Pangeran Yang Dikutuk

Kejutan Dari Emmelyn



Kejutan Dari Emmelyn

0Tiba-tiba saja, tanpa diduga, kotak kayu berisi apple-pie itu terjatuh ke lantai dengan suara keras. Masalah selesai begitu saja.     

Padahal, sedari tadi Mars sudah sibuk memikirkan bagaimana caranya agar ia dapat menyingkirkan pie itu dari tangan Emmelyn. Ia bahkan sampai berpura-pura hampir terjatuh agar memiliki alasan untuk menjatuhkan pie itu ke tanah hingga rusak, tetapi rencananya gagal.     

Ia benar-benar takut kalau Emmelyn menaruh racun di dalam pie tersebut dan membunuh ibunya. Ia tak dapat membayangkan akan seburuk apa situasinya jika Emmelyn memang nekad melakukannya.     

Kalau melihat dari sikap gadis ini, Mars benar-benar percaya bahwa Emmelyn dapat berbuat sejauh itu demi membalaskan dendamnya.     

Mars sudah memikirkan berbagai taktik untuk menyingkirkan kue sialan itu karena usahanya tadi gagal. Namun, ternyata, belum sempat ia berbuat apa-apa, keberuntungannya tiba dengan sendirinya dan tiba-tiba saja kotak berisi kue itu jatuh dari tangan Emmelyn.     

"Astaga.. pie-nya jatuh," kata Mars dengan nada suara dibuat prihatin. "Ya ampuuunn...."     

Ia mengambil kotak berisi pie itu dari lantai dan membuka isinya. Hatinya lega sekali saat melihat pie itu hancur berantakan di dalamnya.     

Untunglah.. jadi ia tidak perlu harus mencari cara untuk mencegah ibunya memakan pie itu. Nanti Ratu Elara akan curiga.     

"Apa itu?" Ratu Elara melepaskan pelukannya dari Emmelyn dan memandang anak lelakinya yang bersimpuh di lantai dan mengamat-amati sebuah kotak kayu di tangannya. "Emmelyn membawa kue untukku?"     

Ia menoleh ke arah gadis cantik itu yang berdiri terpaku di depannya dengan wajah berlinangan air mata. Ratu Elara menjadi terkejut dan buru-buru menyentuh pipi Emmelyn.     

"Ahh.. kenapa kau menangis? Apakah kau sedih karena kuenya jatuh? Tidak usah bersedih.. ahahaha.. Di sini banyak makanan," kata sang ratu dengan lembut.     

Ia menarik gadis itu kembali ke dalam pelukannya dan menepuk-nepuk punggungnya untuk menghibur Emmelyn. Ratu Elara merasa sangat terharu karena Emmelyn tampaknya merupakan gadis yang sangat baik.     

Ia datang tepat waktu, membawakan oleh-oleh berupa pie, dan terlihat sangat sedih ketika pie-nya jatuh dan tidak bisa diberikan kepada ratu.     

Sementara itu, Mars yang melihat Emmelyn menangis, hanya bisa menekan dadanya dan menarik napas panjang. Ia mengira tangis Emmelyn itu timbul karena ia sedih akibat rencananya membunuh ratu dengan pie beracun gagal.     

[Maafkan aku, Em sayang. Kau tidak boleh membunuh ibuku...]     

[Kalau sampai kau melakukannya, aku... aku tidak akan dapat memaafkanmu.]     

"Terima kasih, Yang Mulia," kata Emmelyn beberapa saat kemudian setelah berhasil menguasai dirinya. Ia membungkuk sedikit dan melepaskan diri dari pelukan Ratu Elara.     

Kini keduanya berdiri saling berhadapan, saling menilai. Ratu Elara merasa gadis di depannya ini sangat cantik, tetapi ada sesuatu dalam dirinya yang membuat sang ratu merasa tertarik. Ia menduga gadis ini bukanlah gadis biasa.     

"Namamu... Emmelyn?" Sang ratu menatap Emmelyn lekat-lekat.     

"Emmelyn saja," kata gadis itu buru-buru. "Aku tidak mengenal ayahku karena ibuku adalah seorang wanita penghibur dan aku dilahirkan di rumah bordil. Di sanalah Yang Mulia Pangeran Mars bertemu denganku."     

Mars yang sedang memegang kotak berisi kue yang berantakan di tangannya tanpa sadar melepaskan kotak itu yang terjatuh ke lantai dengan suara berklontang-klontang berisik.     

[A.. apa katanya barusan?]     

[Astaga!]     

Ia tidak mengira Emmelyn akan mengarang cerita begitu buruk tentang latar belakangnya. Kenapa tadi ia tidak berkoordinasi dulu dengan gadis itu, supaya ia tidak mengalami kejutan semengerikan ini???     

Seharusnya Mars tahu, gadis seaneh dan senekad Emmelyn bisa melakukan hal-hal di luar nalarnya. Mars begitu saja percaya bahwa Emmelyn akan mengaku sebagai gadis biasa yang ia temui dalam perjalanannya ke Glendale...     

Anak seorang pelacur yang dilahirkan dan tinggal di rumah bordil sama sekali sekali bukan tipe wanita yang tepat untuk dibawa menghadap ibunya... apalagi untuk dinikahi.     

Sementara itu Ratu Elara tercengang mendengar kata-kata Emmelyn. Ia tidak dapat berkata apa-apa selama beberapa detik, berusaha mencerna apa yang barusan didengarnya.     

Mars... Pangeran Mars Strongmoor, anak lelakinya, anak tunggal yang sangat ia sayangi.. ternyata berjodoh dengan anak seorang pelacur?     

Lalu.. apakah Emmelyn juga merupakan seorang wanita penghibur seperti ibunya?     

Bagaimana bisa Ratu Elara membiarkan anaknya menikah dan memiliki anak dari seorang perempuan kelas rendah seperti itu?     

Walaupun Emmelyn bukan bangsawan, misalnya, Ratu Elara masih dapat memberikan restunya jika Mars ingin menikahinya. Darah biru bukanlah segalanya.     

Mereka dapat meminta salah seorang keluarga bangsawan untuk 'mengadopsi' Emmelyn agar derajat gadis itu bisa diangkat menjadi gadis bangsawan yang pantas untuk menjadi pendamping seorang putra mahkota yang kelak akan menjadi raja kerajaan Draec.     

Namun.. kalau Emmelyn sendiri ternyata adalah seorang pelacur... bagaimana bisa Ratu Elara membiarkan anaknya, sang calon raja, menikah dengan gadis hina ini?     

Sudah berapa lelaki yang ia layani selama ini? Bagaimana bisa kerajaan Draec memiliki ratu seperti ini? Keluarga kerajaan akan menjadi bahan tertawaan dan hinaan semua orang dan juga kerajaan-kerajaan lain.     

Hal ini tidak dapat dibiarkan...     

"Sayang.. apakah..." Ratu Elara menoleh ke arah Mars dan menatap anak lelakinya dengan pandangan kecewa. "Apakah itu benar?"     

Mars yang masih tertegun di tempatnya menoleh ke arah Emmelyn dan melihat sepasang mata indah gadis itu menyipit, seolah memperingatkannya agar tidak membongkar rahasianya.     

Akhirnya dengan menarik napas panjang, Mars mengangguk lemah. "Itu.. benar. Aku bertemu Emmelyn di Glendale."     

Tubuh Ratu Elara seketika terhuyung. Mars buru-buru menahan tubuh ibunya dan membopong wanita itu untuk duduk di kursi.     

"Ibunda tidak apa-apa?" tanyanya cemas.     

Ratu Elara memejamkan mata. Ia memijat keningnya dan menggeleng-geleng, berusaha terlihat baik-baik saja. Setelah berhasil menenangkan diri, ia lalu membuka matanya dan menatap Emmelyn.     

"Duduklah."     

Gadis itu menuruti permintaan Ratu Elara dan duduk di kursi di dekatnya. "Yang Mulia."     

Ratu Elara menghela napas panjang dan mulai berbicara. "Kau tidak boleh menyebutkan asal usulmu itu kepada siapa pun. Sebentar lagi para dayangku akan datang untuk menikmati teh bersama. Aku tidak mau mereka tahu siapa kau sebenarnya."     

Emmelyn tertawa dalam hati. Tentu saja Ratu Elara malu memperkenalkan Emmelyn kepada orang luar karena mengira gadis itu adalah seorang pelacur, yang dilahirkan dan tinggal di rumah bordil.     

"Aku juga tidak mau mendengar lagi tentang bagaimana kalian bertemu," kata Ratu melanjutkan kata-katanya. Nada suaranya terdengar getir. "Aku perlu bicara dengan anakku, apakah kau tidak keberatan menunggu di luar?"     

Ia menunjuk taman indah di samping lounge yang terlihat dari dua buah pintu kaca geser yang dibuka.     

"Tentu saja, yang mulia..." kata Emmelyn. Ia bangkit dari kursi, membungkuk sedikit kepada ratu lalu berjalan meninggalkan Ratu Elara dan Mars, menuju ke taman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.