Pangeran Yang Dikutuk

Kekagetan Gewen



Kekagetan Gewen

0Setelah urusan itu selesai, Mars, Gewen, Edgar, dan Emmelyn diantar ke kamar mereka masing-masing di istana gubernur sehingga mereka bisa beristirahat sebentar sebelum makan malam.     

Para prajurit yang datang bersama mereka juga diberi akomodasi yang bagus di menara khusus yang disediakan khusus untuk para penjaga gubernur.     

Setelah mereka beristirahat selama satu jam dan membersihkan diri, pangeran dan teman-temannya datang ke ruang makan. Di sana, gubernur mengundang Mars dan kawan-kawannya untuk makan malam bersama.     

Pesta yang diadakan oleh Lord Moran benar-benar meriah. Karena Mars dan Moran memiliki hubungan yang cukup dekat, mereka mendiskusikan begitu banyak hal dan membagikan kabar satu sama lain. Makan malam itu menjadi waktu yang sangat menyenangkan bagi Mars dan lainnya. Mereka diperlakukan seperti layaknya tamu kehormatan.     

Setelah kenyang, mereka memutuskan untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan pagi-pagi sekali.     

***     

Mereka tiba di Southberry ketika hampir tengah malam keesokan harinya. Athos sudah bersiap untuk menyambut mereka dengan wajah mengantuk.     

Namun, rasa kantuknya langsung hilang begitu ia melihat Emmelyn.     

Meskipun Emmelyn menyamar sebagai laki-laki, Athos bisa menebak bahwa gadis ini adalah wanita yang telah merebut hati sepupunya itu. Wanita yang mampu membuat Mars jatuh cinta begitu dalam hingga ia ingin meresmikan pernikahannya secepat mungkin.     

"Selamat datang di Southberry, Yang Mulia, dan Tuanku," Athos menyapa mereka dengan nada gembira. "Apakah kalian semua sudah makan malam?"     

"Ya, kami sudah makan dengan beberapa makanan yang dikemas oleh koki dari Glendale," jawab Mars. "Saat ini kami hanya butuh istirahat."     

"Tentu saja!" Athos memberi tahu kepala pelayannya untuk membawa tamu kehormatannya ke kamar mereka masing-masing. Tepat ketika mereka hendak mengikuti kepala pelayan, Lily, istri Athos masuk melalui pintu dari salah satu ruangan.     

"Hei, kalian sudah sampai," katanya kepada Mars sambil tersenyum.     

Matanya dengan cepat mencari sosok gadis yang akan menikah dengan pangeran dan ia menemukan Emmelyn berdiri di samping Mars. Lily menebak-nebak bahwa ia adalah gadis yang dimaksud Mars dalam suratnya.     

Ia tersenyum lebar dan mendekati Emmelyn. "Selamat datang di Southberry, Lady Emmelyn. Kami sangat senang akhirnya bisa bertemu denganmu."     

"Terima kasih," jawab Emmelyn. "Aku juga senang berjumpa denganmu, Lady Lily."     

"Kau harus ikut denganku," kata Lily kepada Emmelyn sambil tersenyum. Ia lalu menoleh ke arah suaminya dan berkata, "Kedua pengantin tidak boleh bertemu satu sama lain sebelum pernikahan, aku akan membawa Lady Emmelyn bersamaku dan kau bisa membawa Yang Mulia masuk."     

Emmelyn tersenyum malu-malu saat mendengar kata-kata Lily. Ia mengangguk sedikit untuk menunjukkan persetujuannya.     

"Ikutlah denganku," kata Lily sambil meraih tangan Emmelyn dan membawanya keluar dari ruangan itu.     

Sementara itu, Gewen dan Edgar yang mendengar perkataan Lily sama-sama mengerutkan alis saat berpaling ke arah Mars dan menatapnya dengan serius. Mereka berdua tampak begitu tercengang dengan apa yang baru saja terjadi di hadapan mereka.     

"A-apa yang dimaksud Lady Lily? A-apa yang barusan ia katakan?" Gewen bertanya kepada Mars dengan gagap. "Apa ia baru saja menyebut soal pernikahan? Atau aku tadi hanya salah dengar??"     

Athos memandang Mars dengan bingung. "Mereka tidak tahu?"     

"Tahu soal apa?" Gewen langsung bertanya.     

Mars berdeham dan melambaikan tangannya untuk meringankan suasana. "Yah, aku ingin memberikan kejutan kepada kalian berdua."     

"Tunggu... apa maksudmu?" Gewen tiba-tiba menjadi pucat. "Apakah kau bermaksud untuk menikah di sini? Di Southberry?"     

Mars mengangguk dengan serius. "Ya. Aku akan menikahi Lady Emmelyn untuk memastikan anak kami akan lahir secara sah dan supaya ayahku akan menyetujui hubungan kami."     

"Mengapa ayahmu tidak akan menyetujui hubunganmu dengannya? Kupikir mereka memang sudah menerima Lady Emmelyn?" kata Gewen.     

Mars menggelengkan kepalanya dan menghela napas panjang. "Ayahku tidak tahu siapa Emmelyn sebenarnya. Jika ia tahu, ia mungkin tidak akan memberikan restunya."     

"Aku tidak mengerti... Aku tidak menemukan satu alasan pun mengapa raja tidak akan memberimu restu untuk menikahinya? Kurasa raja tidak akan keberatan bahkan jika kau memutuskan untuk menikah dengan orang biasa. Ratu sendiri juga berasal dari kalangan rakyat biasa kan?" kata Gewen. "Kecuali..."     

"Kau benar," Mars memotong kata-kata Gewen. "Itulah mengapa kami yakin akan lebih baik jika kami menikah secara diam-diam. Aku ingin kau dan Edgar ada di sini.... karena kalian berdua adalah sahabatku dan aku ingin kalian hadir di waktu yang paling membahagiakan dalam hidupku."     

Gewen dan Edgar saling pandang.     

Ini adalah berita yang sangat mengejutkan! Tahun lalu, mereka tidak pernah mengira bahwa putra mahkota akan menemukan wanita yang bisa ia sentuh.     

Sekarang, pangeran tidak hanya menemukan wanita yang bisa bersamanya tapi ia juga memutuskan untuk menikahinya. Selain itu, pangeran juga tampak sangat bahagia dan mencintai gadis itu.     

Benar-benar kabar baik!     

Edgar tampak bahagia untuk sang pangeran, sementara Gewen tampak merasa sedih.     

Astaga... pernikahan pangeran akan menjadi akhir baginya karena ia selalu menjadikan putra mahkota sebagai alasan untuk tidak menikah.     

Jika orang tua Gewen sampai tahu bahwa Mars sudah menikah, mereka akan lebih menekannya untuk mencari istri.     

"Tidak ...! Kenapa kau melakukan ini kepadaku?!?" Gewen sangat frustasi sehingga ia lupa sopan santun dan mencengkeram kerah sang putra mahkota. "Kenapaaaa???"     

Mars bingung dengan reaksi Gewen. Ia mendorong dada Gewen dengan cepat dan memperbaiki kerahnya. "Ada apa denganmu?"     

Gewen mengerucutkan bibirnya dan tidak segera menjawab. Ia meratapi nasib buruknya. Semua petualangan seksualnya akhirnya akan berakhir dan ia harus menjalani kehidupan baru sebagai suami seseorang.     

Mars mengulangi pertanyaannya. Ia menatap pria itu dengan saksama dan bertanya, "Apa ada sesuatu yang mengganggumu?"     

Gewen akhirnya menjawab dengan suara rendah. Ia masih terlihat sangat frustasi.     

"Aku bahagia untukmu, tapi... kau tahu bagaimana aku selalu memberi tahu orang tuaku bahwa aku hanya akan menikah setelah putra mahkota menikah. Jadi, jika kau mendapatkan istri... itu berarti orang tuaku akan semakin memaksaku untuk menikah dan mereka tidak akan pernah berhenti untuk memintaku menemukan istri secepat mungkin. Kau tahu apa yang aku maksud, kan?" Gewen memijat pelipisnya.     

Mars tersenyum saat mendengar jawaban Gewen. Ahh, benar juga. Ia memang mendengar Lady Athibaud berkata bahwa ia tidak bisa memaksa Gewen untuk mendapatkan istri karena putranya selalu bersembunyi di balik putra mahkota.     

Sekarang, jika mereka tahu Mars telah menikah dan memiliki seorang istri, Gewen tidak akan punya alasan lagi untuk mempertahankan status lajangnya.     

Kesempatan yang sangat bagus!     

Mars memutuskan untuk menggunakan ini untuk keuntungannya sendiri.     

"Kalau begitu, jika kau tidak memberi tahu siapapun bahwa aku menikah dengan Emmelyn, maka orang tuamu tidak akan memaksamu untuk menikah," jawab Mars. "Demi kepentinganmu sendiri, sebaiknya kau merahasiakan pernikahan ini dari siapa pun."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.