Pangeran Yang Dikutuk

242



242

0Emmelyn ingat Mars menyuruhnya untuk tidak mendekati Killian saat mereka berbicara. Tapi... sekarang ia merasa bersalah bahkan karena mengira kakaknya akan melakukan sesuatu yang buruk kepadanya.     

[Astaga... ia adalah saudaraku. Ia tidak akan pernah menyakitiku.]     

"Kenapa kau terlihat enggan?" Killian bertanya lagi kepadanya. "Apa menurutmu aku akan menyakiti anakmu?"     

Emmelyn menelan ludah. Killian baru saja membaca apa yang ada di pikirannya. Ahh... ia merasa sangat malu karena ia memiliki pemikiran negatif tentang kakaknya.     

Akhirnya, Emmelyn bertanya kembali. "K-kenapa... kau ingin menyentuh bayiku?"     

Killian mengangkat bahu. "Ia kemungkinan akan mati saat lahir dan aku tidak akan pernah bisa menyentuhnya."     

"Ke-kenapa kau mengatakan hal yang begitu mengerikan?" Emmelyn bertanya kepada Killian dengan suara terkejut.     

Ia benar-benar tidak mengerti mengapa Killian bisa memperlakukannya seperti ini. Pria itu adalah saudaranya sendiri!     

Meskipun Killian membenci Mars dan keluarganya, tapi Emmelyn tetap saudara kandungnya.     

Apakah Emmelyn sudah mati baginya? Bagaimana Killian bisa melakukan ini kepadanya?     

"Ini bukan masalah pribadi," jawab Killian acuh tak acuh. "Seluruh keluarganya dikutuk. Apa yang membuatmu berpikir bahwa anak dalam kandunganmu tidak dikutuk juga?"     

"Bayi itu kemungkinan tidak akan selamat, sama seperti saudara-saudaranya. Bagaimana denganmu sendiri? Apa kau tidak merasa khawatir akan menjadi bagian dari bencana mereka? Aku pikir kau jauh lebih pintar dari ini. "     

Emmelyn menggigit bibirnya dengan keras sampai berdarah. Ia berusaha untuk tidak membuang muka.     

Jika sampai ia memperlihatkan ekspresi tertekan, maka akan memicu suaminya untuk masuk kembali dan turun tangan. Ia tidak ingin Killian mendapat masalah.     

"Kau benar," jawab Emmelyn akhirnya. "Aku lebih pintar dari ini. Seharusnya aku mempercayaimu saat pertama kali kau dengan tegas mengatakan bahwa kau tidak memiliki saudara perempuan."     

"Kau bukan lagi saudara yang aku kenal. Aku tidak percaya kau berubah sebanyak ini. Bahkan jika mereka adalah musuhmu, setidaknya aku masih saudaramu. Bagaimana kau bisa memperlakukanku seperti ini?"     

"Ha. Itu benar. Aku tidak punya saudara perempuan. Yang terakhir meninggal karena bunuh diri setelah Wintermere kalah. Aku satu-satunya yang tidak beruntung di keluargaku karena terus bertahan hidup. Aku pulang secepat mungkin, tapi bantuan kecil apa pun yang kuberikan tidak ada gunanya karena istana kerajaan, rumah kami, sudah terbakar habis."     

Kata-kata Killian menyentuh hati Emmelyn. Ia juga merasakan hal yang sama ketika ia tiba kembali di Wintermere tahun lalu. Ia sudah terlambat.     

Yang Emmelyn temukan hanyalah pemerintahan baru dan orang-orang Wintermere sudah mulai menjalani hidup seperti biasa, seolah keluarganya tidak pernah ada.     

Emmelyn merasa sangat terpukul. Meskipun ia tidak terlalu dekat dengan orang tua dan saudara-saudaranya, tetapi saat ia menyadari mereka telah tiada dan ia tidak akan pernah bisa melihat mereka lagi, ia merasa sangat merana dan kesepian.     

Pikirannya terbakar oleh balas dendam dan ia membuat rencana untuk pergi ke Draec dan membunuh musuh mereka. Bahkan saat itu ia rela mati demi membalaskan dendamnya.     

Ia bisa melihat dengan jelas bahwa kemarahannya saat itu kini juga tengah dirasakan oleh Killian.     

Emmelyn menemukan kedamaiannya ketika ia jatuh cinta dengan Mars dan, setelah begitu banyak kekacauan yang terjadi, ia memutuskan untuk menikah dengan putra mahkota.     

Emmelyn akan membiarkan Mars menebus kesalahannya dan membayar lunas semua kehilangan yang harus ia alami.     

Emmelyn akhirnya bisa melupakan balas dendam yang sempat menguasainya dan melanjutkan hidup. Ia kini bisa berbahagia karena suaminya sangat mencintainya dan mau melakukan segalanya untuk membuatnya bahagia.     

Dan ia akhirnya merasa bahagia... sampai hari ini.     

"Killian, aku minta maaf atas semua penderitaan yang harus kau hadapi. Aku tidak bisa melakukan apa pun di masa lalu, tapi aku bisa membantumu melanjutkan hidup dan melupakan semuanya... jika kau mau memberi kami kesempatan untuk menebus apa yang terjadi," Emmelyn akhirnya mencoba membujuk Killian lagi.     

"Bagaimana kau akan melakukannya?" tanya Killian kepadanya.     

"Suamiku adalah putra mahkota dan ia akan segera naik takhta. Ia akan mengembalikan Wintermere kepada kita, untukmu. Kau dapat memilikinya dan Wintermere akan menjadi negara yang berdaulat tetapi dengan perlindungan dan bantuan khusus dari Draec. Sebagai ratunya, aku bisa meminta semua itu kepada Putra Mahkota," jelas Emmelyn.     

"Maaf, aku tidak mau menerima bantuan," Killian menepis kata-kata lembutnya dengan kasar. Sekali lagi, perlakuan Killian membuat luka di hati Emmelyn semakin membesar. Ia hanya bisa mengepalkan tangannya ke samping.     

Rasanya sia-sia berbicara dengan Killian dan berusaha membuat kesepakatan. Emmelyn sudah tidak tahu bagaimana lagi ia bisa meyakinkan kakaknya untuk memaafkan Strongmoor, keluarga barunya, dan melupakan masa lalu mereka yang kelam.     

Bagian terburuknya adalah, ia tahu kebencian dan dendam yang dirasakan Killian sangatlah beralasan. Emmelyn pernah merasakannya dan ia juga mengalami hal yang sama dengan kakaknya.     

Perjalannya untuk melalui masa-masa berduka hingga memaafkan keluarga Strongmoor sangat berbeda dengan perjalanan yang harus dilalui Killian. Emmelyn juga tidak bisa memaksanya untuk melihat semua ini dari sudut pandangnya.     

"Baiklah... Aku mengerti jika kau ingin memutuskan hubungan denganku," Emmelyn menarik napas dalam-dalam dan menenangkan dirinya sebelum ia bangkit dari kursinya dan bertanya kepada Killian sekali lagi. "Katakan kepadaku apa yang bisa aku lakukan untukmu sebelum kita berpisah?"     

Killian tidak menjawab. Ia sepertinya mengalami konflik batin. Di satu sisi, ia ingin menolak apa pun yang ingin ditawarkan Emmelyn, tetapi di sisi lain, ia tidak ingin mati sia-sia.     

"Demi masa lalu kita, aku akan meminta suamiku untuk melepaskanmu dan kau bisa menganggapku mati. Aku juga akan menganggapmu sudah tiada, atau..." Emmelyn menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan kata-katanya. "Kau bisa tinggal sebagai tamu kami dan kita bisa bicara untuk berdamai."     

Killian berpaling untuk melihat Emmelyn dengan penuh perhatian. Ia tidak berharap Emmelyn menawarkan kebebasannya dengan begitu mudah.     

"Jika kau melepaskanku, aku bisa kembali dan mencoba membunuh pria itu lagi," Killian akhirnya menjawab.     

"Suamiku lebih kuat dari yang kau kira, begitu juga pasukannya," jawab Emmelyn. "Mereka dengan sengaja tidak menyakitimu karena mereka ingin menghormati permintaanku. Jika kau mencoba membunuhnya lagi, kurasa mereka tidak akan bersikap lunak kali ini."     

"Begitu... jadi, kau benar-benar salah satu dari mereka sekarang," kata Killian. Namun, ia tidak lagi berbicara dengan Emmelyn dengan nada mengejek. Suaranya benar-benar terdengar... sedih.     

"Kurasa, aku..." Emmelyn menguatkan hatinya dan mencoba sebaik mungkin untuk terlihat tangguh, meskipun hatinya terasa seperti hancur berkeping-keping.     

"Hmm... oke. Aku akan menerima tawaranmu," ekspresi Killian kembali datar. Ia merasa malu karena menyerah kepada musuh dan menerima tawaran mereka untuk mendapatkan kebebasannya.     

Tapi... jika ia mati sekarang, siapa yang akan membalas kematian keluarganya? Killian adalah satu-satunya yang tersisa. Adik perempuan satu-satunya yang ia miliki sekarang menjadi pengkhianat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.