Pangeran Yang Dikutuk

Glow Wine (1)



Glow Wine (1)

0Tebakannya benar dan seorang pelayan membuka pintu itu. Pelayan itu lalu menjulurkan kepalanya ke dalam dan dengan serius melaporkan bahwa Emmelyn baru saja tiba. Mars mengangguk dan menyuruhnya pergi.     

Pangeran lalu keluar dari ruang kerjanya untuk menyambut Emmelyn. Ia ingin tahu apa yang Emmelyn sudah lakukan di luar dan apakah gadis itu membeli banyak barang mahal.     

"Hai sayangku," suaranya terdengar bahagia saat Mars menyapa Emmelyn. "Kau pergi kemana?"     

Emmelyn tersenyum lebar. "Aku mengunjungi seorang teman dari Wintermere di sebuah desa tidak jauh dari kastil. Kami mengobrol santai dengan minum teh jahe dan makan pai apel sampai aku lupa waktu."     

"Oh..." Mars lega mendengar jawabannya. Emmelyn terlihat bahagia dan puas hari ini.     

Mars senang mendengar Emmelyn punya teman yang bisa ia kunjungi setiap saat. Pangeran benci ketika memikirkan bahwa Emmelyn mungkin saja merasa kesepian di Draec karena ia hanya punya Mars untuk diajak bicara dan diandalkan.     

Setelah berpikir sejenak, Mars bertanya kepada Emmelyn, "Mengapa kau tidak mengundang temanmu ke kastil kita lain waktu? Dengan begitu kau masih bisa menghabiskan waktu bersamanya tanpa harus melakukan perjalanan jauh? Saat usia kehamilanmu semakin tua, mungkin akan terlalu melelahkan melakukan perjalanan ke rumah temanmu itu."     

Uhm... mengundang Nyonya Adler ke kastil?     

Emmelyn senang Mars menawarkan kesempatan kepadanya untuk mengundang siapa pun yang ia suka untuk datang ke sini. Pangeran bahkan menggunakan kata 'kastil kami'.     

Namun, menurut Emmelyn tidak bijaksana untuk mengundang penyihir itu ke kastil putra mahkota. Ia khawatir Mars akan menjadi semakin penasaran tentang Nyonya Adler.     

"Aku akan memikirkannya," jawab Emmelyn setelah berpikir sejenak tentang tawaran Mars.     

Mars mengangguk sambil tersenyum. "Bagus kalau begitu. Coba kau pikirkan baik-baik, jika kau ingin mengundang temanmu kemari, kau tidak perlu lagi meminta izinku. Kau hanya perlu memberitahuku sehingga aku tau siapa yang akan datang ke kastil kita."     

"Terima kasih," wajah Emmelyn tampak berseri-seri dipenuhi kebahagiaan. Ia sekarang merasa bahwa hubungan mereka semakin nyata dari hari ke hari.     

Pangeran memintanya untuk menikah dengannya kemarin. Hari ini pangeran juga memberinya uang untuk digunakan sesuka hati. Dan sekarang Mars menyebut kastil ini sebagai kastil mereka berdua?     

Secara perlahan Emmelyn masuk ke dalam hidup putra mahkota dengan sangat mulus. Hal ini pun membuat gadis itu semakin bahagia.     

"Aku mencintaimu," bisik Emmelyn dengan senyum lebar di wajahnya.     

Jika mereka berada di dalam kamar, gadis itu akan segera melompat ke dalam pelukan Mars dan menciumnya dengan mesra. Namun, ia harus menahan dirinya dan hanya menunjukkan senyum penuh kebahagiaan itu.     

Emmelyn sama sekali tidak peduli jika orang mengira ia gadis yang tidak punya sopan santun.     

Namun, karena sekarang ia sudah setuju untuk menikah dengan putra mahkota, Emmelyn tidak mau orang-orang mulai bergosip dan mengatakan putra mahkota tidak bisa mengendalikan istrinya yang genit.     

"Hmm... Aku juga mencintaimu," Mars tidak bisa menahan senyum ketika ia mendengar Emmelyn mengucapkan kata cinta dengan begitu mudah sekarang. Ia ingat betapa sulit bagi Emmelyn untuk mengakui bahwa gadis itu menyukai dirinya di masa lalu.     

Dulu, Emmelyn akan selalu berpura-pura membenci segala sesuatu tentang Mars. Sekarang, ia bisa dengan mudah berkata 'Aku mencintaimu' kepada pangeran. Kemajuan yang sangat bagus!     

Sepertinya semuanya berjalan sangat baik dalam hubungan mereka. Mars hanya merasa khawatir dirinya tidak bisa menemukan penyihir itu secepatnya sebelum semuanya terlambat.     

"Apa… Kau menemukan informasi berharga hari ini?" Emmelyn lalu bertanya. "Bagaimana kalau kita membahasnya sambil minum wine?"     

Mars mengangguk. "Sepertinya ide yang bagus. Di mana sebaiknya kita minum?"     

"Bagaimana kalau di kamar kita?" saran Emmelyn dengan cepat. "Aku merasa sedikit lelah setelah melakukan perjalanan ke rumah temanku. Aku ingin menghabiskan malam ini dengan berada dipelukanmu sambil menghangatkan diri di dekat perapian."     

"Aku setuju denganmu," kata Mars. "Apa kau ingin mencoba Glow Wine?"     

"Glow Wine? Apa itu?" Emmelyn tertawa kecil. Ia pikir nama minuman itu terdengar lucu. "Apa wine-nya akan bersinar saat dituang ke dalam gelas?"     

"Tidak... hahaha, tidak akan bersinar. Tapi rasanya lebih hangat dan manis. Cocok untuk musim dingin. Glow Wine adalah minuman khas Draec," jelas Mars. "Aku sudah lama ingin menawarkanmu sehingga kau bisa mencicipinya."     

"Ah... di Wintermere kami punya teh jahe yang sangat cocok untuk musim dingin. Setiap kali aku meminumnya, aku akan selalu ingat akan rumahku. Aku bahkan berpikir untuk membuatkannya untukmu besok," jawab Emmelyn dengan penuh semangat.     

Gadis itu senang mengetahui mereka berdua memiliki niatan yang sama untuk memperkenalkan makanan atau minuman khas kerajaan masing-masing.     

Orang cerdas memang biasanya sepemikiran!     

"Baiklah jika itu maumu… kita bisa minum teh jahe besok. Aku akan menyuruh pelayan untuk belajar membuatnya dulu. Hari ini kita bisa menikmati Glow Wine saja. Bagaimana menurutmu?" Mars menanyakan pendapat Emmelyn.     

"Glow Wine adalah wine merah yang dimasak dengan rempah-rempah. Rasanya manis dan baunya juga harum. Aku rasa kau pasti akan menyukainya!"     

"Kedengarannya sangat nikmat!" Emmelyn tanpa sadar menjilat bibirnya. "Aku belum pernah mencoba minuman seperti itu. Tapi karena kau membuatnya terdengar sangat enak, aku jadi semakin penasaran."     

Pangeran itu tertawa kecil ketika melihat kekasihnya tampak bersemangat. Mars tahu gadis itu sangat suka wine.     

Mars segera memanggil Roshan dan memintanya membuatkan Glow Wine untuk mereka berdua. Pangeran juga tidak lupa memerintahkan Roshan untuk mengantarkan minumannya ke kamar mereka. Keduanya kemudian naik ke lantai tiga.     

Perapian sudah menyala saat mereka memasuki ruangan, Emmelyn dan Mars langsung merasakan tubuh mereka terhangatkan oleh perapian tersebut dan segera melepas mantel untuk digantung di dinding.     

Alas lantai dari kulit binatang yang digelar di lantai terasa hangat dan lembut saat mereka berdua duduk sambil berpelukan di atasnya.     

Karena Glow Wine perlu waktu untuk dipersiapkan, Mars dan Emmelyn menunggu dengan sabar sambil saling berbagi tentang apa yang sudah terjadi hari ini.     

Keduanya bisa melihat bagaimana hubungan mereka kini semakin intim dan telah meningkat pesat, Emmelyn sekarang merasa ragu apakah ia harus membahas tentang Nyonya Adler atau tidak.     

Emmelyn memang belum memberi tahu Mars tentang penyihir tua itu dan ramalannya. Pada titik ini, Emmelyn hanya ingin berpura-pura bahwa ia tidak pernah mendengar ramalan itu dan melanjutkan hidupnya dengan tenang.     

Tapi di saat yang sama, Emmelyn merasa tidak adil jika ia harus menyembunyikan sesuatu sementara Mars selalu terbuka kepadanya.     

Emmelyn sendiri sangat menghargai dan menyukai Mars yang selalu jujur dan terbuka tentang urusan apa pun. Jika demikian, Mars pasti juga mengharapkan yang sama kan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.