Pangeran Yang Dikutuk

Memandikan Pangeran Mesum **



Memandikan Pangeran Mesum **

0PERINGATAN:     

Di dalam bab ini ada adegan dewasa. Mohon kebijaksanaannya agar hanya dibaca oleh pembaca yang sudah dewasa. Anak-anak minggir dulu ya.. Cari bacaan lain, please...     

.     

.     

"Biar adil, seharusnya sekarang kau memandikan aku," kata Pangeran Mars tanpa nada bersalah.     

Emmelyn memutar matanya dan mendengus. "Dasar mesum..."     

Ugh... seharusnya ia bisa menduga bahwa laki-laki ini tidak akan melakukan apa pun untuknya tanpa menginginkan balasan...     

Mars hanya cengar-cengir melihat reaksi Emmelyn. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk pada spons pembersih yang terbuat dari rajutan wol di tangan Emmelyn. "Ayo cepat. Nanti aku mengkerut kalau berendam terlalu lama. Kau telah mengambil banyak waktuku."     

Dengan tidak rela, Emmelyn akhirnya mengusapkan spons di tangannya dan membersihkan tubuh Mars, mulai dari tangannya, naik ke lengan, bahu, leher, turun ke dadanya... perut.. lalu...     

"Di situ juga?" tanya gadis itu dengan suara ragu-ragu. Ia menunjuk ke arah pedang sang pangeran yang ada di antara kedua pahanya.     

"Di situ juga." Mars mengangguk. Ia memejamkan mata dan menunggu Emmelyn mengusap kejantanannya sampai 'bersih'.     

Emmelyn menggeleng-gelengkan kepalanya, namun ia tetap melakukan 'tugasnya' memandikan sang pangeran, karena tadi pria itu telah mencuci rambutnya.     

Dalam hati, Emmelyn bertekad tidak akan ketiduran di bak mandi lagi.     

Gara-gara ini, ia merasa sangat dirugikan. Ia menurunkan tangannya dan mengusap bagian di antara kedua paha Mars, dan menemukan benda panjang itu telah membesar dan mengeras.     

GLEK     

Sambil menelan ludah, Emmelyn mengusap-usap kejantanan Mars yang telah siap tempur dengan kedua tangannya. Ia juga membersihkan bijinya, dan area di sekitar kelaminnya.     

Setelah selesai, ia melanjutkan ke bagian paha dalam, dan paha luar, lalu ke lutut dan ujung kakinya. Astaga... capek juga.     

Laki-laki ini tubuhnya besar... tidak dapat dibandingkan dengan rambut Emmelyn yang hanya sampai pinggangnya.     

Mars menelan ludah saat tangan Emmelyn tadi bergerak mengusap-usap kejantanannya.     

Dalam sekejap penisnya mengeras, hanya dengan memikirkan bahwa gadis itu ada di atas tubuhnya sekarang, dan akan segera menyentuhnya di bagian maha penting itu.     

Ketika tangan Emmelyn bergerak naik turun mengusap penisnya dari batang hingga ke kepala, Mars merasakan kejantanannya berdenyut-denyut dan suhu tubuhnya memanas.     

Ia sudah sangat terangsang dan ingin segera memasuki gadis itu.     

"Ini tidak adil! Tubuhmu lebih besar dan lebih panjang daripada rambutku... Pekerjaanku lebih berat," omel Emmelyn.     

Mars membuka sebelah matanya. "Kalau kau mau memandikan adik kecilku saja, tidak apa-apa."     

GLEK.     

Emmelyn menelan ludah saat mendengar jawaban Mars dan tidak protes lagi. Dengan bibir cemberut ia lalu melanjutkan pekerjaannya.     

Ketika tangan Emmelyn pindah dari penisnya ke bagian paha dalam dan kemudian kakinya, Mars akhirnya tidak tahan lagi. Ia segera bangkit dari posisi duduknya dan menarik tubuh Emmelyn ke dalam pangkuannya lagi.     

Sebelum gadis itu sempat bereaksi, Mars telah menarik kepala Emmelyn mendekat dan mencium bibirnya dengan rakus. Emmelyn yang kaget segera berpegangan pada pinggiran bathtub dan melepaskan spons dari tangannya.     

Ia hendak protes, tetapi ia sama sekali tidak dapat mengeluarkan suara karena bibir sang pangeran mengunci bibirnya. Ia harus mengakui bahwa Mars semakin ahli dalam mencium.     

Ia ingat bahwa seharusnya pengalaman pertama lelaki ini menyentuh wanita adalah bersamanya. Dengan demikian, ia adalah ciuman pertama dan hubungan seksual pertama sang pangeran. Sama halnya dengan Mars juga merupakan lelaki pertama bagi Emmelyn.     

Namun, dibandingkan dengan ciuman pertama mereka, ciumannya yang kesekian kalinya ini terasa jauh, sangat memabukkan dibandingkan minggu lalu.     

Ini membuat Emmelyn bertanya-tanya, apakah Mars memang memiliki bakat alami dalam bercinta. Ia tahu dari banyak wanita penghibur yang ditemuinya di rumah bordil bahwa kebanyakan laki-laki tidak dapat bertahan lebih dari sepuluh menit saat mereka sudah melakukan penetrasi.     

Mereka juga cenderung egois dan hanya mencari kesenangan sendiri. Jangankan pemanasan, biasanya mereka hanya menginginkan para wanita itu untuk melayani mereka tanpa mereka berbuat apa-apa untuk merangsang sang wanita.     

Hal ini, sangat berbeda dari apa yang dirasakannya selama berhubungan dengan Mars. Sejak permulaan, pria itu selalu menanyakan apa yang ia sukai dan bagaimana ia menginginkan tubuhnya dimanjakan.     

Ahh… diam-diam Emmelyn merasa beruntung. Rasanya ini adalah penebus kesialannya yang harus terjebak di Draec dalam perjanjian dengan sang putra mahkota. Setidaknya sampai ia berhasil membunuh raja.     

Mereka berciuman dengan mesra, dan tangan Mars mulai bergerilya di seluruh tubuh Emmelyn. Tangan kanannya meremas payudara gadis itu dengan ahli dan kemudian turun ke liang kewanitaannya, lalu mengusap-usap klitorisnya.     

Tubuh Emmelyn perlahan tapi pasti mulai bergetar dan suara-suara lenguhan seksi mulai keluar dari bibirnya.     

Mars melepaskan bibirnya dari bibir Emmelyn dan menatap wajah gadis itu dari jarak sangat dekat.     

"Terima kasih, kau sudah memandikanku. Sekarang kita impas."     

Ia kembali duduk di bak mandi dan menarik tubuh Emmelyn untuk duduk di pangkuannya, menghadap ke arahnya.     

Kali ini, Emmely merasakan ada benda keras dan besar yang menyentuhnya dari bawah sana.     

Mars mencium Emmelyn lagi, sambil tangannya mengarahkan penisnya yang sudah mengeras masuk ke dalam liang kewanitaan Emmelyn.     

"Aahhh…" Emmelyn membuka mulutnya dan mendesah panjang. Ia merasa tubuhnya seketika penuh sekali dan ada rasa nikmat yang menjalar hingga ke ubun-ubun.     

Mereka baru pertama kali mencoba posisi ini, di mana Emmelyn duduk di atas Mars dengan kejantanan pria itu masuk dari bawah. Ini membuat seluruh batang penis sang pangeran dapat masuk hingga sepenuhnya.     

Keduanya menahan napas bersamaan, karena Emmelyn merasa begitu penuh, sementara Mars merasa kejantanannya dijepit dengan begitu erat oleh liang yang lunak dan hangat hingga ujung.     

Rasanya, oh… tidak dapat digambarkan dengan kata-kata.     

Mars menarik kepala Emmelyn lagi dengan tangan kirinya dan mencium bibir gadis itu dengan mesra, menyelusupkan lidahnya di antara bukaan bibir Emmelyn dan membelit lidahnya.     

Sementara tangan kanannya turun ke pantat Emmelyn dan menyangganya saat ia mulai menggerakkan pinggulnya naik turun dan memompa dari bawah.     

"Ahh.. ahh.. ahh.." Sensasi pompaan dari penis Mars yang keluar masuk itu benar-benar tak tertahankan dan Emmelyn mendesah tanpa henti.     

Suara desahan seksi gadis itu membuat Mars semakin bersemangat memompa dan gerakannya menjadi semakin cepat. Dalam waktu tidak terlalu lama, ia telah berhasil membuat Emmelyn mencapai puncaknya yang pertama.     

Tubuh gadis itu segera terkulai lemas di bahu Mars, yang memeluk pinggangnya dan memelankan gerakannya. Ia dapat merasakan penisnya seolah dijepit oleh liang sempit dan hangat yang berdenyut-denyut.     

"Apa kau sudah lelah?" bisiknya ke telinga Emmelyn dengan suaranya yang seksi.     

Emmelyn mengangguk lemah. Tenaganya terkuras karena tadi siang ia berlatih dengan pasukan Mars di lapangan. Kini, setelah berhubungan intim satu putaran, ia merasakan kelelahan yang luar biasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.