Pangeran Yang Dikutuk

Makan Malam Pernikahan



Makan Malam Pernikahan

0"Ide bagus! Mari kita mulai. Para juru masak telah menyiapkan hidangan yang lezat untuk pesta malam ini," jawab Athos. Ia berseru sambil mengarahkan semua orang untuk mengikutinya memasuki kastil. Mereka semua hanya mengangguk dan mengikuti tuan rumah masuk.     

Athos menawarkan untuk bergantian menggendong Jorei dari pelukan istrinya sehingga Lily bisa menggandeng tangan Louis dan Loran dan memandu mereka masuk ke kastil.     

"Terima kasih," kata Lily sambil tersenyum. Ia mencium pipi Athos setelah ia menyerahkan bayinya kepada sang ayah. Ia lalu mengalihkan perhatiannya kepada kedua putranya yang lebih tua dan meraih tangan mereka. "Ayo, anak-anak! Kita harus merayakan pernikahan pamanmu!"     

***     

Yang dikatakan Athos benar, para juru masak memang sudah bekerja keras agar dapat menyajikan hidangan mewah yang lezat. Semuanya tersaji di ruang makan yang besar dilengkapi dengan beberapa meja panjang.     

Terdapat satu meja yang dihiasi dengan bunga dan peralatan makan terbuat dari emas yang sangat indah. Semuanya tersusun rapi seolah sudah dipersiapkan berminggu-minggu sebelumnya.     

Begitu mereka duduk di kursi masing-masing, para pelayan datang dan mengantarkan hidangan demi hidangan untuk makan malam.     

Sebelum sampai di Southberry, Mars sudah memberi tahu Athos melalui surat yang dikirimkannya bahwa Lady Emmelyn sangat menyukai daging kelinci dan Glow Wine. Karena itu, sang gubernur akhirnya memberikan perintah khusus kepada juru masaknya untuk menyiapkan kedua hal tersebut untuk pesta malam ini.     

"Aww... mereka menyajikan semua makanan favoritku," ucap Emmelyn saat melihat piring-piring yang berisi beberapa hidangan yang sudah dikenalnya. Tiba-tiba ia merasa sangat lapar.     

Siang tadi, Emmelyn dan Lily hanya makan sedikit karena mereka harus bergegas untuk mempersiapkan pernikahannya. Dan setelah semua urusan pernikahan selesai, gadis itu sudah tidak sabar untuk makan yang banyak.     

"Suamimu sudah memberi tahu kami apa saja makanan dan minuman kesukaanmu," kata Lily sambil mengedipkan matanya. "Putra Mahkota adalah suami yang bijaksana dan pengertian."     

Hati Emmelyn terasa begitu hangat saat mendengar Lily mengatakan Mars sebagai suaminya. Astaga... semuanya terasa sangat tidak nyata!     

Kini, pria tampan yang selalu membuat jantungnya berdebar-debar ini telah resmi menjadi suaminya. Emmelyn merasa sebagai wanita paling beruntung di dunia ini!     

Mungkin saja yang ia dapatkan sekarang merupakan imbalan atas semua kesialan yang harus ia alami selama bertahun-tahun. Ia telah kehilangan keluarga beserta rumahnya, tapi kini ia diberikan imbalan berupa keluarga baru yang mencintai dan memujanya dengan tulus. Ia bahkan dijanjikan sebuah kerajaan yang puluhan kali lebih besar dari Wintermere.     

Ia menoleh ke arah Mars yang duduk di sampingnya dan memandang pria itu dengan kagum. Matanya berkaca-kaca lagi saat ia berbicara dengan suara serak. "Terima kasih banyak. Kau selalu berusaha agar aku dilayani dengan baik. Aku sangat beruntung karena kau hadir dalam hidupku…"     

"Aku juga beruntung memilikimu, Sayang…" Mars meraih tangan Emmelyn di bawah meja dan menggenggamnya dengan lembut. Tangannya yang lain menyeka mata Emmelyn yang berkaca-kaca menggunakan sapu tangan yang terletak di meja. Ketika selesai melakukan itu, Mars melanjutkan, "Aku mencintaimu."     

Ini adalah hari terindah bagi mereka berdua.     

Mars dan Emmelyn terus berpegangan tangan di bawah meja.     

Athos akhirnya memberi tanda bahwa pesta telah dimulai dan mereka bisa menikmati sajiannya.     

"Selamat menikmati makan malam kalian!" kata Athos kemudian.     

Pesta itu benar-benar menyenangkan. Mereka makan dan mengobrol santai. Ini adalah kesempatan bagus bagi Lily dan Athos untuk mengenal Emmelyn lebih dekat lagi dan agar gadis itu juga bisa mengenal keluarga Mars lebih baik lagi.     

Athos dan Edgar sudah mengetahui siapa sebenarnya Emmelyn, tetapi Lily dan Gewen baru mengetahui bahwa Emmelyn adalah seorang putri dari Wintermere ketika Mars menjelaskan kepada mereka alasan mengapa ia dan Emmelyn memutuskan untuk menikah secara rahasia.     

"Yah… untuk saat ini aku melakukannya bukan hanya untuk menghindari perhatian tidak perlu dari orang-orang yang tidak penting tapi juga untuk memastikan ayahku sudah bisa menerima Emmelyn untuk menjadi bagian dari keluarga kami," tambahnya. "Kalian sendiri tahu bagaimana ayahku menggunakan trik yang sama untuk membuat kakekku menerima ibuku, kan?"     

Semua orang yang hadir malam itu mendengarkan Mars dengan baik dan mereka mengangguk setuju. Sekarang mereka semua juga setuju jika Mars dan Emmelyn memutuskan untuk menikah untuk memperkuat hubungan mereka.     

Mereka juga mengenal Raja Jared dengan baik dan paham jika sang raja cukup paranoid jika menyangkut keselamatan keluarganya. Jika sampai raja tahu Emmelyn adalah seorang putri dari salah satu koloni yang pernah menyamar dan mencoba membunuh putranya, sudah pasti Raja Jared akan menentang pernikahan mereka.     

Mars perlu melakukan dan mempersiapkan banyak hal untuk meyakinkan ayahnya agar ia mau menerima Emmelyn sebagai istrinya. Mars bahkan berpikir memiliki anak dari Emmelyn saja tidak akan cukup untuk mendapatkan restu sang ayah.     

Karena itu, Mars merasa jika ia memilih jalan yang juga pernah diambil ayahnya dulu untuk memperjuangkan cintakan kepada Ratu Elara, ia mungkin akan mengerti keputusan pangeran.     

"Aku harap semuanya akan berjalan lancar bagi kalian berdua," komentar Lily.     

Malam ini, wanita beranak tiga itu melihat Emmelyn dengan cara yang berbeda. Kisah Emmelyn ternyata tidak sesederhana yang ia kira.     

Setelah Lily mendengar bahwa gadis itu telah kehilangan segalanya akibat invasi yang dilakukan Draec, Lily merasa lebih bersimpati kepada Emmelyn.     

Jika saja ayahnya sendiri tidak memilih jalan damai, Lily mungkin akan mengalami nasib yang sama seperti Emmelyn sekarang. Dan yang lebih buruk lagi, ia mungkin tidak akan pernah bertemu dengan suaminya tercintanya, Athos, dan melahirkan putra-putra mereka yang sangat ia sayangi.     

"Terima kasih," jawab Emmelyn dengan suara rendah.     

Emmelyn sebenarnya tidak suka mereka membicarakan keluarganya selama makan malam yang seharusnya menjadi salah satu momen bahagia. Ia masih merasa sedih karena kehilangan keluarganya dan ia juga merasa bersalah karena menikahi seorang musuh.     

Bahkan jika rasa cinta Emmelyn kepada Mars begitu besar dan ia berusaha keras menghilangkan rasa bersalahnya, hal itu tetap sulit dilakukan. Mungkin, ia akan terbiasa setelah bertahun-tahun hidup sebagai istri Mars. Tapi sekarang, ia merasa seperti mengorbankan keluarganya untuk keuntungannya sendiri.     

Tapi Emmelyn mengerti mengapa Mars perlu menjelaskan situasi yang sebenarnya kepada Athos, Lily, dan kedua temannya. Ia paham mengapa mereka semua perlu tahu akan hal ini. Mars ingin memastikan kesetiaan mereka dan mendapatkan dukungan dari mereka ketika saatnya tiba bagi pangeran untuk mengungkapkan rahasia ini kepada orang tuanya dan publik.     

Ketika Mars menyadari suasana hati Emmelyn berubah sedih, ia dengan cepat mengubah topik pembicaraan malam itu. Lagi pula, pangeran sudah menjelaskan segala hal yang perlu dijelaskan. Sekarang ia hanya ingin menikmati pestanya dan merayakan hari bahagia ini bersama istri tercintanya.     

"Terima kasih Athos dan Lily karena telah menjadi tuan rumah yang begitu baik. Aku juga mengucapkan terima kasih kepada Edgar dan Gewen karena telah menjadi teman terbaik yang bisa diandalkan oleh siapa pun," kata Mars ketika ia mengangkat gelasnya. Ia menoleh ke arah Emmelyn dan menebar senyum bahagianya. "Dan terima kasih untuk wanita cantik ini yang telah menerimaku apa adanya dan berjanji untuk tetap berada di sisiku selamanya. Aku mencintaimu, Sayang."     

Emmelyn mengangguk lemah. Hatinya sangat terharu hingga ia tak bisa mengatakan sepatah kata pun.     

Mars melanjutkan perkataannya dan berpaling kepada semua orang, "Aku akan selalu mengingat momen ini sebagai hari terbaik dalam hidupku. Terima kasih!"     

"Bersulang!" Mereka semua mengangkat gelas dan mendentingkannya.     

Makan malam itu berlangsung sangat menyenangkan dan mereka semua akhirnya mengakhiri pesta malam itu. Semua orang kini sudah merasa kenyang dan bahkan sudah ada yang sampai mabuk.     

"Anak-anak sudah mengantuk," kata Lily saat meminta izin meninggalkan pesta. "Aku harus pamit dulu."     

"Kita juga harus istirahat," Edgar mengangguk. Ia melirik sang pengantin baru dan menambahkan, "Dan kita juga harus membiarkan pengantin baru untuk menikmati momen pribadi mereka. Ahem."     

Mars tertawa kecil. Ia tidak membalas kata-kata Edgar, tapi ia menghargai temannya yang perhatian.     

"Baiklah, selamat malam, semuanya. Selamat beristirahat," Lily memeluk Emmelyn sekali lagi, lalu ia membawa putra-putranya ke kamar mereka untuk tidur. Athos mengikutinya dengan menggendong bayi mereka yang paling kecil.     

"Selamat malam!" Emmelyn menjawab.     

Ia dan Mars saling pandang.     

"Kata Lily, malam ini kau bisa pindah ke kamarku," kata Mars. "Aku tidak tahu apa yang sudah mereka persiapkan di kamar kita, sore ini mereka tidak mengizinkanku masuk sama sekali. Mereka mengatakan sedang mempersiapkannya agar sesuai untuk kamar pernikahan."     

Emmelyn tersenyum malu-malu ketika ia mendengar penjelasan Mars.     

"Haruskah kita pergi ke sana dan melihatnya?" Emmelyn lalu bertanya.     

"Aku setuju, ayo kita periksa kamarnya!" jawab Mars. Ia dengan cepat mengangkat tubuh Emmelyn dan menggendongnya dengan gaya putri sambil mendekapnya erat-erat dalam pelukannya. Mars lalu berbisik, "Biarkan aku menggendong istriku tersayang ini ke kamar pengantin kita. Kau tidak boleh berjalan di malam pertama kita bersama sebagai suami dan istri."     

Emmelyn tertawa kecil ketika tubuhnya diangkat oleh lengan yang kuat itu. Ia segera melingkarkan lengannya di leher pangeran dan menyandarkan kepalanya di pundak Mars yang kekar. Tidak ada tempat yang lebih is sukai, selain berada dalam pelukan suaminya.     

"Aku mencintaimu," Emmelyn berbisik ke telinga pangeran sambil memejamkan matanya dan menikmati aroma pria itu di sekelilingnya. Gadis itu sangat mencintainya dan ini adalah hari paling bahagia dalam hidupnya.     

"Aku juga mencintaimu," Mars balas berbisik.     

Edgar tersenyum tipis saat melihat pasangan yang berbahagia itu meninggalkan ruang makan dengan tergesa-gesa.     

Athos dan istrinya mengajak kedua putranya untuk pergi ke kamar mereka dan tidur, sementara Gewen bersiap-siap untuk menjemput seorang wanita yang selalu ia temui setiap kali ia berada di Southberry untuk menghangatkan tempat tidurnya.     

"Kurasa, hanya aku sendiri yang akan minum-minum malam," Edgar menggelengkan kepalanya saat ia melihat semua orang sudah pergi.     

Biasanya, para pria akan begadang sambil minum wine untuk bersantai setelah hari yang melelahkan di lapangan pelatihan atau mendiskusikan strategi perang. Tapi sekarang, sepertinya mereka semua memiliki hal lain yang harus dilakukan.     

Edgar pun akhirnya membawa kendi wine dan satu gelas ke kamarnya dan memutuskan untuk minum sendirian.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.