Pangeran Yang Dikutuk

Minum Teh Dengan Ratu



Minum Teh Dengan Ratu

0"Yah... kurasa aku tidak akan keberatan. Lagi pula, kita belum pernah kedatangan pengunjung ke kastil ini," Emmelyn akhirnya memutuskan. "Sebaiknya kita sambut mereka besok."     

"Apakah kau yakin?" Mars bertanya lagi untuk memastikan.     

Emmelyn mengangguk. "Aku yakin."     

"Baiklah kalau begitu."     

***     

Emmelyn sedang memeriksa gaun baru yang dikirim oleh Nyonya Coultard ketika ia mendengar ketukan di pintu kamarnya. Ia lalu meminta salah satu pelayannya untuk membuka pintu dan Roshan segera datang lalu membungkuk hormat kepada sang putri.     

"Yang Mulia, Ratu Elara dan dayang-dayangnya telah tiba," lapor kepala pelayan itu kepada Emmelyn.     

"Ah, terima kasih telah memberi tahuku. Aku akan segera keluar dan menyambut mereka semua. Tolong persilahkan mereka masuk dan menunggu di ruang makan yang sudah kau persiapkan."     

"Baiklah, Yang Mulia," Roshan membungkuk lagi dan segera keluar dari kamar itu untuk melaksanakan perintah sang putri.     

Emmelyn dengan cepat memperbaiki penampilannya setelah Roshan meninggalkan kamar. Ia memakai riasan tipis dan mengganti pakaiannya dengan gaun yang lebih bagus.     

Ia tahu betul para dayang yang datang bersama ratu sangat suka menggosip. Di mana pun akan sama saja, wanita memang paling suka bergosip.     

Karena itulah Emmelyn ingin terlihat sempurna tanpa cacat sehingga tidak satu pun dari mereka yang akan mengomentari penampilannya nanti.     

Emmelyn juga telah membahas tentang kunjungan Ratu Elara dengan Mars kemarin dan mereka memutuskan untuk mengubah ruang makan kecil mereka menjadi ruang untuk Emmelyn menerima tamunya hari ini.     

Mars ingin Emmelyn memiliki ruangan sendiri seperti yang ibunya miliki di istana kerajaan.     

Pangeran lalu meminta Roshan menambahkan beberapa sofa berkualitas tinggi dan permadani cantik agar ruangannya terlihat lebih feminim.     

Mars merasa tidak keberatan jika harus makan siang atau makan malam di ruang itu dengan pengaturan perabotan yang baru.     

Akan lebih mudah baginya untuk mengubah ruangan itu menjadi ruang minum teh, daripada harus membangun ruangan baru dari nol. Pasti akan memakan banyak waktu dan tenaga, terlebih saat Mars harus menyiapkan segala sesuatunya untuk kelahiran bayinya.     

Di ruang makan kecil itu lah ratu dan dayang-dayangnya dipersilahkan masuk oleh kepala pelayan putra mahkota. Ketika Emmelyn tiba, sang ratu baru saja duduk di salah satu sofa yang bagus di ruang baru itu.     

"Yang Mulia, selamat datang," kata Emmelyn dengan hormat. Kehamilannya kini sudah sedikit terlihat.     

Melihat perut Emmelyn yang tampak membesar, membuat ratu menjadi berseri-seri penuh kebahagiaan.     

Ratu Elara lalu bangkit dan memeluk Emmelyn dengan senyum lebar yang tersungging di wajahnya. "Aku sangat senang akhirnya bisa bertemu denganmu. Bagaimana keadaanmu? Kau baik-baik saja kan?"     

"Saya terkadang merasa tidak nyaman, tetapi saya masih bisa menangani semuanya. Terima kasih sudah memberikan perhatian kepada saya, Yang Mulia," kata Emmelyn.     

Dari sudut matanya, ia dapat melihat ekspresi masam di wajah Lady Preston dan ia menjadi tergoda untuk semakin membuat wanita itu semakin kesal hari ini.     

"Aku senang mendengar kau baik-baik saja. Apa kau mengalami kram atau nyeri lainnya?" ratu memegang tangan Emmelyn dan memintanya untuk duduk di sofa di samping ratu.     

"Hanya sedikit, Putra Mahkota selalu membantu saya. Ia memijat kaki dan punggung saya setiap malam sebelum tidur," ucap Emmelyn dengan nada datar, tetapi ia sengaja mengucapkan kata-kata itu untuk membuat Lady Preston semakin murka.     

[Rasakan, dasar wanita tua jahat!]     

Emmelyn tahu Lady Preston sangat ingin Ellena menikahi putra mahkota dan Emmelyn senang melihat wajah wanita tua itu memerah karena marah.     

"Oh. Aku sangat senang mendengar Putra Mahkota merawatmu dengan baik," kata ratu dengan gembira. "Aku membesarkannya menjadi pria yang baik bukan tanpa alasan."     

"Terima kasih telah mengajari pangeran bagaimana menjadi pria yang baik dan pengertian, Yang Mulia," Emmelyn tersenyum ketika mendengar kata-kata ratu.     

Apa yang dikatakan ratu memang benar. Emmelyn tahu bahwa Mars sangat dekat dengan ibunya dan ia berpikir bahwa sikap baik dan perhatian Mars dipelajari dari ibunya.     

Emmelyn merasa sangat bersyukur dan berterima kasih kepada wanita yang duduk di sampingnya itu karena telah melahirkan dan membesarkan pria yang dicintainya.     

"Memang sudah menjadi tugas setiap orang tua untuk membesarkan anak-anak mereka menjadi orang yang baik. Karena kau sendiri akan memiliki anak, aku rasa kau akan segera mengerti apa artinya menjadi orang tua," Ratu Elara mengelus lengan Emmelyn dengan penuh kasih.     

Kasih sayang yang dicurahkan ratu kepada Emmelyn tidak luput dari pandangan para wanita bangsawan yang hadir.     

Mereka saling bertukar pandang dan mencoba membuat penilaian sendiri tentang apa yang tengah terjadi di hadapan mereka.     

Mengapa ratu memperlakukan wanita itu seperti ia adalah menantunya? Emmelyn hanyalah alat bagi putra mahkota untuk melahirkan ahli waris bagi keluarga kerajaan kan?     

Lady Emmelyn tidak mungkin akan menjadi istri pangeran yang sebenarnya, iya kan?     

Perlakuan manis ratu terhadapnya semata-mata karena gadis itu sedang mengandung cucunya, pasti begitu.     

Ketiga wanita itu hanya bisa berasumsi sendiri dalam pikiran mereka masing-masing dan tidak mengatakan apa pun. Perhatian mereka teralihkan ketika tiga pelayan datang dengan nampan berisi teh jahe, pai apel, dan beberapa makanan ringan lainnya.     

"Terima kasih atas ucapan yang begitu baik darimu, Yang Mulia," Emmelyn tersentuh oleh kebaikan sang ratu.     

Apa yang ratu lakukan saat ini membuat Emmelyn merasa seolah dirinya sedang disayang oleh ibunya sendiri.     

Bukan. Ibu kandungnya bahkan tidak terlalu perhatian kepadanya.     

Ratu Wintermere selalu lelah dan tidak punya banyak waktu untuk mengurus anak-anaknya. Emmelyn selalu bersaing dengan kakak perempuannya untuk mendapatkan perhatian ibu mereka.     

Tapi kini Emmelyn merasa dicintai oleh Ratu Elara dan ia merasa sungguh beruntung memiliki wanita ini sebagai calon ibu mertuanya!     

"Tehnya harum sekali," komentar ratu ketika para pelayan dengan hati-hati meletakkan teko dan cangkir di atas meja kecil di tengah. "Apakah mereka memasukkan jahe ke dalamnya?"     

Emmelyn mengangguk sambil tersenyum. "Benar, Yang Mulia. Ini adalah teh spesial dari kampung halaman saya. Ini adalah..."     

Suaranya terhenti di tengah kalimat. Emmelyn secara tidak sengaja hampir membongkar rahasianya dan mengisyaratkan ia bukan berasal dari Glendale. Ia bahkan tidak tahu apa teh khas atau barang-barang unik dari daerah itu.     

Astaga... apakah mereka akan merasa curiga?     

"Disebut apa namanya?" Lady Athibaud bertanya dengan mata yang membesar. "Adikku tinggal di Glendale. Aku akan meminta teh ini kepadanya saat ia datang mengunjungiku lagi."     

Emmelyn menggigit bibirnya.     

Sialan. Kewaspadaan Emmelyn menurun karena kehangatan dan perhatian ratu sehingga ia menjadi lengah.     

Emmelyn sempat mengatakan teh ini adalah teh spesial dari kampung halamannya? Dan rupanya Lady Athibaud punya saudara perempuan yang tinggal di Glendale? Astaga...     

"Tidak, sebenarnya ini adalah teh spesial dengan resep keluarga. Aku tidak bisa membaginya dengan orang luar. Maafkan saya," Emmelyn mencoba mengelak.     

Untungnya Emmelyn orang yang cerdas dan terbiasa berbohong untuk menutupi rahasianya. Mencari-cari alasan seperti ini tidaklah sulit baginya.     

"Ah, jadi begitu ya?" Lady Athibaud tampak kecewa tetapi ia tidak memperbesar masalah itu.     

"Silakan coba tehnya. Saya harap kalian semua akan menyukainya."     

Emmelyn tersenyum untuk menutupi kegugupannya karena hampir membongkar kedoknya. Ia memberi isyarat kepada pelayannya untuk menuangkan teh untuk tamu-tamunya.     

Seorang pelayan datang dengan sigap dan menuangkan teh ke lima cangkir yang sudah disediakan.     

Para wanita bangsawan itu mengambil satu cangkir untuk diri mereka masing-masing dan menyesap teh setelah Emmelyn meminum teh miliknya.     

"Hmm... ini benar-benar enak! Aku merasa hangat dan nyaman," komentar Lady Chaucer. Matanya berbinar dan bibirnya tersenyum. "Teh ini sangat sempurna untuk musim dingin."     

"Kau memang benar. Kurasa juga begitu," tambah ratu. "Aku suka teh ini."     

Emmelyn senang melihat mereka menyukai teh jahe spesial Wintermere. Ia semakin bangga dengan budaya dan tanah airnya.     

Ahh... sayang sekali Emmelyn tidak bisa memberi tahu mereka bahwa teh yang luar biasa ini berasal dari kerajaan kecil di tepi laut bernama Wintermere.     

"Ngomong-ngomong, kami membawakanmu banyak hadiah untuk bayi Putra Mahkota," kata ratu setelah ia meletakkan cangkirnya. \Ia lalu memberi isyarat kepada Roshan yang berdiri di sudut ruangan untuk mengeluarkan hadiah dari kereta dan membawanya masuk.     

Wajah Emmelyn berseri-seri saat mendengar ratu membawa hadiah. Ia memang sangat suka hadiah dan kejutan. Wanita mana yang tidak menyukai diperlakukan seperti dirinya saat ini? Ia ingin tahu apa yang sudah disiapkan ratu untuknya.     

"Kami juga membawakan hadiah untukmu dari keluarga Athibaud," tambah Lady Athibaud.     

Lady Chaucer juga mengatakan hal yang sama dan rupanya semua orang yang datang hari itu membawakan hadiah khusus untuk Emmelyn, bahkan Lady Preston yang sedang murka pun membawakan hadiah untuknya. Ini sungguh luar biasa!     

Ketika Roshan membawa kotak demi kotak berisi hadiah, Emmelyn merasa sangat tersentuh.     

Sebagian besar hadiah berasal dari ratu dan ia membawakan Emmelyn beberapa pakaian bayi, selimut lembut, mainan, dan banyak hal lainnya.     

Ada juga dua mantel yang sangat nyaman yang bisa dipakai Emmelyn. Mantel itu terbuat dari bulu yang sangat lembut. Emmelyn tidak bisa menahan napas ketika ia melihat betapa cantiknya hadiah-hadiah yang dibawakan untuknya.     

"Menurutku, sebagian besar pakaianmu tidak akan muat lagi. Jadi, aku memutuskan untuk membawakanmu beberapa mantel ukuran besar yang bisa kau pakai setelah perutmu membesar nanti," sang ratu menjelaskan.     

"Ah, terima kasih, Yang Mulia," Emmelyn tersenyum lebar. "Semuanya terlihat sangat indah."     

"Sama-sama. Kau tengah mengandung cucuku. Tentu saja kau pantas mendapatkan yang terbaik," jawab sang ratu dengan santai.     

Lady Athibaud membawakan Emmelyn beberapa vitamin dan rempah-rempah dari dokter keluarganya. Ia juga membawakan beberapa buah dan kue serta beberapa mainan untuk sang bayi kelak.     

Lady Chaucer membawakan makanan, kebanyakan manisan yang menggugah selera dan buah kering yang merupakan makanan lezat di Draec.     

Emmelyn tidak tahu apakah ia bisa memakannya karena ia benci rasa buah setelah ia hamil, tapi ia tetap mengucapkan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.