Pangeran Yang Dikutuk

Empat Sahabat Di Kedai Minuman



Empat Sahabat Di Kedai Minuman

0"Ah, aku mengerti. Baiklah jika itu maumu," Nyonya Adler mengangguk dan menyesap teh miliknya.     

Nyonya Adler benar-benar tidak keberatan jika Emmelyn memang ingin membawa tanaman rempah yang sudah ia kumpulkan karena ia bisa dengan mudah mendapatkannya di hutan secara gratis. Satu-satunya bahan yang mahal adalah jahe karena sulit sekali didapat.     

Emmelyn tiba-tiba teringat bahwa ia juga membawa koin emas untuk Nyonya Adler. Ia lalu mengeluarkannya dari saku pakaiannya dan memberikan dua koin kepada penyihir tua itu.     

"Mars baru saja memberiku beberapa koin emas jadi aku ingin memberikan beberapa untukmu," kata Emmelyn sambil tersenyum. "Mungkin kau bisa menggunakannya untuk membeli jahe, mantel baru, atau apa pun yang kau suka. Dengan begitu kau bisa tetap menjaga tubuhmu agar tetap hangat di musim dingin ini."     

Penyihir itu terpana melihat dua koin emas mengkilap yang berada di telapak tangan Emmelyn. Seperti halnya ketiga juru masak Emmelyn, Nyonya Adler tidak percaya dengan keberuntungannya hari ini. Apakah putri Wintermere ini benar-benar berniat memberikan dua koin emas kepadanya?     

Ya ampun, ia gadis yang begitu murah hati!     

Nyonya Adler sudah menyukai Emmelyn dari pertemuan kedua mereka ketika ia datang mengunjunginya dengan membawa sebotol wine dan pie apel.     

Penyihir itu merasa simpati dengan situasi yang dihadapi Emmelyn saat itu dan mencoba membantu gadis itu semampunya. Meski jendela ramalannya lebih sering menunjukkan kesialan dan hal-hal yang tidak menyenangkan.     

Nyonya Adler merasa lebih kagum dengan gadis di hadapannya itu. Bisa dikatakan ia sangat menyukai Emmelyn sekarang.     

Bukan karena emas yang dibawa Emmelyn untuknya tapi karena gadis itu selalu baik dan ramah kepadanya meski Emmelyn sebenarnya tidak perlu memperlakukannya sebaik itu.     

Emmelyn memberinya begitu banyak hadiah, walau Emmelyn tidak menginginkan apa pun darinya. Kebaikan Emmelyn yang dilakukan tanpa pamrih itu menunjukkan betapa gadis itu sangat tulus dan baik hati.     

Kebanyakan orang sering memberikan sesuatu karena ada maksud tersembunyi atau menginginkan sesuatu sebagai balasannya. Tapi Emmelyn tampaknya tidak punya niat apa pun, ia sepertinya selalu tulus berbuat baik pada orang lain.     

"Wah, terima kasih banyak..." wajah Nyonya Adler tampak berseri-seri saat menerima emas itu. Ia adalah penyihir desa yang miskin dan tidak pernah memiliki emas seumur hidupnya. Tangannya gemetar saat koin emas itu menyentuh tangannya.     

"Kau harus menyimpannya dengan baik, jadi orang tidak akan tahu kau punya emas," kata Emmelyn padanya.     

"Aku mengerti, Yang Mulia." Nyonya Adler setuju dengannya. "Aku tidak akan membelanjakannya di desaku. Semua orang akan tahu jika aku sampai menggunakannya di sini. Aku hanya akan menggunakannya ketika aku pergi ke kota dan membeli barang-barang yang aku butuhkan."     

"Itu ide bagus," kata Emmelyn. Ia mengambil cangkirnya dan menyesap teh jahe miliknya. "Ah... tehnya sangat enak!"     

Emmelyn tidak sabar untuk meminta para juru masak membuatkan teh ini untuknya dan Mars. Mungkin besok mereka bisa meminumnya sebelum tidur.     

***     

Sementara itu, di sebuah kedai kecil yang sering dikunjungi putra mahkota dan teman-temannya, empat orang sedang menikmati arak dengan riang.     

Gewen tidak memeluk wanita mana pun hari ini untuk menghormati Ellena. Meskipun ia seorang casanova, ia tidak akan bertindak nakal jika ada Ellena di antara mereka. Gewen merasa tidak pantas berperilaku seperti itu di hadapannya karena Ellena adalah wanita yang terhormat.     

Gewen tidak keberatan melakukannya di depan Mars dan Edgar, tapi hari ini ia harus menahan diri.     

"Ellena, aku sangat senang kau sudah kembali," kata Gewen sambil menuangkan wine ke dalam gelas Ellena. "Kau harus memberi tahu kami apa yang sudah terjadi selama enam tahun ini dan bagaimana kau bisa menemukan penyihir itu."     

Mars dan Edgar juga mengangkat gelas mereka ke udara, meminta Gewen untuk mengisinya. Gewen memutar matanya saat melihat mereka mengangkat gelas.     

"Kalian memiliki tangan kuat yang sangat mampu untuk menuangkan wine untuk kalian sendiri," Gewen menegur kedua temannya itu. "Aku hanya mau menuangkan wine untuk seorang wanita."     

Edgar mengalah dan mengambil kendi wine itu dan menuangkan untuk dirinya sendiri dan Mars. Setelah itu, mereka semua memegang gelas mereka masing-masing, sambil menatap Ellena dengan rasa penasaran.     

Mereka semua sangat ingin mendengar ceritanya. Bagaimana mungkin Ellena bisa menemukan penyihir itu, sementara suruhan Raja Jared telah gagal berulang kali?     

Ellena tersenyum tipis ketika ia mengambil gelasnya dan menyesap wine yang ada di dalamnya secara perlahan. Ia tahu mereka semua pasti sangat penasaran, tetapi ia tidak ingin buru-buru membagikan seluruh ceritanya.     

"Jadi, apa kau akan menceritakannya kepada kami?" Mars semakin tidak sabar. Informasi yang akan disampaikan Ellena sangat penting baginya. Keselamatan Emmelyn dan bayinya dipertaruhkan.     

Pangeran tidak akan pernah merasa aman sebelum ia bisa memastikan bahwa penyihir itu sudah mati.     

Ellena berpaling ke arah Mars dan tersenyum lebar. "Ah, Yang Mulia. Kenapa kau terlihat tidak sabar sekali mendengar ceritanya? Kau baru saja sampai di sini. Aku merasa sangat kedinginan. Izinkan aku menikmati wine ini sebelum kau menyelidikiku."     

Ellena dengan sengaja menggunakan kata 'menyelidiki' untuk membuat putra mahkota merasa tidak enak karena memaksanya berbicara seperti yang Mars lakukan kepada tawanan perang dan mata-mata musuh.     

Tampaknya taktiknya akan berhasil. Mars membuang muka dan meneguk wine-nya, berusaha menyembunyikan kekhawatirannya.     

Mars lalu sadar bahwa ia seharusnya tidak terlihat terlalu memaksa. Ellena mungkin merasa tersudut dan menolak untuk berbicara jika ia terus memaksanya. Mars membutuhkan informasi itu, jadi ia harus memainkan kartunya dengan baik.     

"Yah, memang tidak mudah menemukan penyihir itu," Ellena akhirnya memulai ceritanya setelah ia meminum setengah dari wine di gelasnya. "Aku tahu bahwa ia adalah ibu angkat mendiang Lady Marielle Bellevar. Jadi, aku mencoba menemukannya melalui keluarga Bellevar."     

"Bukankah mereka semua sudah pergi?" Mars bertanya dengan penasaran. "Mereka meninggalkan ibu kota begitu putri mereka bunuh diri."     

Mars ingat betul apa yang sudah terjadi. Di masa lalu, keluarga Bellevars dan keluarga Strongmoor sangat dekat.     

Duke berteman dengan ayah Raja Jared Strongmoor dan karena itu mereka berdua memutuskan untuk menjodohkan anak-anak mereka: Pangeran Jared dan Lady Marielle.     

Keluarga Bellevars memiliki kastil yang megah tidak jauh dari ibu kota dan mereka memiliki kehidupan yang luar biasa mewah. Tapi semuanya hilang setelah putri tunggal mereka bunuh diri.     

Rasa sakit yang harus mereka alami setelah kematian Lady Marielle begitu hebat hingga seluruh anggota keluarga Bellevar tidak mau lagi menginjakkan kaki mereka di istana kerajaan.     

Mereka membenci pangeran Jared karena telah menghancurkan hati putri mereka dan menyebabkan kematiannya, tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan.     

Keluarga kerajaan memiliki pengaruh yang sangat besar dan Bellevars hanyalah salah satu pion kerajaan saja. Karena itu, keluarga Bellevar tidak punya pilihan lain selain mengubur kebencian yang mereka rasakan jauh di dalam diri mereka sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.