marah karena aku membuka rahasianya."     

"Baiklah.." kata Ratu Elara yang mulai menjadi penasaran. Wanita itu mengerling keluar jendela dan menemukan Emmelyn masih berdiri di tamannya yang cantik mengagumi bunga-bunga yang mekar. "Ibu akan pura-pura tidak tahu."     

"Ibu juga jangan bilang kepada ayahanda raja..." kata Mars lagi. Ia menggenggam tangan ibunya dan memohon. "Ini rahasia KITA berdua."     

Ratu mengangguk. Ia hanya ingin melihat anak laki-lakinya bahagia. Kalau memang Emmelyn bukanlah seorang pelacur... dan pantas untuk anaknya, maka Ratu Elara akan membantu Mars mendapatkan hati gadis itu.     

"Emmelyn adalah seorang putri dari salah satu kerajaan yang kita serang tahun lalu dan sekarang menjadi koloni kita. Ia datang ke sini hendak membalas dendam kematian keluarganya yang terbunuh dalam perang di Wintermere..." kata Mars akhirnya, setelah memastikan ibunya siap mendengar informasi mengejutkan yang dibawanya.     

"Oh... pantas saja ia tidak mau menyebutkan siapa dia sebenarnya," gumam Ratu Elara.     

"Namanya adalah Emmelyn Rosehill..." Mars menjelaskan.     

"Rosehill? Ibu tidak pernah mendengarnya," kata Ratu Elara.     

"Wintermere adalah sebuah kerajaan kecil di tepi laut. Aku juga tidak ingat dengan kerajaan itu sampai aku bertemu Emmelyn," Mars menjelaskan. " Keluarga Rosehill adalah penguasa Wintermere sebelum kita merebutnya tahun lalu."     

"Oh..." Ratu Elara menatap sepasang mata anaknya dengan pandangan prihatin. Wanita cantik itu kini mulai dapat mengerti dilema yang dihadapi anak laki-lakinya. "Bagaimana kalian bertemu? Tolong ceritakan yang sebenarnya..."     

"Kami bertemu ketika ia menyamar sebagai pelayanku selama sebulan," Mars menarik napas panjang, sebelum melanjutkan kata-katanya. "Waktu itu, ia hendak membunuhku dalam tidur."     

"A-apa?????"     

Ratu Elara tiba-tiba pingsan mendengar keterangan mengejutkan itu.     

Mars sudah menduga ibunya akan pingsan, sehingga ia bersiap menangkap tubuh wanita itu dan menggendongnya.     

"Buka pintu!" teriak pria itu kepada pelayan yang segera tergopoh-gopoh membukakan pintu dari luar dan memberinya jalan.     

Emmelyn yang sedang mengagumi keindahan taman milik sang ratu terlengak kaget mendengar suara Mars yang panik. Ia segera berjalan mendekati Mars tetapi belum sempat ia mencapai pria itu, Mars telah menghilang di balik pintu bersama tubuh ibunya.     

Empat orang prajurit segera menghambat jalannya dengan menghunus pedang mereka.     

"Silakan tunggu di sini," kata seorang di antaranya dengan suara tegas.     

Emmelyn tertegun. Ah... kenapa ia bisa lupa bahwa ia adalah tawanan di sini. Tentu saja ia tidak boleh bergerak seenaknya.     

Tanpa berkata apa-apa, gadis itu berjalan kembali ke dalam lounge dan duduk di salah satu kursi dengan anggun. Ia hanya dapat menduga-duga apa yang terjadi kepada ratu.     

Apakah tadi Mars memberi tahu Ratu Elara bahwa Emmelyn memang berasal dari rumah bordil dan Mars hanya menginginkan anak darinya? Semoga hal itu benar... agar sang ratu tidak berharap banyak kepada Emmelyn.     

Gadis itu merasa sangat tidak nyaman karena Ratu Elara tadi memperlakukannya dengan begitu baik dan hangat. Apa-apan itu tadi? Ia memeluk Emmelyn dengan begitu akrab seperti kepada anaknya sendiri.     

Emmelyn sama sekali tidak ingin berbaik-baik dengan ratu dan menjadi teralihkan dari misi utamanya yaitu untuk membalas dendam.     

Ia telah dapat melihat betapa sang ratu tampak begitu antusias karena mengira Mars menemukan gadis yang tepat untuknya. Sikapnya tadi ketika menyambut Emmelyn terasa begitu memuakkan.     

Karena itulah Emmelyn langsung mengambil langkah drastis dan menghancurkan harapan sang ratu hingga pecah berkeping-keping.     

Kalau sampai ratu mengira Emmelyn dan Mars saling mencintai dan akan menikah lalu membangun keluarga... maka beliau salah besar!     

Memikirkan wajah wanita cantik itu, Emmelyn merasa perutnya menjadi mual. Ia menuangkan teh di poci ke cangkirnya dan minum dengan cepat. Tanpa disadarinya, ia juga mengambil kue-kue dari nampan yang ditata manis di atas meja.     

"Siapa kau?"     

Suara seorang wanita dari belakangnya membuat Emmelyn tergugah dari lamunannya. Ia mengangkat wajah dan menoleh ke arah asal suara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.