Pangeran Yang Dikutuk

Ellena-lah Yang Mematahkan Kutukan Itu



Ellena-lah Yang Mematahkan Kutukan Itu

0Mars tidak tahu mengapa Emmelyn memperlakukannya dengan sangat baik hari ini. Selama ini, gadis itu selalu berusaha keras untuk berpura-pura tidak peduli padanya.     

Mungkin ia baik padanya malam ini karena ini hari ulang tahunnya?     

"Emmelyn ..." Mars membuka matanya dan menatap mata birunya yang indah. "Terima kasih."     

Emmelyn tersenyum. "Aku tidak melakukan apa pun?"     

"Terima kasih telah datang ke dalam hidupku. Terima kasih telah memutuskan untuk tinggal dan menemani hari-hariku ..." suara Mars parau saat ia berusaha mengendalikan emosinya. "Terima kasih telah mengandung anakku. Terima kasih untuk dansa ini..."     

Emmelyn tersenyum tapi matanya mulai mengalirkan air mata, ia sadar ia sangat mencintai pria ini.     

Karena itu mudah baginya untuk melakukan hal-hal ini untuknya, bahkan jika pangeran tidak mengucapkan terima kasih dan hanya menganggap apa yang ia lakukan sebagai bagian dari kesepakatan mereka.     

Tapi ternyata pria itu memang merasa bersyukur dan mengucapkan terima kasih yang tulus secara langsung. Hati Emmelyn yang tadinya sedingin es saat bertemu dengan Raja Jared, kini mulai meleleh kembali.     

"Hmm…" Emmelyn akhirnya hanya bisa tersenyum lalu membuang muka untuk menyembunyikan matanya yang mulai berkaca-kaca.     

"Em ..." Mars menyentuh dagunya dan mengangkat kepalanya ke arahnya, sehingga ia bisa melihat wajahnya lagi. Matanya yang keemasan terlihat begitu tulus ketika ia mengucapkan kata-kata berikutnya. "Aku mencintaimu."     

Dan kemudian ia mencium bibir Emmelyn dengan lembut.     

Mars tidak tahu mengapa ia melakukan apa yang ia lakukan, tetapi tepat pada saat itu, ia telah meruntuhkan dinding pertahanan terakhir yang selama ini membentengi hatinya.     

Hatinya begitu dipenuhi dengan perasaan cinta hingga ia sulit untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya ia rasakan dan ia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.     

Ia mencintai Emmelyn.     

Sangat mencintainya.     

Emmelyn tertegun beberapa detik dan berusaha mengembalikan kesadarannya. Apa yang Mars tadi bilang? Ia berkata 'Aku mencintaimu'?     

Mustahil! Apa Emmelyn salah dengar? Atau Mars minum terlalu banyak anggur tadi?     

Sepertinya tidak mungkin ia mengucapkan kata-kata itu... kecuali jika memang ia mabuk.     

Bukankah beberapa waktu lalu Mars sendiri yang mengatakan ia sudah memikirkan semuanya matang-matang dan pria itu yakin ia tidak akan pernah mencintai Emmelyn yang hanya seorang putri tanpa jabatan penting dari salah satu koloni kecil Draec?     

Saat ini pikiran Emmelyn seperti tidak berfungsi maksimal dan ia tak bisa memikirkan baik-baik ucapan Mars tadi karena ciuman yang baru saja mendarat di bibirnya begitu memabukkan.     

Secara refleks, ia mencium pangeran kembali dan mereka pun melakukannya untuk beberapa menit.     

Putra mahkota dan kekasihnya mulai bermesraan di teras sedangkan tubuh mereka terus berdansa mengikuti alunan musik yang indah dari lantai dansa.     

"Ahh... ini semua terasa sangat menyenangkan," kata Mars setelah mereka mengakhiri ciumannya dan sekarang saling pandang. "Berdansa dan bermesraan denganmu adalah puncak dari perayaan ulang tahunku."     

Emmelyn tersenyum ketika ia mendengarnya. "Aku senang kau bahagia malam ini."     

"Apakah kau ingin makan sesuatu?" Mars kemudian bertanya.     

Ia sempat khawatir Emmelyn tadi mendengar pengakuan cintanya sebelum mereka berciuman dan akan menolaknya atau bereaksi berlebihan. Tapi untungnya gadis itu tidak mengatakan apa pun tadi.     

Apakah ini artinya ia tidak mendengar apa yang Mars ucapkan?     

Ahhhh ...     

Ia kemudian merasa lega.     

Pasti begitu! Mana mungkin ia bisa mendengarnya di tengah suara musik keras ini.     

Jika Emmelyn mendengarnya, ia pasti akan mengatakan sesuatu. Tapi ia tidak memberikan reaksi apa pun dan itu artinya ia sama sekali tidak mendengar Mars mengatakan tiga kata itu.     

Mars menarik nafas lega dan meraih tangannya untuk mengajak kembali ke dalam. "Ayo masuk, cuacanya semakin dingin. Aku mau kau makan yang banyak."     

Seperti biasa, ia ingin melihatnya makan banyak dan menambah berat badan agar membantu kehamilannya yang sehat.     

Emmelyn lelah mendengar ucapan itu hingga ia hampir memutar matanya. Mars adalah orang yang sangat mudah ditebak.     

Ia berjalan bersama pangeran menuju meja utama. Di sana, mereka melihat raja dan ratu sedang duduk dan menikmati anggur setelah selesai berdansa.     

Mereka tampak bahagia dan tatapan mereka terhadap satu sama lain menyiratkan bahwa mereka masih begitu saling mencintai.     

"Duduk dan makanlah sesuatu Emmelyn... kita bisa menonton beberapa pertunjukan sambil makan," ratu melambaikan tangannya ke arah Emmelyn dan Mars untuk memberi isyarat agar mereka duduk di sampingnya. "Kau pergi kemana tadi?"     

"Kami pergi berdansa," jawab Mars dengan wajah berseri-seri. Ia menunjuk ke arah teras. "Emmelyn dan aku tidak ingin mengganggu para tamu, jadi kami berdansa di luar."     

"Ohh...." Ratu Elara menggigit bibirnya dan terkejut sedikit. Ia terlihat sangat senang mendengar putranya akhirnya bisa berdansa dengan seorang gadis.     

Mungkin semuanya memang sudah mulai berubah menjadi lebih baik? Ia kini mulai berharap anak yang dikandung gadis itu pun pasti juga akan tumbuh sehat.     

Sayangnya, sang ratu hanya bisa berharap.     

"Aku sangat bahagia mendengarnya," Ratu Elara tertawa kecil dan mengambil dua potong kue yang tersaji di atas meja. Ia menaruhnya di dua piring terpisah dan memberikannya kepada Emmelyn dan Mars. "Coba kuenya. Rasanya enak sekali."     

"Terima kasih, Yang Mulia. Aku perlu berbicara dengan seseorang terlebih dahulu. Bisakah Ibu menjaga Emmelyn untuk sementara? Aku tidak akan lama," Mars dengan sopan menolak kuenya. Ia harus menemui Ellena dan mencari tahu tentang kutukan itu. "Aku akan segera kembali."     

Ia menepuk bahu Emmelyn dengan lembut dan kemudian pergi. Emmelyn tiba-tiba menjadi canggung lagi.     

Di meja kehormatan ini, hanya ada ratu dan raja. Ia masih sangat membenci raja tetapi ia tidak menaruh dendam pada ratu dan ia bahkan menyukainya.     

Tetap saja, sulit berada di satu meja dengan orang yang sudah membunuh orang tuanya sambil terus memasang wajah gembira.     

Jika Mars berada di sisinya, ia bisa menahan kebenciannya terhadap raja, karena setidaknya ada dua orang yang ia sukai dan hanya satu yang ia benci.     

Tapi pangeran sedang pergi dan amarah yang berada di dalam hati Emmelyn terhadap raja perlahan-lahan menyeruak.     

"Yang Mulia, saya harus ke kamar kecil," ucap Emmelyn sesaat Mars meninggalkannya bersama raja dan ratu. Ia kemudian bangkit dari kursinya.     

Ia ingin menenangkan pikirannya karena ia khawatir akan membuka kedoknya jika sampai raja berinteraksi dengannya. Ada kemungkinan ia tidak akan bisa menahan emosinya dan menyerang pria itu dengan pisau dan garpu yang ada di atas meja.     

"Oh... izinkan aku meminta seorang pelayan untuk menemanimu," sang ratu begitu perhatian pada Emmelyn.     

Ia melambaikan tangannya dan dua pelayan yang mengenakan pakaian hijau yang indah langsung datang ke meja.     

Ratu Elara segera memberi perintah agar mereka menemani Emmelyn ke kamar rias wanita. "Lady Emmelyn perlu ke kamar kecil. Tolong antarkan Putri ke sana."     

"Baiklah, Yang Mulia," mereka membungkuk lalu memberi isyarat kepada Emmelyn untuk mengikuti salah satu dari mereka.     

"Lewat sini, Yang Mulia."     

Emmelyn membungkuk kepada raja dan ratu, lalu mengikuti pelayan itu meninggalkan ruang dansa. Ia bisa merasakan begitu banyak mata yang tertuju padanya saat ia pergi meninggalkan meja kehormatan itu.     

Ah... wanita tua yang suka bergosip itu pasti haus akan berita dan rumor tidak jelas untuk dibahas habis-habisan dengan teman-temannya.     

Kehadirannya di pesta ulang tahun putra mahkota pasti menarik banyak perhatian. Mereka semua bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya Emmelyn.     

Untuk pertama kalinya, putra mahkota membawa seorang gadis di acara perayaan ulang tahunnya. Tidak hanya itu, mereka berdua juga datang dengan menggunakan kereta yang sama. Artinya gadis itu bukan orang sembarangan.     

Tapi sayangnya mereka semua tidak akan segera mendapatkan jawabannya. Mars dan kedua orang tuanya sudah sepakat untuk tidak memperkenalkan Emmelyn ke publik malam ini.     

Setidaknya… sampai mereka sudah yakin bahwa bayi yang dikandungnya akan selamat dan baik-baik saja.     

Emmelyn berjalan dengan anggun dan ia berusaha keras mengangkat kepalanya tinggi-tinggi. Ia ingin terlihat percaya diri di tengah lautan tatapan manusia yang tidak ia kenal sama sekali.     

Ia mempraktikkan kembali cara berjalan seorang putri yang diajarkan oleh guru tatakrama kebangsawanannya sejak ia masih kecil.     

Madame Cyan akan bangga padanya jika saja ia bisa melihat Emmelyn berjalan seperti seorang putri malam ini.     

Lady Athibaud, Lady Chaucer, dan Lady Preston, yang semuanya duduk bersama suami mereka masing-masing di meja dekat para raja, saling bertukar pandang dan mulai membahas Emmelyn.     

"Ia tampak sangat cantik," komentar Lady Chaucer. "Aku ingin tahu di mana pangeran bertemu dengannya."     

"Kurasa ia sempat menyebut Glendale saat kita bertemu untuk minum teh terakhir kali. Waktu itu kau sedang sakit, Lady Chaucer jadi kau tidak datang," Lady Athibaud menjelaskan. "Aku juga terkejut. Dari yang aku lihat saat kami bertemu, menurutku ia gadis yang cukup… lincah."     

"Apakah benar begitu?" Lady Chaucer tampak tertarik. "Mungkin pangeran mempersiapkan guru etiket untuk melatihnya berperilaku layaknya seorang putri saat di istana selama acara penting ini."     

"Nah, jika memang putra mahkota melakukannya, berarti gadis itu bisa belajar dengan cepat," Lady Athibaud tertawa kecil. "Ahh... bukankah tadi kau bilang ia sangat cantik?"     

Ketika ia melihat ekspresi menyindir di wajah Lady Preston, Lady Athibaud dengan cepat mengoreksi kata-katanya. "Hmm, jadi begini... aku tidak bermaksud mengatakan bahwa keponakanmu Ellena tidak cantik. Aku sudah bertahun-tahun tidak bertemu Ellena."     

"Kau akan segera bertemu dengannya malam ini," jawab Lady Preston dengan senyum yang dipaksakan. "Ia harus bertemu dengan pangeran secara pribadi terlebih dahulu. Ia ingin memberi tahu bahwa kutukannya sudah dipatahkan."     

"Apaa? Apa itu benar??" Lady Chaucer dan Lady Athibaud keduanya menggigit bibir mereka karena terkejut. "Jadi, kutukannya memang sudah rusak?"     

Kedua wanita itu kaget dan bersemangat pada saat bersamaan. Namun mereka masih ingat untuk merendahkan suaranya agar tidak ada orang lain yang mendengar.     

Rahasia ini tidak untuk kalangan umum dan akan bahaya jika sampai ada yang mendengar soal kutukan itu.     

Kutukan Mars adalah rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang terpilih.     

"Jadi gadis Glendale itu memang tidak istimewa. Ia hanya kebetulan bertemu dengan pangeran kita SETELAH kutukan itu dipatahkan dan ia menjadi wanita pertama yang bisa menyentuhnya. Pangeran Mars salah paham dan mengira gadis itu kebal dengan kutukannya. Ya… ia sudah salah menilai semuanya," Lady Preston kemudian menyesap anggurnya dan tersenyum tipis. "Ellena-ku adalah orang yang mematahkan kutukan untuknya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.