Pangeran Yang Dikutuk

Hatinya Lembut Seperti Ratu Elara



Hatinya Lembut Seperti Ratu Elara

0Raja ingin berpaling dan tidak menanggapi pertanyaan istrinya, tapi bagaimana ia bisa melakukannya?     

Akhirnya, ia menenggak wine dan meletakkan gelas itu kembali di atas meja sebelum menjawab dengan nada datar.     

"Aku menahan anak kita yang tidak patuh di sana," katanya.     

Ratu Elara sangat terkejut, ia berdiri dari kursinya sambil menekan bibirnya keras-keras.     

Jadi, kecurigaannya memang benar. Putranya tidak mungkin bersikap tidak sopan kepada ibunya sendiri dengan pergi meninggalkan istana tanpa mengucapkan selamat tinggal. Rupanya, raja mengurungnya di menara?     

"Kenapa kau melakukannya???" Sang ratu langsung menangis. Ia tidak percaya suaminya akan begitu kejam hingga mampu mengunci darah dagingnya sendiri seperti itu.     

Bukankah Mars satu-satunya anak mereka yang masih hidup? Mengapa raja harus bersikap begitu keras kepadanya?     

Sang ratu memanjakan Mars tanpa henti karena ia memiliki begitu banyak cinta yang bisa ia berikan kepada anak-anaknya, tetapi sayangnya hanya satu anak yang bisa menerimanya.     

Raja Jared memandang istrinya dan kata-katanya terlintas di benaknya.     

Ratu tidak bertanya apa yang dilakukan putra mereka hingga ia mengurungnya di menara, tetapi istrinya hanya bertanya MENGAPA raja melakukannya. Ia tidak peduli apakah Mars bersalah atau tidak.     

Raja menyadari jika cinta Ratu Elara kepada putra mereka adalah cinta buta. Sama seperti cinta yang ia lihat dari Mars untuk Emmelyn.     

Mereka sepertinya tidak peduli tentang siapa orang itu dan kesalahan apa yang telah mereka lakukan. Cinta mereka benar-benar tanpa syarat.     

"Aku melakukannya karena ia menghinaku, ayahnya sendiri yang seorang raja," jawab Raja Jared. "Aku harus memberinya pelajaran. Kurasa, kita terlalu memanjakannya karena ia anak kita satu-satunya sehingga ia berani menentang dan menghinaku."     

"Ya Tuhan..." Sang ratu tiba-tiba terhuyung dan jatuh lemas ke lantai.     

Ekspresinya dipenuhi dengan kesedihan dan putus asa, bahkan lebih parah dari yang ratu tunjukkan sebelumnya hari ini. Raja Jared segera berlutut untuk membantu istrinya bangun, tetapi ia menepis tangan raja.     

Ia mulai terisak, "Bagaimana kau bisa melakukan ini kepada anakmu sendiri... apakah penderitaan yang ia alami selama ini tidak cukup??"     

Raja Jared tercengang dengan tindakan istrinya. Ini adalah pertama kalinya Ratu Elara menentangnya.     

Apa yang terjadi sekarang? Bukan hanya putranya, tapi istrinya juga memperlakukannya seperti ini?     

"Elara," ia berbicara dengan lembut, berusaha keras untuk tidak terdengar marah. "Aku tidak berencana untuk mengurungnya dalam waktu lama. Hanya beberapa hari untuk membuatnya mengerti bahwa apa yang ia lakukan adalah salah dan aku akan segera membebaskannya."     

Raja kini tampak bingung. Mengapa istrinya menyebutkan betapa menderitanya putra mereka?     

Bukankah istrinyalah orang yang paling menderita? Mengapa ratu bersikap seolah-olah putra mereka adalah korban dan lebih menderita daripada dirinya sendiri?     

"Tolong, lepaskan ia sekarang," ratu memohon kepada suaminya. "Belum terlambat untuk melakukannya. Jika kau menunggu selama beberapa hari, ia akan membencimu. Mengurungnya di menara bukanlah caramu untuk berbicara dengan putramu atau membuatnya sadar atas kesalahannya."     

Jika orang lain yang mengatakan hal itu, Raja Jared pasti akan marah. Tapi yang menyampaikannya adalah istrinya sendiri, wanita yang sangat ia cintai. Meskipun raja tidak setuju dengannya, ia tidak akan marah kepadanya.     

Ratu Elara memandang suaminya dengan memohon. Melihat raja tidak mau mengalah, ia akhirnya berlutut dan memintanya untuk melepaskan putranya.     

"Yang Mulia, tolong lepaskan pangeran demi diriku, meskipun kau tidak ingin melepaskannya. Aku akan berlutut di sini sampai kau melepaskan putra kita," katanya dengan keras kepala. Ia menatap raja dengan mata berkaca-kaca, dan kedua tangannya diletakkan di atas lututnya.     

Ratu Elara adalah satu-satunya kelemahan raja. Ya, raja memang tidak pernah membiarkan orang luar melihat hal ini kecuali keluarganya. Dan dalam situasi ini, raja hanya bisa menuruti permintaan istrinya.     

"Elara ..." Raja hanya bisa menghela napas panjang. Istrinya tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Putranya juga tidak pernah menentang perkataannya seperti tadi.     

Mereka telah berubah sejak putri yatim piatu itu masuk ke dalam keluarga mereka. Mars telah berani menentang ayahnya sendiri yang seorang raja hanya untuk membela Emmelyn.     

Dan kini, istrinya, sang ratu, juga menentangnya untuk membela Mars.     

Raja teringat akan kejadian ketika Mars berlutut pagi ini untuk menjaminkan dirinya demi Emmelyn, dan sekarang, istrinya juga melakukan hal yang sama. Ibu dan anak benar-benar sama.     

Sekarang, Raja Jared menyadari bahwa putra satu-satunya rupanya mirip dengan istrinya, tidak hanya dalam penampilan tetapi juga dalam hal kepribadian. Apakah sifat putra mahkota ini cocok untuk menjadi raja Draec?     

Pangeran Mars berhati lembut seperti Ratu Elara.     

Mars memang tangguh dalam bertempur, dan ia memiliki reputasi sebagai orang yang kejam di luar sana.     

Hal ini berkat rumor yang disebar oleh istana untuk menyembunyikan kutukan putra mahkota. Tapi secara pribadi, Mars sebenarnya orang yang baik. Ia terlalu berhati lembut untuk menjadi raja.     

Sebuah kerajaan sebesar ini, dengan musuh yang mengintai di setiap sudut benua, membutuhkan pemimpin yang kuat dan kejam. Sang raja harus mampu menanamkan rasa takut untuk mempertahankan kekuatan dan kekuasaannya. Kuat dan baik hati saja tidak akan cukup.     

Raja Jared terkadang menyesali kenyataan bahwa ia tidak memiliki anak lain yang masih hidup. Kerajaan ini terjebak dengan satu-satunya calon raja yang terlalu baik hati di masa depan, pikirnya.     

"Baik. Aku akan membebaskannya. Kau bisa memegang kata-kataku," kata raja akhirnya. Ia bangkit dari lantai dan mengulurkan tangannya untuk membantu ratu berdiri. Tapi ratu menolak bantuannya dan bangkit sendiri.     

"Aku ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri saat Yang Mulia membebaskan pangeran," kata ratu yang tiba-tiba menjadi keras kepala. "Aku harap Yang Mulia tidak keberatan."     

Sekali lagi, jika orang lain yang meminta hal itu, Raja Jared akan marah karena kata-katanya diragukan. Tapi ia tidak pernah bisa marah kepada Elara. Ia hanya mengangguk dan memberi isyarat kepada istrinya untuk mengikutinya.     

"Kau bisa lihat sendiri saat aku membebaskannya," katanya datar.     

Begitu Mars melihat Raja Jared memasuki ruangan di mana ia dikurung dengan diikuti Ratu Elara yang berjalan di belakangnya, ia segera tahu bahwa ratu lah yang merundingkan pembebasannya.     

Ia membungkuk sangat rendah kepada ratu sebagai cara untuk berterima kasih kepadanya ketika ia menyapa ibunya. "Ibu."     

"Sayang, kau bisa pulang sekarang dan istirahatlah. Kau harus menenangkan pikiranmu," kata ratu penuh kasih. Ia meraih lengannya dan membawanya keluar pintu tanpa memperdulikan tentang suaminya.     

Mars berpaling untuk melihat raja, tetapi Raja Jared membuang muka. Ia jelas tidak senang, tetapi ia tidak bisa mengatakan apa pun yang akan membuat istrinya kesal. Raja hanya bisa membiarkan mereka berdua keluar dari ruangan dan turun dari Grey Tower.     

***     

Sudah lewat tengah malam ketika pangeran akhirnya mencapai istananya. Ia merasa sangat bersalah karena ia pulang larut malam tanpa memberi tahu istrinya.     

Emmelyn pasti mengira Mars akan pulang sekitar waktu makan malam atau sedikit lebih malam tapi tidak selarut ini.     

Apakah ia mengkhawatirkannya? Mars bertekad untuk tidak memberi tahu Emmelyn tentang apa yang terjadi di istana kerajaan. Ia sudah cukup stres akhir-akhir ini.     

Gadis itu kini tengah mengandung anak pertama mereka dan sangat lemah baik secara emosional dan mental.     

Ia juga baru saja kehilangan kakaknya. Emmelyn hanya akan semakin stres jika ia tahu suaminya telah menyinggung raja dan bahwa Emmelyn kini tidak diterima di Draec.     

Ketika Mars mencapai kamar mereka, ia melihat Emmelyn sudah tertidur, dan bantalnya kembali basah oleh air matanya.     

Ia menghela napas panjang dan melepas pakaiannya untuk berbaring di sampingnya. Ia melakukannya dengan pelan-pelan agar ia tidak membangunkannya.     

Kemudian, ia menyelipkan lengannya di bawah punggung Emmelyn dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.     

Semua stres dan kebingungan yang ia rasakan sepanjang hari ini pun perlahan menghilang.     

Emmelyn adalah tempat Mars pulang dan ia sangat senang karena malam ini ia bisa kembali kepadanya.     

Ketika Emmelyn bangun di pagi hari, ia bisa merasakan tubuh suaminya memeluknya erat, dan napas hangatnya terhembus di rambutnya. Ia membuka matanya dan memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Mars.     

Ia bertanya-tanya kapan suaminya tiba di rumah. Pasti lewat tengah malam, karena Emmelyn sudah menunggunya cukup lama setelah ia selesai makan malam.     

Emmelyn sempat mondar-mandir untuk beberapa lama dan bertanya kepada Roshan puluhan kali apakah suaminya sudah kembali atau belum, hingga akhirnya ia kelelahan dan tertidur.     

Apa yang membuat Mars harus tinggal begitu lama di istana? Dan mengapa ia tidak mengirim siapa pun untuk memberi tahunya bahwa ia akan pulang terlambat?     

Apakah sesuatu yang buruk terjadi di istana kerajaan? Atau mungkin sesuatu terjadi kepada Ellena?     

Ngomong-ngomong, bagaimana kabar gadis itu?     

Saat nama 'Ellena' terlintas di pikirannya, Emmelyn hanya bisa bisa mengertakkan giginya. Kini, ia seribu kali lebih membenci wanita itu setelah semua yang terjadi beberapa hari ini.     

Emmelyn merasa Ellena bertanggung jawab atas kematian kakaknya karena ialah yang membawa Killian ke ibu kota, tempat terakhir kakaknya menghembuskan napas.     

Jelas sekali, Ellena merencanakan sesuatu dengan Killian, atau mungkin ia berbohong kepada kakaknya hingga membuat Killian datang ke Draec dan berpura-pura tidak mengenal Emmelyn.     

Apa pun yang ia rencanakan, tampaknya rencana itu tidak berjalan dengan lancar. Karena di saat-saat terakhirnya, Killian lebih memilih untuk menyelamatkan adiknya dari segala kecurigaan dengan menanggung semua kesalahan dan menerima kematian sebagai hukumannya.     

Begitu banyak pertanyaan berkecamuk di benak Emmelyn. Ia ingin tahu apa yang terjadi setelah Ellena mencoba bunuh diri.     

Sayang sekali pedang itu tidak mengenai organ vitalnya jadi ia masih selamat. Ngomong-ngomong, Mars pergi ke istana untuk menemui sang raja.     

Mereka pasti membicarakan apa yang terjadi di kastil Mars kemarin, tentang Killian, dan Emmelyn.     

Ia bertanya-tanya apa yang raja pikirkan tentang mereka kini? Selain itu... Mars mengatakan ia akan memberi tahu orang tuanya tentang pernikahan mereka. Apakah ia akhirnya memberi tahu raja dan ratu?     

Jika Mars memang melakukannya, apa pendapat mereka? Apakah mereka marah kepada Mars...? Atau apa mereka memberikan restu?     

Astaga... pikiran Emmelyn berkelana begitu jauh seperti jaring yang saling terkait satu sama lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.