Pangeran Yang Dikutuk

Hari Pertama Di Musim Dingin



Hari Pertama Di Musim Dingin

0Mereka bercinta dengan gerakan lambat dan penuh gairah untuk waktu yang lama. Emmelyn dan Mars bisa merasakan cinta dan kehangatan di setiap gerakan, ciuman dan bisikan yang diungkapkan satu sama lain.     

Meski mereka sering berhubungan intim, tapi ini pertama kalinya hati, tubuh, dan jiwa mereka saling terhubung dan menjadi satu. Rasanya beribu kali lebih nikmat dan indah dibandingkan saat mereka bercinta hanya untuk mendapatkan seorang anak.     

"Aku juga mencintaimu," bisik Emmelyn di antara nafasnya yang terengah-engah saat ia mencapai puncaknya untuk kesekian kalinya malam itu, dan Mars pun kini mengejar Emmelyn yang sudah mencapai langit ke tujuh.     

Mereka terus menikmati puncak itu untuk beberapa saat. Rasanya seperti berada di surga kecil mereka di bumi, sebelum mereka akhirnya perlahan turun dan menyadari fajar sudah hampir tiba.     

Pagi itu adalah hari pertama musim dingin dan api dalam perapian itu sudah mulai padam, hanya menyisakan arang yang terbakar semalaman untuk menghangatkan Emmelyn dan Mars yang bercinta tiada hentinya.     

Meski api itu tak lagi bisa menghangatkan, mereka berdua tidak merasa kedinginan sama sekali. Seluruh bagian tubuh mereka terasa diselimuti kehangatan yang mendamaikan.     

Mars berguling ke samping dan menarik Emmelyn ke pelukannya. Ia mencium rambut gadis itu dan mengambil selimut untuk menutupi tubuh mereka. Hari pertama musim dingin ini terasa sempurna.     

Inilah malam yang sangat diimpikan oleh Mars dan ia berharap bisa menghabiskan seluruh malam dalam hidupnya seperti ini. Ia tidak peduli lagi apakah kutukan itu sudah dicabut atau belum. Satu-satunya hal yang berarti baginya mulai sekarang adalah Emmelyn telah menerima cintanya dan kerajaannya.     

Emmelyn tidak akan menarikucapannya, iya kan?     

Pada musim panas nanti, mereka akan menyambut kelahiran anak pertama mereka dan akan lebih banyak anak yang akan dilahirkan Emmelyn nantinya. Semua akhirnya akan berjalan sesuai dengan keinginan Mars selama ini.     

"Sudah hampir pagi…" bisik Mars mesra. "Kau harus segera istirahat. Tidak baik terjaga semalaman. Aku mencintaimu."     

Emmelyn menutup matanya dan hanya menjawab dengan gumaman pelan. Ia menenggelamkan kepalanya di dada Mars dan merasakan kehangatan yang berasal dari kontak kulit yang mereka lakukan.     

Mars memeluknya dengan lembut dan mendengarkan detak jantungnya yang berdebar kencang, berangsur-angsur menjadi lebih lambat dan akhirnya teratur. Sangat melegakan bisa saling memuaskan satu sama lain semalaman dan kemudian memeluk wanita yang ia cintai hingga sama-sama terlelap tidur.     

Ah... ia ingat Tuan Vitas mengatakan Emmelyn tidak boleh merasa terlalu stres selama kehamilannya. Mars berjanji untuk melindunginya dari apa pun yang bisa membuatnya merasa kesal atau gelisah.     

"Aku akan melindungimu," bisiknya sebelum ia juga menutup matanya. "Aku akan membuatmu bahagia."     

***     

Saat Mars membuka matanya keesokan harinya, ia menyadari Emmelyn sudah tidak ada lagi dalam pelukannya.     

Pria itu sempat merasa bingung selama dua detik sebelum tersentak bangun.     

Apakah ia bermimpi tadi malam?     

Mengapa Emmelyn sudah tidak ada dalam pelukannya? Apakah ia pergi meninggalkannya?     

Ia mengarahkan pandangannya ke sekeliling ruangan dengan panik. Mars menghela nafas lega ketika ia menemukan Emmelyn tengah duduk di sofa dekat jendela sambil mengintip ke luar.     

Astaga… bahkan Mars mulai merasa sangat takut kehilangan Emmelyn meski hanya sedetik saja. Ternyata gadis cantik itu tengah menikmati pemandangan luar di pagi hari. Sepertinya suasana hatinya sangat baik pagi ini.     

Mars tersenyum sendiri dan kemudian menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya. Ia turun dari tempat tidur dan mendekati Emmelyn. Ia mengambil celana dan bajunya dari meja dan memakainya sebelum ia duduk di sofa dan memeluk pinggul gadis itu dari belakang.     

"Selamat pagi," katanya sebelum mencium punggungnya. "Apa yang sedang kau lihat?"     

Emmelyn menoleh padanya dan tersenyum. "Sedang turun salju. Kelihatan sangat mempesona."     

Mars mengangkat alisnya. "Kupikir kau tidak suka salju?"     

Emmelyn mengerucutkan bibirnya dan menjawab dengan acuh tak acuh. "Biasanya aku memang benci salju... tapi anehnya, hari ini aku merasa saljunya sangat indah."     

"Ahh..." Mars mengangguk sambil tersenyum.     

Ia juga berpikir semuanya menjadi sangat indah ketika ia bersama gadis itu. Bahkan semua hal biasa dalam kehidupan sehari-harinya terlihat menarik dan menyenangkan. Kekuatan cinta memang sangat luar biasa, pikirnya penuh kegembiraan.     

Emmelyn membuka tirai ke samping dan menunjukkan kepadanya apa yang sedang ia nikmati sedari tadi saat Mars sedang tidur. "Bagaimana menurutmu? Pemandangannya terlihat cantik, kan?"     

"Ya... aku setuju, sangat cantik," jawab Mars, tapi matanya tertuju pada wajah cantik Emmelyn dan bukan pemandangan yang sedang ditunjukkan gadis itu.     

Tidak ada hal lain di dunia ini yang lebih indah daripada makhluk di hadapannya saat itu.     

Emmelyn menyaksikan salju turun selama sepuluh menit, sementara Mars hanya menatapnya sambil duduk di sampingnya. Emmelyn akhirnya merasa sudah cukup puas dengan pemandangan musim dingin pertama tahun itu.     

"Ayo makan," kata Emmelyn kemudian. "Aku kelaparan."     

"Ahh... ide bagus! Sebaiknya kita segera sarapan," kata Mars sambil tersenyum lebar. Ialah yang selalu tidak pernah kenal lelah menyuruh Emmelyn yang banyak, tapi hari ini sepertinya Emmelyn yang punya inisiatif terlebih dahulu.     

Ha. Semuanya benar-benar berjalan dengan baik.     

Ini semua terasa sangat sempurna dan Mars hampir merasa takut.     

Mereka berdua akhirnya turun ke ruang makan kecil itu dan sarapan bersama. Emmelyn jujur saat mengatakan ia memang lapar karena ia langsung melahap semua makanan yang disajikan seolah ia merasa kelaparan selama berhari-hari. Ia terus membiarkan Mars menambahkan makanan di piringnya dan tidak berhenti memasukkannya ke dalam mulutnya.     

Sang pangeran hanya bisa memandangnya sambil menyunggingkan senyum lebar di wajahnya. Ia memotongkan lebih banyak daging untuk kekasihnya itu dan menaruh lebih banyak roti, pie, sosis dan beberapa makanan lain yang disiapkan oleh para juru masak.     

Mungkin saat ini hormon kehamilannya sudah mulai aktif dan menambah nafsu makan gadis itu karena ia makan seperti besok hendak kiamat.     

Roshan yang datang dengan sepoci berisi teh hangat tampak tercengang ketika ia melihat sang putri sangat menikmati sarapannya dengan melahap begitu banyak makanan.     

Ia menoleh ke arah pangeran yang hanya melambai dengan acuh tak acuh dan memberi isyarat kepadanya untuk mendekat.     

"Ini tehnya, Yang Mulia," kata Roshan dengan suara pelan. Ia mengira pangeran ingin dirinya menuangkan lebih banyak teh untuk mereka.     

"Roshan, aku ingin tahu tentang perkembangan kamar tidur baru di lantai bawah. Apa semuanya sudah siap?" Mars segera bertanya kepadanya. Ia ingat bahwa ia meminta pelayannya untuk menyiapkan kamar baru yang lebih besar untuknya dan Emmelyn minggu lalu.     

Kamar baru itu seharusnya dilengkapi dengan dua tempat tidur sehingga Mars bisa tetap sekamar dengan Emmelyn tanpa tidur di ranjang yang sama. Itulah hal yang diinginkan Emmelyn minggu lalu, tetapi semuanya sudah berubah mulai hari ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.