Pangeran Yang Dikutuk

Aku Sangat Mencintaimu



Aku Sangat Mencintaimu

0Mars bangkit dari kursinya dan menyambut tabib tua itu. Ia berusaha terlihat tenang agar tidak membuat istrinya cemas.     

"Jadi begini... kami ingin kau memeriksa kehamilan Emmelyn dan memberi tahu kami bagaimana kondisinya," katanya.     

Tuan Vitas mengangguk. Ia mendekati Emmelyn dan memeriksa denyut nadinya. Kemudian, ia menoleh ke arah mereka dan tersenyum. "Semuanya tampak baik-baik saja."     

"Oh..." Emmelyn menekan bibirnya saat mendengar hal itu. Ia dan Mars saling pandang. Tuan Vitas pasti tidak akan berbohong kan?     

"Apa... terjadi sesuatu?" Tuan Vitas bertanya lagi kepada mereka.     

Emmelyn menghela napas dan perlahan ia menceritakan apa yang terjadi dan betapa khawatirnya mereka. Tabib tua itu hanya tersenyum ketika mendengar kekhawatiran mereka.     

Ah... Ia mendapati situasi ini sangat menghangatkan hati dan ia tidak bisa menahan senyumnya.     

Sang tabib tua dapat memahami bahwa sebagai orang tua yang masih muda dan baru pertama kali merasakan kehamilan mereka tidak tahu banyak tentang apa-apa yang dapat diharapkan terkait kehamilan Emmelyn.     

Tuan Vitas memutuskan untuk menjelaskan kepada mereka setiap hal kecil yang mungkin dialami seorang ibu dan bayinya di semua tahap kehamilan.     

"Itu sangat normal," katanya. "Janin pada usia 5 bulan sudah cukup besar untuk mulai bergerak. Jika bayi itu bergerak dan menendang, itu artinya bayi dalam kandungan Yang Mulia sehat. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."     

"Oh... baguslah kalau begitu," kata Mars dengan perasaan lega.     

Jadi, dugaan Mars memang benar. Bayinya baik-baik saja. Dan menilai dari seberapa kuat tendangannya hari ini, ia pasti sangat sehat.     

Ini benar-benar kabar baik, seperti pelangi yang cerah setelah hujan deras bagi mereka berdua.     

Mereka mengajukan lebih banyak pertanyaan lagi kepada Tuan Vitas dan lelaki tua itu dengan senang hati menjawab semuanya. Setelah mereka puas, akhirnya Tuan Vitas pergi dengan menyunggingkan senyum di wajahnya.     

"Wahh, berarti yang terjadi ini adalah pertanda baik," kata Mars kepada Emmelyn setelah tabib itu pergi. "Sudah kubilang kan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Anak kita menendang karena ia sehat dan bersemangat. Kau tidak usah kuatir lagi ya?"     

"Tapi kau tadi yang lebih dulu khawatir," jawab Emmelyn. "Karena kau kuatir, aku juga jadi ikut kepikiran..."     

"Ah... benar. Aku duluan yah," Mars tertawa kecil. Sekarang ia bisa merasakan beban di dadanya berkurang. Semuanya akan baik-baik saja. Ahh.. ia sungguh merasa lega sekali.     

Kini, mereka sudah tahu di mana penyihir itu tinggal dan tinggal merencanakan serangan mereka secara diam-diam.     

Begitu sang penyihir mati, tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Mereka bisa menunggu kelahiran bayi mereka dengan hati tenang.     

Tidak akan lama. Dalam empat bulan atau lebih, ia akan menjadi ayah, dan Emmelyn menjadi seorang ibu. Akhirnya, keluarga mereka akan menjadi sempurna.     

"Ia bergerak lagi..." Emmelyn tiba-tiba menjerit. Ia melambaikan tangannya memberi tanda agar Mars datang kepadanya.     

Sang calon ayah dengan cepat datang ke sisinya dan menyentuh perut Emmelyn lagi. Wajah sang pangeran tampak berseri-seri karena kegembiraan.     

Waaaah...! Sebelum ini, ia tidak pernah merasa sebahagia ini saat merasakan tendangan seseorang. Memiliki bayi benar-benar pengalaman yang mengesankan!     

"Apa sakit?" Ia bertanya kepada Emmelyn.     

"Tidak," kata gadis itu. "Awalnya terasa aneh, tapi sekarang aku sudah terbiasa."     

"Apa aku boleh melihatnya?" Mars bertanya lagi.     

Emmelyn mengerutkan alisnya. "Bagaimana caranya?"     

Sesaat kemudian ia menyadari apa yang Mars maksud.     

"Tidak apa-apa jika kau tidak ingin menunjukkannya ..." Mars buru-buru menambahkan.     

"Tidak... Aku akan menunjukkannya," jawab Emmelyn. "Tapi mungkin tidak di sini?"     

"Ah, kau benar!" Mars tersenyum lebar. Ia dengan cepat menggendongnya dan berjalan ke pintu. "Sebaiknya kita pergi ke kamar kita."     

Emmelyn langsung melingkarkan tangannya di leher pangeran dan menyandarkan kepalanya di pundaknya. Ahh... Emmelyn sangat suka aroma maskulin pangeran dan sentuhan tubuh suaminya yang ia rasakan lewat tubuhnya.     

Mars membawa Emmelyn ke kamar mereka dan meletakkan tubuhnya di tempat tidur dengan hati-hati. Kemudian, ia duduk di tepi tempat tidur.     

"Apa kau membutuhkan bantuanku?" Mars bertanya dengan senyum lebar.     

Emmelyn tersenyum malu-malu dan mengangguk.     

Mars membantu membuka kancing bagian atas gaunnya dan menurunkannya untuk menunjukkan perutnya. Ia terkejut melihat bagaimana perutnya tumbuh cukup signifikan.     

Karena Mars sudah melihatnya setiap hari, ia tidak benar-benar memperhatikan perubahan fisik istrinya tetapi setelah lebih dari lima bulan sekarang terlihat sangat jelas.     

Dan payudaranya juga membesar!     

Wow..! Kapan itu terjadi? Mars bertanya-tanya.     

Istrinya kini terlihat sangat seksi dan memikat. Meskipun Emmelyn selalu berpikir bahwa ia terlihat gemuk seperti sapi, sebenarnya di mata pangeran, ia terlihat semakin menarik.     

Sekarang, pikirannya dipenuhi dengan pikiran-pikiran mesum, hal-hal yang ingin Mars lakukan kepadanya.     

[Ini tidak benar.]     

[Emmelyn sedang berduka. Bagaimana mungkin aku bisa berpikir untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh dengannya?]     

Mars mengomel kepada dirinya sendiri.     

Ia menyentuh perut Emmelyn yang buncit dan berharap bayi mereka akan menendang lagi.     

"Mengapa bayinya tidak menendang?" Ia bertanya dengan nada kecewa setelah memegang perutnya selama lebih dari setengah jam.     

Mars merasa jadi sedikit canggung karena pikirannya terus memikirkan tentang seks dan betapa seksinya penampilan Emmelyn saat ini, berbaring setengah telanjang di hadapannya.     

Payudaranya tampak menggoda seolah mengundang Mars untuk datang dan membelainya. Celananya mulai terasa kencang.     

"Aku tidak tahu," jawab Emmelyn dengan berbisik. "Mungkin bayinya tidur?"     

"Hmm..."     

Emmelyn akhirnya menyadari nafsu yang terpancar dari mata Mars dan bagaimana suhu tubuhnya mulai naik. Jantung Emmelyn kini mulai berdebar kencang.     

"Apa kau..." Emmelyn menelan ludah. "Apa kau ingin melakukannya?"     

Mars mengerjap-kerjapkan matanya ketika ia mendengar pertanyaan istrinya.     

Apa ia… juga menginginkannya?     

Pangeran menatapnya dalam-dalam dan melihat kerinduan di mata Emmelyn. Ah... ia sangat senang mengetahui bahwa istrinya ternyata juga menginginkannya.     

"Iya..." jawab Mars dengan suara serak saat ia segera menangkupkan wajahnya dan mencium bibir Emmelyn.     

Mereka berciuman dengan penuh gairah. Mars akhirnya bisa melakukan apa pun didorong hasratnya terhadap Emmelyn.     

Ia menurunkan tangannya dari wajah Emmelyn dan meremas payudaranya dengan lembut saat mereka melakukan ciuman bergairah itu.     

Mereka berdua mendesah karena nafsu akhirnya mengambil alih kesedihan dan stres yang mereka rasakan sepanjang hari.     

Segera, Mars menelanjangi satu sama lain dan tubuh mereka saling menyatu di tempat tidur.     

Mereka bercinta dengan perlahan dan lembut untuk melepaskan ketegangan satu sama lain, menikmati kesenangan yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang sedang jatuh cinta.     

"Aku sangat mencintaimu," bisik Mars sambil memposisikan tubuhnya untuk berbaring di belakang Emmelyn.     

Kemudian, ia memasukkan kejantanannya ke dalam vagina Emmelyn dari samping, berhati-hati agar tidak masuk terlalu dalam. Ia tidak ingin membuat istrinya merasa tidak nyaman berhubungan intim di saat kehamilannya sudah besar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.