Pangeran Yang Dikutuk

Emmelyn Ingin Mencari Teman



Emmelyn Ingin Mencari Teman

0Hadiah paling sederhana datang dari Lady Preston, tapi Emmelyn sudah menduganya. Bibi Ellena itu hanya membawa beberapa rempah-rempah dalam kotak kayu untuk Emmelyn. Tampak bagus tapi hadiah itu seolah diberikan tanpa ketulusan.     

Setelah penyerahan hadiah-hadiah itu, para wanita menikmati kue, pai apel, dan teh jahe dengan obrolan ringan.     

Mereka kebanyakan berbicara tentang gaya busana terbaru dan beberapa penyanyi atau artis drama yang disukai ratu. Ia mengatakan dirinya berencana mengadakan pesta kerajaan lagi pada hari pertama musim semi nanti.     

"Ah, pesta kerajaan di hari pertama musim semi?" Emmelyn terkejut mendengarnya.     

Emmelyn ingat Mars berencana membawanya ke Southberry agar mereka bisa menikah secara diam-diam. Mereka akan pergi pada hari pertama di musim semi. Tapi sekarang Emmelyn justru mendengar ratu ingin mengadakan pesta di hari itu?     

Bagaimana Mars dan Emmelyn akan menolak undangan ratu?     

"Betul, aku berharap kau bisa datang dan kau tidak mengalami masalah kesehatan apa pun yang dapat menghalangimu untuk hadir. Akan sangat menyenangkan jika kau juga ada di sana," jawab ratu.     

Beliau melanjutka, "Aku akan mengundang beberapa komposer dan penyanyi opera yang tidak bisa datang ke pesta terakhir yang aku adakan. Aku yakin kau akan menikmati penampilan mereka."     

Ratu Elara memang orang yang senang menikmati pesta. Mars sudah memberi tahu Emmelyn tentang hal tersebut.     

Emmelyn seharusnya tidak terkejut ketika sang ratu mengatakan ia tengah merencanakan pesta lain tidak lama setelah pesta ulang tahun putranya.     

Ratu memperhatikan ekspresi canggung Emmelyn dan mengira gadis itu tidak mau datang.     

"Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?" Ratu Elara bertanya. "Atau... apa kau sudah merencanakan sesuatu pada hari pertama di musim semi?"     

Biasanya, sangat mudah bagi Emmelyn untuk berbohong, dan mengarang-ngarang cerita di situasi apa pun. Namun, ketika ia menatap mata ratu, ia merasa malu jika ia harus berbohong kepadanya.     

Ratu Elara memperlakukannya dengan sangat baik. Emmelyn merasa tidak enak karena berbohong kepada calon ibu mertuanya, terutama berbohong tentang pernikahannya dengan putra tunggal ratu.     

Namun, Emmelyn tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Terlebih lagi di hadapan para wanita bangsawan pengiring ratu yang datang hari itu.     

Apa yang harus ia lakukan sekarang?     

Emmelyn merasa bingung bagaimana ia dapat mengambil keputusan yang terbaik.     

Akhirnya, ia lalu menunduk dan menjawab, "Tidak, Yang Mulia. Tidak ada apa-apa. Kami dengan senang hati akan datang."     

"Ah... bagus lah kalau begitu. Aku sangat senang," ratu tersenyum dan ia menepuk lengan Emmelyn dengan penuh kasih. "Senang sekali mengadakan pesta sesekali untuk membuat orang bahagia. Akhir-akhir ini, hidup semakin sulit. Akan sangat menyenangkan kalau kita bisa bertemu banyak orang dan bersantai sejenak."     

Sang ratu sebenarnya ingin mengadakan pesta lain untuk merayakan kehamilan Emmelyn, tetapi ia tidak dapat melakukannya di depan umum karena hanya sedikit orang yang tahu tentang rahasia kehamilan Emmelyn.     

Karena itu, akan lebih baik jika mereka merayakannya saat kehamilan Emmelyn belum begitu terlihat.     

Ratu sengaja membuat alasan dengan mengatakan pesta yang akan ia gelar adalah untuk merayakan datangnya musim baru.     

Meski Emmelyn pintar menutupi reaksinya terhadap undangan ratu, Lady Preston tetap bisa mencium gelagat aneh Emmelyn.     

Wanita licik itu curiga Emmelyn dan Mars sedang merencanakan sesuatu pada hari itu, tetapi mereka tidak ingin orang lain tahu.     

Itu sebabnya Emmelyn dengan enggan menerima undangan sang ratu.     

Jika benar begitu... apa yang mungkin mereka sudah rencanakan di hari pertama musim semi? Lady Preston tenggelam dalam pikirannya.     

"Baiklah... hari ini sangat menyenangkan. Kuharap kau menyukai semua hadiah kami. Tolong beri tahu aku jika kau membutuhkan sesuatu," kata ratu saat mereka mengakhiri acara minum teh.     

Ia tampak sangat senang saat melanjutkan kata-katanya, "Aku hanya bisa mengetahui perkembangan kondisimu dan cucuku dari putra mahkota, tapi ia orang yang sangat sibuk. Aku akan sangat bahagia jika kau kau bisa mengirimiku kabar sesekali."     

"Baiklah, Yang Mulia," jawab Emmelyn. Ia menundukkan kepalanya untuk memberi hormat kepada ratu.     

"Tunggu... sebelum kita pergi, bisakah aku melihat bunga putih yang diberitahukan putraku kepadaku?" tiba-tiba, Lady Athibaud bangkit dari kursinya dan memohon kepada Emmelyn.     

"Aku sangat senang datang ke sini karena Gewen memberi tahuku bahwa kau memiliki bunga yang tumbuh di halaman kastil selama musim dingin," kata Lady Athibaud lagi.     

"Oh, benar sekali. Kau memang memberi tahu kami tentang hal itu kemarin," Lady Chaucer juga jadi bersemangat. "Edgar tidak pernah memberitahuku apa-apa... uff."     

Emmelyn bangga dengan bunga Wintermere. Ia tidak keberatan menunjukkannya kepada mereka tanpa mengungkapkan asal-usul tentang dirinya. Ia bangkit dari kursinya dan memberi isyarat agar mereka mengikutinya.     

"Tentu. Kalian semua bisa melihat bunga-bunga itu. Namanya bunga Wintermere. Yang Mulia membawakannya ke sini dari kerajaan kecil di tepi laut dengan nama yang sama," Emmelyn buru-buru mencari alasan.     

"Pangeran mendengar tentang bunga unik ini dari seseorang dan Putra Mahkota berpikir bunganya akan terlihat bagus jika ditanam di halaman istana." Gadis ini memang dapat mengarang cerita dengan begitu mudah.     

"Bunga Wintermere ya? Memang nama yang indah," komentar Lady Athibaud. Ia berjalan dengan penuh semangat mengikuti Emmelyn yang kini membuka pintu menuju taman di samping kastil.     

Kolam ikan yang ada di istana itu sudah membeku sekarang, tetapi di sekitar kolam, mereka bisa melihat banyak bunga putih kecil bermekaran dengan sangat indah. Emmelyn memetik dua bunga dan memberikannya kepada ratu.     

"Lihat yang ini, Yang Mulia. Bukankah bunga-bunganya sangat cantik?" Emmelyn lalu bertanya kepada ratu dengan mata berbinar.     

Ratu Elara sangat terkesan. Ia belum pernah melihat bunga yang mekar di musim dingin. Dan bunga itu memang terlihat sangat cantik.     

"Wah... luar biasa sekali!" komentar ratu saat dirinya mencium bunga yang baru saja dipetik Emmelyn untuknya. "Aromanya mirip seperti vanila. Menakjubkan!"     

"Bunga-bunga ini memang luar biasa. Aku sangat menyukainya," Emmelyn sangat gembira melihat reaksi semua orang saat melihat Bunga Wintermere. Ia tahu mereka akan menyukai bunganya dan bahkan mengaguminya.     

"Saya bisa mengirimkan beberapa bunga ini ke istana kerajaan. Saya akan meminta tukang kebun kami untuk menyiapkannya," katanya lagi.     

"Apakah aku juga boleh memintanya untuk kutanam di taman kastil keluarga kami?" Lady Athibaud berusaha keras memberikan ekspresi memelas dengan mata anjing kepada Emmelyn dan gadis itu pun mengangguk.     

"Tentu saja, Lady Athibaud. Aku akan mengirimkan beberapa bunganya ke rumahmu besok melalui Lord Gewen."     

"Ah, bagus!"     

Sekarang, giliran Lady Chaucer yang bertanya. Karena Emmelyn memiliki kesan yang baik kepadanya dan ia benar-benar menyukai Edgar, Emmelyn setuju untuk mengirim beberapa bunga untuk para Chaucer melalui Edgar.     

Lady Preston memaksakan senyum dan berkata ia tidak tahu bagaimana merawat tanaman. Jadi, ia tidak ingin meminta dikirimi bunga-bunga itu.     

"Tidak perlu mengirimkannya kepadaku juga. Aku akan membunuh tanaman indah itu dengan tanganku. Aku tidak punya keterampilan berkebun seperti wanita-wanita cantik ini," ucap Lady Preston dingin.     

[Aku juga tidak sudi memberikannya kepadamu!]     

[Huh!]     

[Siapa yang menawarkannya untukmu?]     

Emmelyn memutar matanya begitu keras dalam imajinasinya ketika ia mendengar kata-kata Lady Preston.     

Namun, sebagai seorang putri yang diajari etiket kerajaan dan perilaku yang baik, Emmelyn tetap bisa menunjukkan senyum manis di wajahnya dan berpura-pura menunjukkan ekspresi simpatik.     

"Ah... sungguh disayangkan, Lady Preston. Baiklah... Aku tidak akan mengirimimu bunga-bunga indah ini sesuai dengan permintaanmu," kata gadis itu.     

Sang ratu terbatuk dan memberi isyarat kepada para wanita untuk kembali ke dalam. "Di luar sangat dingin. Ayo masuk. Sudah waktunya aku kembali sekarang."     

Begitu mereka semua di dalam, ia memeluk Emmelyn sekali lagi dan mengucapkan selamat tinggal. "Terima kasih telah menjadi tuan rumah yang baik. Hari ini sangat menyenangkan."     

"Terima kasih telah berkunjung, Yang Mulia. Aku merasa tersanjung Yang Mulia bersedia berkunjung ke tempat kami yang sederhana ini."     

Emmelyn setuju dengan perkataan ratu. Hari ini memang sangat menyenangkan. Ia bisa membayangkan dirinya menjamu beberapa wanita lain untuk minum teh di kastil ini di masa depan. Ia hanya perlu mulai mencari teman di Draec.     

Emmelyn tahu ratu hanya seorang diri ketika ia datang ke ibukota untuk pertama kalinya.     

Butuh beberapa saat bagi Ratu Elara untuk menemukan wanita yang bisa ia ajak kenalan dan kemudian menjadi teman baik.     

Persahabatan sang ratu dengan ketiga wanita bangsawa itu kini sudah berjalan lebih dari dua dekade dan anak-anak mereka juga dekat dengan satu sama lain.     

Emmelyn berharap ia bisa mengikuti jejak ratu dalam urusan mencari teman dan mulai mengakrabkan diri di kerajaan baru tempat suami mereka berasal.     

***     

Setelah para wanita itu pergi, Emmelyn duduk di ruang tunggu dan memilah hadiah yang ia terima sambil bersenandung. Melihat tumpukan hadiah membuatnya sangat senang dan bersemangat.     

Ahh... hadiah dari ratu adalah yang terbaik, pikirnya. Ia bersyukur memiliki ibu mertua yang baik hati dan pengertian.     

Emmelyn kemudian meminta pelayannya untuk membawa sebagian besar hadiah dari ratu ke kamarnya, sementara hadiah yang lain seperti rempah-rempah, ramuan, dan manisan dibawa ke dapur. Setelah semuanya selesai. Gadis itu memutuskan beristirahat di tempat tidurnya.     

Ia tidak tahu mengapa hari ini terasa sangat melelahkan. Emmelyn memejamkan mata dan berusaha menjernihkan pikirannya dari hal-hal yang membuat dirinya stres, seperti undangan pesta dansa dari ratu tadi.     

"Sayangku, bagaimana acara minum tehnya hari ini?"     

Emmelyn membuka matanya satu per satu ketika ia mendengar suara lembut Mars dari pintu.     

Benar saja, ia melihat pria itu sedang berjalan masuk ke dalam kamar dengan berjinjit karena pangeran mengira kekasihnya sedang tidur. Mars juga tampak lelah hari ini.     

Emmelyn tahu bahwa putra mahkota harus terus melatih prajuritnya bahkan di musim dingin. Tetapi pangeran biasanya tetap terlihat bersemangat setiap kali ia pulang ke rumah. Namun, hari ini Mars terlihat kedinginan dan lelah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.