Pangeran Yang Dikutuk

Apakah Ellena Baik-Baik Saja?



Apakah Ellena Baik-Baik Saja?

0Mars merasa lega karena gadis itu ternyata tidak mengejarnya habis-habisan karena ia sembarangan berbicara. Ia mencium rambut Emmelyn dan bangkit dari kursinya. "Aku akan pergi sekarang dan kembali sebelum makan malam. Apakah kau tidak apa-apa jika aku tinggal sendiri di sini?"     

Emmelyn berhenti mengunyah dan menoleh ke arah Mars yang kini sudah berdiri dari kursinya. "Apa kau akan memeriksa kondisi temanmu itu?"     

Mars mengangguk. "Setidaknya aku harus mencari tahu. Aku akan sangat terluka jika temanku meninggal karena menyentuhku…"     

Emmelyn terdiam beberapa saat. Ia kemudian menggenggam lembut tangan Mars dan berkata. "Aku yakin ia tidak akan mati. Kurasa ia tidak bohong ketika mengatakan kutukannya sudah dicabut."     

"Bagaimana kau tahu?" Mars mengerutkan alisnya dengan heran. Ellena tidak mengatakan apa-apa di pesta kerajaan di hadapan para raja, karena ia memintanya untuk tidak melakukannya.     

Jadi, bagaimana Emmelyn tahu apa yang dikatakan Ellena?     

Emmelyn membuang muka dan berpura-pura memusatkan perhatian pada poci teh mereka. Ia menuangkan lebih banyak teh untuk dirinya sendiri. "Aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian di perpustakaan."     

"Apa??"     

Mars memijat pelipisnya. Emmelyn membuatnya terdengar seolah-olah ia sedang berkeliaran di sekitar istana dan secara tidak sengaja menemukan perpustakaan dan melihat dirinya dan teman-temannya yang sedang mengobrol.     

Namun, pangeran sudah kenal gadis itu dengan lebih baik dan ia tidak begitu saja percaya kata-katanya. Emmelyn pasti diam-diam menguntitnya dan menguping pembicaraan mereka. Emmelyn memang bisa selicik itu.     

"Waktu itu aku hendak ke kamar kecil ditemani pelayan kerajaan," Emmelyn membela diri. "Dan aku tersesat... Apa kau percaya padaku?"     

"Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa?" Mars bertanya, ia memutuskan untuk mengikuti kebohongannya dan berpura-pura percaya pada cerita yang Emmelyn sampaikan.     

"Aku merasa tidak pantas berada di sana. Aku hanya mendengar sampai gadis itu mengatakan bahwa kutukanmu sudah dicabut."     

"He ... hei, jangan katakan itu," Mars dengan cepat menariknya ke dalam pelukannya. "Kau pantas berada di sana. Kau selalu pantas berada di mana pun aku berada. Kau dengar itu?"     

Emmelyn tersenyum tipis dan mengangguk. "Ya, sekarang aku tahu itu. Tadi malam, aku tidak tahu. Kau berbohong kepadaku tentang perasaanmu. Kau tidak bisa menyalahkanku karena berpikir seperti itu."     

Mars menghela nafas dan mengangguk. "Kau benar. Maafkan aku. Itu tidak akan pernah terjadi lagi. Saat itu aku sangat takut kau tidak dapat menerimaku karena... yah, bagaimanapun, semuanya sudah terjadi dan menjadi bagian dari masa lalu. Mulai sekarang, kau adalah milikku dan aku milikmu. Jangan lupakan itu. "     

"Aku tidak akan pernah lupa," Emmelyn tersenyum malu-malu. Ia mendorong dada Mars dan memberi isyarat untuk segera memulai perjalanannya. "Pergi dan cari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Ellena dan penyihir itu. Kita bisa bicara lagi nanti."     

"Ah, baiklah," Mars melepaskan kekasihnya itu dari pelukannya. Ia mendaratkan ciuman penuh gairah di bibirnya sebelum ia keluar dari ruang makan kecil mereka untuk pergi ke istana kerajaan.     

Emmelyn akhirnya merasa kenyang. Ia menyandarkan punggungnya di kursinya dan membelai perutnya yang nasih rata.     

Astaga, bayi ini masih sangat kecil tapi sudah makan banyak sekali!     

Emmelyn tidak pernah menyangka dirinya akan menjadi begini rakus saat hamil.     

***     

Mars tiba di istana kerajaan lebih awal, tapi Ellena dan bibinya datang jauh lebih awal darinya.     

Ketika pangeran tiba di lounge tempat di mana ibunya biasa minum teh bersama para dayangnya, ia melihat Ellena duduk dengan anggun bersama dengan Lady Preston, Lady Athibaud dan kedua anak perempunnya. Tak hanya itu saja, bahkan ibu Edgar yakni Lady Chaucer juga hadir di sana.     

Ratu Elara duduk didampingi oleh suaminya, Raja Jared. Jantung Mars berdetak begitu kencang dan seolah ingin melompat keluar dari dadanya ketika mengetahui bahwa Ellena masih hidup dan sehat.     

Mars segera merasa lega dan bahagia karena sahabatnya sejak kecil itu tidak mati karenanya.     

Gadis bodoh itu ternyata belum mati! Syukurlah!     

"Yang Mulia, Putra Mahkota Mars Strongmoor telah tiba," John, kepala pelayan kerajaan mengumumkan kedatangannya dengan nada datar seperti biasa.     

Semua orang yang berada di ruang tunggu itu mendongak ketika John memberi tahu mereka tentang kehadiran putra mahkota.     

"Hei, kau di sini rupanya," ratu tersenyum manis dan memberi isyarat kepada Mars untuk mendekat dan duduk di sebelahnya.     

Ratu tampak sedang berseri-seri karena merasa lega dan gembira. Mars hanya bisa menebak Ellena telah memberi tahu mereka bahwa kutukan itu telah dicabut.     

"Yang Mulia," ia membungkuk kepada orang tuanya dan kemudian duduk di samping ibunya. Ia segera melirik ke arah Ellena dan melihat gadis itu tersenyum manis.     

"Sayang... tahukah kau bahwa Ellena berhasil membuat penyihir itu mencabut kutukannya????" Ratu Elara tampak sangat emosional dan matanya berkaca-kaca. Ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk menyampaikan kabar besar itu.     

Mars tertegun dan ia merasa sedikit bingung mengenai tanggapan apa yang harus ia berikan.     

Ia memang sangat berharap Ellena baik-baik saja dan kutukan itu sudah dicabut, tetapi ia benci memikirkan harga yang harus dibayar Ellena untuk semua ini...     

Putra mahkota sudah tidak ingin kutukan itu dicabut agar dirinya bisa menyentuh wanita mana pun dan hidup sebagai pria normal yang bisa memiliki pewaris tahta… karena ia kini telah memiliki Emmelyn dan itu sudah cukup baginya.     

Saat itu, ia hanya ingin temannya tetap hidup.     

"Apakah kau memang menyentuh Ellena tadi malam?" Raja Jared, raja yang dikenal bijaksana, dengan cepat menanyakan kepada pangeran pertanyaan yang sangat penting itu.     

Meskipun Ellena mengklaim bahwa ia berhasil membuat penyihir itu mencabut kutukan yang diberikan pada keluarganya, ia perlu mendengar sendiri dari putranya apakah benar Mars menyentuh gadis itu pada malam sebelumnya.     

Jika ia memang menyentuh Ellena dan gadis itu masih hidup sampai saat ini, maka apa yang dikatakan Ellena kepada semua orang yang ada di sana memang benar.     

Raja Jared hanya akan mempercayai semuanya setelah mendengar pengakuan Mars. Dan jika semuanya terbukti benar, beban yang ada di pundaknya selama 27 tahun terakhir akhirnya bisa diangkat.     

Ia bisa bernafas lega dan menghabiskan masa tuanya tanpa penyesalan apa pun terhadap anak dan cucu-cucunya di masa depan.     

Ia memandang putranya dengan tatapan penuh harap dan menunggu jawaban yang akan diberikan putra mahkota dengan penuh antisipasi.     

Mars hanya menatap Ellena dan ia tampak lega karena gadis itu tidak mengalami hal buruk apa pun. Di satu sisi, Mars merasa dalam situasi yang sulit. Saat mendengar pertanyaan ayahnya, sang pangeran hanya tersenyum dan mengangguk pelan.     

"Ya, Yang Mulia. Kami berpelukan tadi malam," jawabnya. "Ellena mengatakan yang sebenarnya."     

Semua orang dalam ruangan itu yang sedari tadi menahan nafas merasa begitu lega mendengar jawaban Mars.     

Mereka kemudian menatap Ellena seolah ingin memastikan bahwa gadis itu memang benar-benar masih hidup dan sehat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.