Pangeran Yang Dikutuk

Hari Pernikahan (1)



Hari Pernikahan (1)

0Melihat ketiga anak Greenan yang menggemaskan itu, Emmelyn sekarang menyadari bahwa ia tidak akan pernah bisa meninggalkan anak-anaknya sendiri, apa pun yang terjadi.     

Pagi ini terasa seperti pencerahan bagi Emmelyn. Hatinya sangat tersentuh. Ia bisa melihat betapa Lily sangat mencintai anak-anaknya dan jauh di dalam lubuk hati Emmelyn ia berpikir bahwa dirinya juga pasti akan mencintai anak-anaknya.     

Ia akan memandang mereka dengan penuh kekaguman, seperti apa yang Lily lakukan sekarang. Dan Emmelyn akan rela mengorbankan hidupnya demi anak-anaknya.     

Emmelyn berjongkok dan menyentuh bahu anak laki-laki tertua. "Halo, namaku Bibi Emmelyn. Senang bertemu denganmu. Siapa namamu?"     

"Namaku Louis Greenan," kata anak laki-laki itu dengan senyum malu-malu.     

"Oh... Louis Greenan. Kau benar-benar anak yang pintar. Aku sangat menyukaimu," kata Emmelyn. Ia kemudian berpaling ke anak laki-laki yang lain dan menyapanya. "Dan siapa namamu, Sayang?"     

Anak laki-laki itu tersenyum tapi ia bersembunyi di belakang ibunya lagi.     

Lily tertawa saat melihat reaksi putra keduanya. "Hahaha... ia benar-benar pemalu. Beri ia waktu, Lady Emmelyn. Namanya Loran Greenan."     

"Senang bertemu denganmu, Loran," kata Emmelyn dan melambaikan tangannya ke arah Loran. Ia kemudian bangkit dan menyentuh lengan bayi yang gemuk itu. Ia berkata, "Kau punya anak yang sangat menggemaskan! Aku sangat iri!"     

Dalam hati, Lily ingin tertawa. Ia ingat ketika Mars datang ke Southberry pada musim gugur untuk latihan pertempuran, putra mahkota juga mengatakan ia cemburu kepada Athos dan berharap suatu saat ia bisa memiliki anaknya sendiri.     

Dan kini, ternyata Emmelyn juga mengatakan hal yang sama.     

Lily mulai berpikir bahwa Emmelyn dan Mars sangat mirip dan mereka memang ditakdirkan untuk bersama.     

Bab 200 - Pernikahan (1)     

Emmelyn melihat ekspresi Lily dan bertanya-tanya apa yang tengah dipikirkan Lady Greenan.     

"Apa ada masalah?" Emmelyn akhirnya bertanya kepadanya.     

Lily memejamkan mata sesaat dan menatap Emmelyn sambil menyeringai. Ia suka Emmelyn karena ia selalu berusaha terus terang. Baginya, sikap Emmelyn seperti sebuah angin segar. Kebanyakan wanita lain yang ia kenal terlalu malu untuk mengungkapkan pikiran mereka.     

"Uhm… sebenarnya, ketika Putra Mahkota datang ke sini beberapa bulan lalu, ia mengatakan hal yang hampir sama," jelas Lily. "Ia cemburu kepada suamiku karena memiliki begitu banyak anak yang menggemaskan dan ia juga ingin memiliki anak sendiri."     

Emmelyn menekan bibirnya dan menghela napas saat mendengar jawaban Lily.     

Aww... Mars sangat menggemaskan, pikir Emmelyn.     

Mereka memiliki banyak kesamaan dan sering sepemikiran. Jika berselisih pendapat, mereka juga dapat menemukan jalan keluar dengan cepat.     

Bahkan, Mars dan Emmelyn sama-sama berencana untuk menipu satu sama lain selama melangsungkan kesepakatan awal mereka dan tanpa sadar mereka berdua ternyata juga menginginkan hal yang sama yakni anak-anak yang lucu dan menggemaskan.     

Mereka benar-benar seperti panci dan ketel.     

Sungguh pasangan lucu!     

"Apa yang Putra Mahkota katakan?" Emmelyn bertanya kepada Lily tak percaya.     

"Ya, ia..." Lily memberikan Jorei kepada Emmelyn. "Ini, apa kau ingin mencoba menggendong bayi?"     

Mata Emmelyn membesar ketika ia mendengar tawaran Lily. Ia senang tapi juga takut di saat yang bersamaan.     

Bagaimana jika ia menggendong bayinya terlalu kencang sehingga ia meremukkan tulang-tulangnya?     

"Tidak apa-apa. Kau akan bisa melakukannya secara naluriah setelah kau memeluknya. Aku akan berada di sini untuk membantumu jika kau merasa tidak nyaman," kata Lily meyakinkan Emmelyn.     

"Ah... baiklah, aku akan mencobanya," mata Emmelyn berbinar kegirangan saat ia mengambil Jorei dari pelukan Lily.     

Astaga... bayi ini cukup berat!     

Bayinya benar-benar gemuk dan menggemaskan. Emmelyn hampir ingin menggigit pipinya yang bulat dan merah. Mereka tampak seperti ceri matang!     

"Ya Tuhan..." Emmelyn hampir menangis. Ia tidak tahu menggendong bayi akan membuatnya merasa seperti ini.     

Tanpa sadar ia melihat perutnya yang agak buncit dan membayangkan seperti apa bayinya setelah lahir.     

Apa ia akan mendapatkan anak laki-laki seperti Jorei...? Atau apakah mereka akan memiliki bayi perempuan?     

Wajah siapa yang akan ia tiru nanti?     

Emmelyn sangat ingin melihat Mars mini di sekitar kastil mereka. Oh, anak mereka pasti akan sangat imut hingga tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkannya.     

Ia mungkin memiliki mata dan rambut seperti ayahnya. Itu adalah dua hal favorit Emmelyn mengenai penampilan fisik Mars Strongmoor.     

"Terima kasih..." Emmelyn berbisik dengan rasa penuh terima kasih ketika ia mengembalikan Jorei kepada Lily. Ia merasa bersyukur karena Lily sudah memberikan kesempatan untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu walau hanya sesaat.     

Sekarang, ia tidak sabar untuk menyambut anak mereka sendiri ke dunia ini.     

Oh... Emmelyn sudah tidak sabar untuk bertemu Mars dan berbicara dengannya tentang semua pengalamannya pagi ini.     

Hmmm... mungkin mereka harus mengubah rencana mereka dan punya lebih banyak anak??? Setelah melihat Lily dan anak-anaknya, ia merasa dua anak saja sepertinya terlalu sedikit.     

Lily bisa melihat kegembiraan Emmelyn dan ia tersenyum sendiri. Rasanya sangat membahagiakan ketika melihat orang yang tengah dimabuk cinta dan akan merayakan pengikatan hubungan mereka di bawah janji suci.     

Lily sangat senang Mars dan Emmelyn memutuskan untuk menikah di Southberry. Apalagi ketika ia mengetahui bahwa Athos serta dirinya juga diundang untuk menjadi bagian dari hari besar pasangan itu.     

"Ngomong-ngomong, apa kau sedang hamil?" Lily bertanya kepada Emmelyn setelah ia menggendong putranya kembali. Ia akhirnya menyadari perut Emmelyn yang sedikit buncit.     

Jika benar, pastilah menjadi berita yang sangat menggembirakan!     

Tiga bulan yang lalu Mars mengatakan bahwa dirinya sangat ingin menjadi seorang ayah, dan sekarang ia tengah menantikan anak pertamanya??     

Mendengar pertanyaan Lily, Emmelyn hanya mengangguk pelan dengan malu-malu.     

Lily menekan bibirnya karena terkejut dan menepuk bahu Emmelyn dengan penuh kasih. "Menakjubkan! Aku sangat bahagia mendengarnya!"     

"Terima kasih, apa Mars tidak memberi tahu Athos bahwa kami sedang menunggu kelahiran anak pertama kami?" Emmelyn bertanya balik.     

Lily menggeleng. "Tidak, ia tidak memberi tahu kami. Mungkin ia sengaja tidak memberi tahu kami berdua. Beberapa orang percaya bahwa lebih baik merahasiakan berita tentang kehamilan agar tidak mendapat kutukan."     

"Oh... Aku tidak tahu soal hal semacam itu," kata Emmelyn. Mars juga tidak pernah memberitahunya tentang mitos seperti itu.     

Emmelyn tahu pangeran sengaja menyembunyikan kehamilannya dari orang luar tetapi Mars sudah menyampaikan kabar gembira ini kepada keluarga dan teman-teman terdekatnya beserta keluarga mereka. Karena itu, Emmelyn tidak tahu alasan mengapa Mars tidak memberi tahu Athos dan Lily. Padahal mereka berdua akan menjadi saksi pernikahan rahasia Emmelyn dan Mars.     

Gadis itu akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada pangeran tentang hal itu nanti.     

"Ahh... baiklah, budaya kita bisa sangat berbeda kadang-kadang. Ngomong-ngomong, dari mana asalmu?" Lily bertanya kepada Emmelyn. Ia dengan cepat menjawab pertanyaannya sendiri sambil tertawa. "Yah, tidak perlu menjawab sekarang. Ayo kita sarapan. Semua orang sedang sarapan di ruang makan utama. Kau bisa sarapan denganku dan anak-anakku. Kita bisa membicarakan semuanya sambil makan."     

Emmelyn ingat Lily menyebutkan tadi malam bahwa kedua mempelai tidak boleh bertemu sampai pernikahan.     

Itulah mengapa Emmelyn tidak akan sarapan bersama pangeran dan yang lainnya pagi ini.     

Yah… tidak ada buruknya menambah satu orang teman wanita untuk memberikan suasana yang berbeda, pikir Emmelyn. Dikuasai oleh hormon testosteron selama berhari-hari membuatnya menghargai kelembutan yang ditunjukkan oleh Lily sebagai seorang wanita dan ibu.     

Mereka berjalan bersama ke teras yang indah di sayap timur. Di sana terletak sebuah meja dengan beberapa kursi yang nyaman dan para pelayan sudah mulai menyiapkan makanan untuk mereka.     

Melihat semua hidangan yang menggiurkan itu membuat Emmelyn menjilat bibirnya. Ia senang napsu makannya telah kembali.     

Mereka sarapan dengan gembira dan mengobrol tentang hal-hal yang feminin. Emmelyn masih belum memberi tahu Lily siapa dirinya yang sebenarnya, tetapi ia sempat memberikan informasi yang banyak tentang hidupnya di masa lalu kepada Lily.     

Ia memberi tahu Lily bahwa ia adalah seorang yatim piatu dan berasal dari kerajaan yang jauh dari Draec.     

Lily sangat simpatik terhadap kehidupan masa lalu Emmelyn. Ia sendiri masih memiliki seluruh keluarganya dan sekarang ia tinggal di kerajaan asalnya sendiri. Bisa dibilang hidupnya sangat menyenangkan dan tanpa kesulitan berarti.     

Ia bisa membayangkan betapa sulitnya bagi Emmelyn saat ia harus hidup sendiri dan bertahan di luar sana.     

"Aku turut berduka atas keluargamu," kata Lily dengan nada penuh penyesalan. "Aku tahu tidak ada yang bisa menggantikan mereka, tapi aku harap kau bisa membangun keluargamu sendiri untuk menebus apa yang telah hilang."     

"Kuharap begitu," jawab Emmelyn.     

Emmelyn masih perlu memberi tahu Mars tentang Killian. Keluarganya tidak sepenuhnya musnah. Ia masih memiliki saudara laki-lakinya.     

Astaga... andai saja semuanya tidak terjadi seperti ini. Emmelyn akan merasa sangat bahagia jika saudara laki-lakinya membawanya ke pelaminan dan mengantarkan dirinya kepada calon suaminya.     

Tapi, hal itu bukan menjadi prioritas Emmelyn saat ini. Ia harus memastikan dirinya bisa berbicara dengan Killian dan menjadi jembatan perdamaian antara saudara laki-lakinya dan keluarga suaminya.     

Sampai detik ini, apa gunanya melanjutkan dendam mereka? Membalas dendam tidak akan mampu membangkitkan orang yang sudah mati.     

***     

Setelah Emmelyn selesai sarapan bersama Lily dan anak-anaknya, mereka beristirahat sejenak dengan duduk di teras sambil mengagumi taman yang indah.     

"Sebaiknya kita siapkan gaun pengantinmu sekarang," bisik Lily saat ia dan Emmelyn berjalan kembali ke kamar Emmelyn. Ada sedikit keceriaan di ekspresi gadis itu.     

Lily memperlakukan Emmelyn seolah-olah ia adalah adik perempuannya yang akan segera menikah. Sikapnya membuat Emmelyn merasa terharu.     

Emmelyn ingat ia bahkan tidak begitu dekat dengan saudara perempuannya sendiri saat mereka masih hidup.     

Ketika tiba kembali di kamar Emmelyn, mereka melihat bak mandi berukuran besar yang terbuat dari kayu sudah terisi air hangat dan ditaburi banyak kelopak bunga. Aroma yang sangat harum tercium di udara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.