Pangeran Yang Dikutuk

Saat Kenyataan Lebih Indah Daripada Mimpi **



Saat Kenyataan Lebih Indah Daripada Mimpi **

0PERINGATAN:     

Di dalam bab ini ada adegan dewasa. Mohon kebijaksanaannya agar hanya dibaca oleh pembaca yang sudah dewasa. Anak-anak minggir dulu ya.. Cari bacaan lain, please...     

.     

.     

Melihat Emmelyn kelelahan, Mars mendeham. "Baiklah.. yang penting kita sudah melakukan tugas kita malam ini. Aku akan segera mengakhirinya."     

Ia lalu mendorong tubuh Emmelyn ke atas dan menarik lepas pedangnya dari dalam tubuh gadis itu. Ia juga harus segera mendapatkan pelepasannya agar mereka dapat segera tidur.     

Karena itu, ia lalu menarik tubuh Emmelyn dan memposisikannya untuk berdiri, lalu mendorongnya untuk membungkuk sedikit, dan kedua tangannya berpegangan pada pinggiran bak mandi.     

Mars lalu mendorong masuk dari belakang, sementara tubuh Emmelyn bertumpu pada pinggiran bak.     

"Ahh…" Emmelyn yang masih dikuasai euforia dari orgasme pertamanya menjerit pelan saat penis Mars masuk ke dalam inti tubuhnya dan segera memompa kembali. Dalam waktu tidak terlalu lama keduanya sudah terbawa hingga puncak, langit ketujuh.     

"Ahhh… " Mars memejamkan mata dan meremas kedua payudara Emmelyn saat ia merasakan pelepasannya tiba. Tubuhnya bergetar hebat dan kemudian diam.     

Emmelyn mengejangkan tubuhnya dan mencengkeram pinggiran bak mandi dengan kuat ketika orgasmenya tiba bersamaan dengan Mars.     

Ia merasakan bagian inti tubuhnya dipenuhi cairan hangat kental yang merembes keluar ketika penis sang pangeran ditarik keluar dari tubuhnya.     

Mereka berdua terhuyung-huyung duduk kembali di bak mandi dan memejamkan mata, dengan tubuh Emmelyn di pangkuan Mars. Mereka menikmati after glow selama beberapa saat.     

Mars memeluk erat pinggang Emmelyn sementara gadis itu membenamkan wajahnya di bahu Mars.     

Ketika telah selesai, keduanya tidak berkata apa-apa, ketika secara kompak mereka keluar dari bak mandi dan mengeringkan diri.     

"Ayo tidur," kata Mars, sambil menarik tubuh Emmelyn untuk berbaring ke tempat tidur.     

Emmelyn tidak membantah seperti biasanya. Tubuhnya sangat lelah dan rasanya ia hanya ingin tidur.     

Dengan tubuh telanjang, keduanya naik ke atas tempat tidur dan tidur berpelukan di bawah selimut. Sentuhan kulit keduanya menyalurkan panas tubuh masing-masing ke satu sama lain.     

Rasanya begitu hangat dan nyaman, walaupun di luar sana udara di malam musim gugur terasa dingin menusuk.     

"Em… jangan tidur sembarangan seperti tadi," bisik Mars saat ia menarik kepala Emmelyn ke dadanya dan mengusap rambut gadis itu yang masih agak basah. "Bagaimana kalau para pelayan melihatmu telanjang di bak mandi saat mereka hendak membersihkan kamar? Aku akan terpaksa memenggal kepala mereka kalau mereka melihat tubuhmu tanpa pakaian."     

Emmelyn membuka sebelah matanya dan melihat ke arah wajah Mars yang berada sangat dekat dari kepalanya.     

"Ish.. kau ini berlebihan," kata Emmelyn dengan suara mengantuk. "Mreka tidak akan melakukannya. Jangan sembarangan memenggal kepala orang."     

"Sudah dua kali aku menemukanmu tidur di bak mandi. Ck ck… kau bilang kau bisa hidup di luar sana… bagaimana bisa kau selamat di hutan atau di jalan kalau kau kerjanya tidur begitu pulas seperti tadi?"     

"Aku ini instingnya sangat kuat, ya…" bantah Emmelyn. Ia membuka kedua matanya. "Aku pasti akan segera bangun kalau ada bahaya. Aku hanya tidur pulas kalau aku merasa aman."     

Mars membuka matanya dan menatap lekat-lekat sepasang mata biru indah Emmelyn. Berbagai pikiran berkecamuk di benaknya. Pelan-pelan dadanya dipenuhi perasaan hangat.     

Benarkah apa yang ia katakan ini? Emmelyn hanya tidur pulas kalau ia merasa aman?     

"Jadi… kau merasa aman di dekatku?" tanya pria itu akhirnya dengan suara yang terdengar senang. "Itukah sebabnya kau selalu dapat tidur dengan mudah?"     

Emmelyn tidak menjawab. Ia memejamkan mata dan menyusupkan kepalanya ke dada pria itu dan melanjutkan tidurnya.     

Untuk apa ia menjawab pertanyaan itu?     

Dasar.     

Ia hanya akan membuat Mars menjadi besar kepala, pikir Emmelyn.     

Mars tidak memaksa Emmelyn menjawab. Ia sudah mengetahui jawabannya, walaupun gadis itu tidak mengatakan apa-apa.     

Ahhhh.. seharusnya ia tahu! Emmelyn memang merasa aman bersamanya, sehingga ia melonggarkan kewaspadaannya dan bisa tidur dengan tenang dan nyaman, kapan pun ia inginkan.     

Ini pasti pengaruh psikologis, pikirnya. Ia sendiri, sejak bersama Emmelyn, tidak lagi meminum ramuan obat tidur dari Dokter Vitas.     

Keberadaan Emmelyn dalam pelukannya setiap malam membuatnya merasa sangat nyaman dan cukup relaks sehingga ia dapat menikmati tidur yang tidak terganggu sampai pagi.     

Ah… mungkin benar kata orang, kebahagiaan itu tidak dapat dinilai dengan uang. Ia merasa hidupnya bersama Emmelyn sekarang sudah cukup.     

Setelah mereka memiliki anak-anak, dan ia berhasil meyakinkan Emmelyn untuk tinggal, maka kehidupannya akan menjadi sempurna.     

Pikiran indah itu membuat Mars merasa sangat senang. Tidurnya malam itu sangat nyenyak, dan untuk pertama kalinya, ia pun bangun setelah matahari naik tinggi di angkasa.     

Sang penyihir jahat itu salah.     

***     

Hari itu adalah pertama kalinya Emmelyn bangun siang dan sang pangeran masih ada di tempat tidur bersamanya. Biasanya Mars sudah bangun duluan dan latihan bersama para prajuritnya, sehingga saat Emmelyn bangun, bagian ranjang di sebelahnya sudah akan kosong.     

Tetapi pagi ini, ia dikejutkan oleh tubuh kukuh itu masih tidur sambil memeluknya seperti tadi malam saat mereka berangkat tidur.     

Udara masih sangat dingin, tetapi dari celah di pinggir tirai beludrunya, Emmelyn dapat melihat sinar matahari masuk sedikit.     

Suasana di luar terlihat sudah terang, yang menandakan matahari sudah tinggi. Hmm.. apa yang membuat Mars tidur begini lama? pikir Emmelyn.     

Ia tidak tega membangunkan pria itu karena ia tahu betapa Mars memiliki masalah sulit tidur yang cukup parah. Akhir-akhir ini sang pangeran tidak meminum ramuan obat tidurnya, dan tadi malam juga tidak.     

Namun, ia dapat tidur dengan baik, dan malahan pagi ini ia malah masih saja terlelap. Apakah ini tandanya penyakit sulit tidur sang pangeran sudah sembuh? Kalau begitu, bagus sekali!     

Emmelyn kembali memejamkan matanya dan menunggu sampai Mars bergerak bangun, barulah nanti ia akan ikut bangun.     

Ia akan membiarkan pria itu tidur lebih lama. Mungkin ini adalah kesempatan pertama bagi Mars untuk dapat menikmati tidur yang begitu pulas.     

Sepuluh menit kemudian.     

"Uhm...."     

Emmelyn segera membuka sebelah matanya saat mendengar suara Mars menggumamkan sesuatu dan kemudian pria itu meregangkan tubuhnya.     

"Selamat pagi," kata Mars saat pria itu membuka matanya dan menemukan Emmelyn masih ada dalam pelukannya.     

Ahhh... ia bermimpi sangat indah tadi malam. Ia sampai tersenyum sepanjang malam. Sayangnya ketika ia bangun, ia tidak dapat mengingat apa yang ia alami dalam mimpi itu.     

Kekecewaan Mars karena tidak berhasil mengingat mimpi indahnya tadi malam hanya berlangsung satu detik.     

Begitu ia melihat Emmelyn dalam dekapannya, ia langsung merasa bersyukur bahwa kehidupan nyatanya pagi ini sangat indah, sehingga ia tidak perlu terus bermimpi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.