Pangeran Yang Dikutuk

Malam Ini Rasanya Damai Sekali **



Malam Ini Rasanya Damai Sekali **

0"Kau akan mati kalau berita ini sampai ke istana," tegur Mars. Setelah memastikan Emmelyn tidak akan berteriak lagi menyebutkan keinginannya membunuh raja, pria itu baru melepaskan tangannya dari bibir Emmelyn.     

"Kenapa kau ingin menahanku?" tanya Emmelyn kesal.     

"Karena aku tidak ingin kau mati..." kata Mars. "Aku tahu kerajaanku bersalah kepadamu. Aku tidak tahu bahwa saat kami menyerang Wintermere, kami akan menyakiti hati perempuan yang kucintai... Kini nasi sudah menjadi bubur dan aku tidak dapat membalikkan waktu. Karena itu aku hanya dapat meminta maaf kepadamu... Kalau ada yang dapat kulakukan untuk menebusnya, aku akan melakukanannya. Tolong beri tahu aku.. Apa yang kau inginkan agar aku dapat membuatmu berhenti membenci keluargaku..."     

Sorot mata sang pangeran yang terlihat begitu bersungguh-sungguh membuat Emmelyn tertegun. Bahkan walaupun gadis itu sedang mabuk, ia dapat merasakan kepedihan yang ditunjukkan oleh Pangeran Mars.     

Gadis itu membuang muka. "Aku tidak tahu."     

"Kalau aku mengembalikan Wintermere kepadamu, apakah kau akan memaafkanku?" tanya Mars lagi. "Kalau iya, aku akan mengembalikannya. Kau bisa pegang janjiku."     

"Cih.. tentu saja kau harus mengembalikan Wintermere kepadaku. Kita membuat kontrak untuk itu. Setelah aku melahirkan anak-anakmu, aku akan memperoleh Wintermere kembali," tukas Emmelyn.     

"Tidak, bukan begitu," kata Mars. "Kau tidak perlu melahirkan anak-anakku untuk memperoleh Wintermere. Aku akan memberikannya setelah kita menikah dan aku menjadi raja."     

Emmelyn menggeleng. "Tidak bisa. Kalau kau memang bersungguh-sungguh ingin memberikan Wintermere kepadaku dan ingin menebus kesalahanmu.. maka kau tidak akan memberiku syarat. Permintaan macam apa ini? Kau ingin menyuapku agar mau menikah denganmu??"     

Mars mendesah. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana ia dapat meyakinkan Emmelyn.     

"Aku bukan hendak menyuapmu. Tetapi aku ingin menebus kesalahanku kepadamu. Kalau kau menikah denganku dan menjadi ratu, kau bukan hanya mendapatkan Wintermere kembali, tetapi juga Draec. Bukankah itu lebih baik?" tanyanya kemudian.     

Sang pangeran lalu melanjutkan dengan nada sangat bersungguh-sunguh. "Kau akan dapat membalas dendam kepada keluargaku dan kerajaan ini dengan menguasai Draec di bawah kakimu, sebagai ratu negeri ini. Kau bisa menindasku sebagai ganti karena aku sudah menindas bangsamu..."     

Menurut Mars, sebenarnya apa yang ia ajukan ini sama-sama menguntungkan. Ia akan dapat menebus perbuatannya kepada Emmelyn, sekaligus memiliki gadis itu.     

Kalau ia mengatur kata-katanya agar Emmelyn merasa seolah ialah yang diuntungkan dari perjanjian ini, maka tentu gadis itu akan mau menikah dengannya.     

Benar saja. Emmelyn mengerutkan keningnya mengetuk-ketukkan jarinya di atas ranjang. Ekspresinya berubah menjadi serius.     

"Hmmm.. aku dapat membalas dendam kepada Draec dengan menguasai kerajaan kalian. Benar juga," kata Emmelyn.     

"Tentu saja aku benar. Kau sendiri yang bilang bahwa aku pandai," kata Mars sambil tersenyum.     

"Cih.. dasar narsis, suka memuji diri sendiri," kata Emmelyn.     

Gadis itu memejamkan matanya dan kepalanya tampak terkantuk-kantuk, mulai oleng ke sebelah kiri. Mars buru-buru menahannya agar tidak membentur tiang tempat tidur.     

Duh, tiang brengsek ini memang berbahaya, pikir Mars.     

Ah... sepertinya Emmelyn sudah kembali mengantuk dan akan tidur. Mars masih memiliki begitu banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan kepada gadis itu, mumpung Emmelyn masih dalam keadaan mabuk dan bersedia berkata jujur kepadanya.     

Kalau tidak begini, Mars tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya ada dalam isi hati gadis itu. Di luaran ia akan berkata A, padahal di dalam hatinya ia memaksudkan B.     

"Kau mengantuk? Kau ingin tidur kembali?" tanya Mars lembut.     

Emmelyn mengangguk, dengan mata masih terpejam.     

"Boleh aku bertanya satu hal lagi sebelum kau tidur?" tanya Mars.     

"Hmm..."     

"Terlepas dari semua masalah di antara kedua negara kita.. apakah..." Suara Mars terdengar sangat bersungguh-sungguh. "Apakah kau sebenarnya... mau menjadi istriku?"     

Emmelyn membuka sebelah matanya, lalu diikuti sebelah lagi. Kini kedua matanya yang tampak mengantuk menatap lurus ke sepasang mata keemasan Mars. Ia lalu lalu mengangguk.     

"Hmm."     

"Terima kasih. Hanya itu yang aku perlu tahu," kata Mars dengan perasaan lega. Ia menarik kepala gadis itu dan melayangkan ciuman mesra.     

Ia sudah menduga bahwa sebenarnya Emmelyn juga memiliki perasaan yang sama kepadanya. Tidak mungkin ada wanita yang bisa begitu dingin seperti yang selama ini ditunjukkan oleh Emmelyn.     

Gadis itu hanya berusaha membuat dirinya terlihat jauh, tak terjangkau, dan tidak punya perasaan. Mars saja yang laki-laki begitu cepat terpengaruh oleh keintiman di antara mereka.     

Setiap kali mereka bercakap-cakap tentang apa saja, setiap pelukan, ciuman, dan setiap kali tubuh mereka bersatu dalam indahnya permainan cinta... perasaannya tumbuh semakin dalam kepada Emmelyn, dalam kecepatan yang berbahaya.     

Kalau ia bisa merasakan cinta dan kasih sayang yang mendalam kepada wanita ini, masakan ia tidak merasakan hal yang sama? Setiap kali mereka berciuman, bermesraan, dan berhubungan intim, ia sebagai laki-laki merasakan kedekatan mendalam kepada wanita ini.     

Masakan Emmelyn sama sekali tidak terpengaruh? Mars sudah menduga bahwa sebenarnya gadis itu juga mencintainya... hanya saja ia terlalu angkuh untuk mengakui, atau terlalu dibutakan oleh dendam.     

Malam ini, setelah ia mendengarkan pengakuan Emmelyn yang ia ucapkan di saat ia tengah mabuk, sang pangeran merasa sangat lega. Dugaannya ternyata benar!     

Ahh... sekarang, semua itu sudah tidak penting lagi. Yang penting ia sudah tahu perasaan Emmelyn yang sebenarnya.     

Biarlah mulai sekarang, ia akan yang mengambil kendali dan mengurus situasi mereka agar keduanya dapat bersatu dan menikah.     

Ia tahu bagi Emmelyn akan sangat sulit menerimanya, dan gadis itu tentu ingin tetap terlihat tidak acuh di depannya.     

Besok pagi, ketika ia bangun, Emmelyn akan melupakan semua ini dan kembali bersikap seperti biasa, dingin dan tidak berperasaan.     

Tetapi Mars sudah lebih tahu. Ia akan mengambil kendali hubungan mereka. Ia akan berpura-pura tidak menaruh perasaan kepada Emmelyn agar gadis itu tidak kuatir akan dikekang di dalam istananya dan dirampas kebebasannya.     

Dengan pemikiran itu, ia melumat bibir Emmelyn menciumnya dengan sepuas hati. Emmelyn membalas ciumannya secara spontan, tetapi kemudian gadis itu benar-benar tertidur.     

"Aduh... gawat..." Mars tiba-tiba menyadari kesalahannya. Karena terlalu antusias mencium Emmelyn, tangannya telah bergerilya ke balik gaun tidur gadis itu. Ketika tangannya menyentuh payudara Emmelyn yang lunak, hasratnya segera terbakar dan kejantanannya mengeras.     

Ia dapat merasakan penisnya berdenyut-denyut meminta pelepasan. Aduh.. bagaimana ini? pikirnya.     

Emmelyn sudah tidur kembali. Ia juga tidak mau menggunakan tangan gadis itu untuk membantunya. Besok pagi gadis itu akan menyadari ada yang tidak beres kalau tangannya lagi-lagi tidak dapat digerakkan.     

Nanti Emmelyn akan dapat mengambil kesimpulan tentang apa yang terjadi beberapa hari lalu. Gadis itu sangat pandai. Mungkin Mars bisa menipunya satu kali, tetapi kalau hal itu terjadi lagim Emmelyn pasti akan curiga.     

Uff.. Mars tidak bisa menggunakan tangan Emmelyn. Ia harus memikirkan cara lain.     

Mars sudah bertekad akan menjaga citranya di depan gadis itu. Jadi sekarang, ia harus memikirkan solusi lain.     

Akhirnya karena sudah tidak tahan lagi, Ia lalu menggunakan tangannya sendiri untuk membantunya melegakan diri.     

Tangan kanannya bergerak naik turun memanjakan adik kecilnya, sementara tangan kirinya menggerayangi payudara Emmelyn.     

Ahh... tidak apa-apa, menggunakan tangan sendiri juga menyenangkan kalau ada wanita cantik di sampingnya yang bisa ia sentuh. Mars merasakan kenikmatan yang familiar itu mulai memenuhi kejantanannya, mengirim sinyal-sinyal kenikmatan ke otaknya.     

Dalam waktu tidak terlalu lama, pria itu memejamkan matanya dan mengocok semakin cepat. Gerakannya tangan kanannya naik turun dengan teratur sementara tangan kirinya meremas payudara Emmelyn, kanan dan kiri bergantian.     

Ketika suara lenguhan seksi terdengar dari bibir gadis itu, Mars merasa kenikmatan yang diterima otaknya menjadi berkali-kali lipat.     

Aaaahhh....     

Ketika akhirnya ia mendapatkan pelepasannya, Mars memejamkan mata dan mengeluarkan desahan panjang. Setelah beberapa menit menikmati pelepasannya, ia pun membuka mata dan mencium bibir Emmelyn yang masih tertidur.     

Setelah Mars membersihkan diri, ia lalu naik kembali ke tempat tidur dan memeluk Emmelyn untuk tidur dalam rangkulannya.     

Ahh.. malam ini rasanya damai sekali...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.