Pangeran Yang Dikutuk

Mimpi Buruk



Mimpi Buruk

0Tapi, Lily tadi mengatakan kedua mempelai tidak boleh bertemu sebelum pernikahan. Itu sebabnya ia diantar untuk beristirahat di menara ini, sementara Mars dan teman-temannya beristirahat di menara yang berlawanan. Mereka hanya akan bertemu besok malam untuk menikah.     

"Aku harus memberitahunya..." Emmelyn akhirnya memutuskan. "Tapi mungkin aku harus menunggu sampai acara pernikahannya selesai. Begitu aku menjadi istrinya, Killian akan menjadi saudara iparnya, dan Mars tidak punya pilihan selain membantu Killian."     

Emmelyn menghela napas panjang dan melepas pakaiannya dan berganti dengan pakaian tidur yang nyaman. Ia merasa sangat bebas dan lega setelah melepas perban dari dadanya sehingga ia bisa bernapas dengan lebih baik.     

Besok akan menjadi hari yang panjang, tapi hari yang paling indah. Emmelyn sangat menantikan hari esok!     

***     

Emmelyn merasa sangat bahagia dan bersemangat saat memikirkan tentang pernikahannya besok. Namun, malam itu, ia tidak bisa tidur nyenyak. Jauh di lubuk hatinya, ia khawatir bahwa kemunculan Killian yang tiba-tiba dengan Ellena memiliki arti yang menyeramkan.     

Begitu banyak pertanyaan yang masih belum terjawab.     

Malam itu, Emmelyn mengalami mimpi buruk dalam tidurnya dan ia tersentak bangun dengan keringat dingin.     

"Ya Tuhan..."     

Keringat dingin menetes di pelipisnya saat ia mencoba mengatur napas. Apa yang baru saja ia lihat dalam mimpinya? Rasanya sangat menakutkan.     

Emmelyn memijat pelipisnya dan mencoba mengingat mimpi buruknya. Ia berusaha keras untuk menenangkan dirinya dan bernapas dengan lebih teratur.     

Ia lalu ingat ia melihat darah dalam mimpinya. Banyak sekali darah.     

Tiba-tiba saja Emmelyn merasa takut. Bermimpi buruk sebelum pernikahan tentunya bisa menjadi suatu pertanda buruk, kan?     

Astaga... kenapa ia memimpikan pemandangan yang begitu menyeramkan?     

Emmelyn tidak bisa mengingat dengan baik apa yang sebenarnya terjadi dalam mimpinya. Ia hanya melihat begitu banyak darah dan itulah hal pertama yang ia ingat saat terbangun.     

Apakah ia melihat sebuah perang?     

Emmelyn mengingat darah dan jeritan yang memekik. Ia juga mendengar suara orang-orang yang sedang berkelahi. Jumlahnya sangat banyak hingga suara mereka terdengar begitu jelas.     

Ia merasa seperti berada di tengah perang besar.     

Ya Tuhan... apa yang terjadi? Perang apa itu?     

Mengapa ia tiba-tiba memimpikannya?     

Emmelyn segera teringat ramalan penyihir dan mimpi Raja Jared. Nyonya Adler berkata bahwa ia melihat perang besar yang akan terjadi di masa depan dan Emmelyn adalah penyebabnya.     

Emmelyn menjadi frustasi dengan ramalan itu selama berminggu-minggu sebelum akhirnya memutuskan untuk mengabaikan dan melupakannya. Ketika ia datang mengunjungi penyihir tua itu lagi, ia menghindari pembicaraan soal ramalan sialan itu.     

Mars juga menyuruhnya untuk tidak memikirkan ramalan bodoh itu, padahal ayahnya, Raja Jared, juga memimpikan hal serupa setiap malam selama setahun.     

Memang mudah melupakan hal semacam itu jika kau bukan orang yang mengalaminya sendiri dan sekarang Emmelyn menyadarinya. Ia merasa sangat tertekan dan takut dengan mimpi buruk yang ia lihat dalam tidurnya sekarang.     

Ia bisa membayangkan betapa mengerikannya mimpi-mimpi itu bagi Raja Jared, apalagi ayah Mars harus mengalaminya selama setahun setiap malam. Rasanya pasti seperti disiksa setiap kali ia memejamkan mata.     

Tidak heran jika raja sampai menganggapnya serius dan bahkan memutuskan untuk menaklukkan seluruh benua mereka untuk memastikan kerajaannya siap untuk perang besar itu.     

Entah bagaimana Emmelyn merasa lebih memahami ayah Mars sekarang. Ia menyadari bahwa raja hanya ingin melindungi kerajaan dan rakyatnya.     

Emmelyn tahu betapa Raja Jared sangat mencintai istri dan putranya. Jika raja yakin bahwa akan ada perang besar yang melibatkan Draec di masa depan, ia pasti akan mencoba melakukan apa pun dengan kekuatannya untuk memastikan istri dan putranya aman.     

Tiba-tiba saja Emmelyn menyadari sesuatu. Entah bagaimana, pada hari ia akan menikah, ia bisa melihat dari sudut pandang Raja Jared dan bahkan memahaminya.     

Serangan ke Wintermere adalah bagian dari rencananya untuk menyatukan seluruh benua Terra di bawah Kerajaan Draec. Wintermere hanya mengalami nasib buruk karena menghalangi rencana besar Raja Jared.     

Emmelyn sangat mengenal ayahnya sendiri. Ayahnya akan memilih untuk mati daripada tunduk pada kerajaan lain. Mungkin Draec telah mengirim utusan ke Wintermere seperti yang selalu mereka lakukan ke kerajaan lain sebelum menyerang Wintemere.     

Utusan itu biasanya dikirim untuk menawarkan kesepakatan damai. Selama Wintermere bersedia tunduk di bawah kekuasaan Draec, negara kecil mereka tidak akan diserang.     

Itulah yang terjadi pada Southberry. Raja aslinya adalah ayah Lily. Ia pintar dan tahu ia tidak bisa menang melawan kerajaan yang jauh lebih kuat seperti Draec. Karena itu ayah Lily memutuskan untuk menerima tawaran menjadi bagian dari Draec.     

Putrinya bertunangan dengan salah satu keponakan Raja Jared dan mereka ditugaskan untuk memerintah Southberry. Jika dilihat, hal tersebut sama-sama menguntungkan bagi kedua keluarga.     

Southberry telah menikmati perlindungan dari Draec dan dapat fokus pada pengembangan industrinya dan menjadikannya kerajaan yang terkenal dengan wine mereka.     

Southberry menjadi kerajaan yang sangat aman dan mata pencaharian masyarakat benar-benar meningkat setelah mereka menjadi bagian dari kekaisaran.     

Mereka berhasil melakukan perdagangan dan kerja sama yang jauh lebih baik dengan kerajaan lain di bawah kekuasaan Draec. Bisa dibilang, bergabung dengan Draec adalah keputusan terbaik yang dibuat raja Southberry.     

Namun, Wintermere pasti telah memilih jalan lain dan mereka segera membayar harganya. Ayah Emmelyn pasti menolak tawaran apa pun yang diberikan agar mau bergabung dengan Draec dan mengerahkan semua kekuatannya untuk berperang melawan kerajaan raksasa itu.     

Sekarang, Emmelyn hanya bisa menyesali kebodohan ayahnya. Segalanya akan berbeda seandainya ayahnya membuat keputusan yang bijaksana saat itu.     

Ia duduk di tempat tidur dan menangkupkan kedua tangannya ke wajahnya.     

Emmelyn menangis tanpa suara.     

Di luar masih gelap dan pagi belum tiba.     

Ia menangis untuk keluarganya yang kini telah tiada, kecuali Killian dan dirinya. Meski ia belum tahu apakah pria yang dilihatnya bersama Ellena benar Killian atau bukan.     

Setelah air matanya berhenti mengalir, ia menekan dadanya dan menutup matanya. Sekarang, di hari pernikahannya, ia akhirnya bisa memaafkan Raja Jared.     

Ia membuka matanya dan melihat sekelilingnya. Ada perasaan lega ketika Emmelyn melihat dirinya masih berada di kamarnya.     

Mimpi buruk itu benar-benar menyedihkan tapi di sisi lain mimpi itu justru memberinya semacam kedamaian.     

Sekarang ia bisa memahami Raja Jared, Emmelyn akhirnya bisa menikahi putra raja dengan hati nurani yang bersih.     

Emmelyn masih takut dengan mimpi buruk itu dan ia tidak sabar untuk bertemu Mars dan menceritakan semuanya.     

Ia mulai berpikir pasti ada sesuatu di balik mimpinya karena sudah banyak orang yang membicarakannya.     

Nyonya Adler melihatnya di Jendela Ramalannya, Raja Jared melihatnya dalam mimpinya yang berulang, dan malam ini Emmelyn yang memimpikannya.     

Bagaimana jika ramalan itu memang benar?     

Bagaimana jika benar-benar akan ada perang besar di masa depan?     

Apa yang harus mereka lakukan untuk menghindarinya? Atau, bisakah mereka menghindarinya?     

"Tunggu... bagaimana jika mimpiku hanya kebetulan?" Emmelyn berbicara kepada dirinya sendiri. "Mungkin aku terlalu memikirkannya sehingga pikiranku secara tidak sadar membawanya ke dalam mimpiku?"     

Itu bisa menjadi sebuah kemungkinan lain...     

Karena ia akan menikah dengan putra mahkota, Emmelyn bisa saja merasa resah karena ia akan menikahi orang yang bertanggung jawab atas kematian keluarganya.     

Mungkin... kekhawatiran itu menyelinap ke dalam alam bawah sadarnya dan membuatnya berpikir tentang alasan mengapa Draec menyerang Wintermere sejak awal: mimpi Raja Jared.     

Pikiran manusia bekerja dengan cara yang misterius.     

Sekarang, Emmelyn tidak tahu harus berpikir apa atau bagaimana ia harus menanggapi semua ini?     

Emmelyn menguap dan merasakan matanya terkulai. Gadis itu mengalami malam yang sangat meresahkan dan ia menjadi gelisah dengan mimpi buruk itu. Sungguh, hal seperti ini seharusnya tidak terjadi di hari ia akan menikah.     

Emmelyn tidak boleh memperlihatkan lingkaran hitam di bawah matanya pada hari pernikahannya. Sial!     

Gadis itu lalu turun dari tempat tidurnya dan membasuh wajahnya. Ia mencoba mengoleskan pelembab di wajahnya untuk mengurangi bengkak yang terlihat samar-samar.     

Ia bersyukur Lily telah menyiapkan sebuah kamar dengan segala sesuatu yang dibutuhkan seorang wanita, termasuk beberapa rempah-rempah dan salep yang dapat meremajakan kulitnya.     

"Uff, mimpi buruk bodoh... pergilah. Aku ingin tidur nyenyak tanpa mimpi-mimpi mengerikan semacam itu," bisiknya berulang kali sebelum kembali ke tempat tidurnya dan memejamkan mata. Ia terus melantunkan mantranya, berharap ia benar-benar bisa beristirahat dengan baik.     

Entah bagaimana, tekadnya menang. Emmelyn akhirnya bisa memejamkan mata dan tidur seperti bayi.     

***     

"Selamat pagi, Lady Emmelyn," suara Lily terdengar dari luar pintu kamar Emmelyn. Suaranya terdengar sangat ceria dan ramah.     

Emmelyn segera duduk di tempat tidur dan membuka matanya. Ia memeriksa sekelilingnya dan segera teringat bahwa ia sekarang berada di Southberry.     

Ia tinggal di kastil gubernur dan istrinya sangat baik kepadanya. Setelah Lily membawanya ke kamar tidur yang indah ini, Lily menyampaikan kepada Emmelyn bahwa ia akan datang dan menjemput Emmelyn di pagi hari.     

"Ahh... Lily sudah datang," kata Emmelyn kepada dirinya sendiri.     

Ia melompat dari tempat tidurnya dengan gembira. Ia menyukai Lily dan tidak sabar untuk melihatnya dan berbicara tentang persiapan pernikahannya dengan Mars.     

"Selamat pagi, Lady Greenan," kata Emmelyn setelah ia membuka pintu dan menyambut Lily ke kamarnya. Ia hampir menjerit ketika ia melihat bayi lucu dalam pelukan Lily. "Ya Tuhan! Menggemaskan sekali! Siapa ini?"     

Lily tersenyum lebar dan menunjukkan bayinya kepada Emmelyn. "Ini Jorei, putra bungsu kami. Ia sekarang berusia tujuh bulan."     

"Wah... lucu sekali!!" seru Emmelyn.     

"Ibu..." seorang anak laki-laki berumur tiga tahun, dan satu lagi sekitar lima tahun, mengintip dari belakang Lily dan kehadiran kedua bocah itu lebih mengejutkan Emmelyn.     

"Astaga... tampan sekali!" Emmelyn menekan bibirnya dengan kagum. Ia takjub melihat Lily yang tampak begitu muda namun sudah memiliki tiga orang anak.     

Emmelyn teringat saat Mars memintanya untuk melahirkan tiga ahli waris untuknya. Ha ha ha. Masa-masa itu terkesan seperti sudah terjadi berabad-abad yang lalu. Ia dan Mars telah menempuh perjalanan panjang.     

Memikirkan hal itu membuat Emmelyn menebar senyuman yang lebar di wajahnya. Ia akan menjadi seperti Lily jika ia benar-benar meneruskan persetujuannya dengan Mars.     

Astaga... anak-anak mereka pasti terlihat sangat manis dan menggemaskan seperti anak-anak Lily yang lucu ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.