Pangeran Yang Dikutuk

Siapa Yang Kau Kurung Di Menara Abu?!



Siapa Yang Kau Kurung Di Menara Abu?!

0Raja Jared bergumam kecewa. "Aku tidak percaya anakku satu-satunya akan membuatku sangat kecewa. Aku benar-benar berharap kau bukan anakku satu-satunya... Aku bisa memiliki ahli waris yang lebih baik darimu... untuk mewarisi takhtaku."     

"Ayah memang benar, aku juga akan memiliki lebih banyak saudara, jika saja keluarga kita tidak dikutuk karena kau terlalu sombong untuk memohon pengampunan dari Lady Marielle setelah kau menghancurkan hatinya!"     

Mars akhirnya terprovokasi ketika ayahnya mengatakan ia berharap memiliki anak lain untuk mewarisi takhta darinya.     

Mars tidak pernah bersikap tidak hormat kepada ayahnya, tetapi dua hari ini terasa seperti neraka baginya dan ia merasa sangat lelah baik secara fisik maupun mental.     

Ia tidak tahan lagi.     

Sekarang, ia terus melanjutkan tanpa menahan diri. "Tidak ada saudaraku yang akan meninggal, dan ibu tidak akan mengalami begitu banyak penderitaan karena kehilangan bayinya jika saja kau tidak menganggap kehormatanmu lebih penting daripada wanita yang kau cintai dan anak-anakmu!"     

PLAK!     

"BERANI-BERANINYA KAU BERBICARA SEPERTI ITU!" Raja Jared akhirnya terpancing kemarahannya.     

Kekecewaannya, ditambah dengan kegelisahan putranya, akhirnya membuka sumur amarahnya. Ia menampar Mars dengan sekuat tenaga karena refleks.     

Apa yang dikatakan putranya adalah kebenaran dan Raja Jared tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Ia juga dihantui oleh pikiran-pikiran itu. Hatinya sering menuduhnya akan hal yang sama persis yang diucapkan putra satu-satunya.     

Bahwa semua penderitaan ini adalah kesalahannya.     

Raja Jared tidak bisa menghentikan dirinya sendiri untuk jatuh cinta dengan wanita lain ketika ia sudah bertunangan dengan Lady Marielle, tetapi ia seharusnya menangani semuanya dengan lebih baik.     

Ia seharusnya mengesampingkan harga dirinya dan meminta pengampunan dari wanita yang telah ia sakiti.     

Marielle bukanlah orang jahat. Ia wanita yang baik dan penuh kasih. Wanita itu sangat menyayanginya. Ia tidak pantas dicampakkan begitu saja seperti yang Raja Jared lakukan kepadanya.     

Melihat Ellena hari ini, ingatan Raja Jared tentang masa lalu dibawa kembali ke permukaan.     

Itukah yang dirasakan Marielle saat ia patah hati karena pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangannya? Suatu hal yang sangat menyakitkan hingga ia hanya ingin mati?     

Dan ia akhirnya bunuh diri karena Jared tidak repot-repot berusaha menjalin hubungan baik dengannya dan menebus kesalahan.     

Sekarang, Raja Jared menyadari bahwa itu semua salahnya. Ia tahu itu dan ia juga merasa terganggu dengan pikiran-pikiran tersebut. Tapi rasanya tetap menyakitkan saat anaknya sendiri menyerangnya dengan penuh kejujuran.     

Kebenaran yang menyakitkan.     

Dan itulah yang membuat raja marah.     

Mars berdiri diam di tempatnya. Tamparan ayahnya sepertinya tidak mempengaruhinya. Ia hampir mati rasa hari ini hingga pukulan apa pun tidak akan membuatnya merasakan sakit. Begitu banyak hal telah terjadi. Ia tidak bisa merasakan apa-apa lagi.     

"PENJAGA! TANGKAP PANGERAN MARS DAN KURUNG IA DI MENARA ABU!" Raja berteriak memanggil para pengawal raja. "Biarkan Putra Mahkota belajar menghormati raja!"     

Empat pengawal raja muncul dan mereka semua tampak bingung. Apakah mereka salah dengar perintah barusan?     

Raja meminta mereka untuk menangkap putra satu-satunya? Bagaimana mungkin??     

Mereka memandang raja dan pangeran secara bergantian, dan ketika mereka melihat ketegangan di antara kedua pria itu, mereka menyadari bahwa raja tidak sedang bercanda dan mereka tidak salah dengar.     

Ia memang memerintahkan mereka untuk menangkap putranya sendiri.     

"Maafkan kami, Yang Mulia. Kami harus melakukan ini," kata salah satu penjaga terbata-bata kepada Mars. Ia memegangi lengan sang pangeran, diikuti oleh penjaga lainnya.     

Mars hanya mengangguk. Ia mengerti keengganan mereka untuk menangkapnya, tetapi ia tahu jika mereka tidak mematuhi ayahnya, merekalah yang akan dihukum. Jadi, ia memberikan lengannya dengan sukarela.     

"Tidak apa-apa. Bawa saja aku ke sana," katanya dengan tenang.     

Mars berbalik dan keluar dari ruang kerja raja, bersama dengan pengawal raja.     

Raja Jared berdiri di tempatnya dengan tangan terkepal. Matanya dipenuhi dengan kesedihan saat ia mengingat wajah Lady Marielle.     

Sekarang, ia berharap ia tidak begitu sombong dan keras kepala di masa lalu. Jika saja ia meminta maaf kepadanya, semuanya tidak akan menjadi seperti sekarang.     

Raja Jared duduk di kursinya dan harus menenangkan dirinya dengan sebotol wine yang sangat kuat.     

Sekarang, setelah ia ditinggalkan sendirian untuk merenungkan apa yang baru saja terjadi, ia kecewa kepada dirinya sendiri karena memperlakukan putranya seperti itu. Ia memerintahkan Mars untuk ditangkap dan dikurung karena kemarahannya yang sesaat.     

Jauh di lubuk hatinya, raja tahu apa yang dikatakan Mars benar. Namun, semua perkataan itu terasa seperti pil pahit yang harus ia telan.     

Tidak mudah baginya untuk mengakui bahwa dirinya salah dan caranya menghadapi sesuatu telah menyakiti banyak orang.     

Bagaimanapun, ia adalah raja. Ia tidak bisa dianggap lemah dan salah oleh orang lain.     

Tiga puluh lima kerajaan sujud kepadanya dan ia hampir seperti dewa di benua ini. Kata-katanya adalah hukum dan kekuatannya mutlak. Perseteruan dengan penyihir dan keluarga Bellevar adalah satu-satunya hal yang menjadi noda dalam kekuasaannya yang nyaris sempurna.     

Tidak. Meskipun putranya benar, apa gunanya sekarang? Lady Marielle sudah meninggal dan tidak ada kerendahan hati dan memohon pengampunan apa pun yang bisa mengubah masa lalu.     

Raja Jared telah kehilangan 4 anak, ia pun harus menyaksikan istrinya menderita selama bertahun-tahun dan putranya dikutuk.     

Ia akan memastikan mereka akan mendapatkan ganjaran karena begitu berani membuat keluarganya menderita. Jika tidak, itu akan menjadi contoh bagi orang lain untuk mencoba hal yang sama.     

Mereka akan berpikir mereka juga bisa mengganggu keluarga kerajaan tanpa mendapatkan konsekuensi yang setimpal.     

Tidak mungkin!     

TOK     

TOK     

Raja mendongak dari gelas wine-nya dan berbalik ke arah pintu. Ia menduga istrinya yang mengetuk karena tidak ada satu orang pun yang berani datang atau meminta izin masuk tanpa ia memanggil mereka.     

"Masuklah," katanya.     

Pada saat itu, raja baru ingat ia memberi tahu istrinya ia akan menyusul dan menemaninya di kamar mereka untuk minum bersama dengannya sehingga ratu bisa menenangkan pikirannya yang putus asa.     

Namun, raja melupakannya karena ia sangat marah dan akhirnya minum di ruang kerjanya sendirian.     

Ratu Elara membuka pintu dengan pelan dan masuk. Ia melihat sekeliling dan tidak melihat putranya di dalam ruangan, ia menduga pangeran sudah pulang ke istananya sendiri.     

"Yang Mulia, mengapa kau minum wine di sini?" Tanyanya dengan suara lembut saat ia berjalan mendekati suaminya.     

Ia memperhatikan botol wine di samping raja dan tahu itu adalah wine terkuat yang mereka miliki. Raja Jared biasanya tidak meminumnya saat dalam suasana santai.     

Jadi, apakah sesuatu yang buruk terjadi sehingga ia menenggelamkan dirinya dengan minuman keras?     

"Aku sedang menunggumu, tapi kau tidak muncul setelah lebih dari dua jam," katanya. "Ini sudah lewat waktu makan malam. Apa kau mau makan sekarang?"     

Raja Jared hanya mengangguk. Ia menenggak wine miliknya dan menarik istrinya ke pangkuannya.     

Ratu Elara duduk dengan anggun di pangkuan suaminya dan menyandarkan kepalanya di pundak sang suami. Ia sangat menyukai momen mereka seperti ini.     

Ratu memiliki sikap anggun yang sangat feminin dalam dirinya dan bagaimana ia sangat bergantung kepada raja serta selalu membutuhkan perlindungan setiap saat membuat raja menyayanginya tanpa henti.     

Raja merasa seperti seorang pejuang terkuat dan paling gagah berani saat bersamanya.     

Ia sangat mencintai wanita ini. Ia akan melakukan apa saja untuknya, dan ia akan menghukum siapa pun yang berani menyakitinya.     

Raja tidak tahu jika Ratu Elara sebenarnya sudah mengetahui hal ini, tetapi baginya, istrinya adalah dunianya.     

"Ya, Cintaku?" Raja Jared mengelus lengannya dengan penuh kasih. Semua kemarahan dan kebencian kepada dirinya sendiri telah menghilang begitu ia melihat wanita itu masuk.     

"Apakah kau tidak lapar?" Ratu Elara bertanya lagi. "Jangan minum wine itu dengan perut kosong."     

"Maafkan aku. Aku memikirkan terlalu banyak hal hari ini," jawab Raja Jared. Ia menghela napas panjang dan mengangguk. "Aku lupa menemuimu untuk minum bersama dan aku jadi minum sendirian di sini. Aku minta maaf karena membiarkanmu menunggu selama itu."     

"Tidak apa-apa, Yang Mulia. Aku memanfaatkan waktuku untuk beristirahat di kamar," kata Ratu Elara. "Aku merasa sedikit lebih baik sekarang."     

"Hmm... Aku senang mendengarnya," Raja Jared menepuk lengan istrinya dan ratu bangkit dari pangkuannya. Raja kemudian mengikutinya, bangkit dari kursinya. "Sebaiknya kita mulai makan sekarang."     

Ratu Elara menunggunya mencapai pintu sebelum ia mulai menyusul di belakangnya, sesuai kebiasaan kerajaan.     

Namun, kali ini, raja menghentikan langkahnya dan menunggunya, raja kemudian mengulurkan tangannya dan meraih tangan sang ratu.     

Memegang tangan istrinya seperti ini memberinya rasa damai. Ia bisa membenarkan semua perbuatan kejamnya karena ia melakukannya untuk melindungi wanita lemah yang ia cintai dengan sepenuh hati ini.     

Ratu Elara menunduk dan tersenyum tipis. Wanita cantik itu berjalan di samping suaminya saat mereka pergi ke ruang makan bersama.     

Mereka berdua duduk menghadap meja yang berisi hidangan lezat, yang baru disiapkan oleh koki kerajaan. Tidak ada yang mengatakan apa pun saat mereka menikmati makan malam. Baru setelah mereka selesai, Raja Jared ingat bahwa putranya belum makan sejak sore hari.     

Ia memberi isyarat kepada John, kepala pelayan, untuk datang dan memerintahkannya untuk membawa makanan ke Menara Abu. Ketika ratu mendengar percakapan suaminya dengan John, telinga ratu terangkat.     

Ia menoleh kepada sang raja dengan alis berkerut dan bertanya kepadanya untuk siapa makanan itu?     

"Yang Mulia... siapa yang kau tahan di Menara Abu?" Ratu bertanya. "Apakah aku mengenalnya?"     

Tiba-tiba ia merasakan firasat buruk. Ia menyadari putranya tidak pernah pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal kepadanya.     

Namun, ketika ia memasuki ruang kerja suaminya, Mars tidak ada di sana. Ia menduga pangeran sudah pulang dengan terburu-buru dan tidak punya waktu untuk menemuinya dan mengucapkan selamat tinggal.     

Sekarang, ia curiga bahwa Raja Jared dan Pangeran Mars berselisih paham hingga menyebabkan putranya dikurung.     

Bukankah pagi ini mereka bertengkar tentang Emmelyn?     

Astaga... apakah mereka bertengkar lagi? Kali ini soal apa?     

Ratu menatap suaminya dengan ngeri. Kurangnya tanggapan dari raja semakin menegaskan kecurigaannya.     

"Yang Mulia... mengapa kau tidak menjawabku?" Tanyanya lagi. "Siapa yang kau tahan di Menara Abu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.