Pangeran Yang Dikutuk

225



225

0Setelah melakukan perjalanan panjang dengan terburu-buru, mereka semua merasa cukup lelah dan ingin segera berbaring di kasur yang empuk untuk tidur dengan nyenyak.     

***     

Keesokan paginya, mereka semua bangun pagi-pagi sekali, tepat sebelum matahari terbit dan kemudian segera sarapan dengan cepat sebelum melanjutkan perjalanan pulang.     

Mars sudah berpesan kepada Emmelyn untuk segera memberi tahu dirinya jika Emmelyn merasa tidak nyaman selama perjalanan. Dengan begitu, Mars bisa memerintahkan prajuritnya untuk memperlambat perjalanan mereka. Tapi gadis itu tidak pernah mengeluh sama sekali kepada Mars.     

Emmelyn merasa sama cemasnya dengan pangeran dan ia hanya ingin segera sampai di Draec agar mereka dapat segera mengatasi masalah Killian.     

Untung saja kondisi Emmelyn cukup sehat dan kehamilannya tidak terganggu sama sekali. Ditambah lagi, ia sudah sangat terbiasa bepergian jauh menggunakan kuda sepanjang hidupnya. Rasa tidak nyaman selama perjalanan ini sudah menjadi hal biasa baginya.     

Rombongan itu sempat beristirahat selama setengah jam untuk makan siang. Mereka juga sempat berhenti sebanyak dua kali di malam hari untuk mengistirahatkan kuda-kudanya dan mereka juga bisa istirahat sejenak.     

Menjelang tengah malam, mereka tiba di ibu kota.     

Untuk menghindari kecurigaan, Mars mengundang Gewen dan Edgar untuk menginap di kastilnya agar mereka bisa pulang keesokan harinya. Ia menyuruh tentaranya untuk beristirahat di markas mereka.     

Edgar dan Gewen diberi dua kamar bagus di lantai dua. Mereka segera mandi dan bertemu Mars dan Emmelyn di ruang makan untuk makan malam sederhana sebelum kembali ke kamar masing-masing untuk tidur.     

"Bagaimana keadaanmu?" Mars bertanya kepada Emmelyn ketika mereka memasuki kamar mereka sendiri dan ia menutup pintu rapat-rapat. "Kau pasti sangat lelah."     

Ia meraih bahu Emmelyn dan memijatnya dengan lembut. Mata sang pangeran tampak cemas.     

Emmelyn menggelengkan kepalanya dan berbalik. Ia menyentuh pipi suaminya dan tersenyum. "Aku baik-baik saja. Jangan khawatir. Kita harus istirahat. Besok akan jadi hari yang melelahkan."     

"Kau benar," jawab Mars. Ia mencium bibir Emmelyn dengan penuh kasih dan memeluknya. "Maaf kita harus buru-buru kembali. Kau seharusnya menikmati perjalanan pulang dan melihat pemandangan yang lebih indah."     

Pangeran sangat benci melihatnya terkurung di kastil, merasa kesepian dan terpenjara. Itulah sebabnya ia berencana melakukan perjalanan ke Southberry dengan santai, untuk membuat Emmelyn bahagia. Namun, mereka tidak punya pilihan lain dan harus pulang secepatnya.     

"Aku baik-baik saja," kata Emmelyn lagi, kali ini menekankan pada kata 'baik'. Ia menepuk punggung suaminya dan kemudian melepaskan diri dari pelukannya. "Apakah kau perlu mandi sebelum tidur?"     

Mars menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Aku sangat lelah. Aku bisa tidur tanpa mandi. Ditambah lagi, kau kini bersamaku."     

"Ahh, baguslah kalau begitu..." Emmelyn tersenyum. Ia ingat Mars pernah mengatakan bahwa dirinya merasa lebih baik dan bisa tidur nyenyak selama Emmelyn ada di pelukannya dan ia bahkan bisa berhenti meminum ramuan tidurnya.     

Gadis itu lalu menguap dan perlahan melepas gaunnya dan berganti dengan gaun tidur, bersiap-siap untuk mengakhiri malam setelah perjalanan yang begitu melelahkan.     

Mars pun melepas bajunya dan berganti dengan pakaian yang lebih nyaman untuk segera berbaring di ranjang. Ia naik ke tempat tidur setelah selesai berganti pakaian. Emmelyn mengikutinya dan berbaring di sampingnya.     

"Selamat malam, Sayang," Mars mencium rambutnya lalu menutup matanya.     

"Hmm... selamat malam," Emmelyn berbalik dan menyandarkan kepalanya di dada Mars dan memeluk pinggangnya. Kemudian, ia tidur dalam pelukan sang pangeran, berusaha keras untuk tidak memikirkan kakaknya.     

Malam berlalu dengan damai.     

***     

Edgar dan Gewen pulang setelah sarapan. Mereka memberi selamat kepada pengantin baru sekali lagi sebelum mereka pergi dan berjanji untuk merahasiakan pernikahan mereka.     

"Aku akan mengundang Ellena dan minum teh bersamanya besok. Apakah kalian berdua bisa datang?" Mars bertanya kepada mereka saat ia mengantar keduanya ke pintu. "Aku ingin menanyakan sesuatu kepadanya, tapi aku tidak ingin membuatnya curiga."     

Edgar melirik Emmelyn dan mengira ini mungkin ada hubungannya dengan gadis itu. Ia hanya mengangguk dengan santai. "Tentu. Aku tidak ada acara besok."     

"Bagaimana denganmu?" Mars berpaling ke arah Gewen.     

"Sebenarnya aku ada janji dengan beberapa wanita..." Gewen menggaruk kepalanya, tetapi ketika ia melihat Mars mengangkat alis, ia dengan cepat menambahkan, "Tapi tentu saja aku lebih suka menghabiskan sore dengan minum teh bersama kalian. Pasti akan lebih menyenangkan daripada berkencan dengan wanita cantik. Ahem... Aku selalu bisa bertemu mereka di malam hari."     

"Bagus," Mars mengangguk puas. "Sampai jumpa besok."     

Mars berencana untuk membahas tentang kecantikan Lady Georgina saat ia berjumpa dengan Lady Athibaud untuk membuat kesal Gewen jika temannya itu tidak mau datang besok.     

Hal itu tentunya sudah cukup untuk menakut-nakuti Gewen. Ibunya sudah pasti akan segera memaksa Gewen untuk menikahi Georgina.     

Gewen mengerucutkan bibirnya dan berbalik. Ia lalu meninggalkan kastil Mars bersama Edgar. Ketika tamu sesaat Mars sudah meninggalkannya sendirian dengan istrinya, ia pun berbicara dengan Emmelyn tentang kakaknya.     

"Aku akan memanggil pelukis untuk menggambar sketsa kakakmu. Aku akan memberikannya kepada orang suruhanku sehingga ia bisa mulai mencari Killian. Apa kau masih ingat wajahnya?" Mars bertanya kepada Emmelyn.     

Setelah mengetahui semua ini, Mars sangat berharap ia memperhatikan baik-baik pria yang datang ke pesta dansa bersama Ellena seminggu yang lalu.     

Mars tidak ingat dengan jelas seperti apa wajah pria itu dan sekarang ia hanya bisa bergantung kepada Emmelyn untuk memberikan deskripsi fisik Killian.     

"Ya," kata Emmelyn. Ia tidak akan pernah melupakan wajah kakaknya.     

"Baiklah. Aku akan meminta seorang pelukis datang dalam satu jam. Kemudian, aku akan memanggil semua mata-mata yang sudah aku perintahkan untuk mengetahui berita terbaru dari mereka."     

Ia melanjutkan, "Aku telah memerintahkan mereka untuk membuntuti Ellena dan mencari tahu apa yang selama ini sedang ia lakukan mulai dari saat ia kembali ke Draec sampai saat ia datang ke pesta dansa bersama kakakmu."     

"Ia sudah kembali selama berbulan-bulan. Apa orang-orangmu tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan tentang Ellena?" Emmelyn dengan polos bertanya kepada Mars.     

Pria itu menggelengkan kepala.     

"Sayangnya tidak. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah bersama bibinya. Ke mana pun Lady Preston pergi, ia mengekor di belakangnya. Mereka pergi ke pedesaan selama beberapa minggu selama musim dingin untuk beristirahat. Selain itu, tidak ada yang aneh," Mars menjelaskan.     

Ia lalu berkata lagi, "Aku belum bertanya lagi kepada orang-orangku soal kabar terbaru tentang Ellena setelah ia datang bersama Killian, karena waktu itu kita harus segera berangkat ke Southberry. Tapi kurasa hari ini mereka akan memberi tahuku sesuatu."     

"Ah, oke. Aku ingin tahu apa yang mereka sudah temukan," kata Emmelyn.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.