Pangeran Yang Dikutuk

285



285

0"Ya Tuhan... ini benar-benar..." Emmelyn benar-benar kehilangan kata-kata. Lukisan-lukisan itu terlihat sangat menggemaskan. "Ahh.. sangat imut!"     

Melihat Mars saat masih bayi membuatnya penasaran bagaimana wajah Harlow nanti saat ia lahir.     

Ia sangat berharap Harlow akan mewarisi penampilan suaminya. Sejujurnya, Emmelyn merasa Mars tampak lebih menarik darinya. Karena itu ia ingin anak-anak mereka meniru wajah ayahnya.     

Lebih baik seperti ini, pikir Emmelyn.     

[Mereka bisa meniru kepribadianku yang luar biasa.]     

[Dengan begitu, mereka akan mendapatkan yang terbaik dari kedua dunia.]     

"Bagaimana menurutmu?" Ratu Elara menoleh ke arah Emmelyn ketika ia mendengarnya terkesiap. "Ia tampan, bukan?"     

"Ia sangat tampan..." Emmelyn mengangguk penuh semangat. "Jika aku bertemu dengannya saat aku masih kecil, aku yakin aku akan langsung jatuh cinta kepadanya."     

"Hahaha... kau ini lucu sekali," ucap ratu sambil tertawa terbahak-bahak. "Aku yakin ia juga akan jatuh cinta kepadamu."     

Ratu Elara menunjukkan kepada Emmelyn begitu banyak lukisan yang dibuat sejak Mars masih kecil hingga ia berusia 20 tahun. Setelah menginjak usia itu, Mars tidak mau dilukis lagi.     

"Ahh... ia terlihat sangat menggemaskan dalam lukisan ini..." puji Emmelyn saat ia mengagumi salah satu lukisan yang menunjukkan putra mahkota ketika ia berusia lima tahun.     

Ia mengenakan kemeja putih dengan kerah renda dan celana hitam. Rambutnya sebahu dan ia sudah terlihat sangat tampan sejak masih kecil. Ratu Elara tersenyum lebar saat melihatnya.     

"Ia memang sangat menggemaskan. Ia sering sakit ketika ia masih kecil, makanya ia terlihat kurus di sebagian besar lukisan ini," kata ratu. "Ia perlahan-lahan mendapatkan kekuatan dan kesehatan ketika ia beranjak remaja. Seperti yang kau lihat dalam lukisan ini, ia terlihat sangat sehat dan kuat."     

Ia menunjuk ke beberapa lukisan lain di mana Mars tergambar berdiri di depan kuda hitamnya, Emmelyn beranggapan bahwa kuda itu adalah Snow. Dalam lukisan itu, Mars terlihat mengenakan pakaian mewahnya. Oh, ia tampak begitu memesona hingga Emmelyn kehilangan kata-kata.     

"Apakah itu Snow? Maksudku kuda kesayangan Mars..." Emmelyn menunjuk ke kuda hitam di belakang Mars Strongmoor remaja.     

Ratu menggelengkan kepalanya. "Bukan, ini bukan Snow, tapi ayahnya. Kuda kesayangannya saat itu yang bernama Illumine. Ketika kuda itu mati karena sudah tua, Mars mengadopsi putra pertama Illumine. Kuda itu bernama Snow. Dan mereka belum pernah berpisah selama hampir enam tahun sejak itu."     

"Oh..." Emmelyn mengangguk. Ia senang mengetahui lebih banyak detail tentang suaminya. Ia merasa seperti ia mengenalnya sejak ia masih muda seolah-olah mereka tumbuh bersama.     

Ini semua terasa begitu menarik! Mengetahui segala sesuatu tentang Mars dari ibunya sendiri adalah pengalaman yang sangat menyenangkan.     

Sekarang, Emmelyn tidak sabar untuk segera membandingkan penampilan Harlow ketika ia seumuran dengan ayahnya.     

"Aku sangat bahagia, Ibu Suri menyimpan banyak kenangan sejak ia masih kecil," komentar Emmelyn. "Sekarang, aku bisa membandingkan bagaimana penampilan Harlow dan anak-anak kami yang lain dengan ayah mereka nanti. Pasti akan menyenangkan."     

Emmelyn tidak perlu melihat lukisan masa kecil Raja Jared untuk mengetahui bahwa Mars sama sekali tidak mirip ayahnya.     

Sang pangeran pasti telah menuruni ibunya dalam segala aspek. Penampilannya yang menawan mengikuti penampilan ibunya, rambut, dan mata mereka sangat mirip...     

Ah, bahkan kepribadian mereka berdua pun tampak serupa. Emmelyn menoleh untuk melihat ibu mertuanya dengan kagum dan merasa bersyukur.     

"Kau benar... melihat lukisan-lukisan ini membuatku sadar bahwa waktu berlalu begitu cepat. Kau harus menghargai setiap momen bersama anakmu. Astaga... rasanya baru kemarin aku melahirkannya," kata ratu dengan suara sedih. Pikirannya seakan melayang ke masa lalu dalam nostalgia. Kemudian, ia menoleh lagi ke arah Emmelyn dan mengulurkan tangannya. "Sekarang... ia akan segera memiliki anak sendiri. Ahh... sungguh luar biasa."     

Emmelyn tersenyum dan meraih tangan ratu. Kedua wanita itu saling mengagumi satu sama lain.     

"Aku akan membuat banyak lukisan untuk Harlow juga," bisik Emmelyn. "Aku akan meniru caramu, Ibu Suri."     

Sang ratu tertawa kecil. "Ya, kau harus melakukan itu saat Harlow masih mau mendengarkanmu..."     

"Ahaha... kenapa Harlow tidak mau mendengarkanku?" Emmelyn bertanya.     

"Kau bisa melihat sendiri bagaimana Mars sudah tidak mau lagi dilukis setelah ulang tahunnya yang ke-20," keluh ratu. "Seperti yang kau lihat, itu adalah lukisan Mars terakhir yang kami miliki. Kami perlu memperbarui dokumentasi kerajaan, tapi ia tidak menyukainya lagi. Huh. Aku mungkin bisa memaksanya membuat lukisan lain saat ia naik takhta."     

Emmelyn tersenyum saat mendengar keluhan ibu mertuanya. Itu benar. Mars tidak tampak seperti seseorang yang suka dilukis. Emmelyn juga merasa Edgar tidak akan suka dirinya dilukis, sama seperti Mars.     

Mungkin, Gewen adalah satu-satunya yang akan menyukai hal semacam ini. Emmelyn bertanya-tanya berapa banyak lukisan yang dibuat keluarganya untuk Gewen. Ia bisa membayangkan pria tampan itu dengan senang hati berpose setiap tahun untuk ibunya.     

"Seharusnya kau juga dilukis." Tiba-tiba, ratu menyarankan. "Kita bisa memanggil pelukis kerajaan untuk membuatnya saat kau masih mengandung Harlow. Dan nanti, kita bisa membuat satu lagi setelah Harlow lahir. Kita bisa membuat begitu banyak lukisan baru untuk menghiasi dinding istana. Bagaimana menurutmu?"     

Emmelyn terbatuk keras ketika ia mendengar kata-kata ratu yang penuh antusias. Sepertinya, Ratu Elara telah menemukan 'korban' baru untuk hobinya tersebut.     

Karena Mars menolak lukisannya dibuat, sekarang ratu merasa Emmelyn dan Harlow bisa menggantikannya.     

"Yah... dinding kastil kami cukup kosong," kata Emmelyn setuju. "Sungguh menyenangkan memiliki lukisan keluarga dan banyak lukisan baru Harlow di sana..."     

"Ah... Aku tahu kau akan menyetujuinya," kata Ratu Elara sambil tertawa. Ia semakin menyukai Emmelyn.     

Kedua wanita cantik itu menghabiskan sepanjang sore bersantai di lounge sambil mengobrol dan menikmati teh bersama setelah mereka mengagumi lukisan-lukisan itu. Sementara keempat pria lainnya masih sibuk mendiskusikan misi mereka sampai malam tiba.     

Mars datang ke lounge dan menjemput istrinya tepat setelah matahari terbenam.     

"Kau sudah selesai?" Emmelyn bertanya kepada Mars ketika ia melihatnya memasuki lounge. Wajahnya tampak lelah tetapi masih menunjukkan senyum penuh semangat. Sepertinya mereka telah membuat rencana yang bagus untuk menangkap penyihir itu dan mengalahkannya.     

"Ya. Bagaimana kabarmu dengan ibuku?" Mars bertanya sambil tersenyum.     

"Oh... kami tadi membahas tentang dirimu ketika kau masih kecil. Aku melihat banyak lukisan yang indah," komentar Emmelyn.     

Ratu telah meminta John dan para pelayan untuk mengembalikan lukisan itu ke perpustakaan dan aula keluarga. Jadi, Mars tidak melihat buktinya ketika ia tiba di lounge.     

Pangeran mengangkat alisnya sedikit dan menatap ibunya, "Ibu... tolong jangan katakan kau sudah menunjukkan lukisan-lukisanku saat aku masih kurus kepada istri tercintaku?"     

Ratu Elara dan Emmelyn tertawa terbahak-bahak saat melihat Mars berubah kesal. Mars benci penampilannya ketika ia masih kecil dan remaja. Ia merasa dirinya terlalu kurus dan sakit-sakitan. Lukisan-lukisan itu terlihat tidak mengesankan sama sekali untuk diperlihatkan kepada istrinya.     

"Tidak... kau salah, kau terlihat tampan di setiap lukisan itu," sembur Emmelyn. Ia mendatangi suaminya dan memeluk lengannya. "Aku memberi tahu Ibu Suri, jika aku bertemu denganmu ketika kita masih kecil, aku pasti akan langsung jatuh cinta kepadamu. Kau sangat tampan dan menggemaskan."     

Mars memandang Emmelyn dalam-dalam, mencoba melihat apakah ia sedang menggodanya atau berbohong... ia tidak bisa menebaknya. Sepertinya Emmelyn mengatakan yang sebenarnya.     

Senyuman hangat muncul di wajahnya ketika ia menyadari Emmelyn benar-benar mencintainya, dan bahkan tidak mempermasalahkan penampilannya saat masih muda dan sakit-sakitan di masa lalu.     

"Kupikir... jika aku bertemu denganmu saat kita masih kecil... Aku juga akan langsung jatuh cinta kepadamu," aku Mars akhirnya.     

Sang ratu terbatuk dan melihat ke arah lain saat kedua sejoli itu berciuman.     

"Sebaiknya kita pulang sekarang," kata Mars kepada Emmelyn setelah ia mengakhiri ciuman mereka.     

Ia menoleh ke arah ibunya yang berpura-pura memusatkan perhatiannya pada cangkir teh di tangannya. "Ibu, Emmelyn dan aku akan pulang sekarang. Kita akan kembali dua hari lagi. Aku akan membawa barang-barang Emmelyn agar ia bisa tinggal di kamar lamaku sebelum aku berangkat ke Wintermere."     

Ratu tersenyum dan menepuk pundak putranya. "Ya, Emmelyn sudah memberi tahuku bagaimana ia ingin ruangan itu didesain ulang dan dibuat lebih bagus. Kurasa John bisa menyelesaikan semuanya besok. Kamarmu akan siap untuk Emmelyn ketika kalian berdua datang ke sini lagi."     

"Terima kasih banyak." Mars mencium pipi ibunya dan mengucapkan selamat tinggal. "Kita harus pergi sekarang."     

"Selamat malam, Ibu Suri." Emmelyn memeluk ibu mertuanya dan juga mencium pipinya.     

Ratu tampak sangat senang dan menepuk punggungnya. "Kalian berdua harus istirahat dan menikmati waktu berkualitas besok."     

Ia tahu perjalanan yang akan diambil putranya akan panjang dan sulit. Ini tidak akan mudah bagi Mars dan Emmelyn. Namun, ia mengerti bahwa mereka tidak punya pilihan lain.     

Masalah ini harus diselesaikan secepatnya. Itulah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa mereka bisa hidup damai dan membangun keluarga yang bahagia bersama.     

Mars juga telah meyakinkan ratu bahwa ia akan pulang tepat waktu untuk kelahiran Harlow. Jadi, semakin cepat ia pergi dan mengurus sang penyihir, semakin cepat ia akan bertemu kembali dengan istri dan anaknya.     

"Ayahku masih sibuk berbicara dengan Elmer," kata Mars sambil menutupi pundak Emmelyn dengan syal wol besar. "Kurasa kita tidak perlu menemuinya sebelum kita pergi."     

"Hmm... oke," kata Emmelyn lega. Lagi pula ia tidak ingin berbicara dengan raja sekarang. Ia pikir menemui Raja Jared hanya akan merusak malamnya.     

Jadi, ia senang raja tampak terlalu sibuk untuk berbicara dengannya lagi.     

"Ayo pergi."     

Mereka berjalan bergandengan tangan melintasi taman besar di depan istana utama dan naik ke kereta mereka. Mars masuk setelah Emmelyn masuk dan kemudian menyuruh kusirnya untuk segera pergi.     

Dalam perjalanan pulang, Emmelyn hanya menyandarkan kepalanya di pundak suaminya dan memejamkan mata.     

Ada begitu banyak hal yang ingin ia diskusikan dengan Mars, tetapi ia tidak ingin kusir mereka mendengarkan percakapan mereka, jadi ia menahan diri dan menyimpannya untuk dirinya sendiri saat dalam perjalanan pulang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.