Pangeran Yang Dikutuk

Berdansa Bersama



Berdansa Bersama

0Mars berusaha memberikan alasan yang masuk akal kepada ayahnya, mengapa ia dan Emmelyn belum dapat menikah.     

Sang pangeran menambahkan, "Kita harus memastikan terlebih dahulu bahwa pewarisan tahta ini bisa benar-benar terjadi. Jika bayinya ternyata dikutuk, aku rasa tidak adil mengikat Lady Emmelyn dengan sebuah pernikahan bersamaku. Aku tidak mau ia ikut menderita seumur hidupnya."     

Ratu Elara mencengkeram gaunnya dan wajahnya berubah menjadi sedih ketika mendengar kata-kata Mars.     

Apa yang dikatakan putranya itu memang benar dan ia bisa mengerti alasan Mars ingin menunda pernikahan tersebut.     

Sang ratu mengalami duka mendalam selama bertahun-tahun dan dipenuhi dengan kesedihan yang mematahkan hati karena ia harus menyaksikan semua anak yang dilahirkannya meninggal, kecuali Mars.     

Rasanya ia seperti hidup di dalam neraka dan ia tidak ingin Emmelyn mengalami penderitaan yang sama dengan dirinya. Apalagi gadis itu terlihat sangat manis dan baik.     

"Putra kita memang benar," Ratu Elara menarik pakaian suaminya dan menatapnya dengan pandangan memohon. "Kita seharusnya tidak mengikat Lady Emmelyn dengan sebuah pernikahan untuk sementara ini... setidaknya sampai kita yakin semuanya berjalan dengan lancar..."     

"Hmm… mungkin kau benar," raja hanya mengangguk.     

Raja Jared merasa penjelasan Mars cukup masuk akal dan ia menyadari bahwa semua perkataan putranya itu benar adanya. Mereka semua tidak bisa berbuat banyak untuk saat ini selain menunggu.     

"Kalau begitu, kita hanya bisa menunggu bayi ini lahir?" raja bertanya pada putra mahkota. Ia cukup kecewa karena Mars tidak mau melakukan pernikahan itu, tapi di sisi lain tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain menerima keputusan mereka berdua.     

Mars mengangguk untuk mengiyakan. "Benar, lagi pula aku masih sangat muda dan tidak ingin terikat dalam hubungan yang seserius itu. Menurutku, cara ini akan lebih baik bagi kita semua untuk sekarang."     

Raja Jared menghela nafas panjang. "Kalau itu sudah menjadi keputusan terakhirmu, kita tidak boleh membuat pengumuman apa pun mengenai pernikahan dan calon ahli waris ini. Biarlah pesta malam ini menjadi perayaan ulang tahunmu saja dan bukan untuk hal lainnya."     

"Aku setuju, Ayah," kata Mars kemudian. "Menurutku kita tidak boleh membiarkan orang lain tahu bahwa aku akan memiliki seorang anak sampai kita yakin anak yang dikandung Emmelyn baik-baik saja dan tidak dikutuk."     

"Baiklah kalau begitu," ekspresi yang ditunjukkan raja tampak sulit diartikan.     

Semenit yang lalu, ia sangat bersemangat untuk menyambut calon cucunya dan ingin mengumumkannya pada dunia bahwa putranya akan memiliki keturunan pertamanya.     

Namun, kini ia harus dihempaskan dengan kenyataan bahwa calon cucunya kemungkinan tidak akan selamat karena kutukan yang menimpa Pangeran Mars.     

Sepanjang pernikahannya, Raja Jared telah menyaksikan istrinya menguraikan air mata yang tiada habisnya dan ia juga harus menderita begitu banyak ketika anak-anak mereka meninggal satu per satu.     

Kematian anaknya yang terakhir terjadi sudah lama sekali, tapi lukanya begitu dalam dan masih terasa seperti baru terjadi kemarin.     

Mimpi terburuk bagi setiap orang tua adalah ketika mereka harus menguburkan anak-anak mereka dan raja telah mengalaminya berulang kali.     

Ia tidak bisa membayangkan betapa sedihnya dirinya jika gadis di hadapan mereka yakni Lady Emmelyn harus kehilangan bayinya juga.     

Jika sampai hal itu terjadi, Raja Jared pun akan menyerah seperti yang Mars sampaikan dan menerima kenyataan bahwa tidak ada lagi harapan bagi putra mahkota untuk membangun sebuah keluarga yang bahagia.     

Untuk mencairkan suasana di antara mereka semua, Mars akhirnya memberi isyarat kepada pelayan kerajaan agar segera memulai perayaan ulang tahunnya.     

Ia meminta John menyajikan makanan serta minuman kepada semua tamu yang hadir malam itu.     

"John, bisakah kau membantuku untuk memulai perayaan malam ini," ucap putra mahkota kepada pelayan kerajaan.     

"Baiklah, Yang Mulia." John membungkuk dalam-dalam ke arah raja dan pangeran lalu pergi ke tengah aula.     

Ia bertepuk tangan dengan senyum lebar di wajahnya dan mengumumkan kepada semua orang bahwa pesta dansa kerajaan secara resmi dibuka.     

"Hadirin sekalian, putra mahkota sudah hadir, mari kita mulai perayaannya! Musik sudah siap dan Anda semua bisa berdansa sambil menunggu raja dan pangeran untuk menyampaikan pidato mereka."     

Ia lalu menambahkan, "Kami juga mempersilakan kalian semua untuk menikmati hidangan mewah yang disediakan oleh koki terbaik kami ditemani dengan anggur terbaik dari Southberry!"     

Raja mengambil segelas anggur dan mengangkat gelas itu ke arah kerumunan tamu. "Aku ingin bersulang untuk merayakan ulang tahun putraku satu-satunya, Pangeran Mars Strongmoor! Semoga ulang tahunnya yang ke 27 menjadi awal puncak kejayaan dalam hidupnya dan ia dapat menemukan kebahagiaannya."     

Semua orang mengambil gelas mereka dan mengangkatnya juga.     

Mars tersenyum kepada semua orang dan mengambil gelas di hadapannya. Ia memberikannya kepada Emmelyn dan mengambilnya lagi untuk dirinya sendiri.     

Gadis itu menatap pangeran dan bergumam. "Selamat ulang tahun."     

"Terima kasih," Mars ingin menciumnya saat itu juga, tapi ia menahannya. Ia menoleh ke ayahnya dan membungkuk sedikit.     

Sang pangeran tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada orang tuanya, "Terima kasih, Ayah. Aku beruntung terlahir sebagai putramu. Terima kasih Ibu, karena telah menjadi ibu terbaik bagiku. Setiap anak di dunia ini pasti bangga memiliki ibu seperti dirimu."     

Semua orang bersorak dan kemudian menenggak anggur mereka. Tahap pertama bersulang anggur berhasil memecahkan kebekuan dan semua orang segera menikmati pesta dansa itu.     

Musik yang indah dimainkan dan Raja Jared menarik tangan istrinya untuk mengajaknya berdansa. Pasangan lain mulai mengikuti.     

Tidak membutuhkan waktu lama dan bagian tengah aula dipenuhi dengan pasangan yang berdansa bersama.     

Mars hanya berdiri di samping dan memperhatikan orang tuanya berdansa. Ia tidak pernah ikut dansa karena ia tidak ingin mengambil kesempatan pasangan lain yang ingin berdansa.     

Pangeran merasa mereka lebih pantas menikmati dansa tersebut daripada dirinya. Jika ia memutuskan untuk berdansa, maka seluruh wanita harus menjauh dan meninggalkan lantai dansa.     

Mars khawatir jika mereka tidak sengaja menyentuhnya dan akhirnya menjadi korban selanjutnya dari kutukan putra mahkota. Karena itu ia tak pernah mau mengambil resiko semacam itu.     

Emmelyn meliriknya dan melihat kilatan kerinduan di matanya. Apakah ia ingin berdansa seperti orang-orang itu?     

Emmelyn pun segera memahami bahwa Mars akan lebih memilih menjauh daripada memaksa orang-orang yang hadir di pesta itu untuk meninggalkan lantai dansa. Setelah Emmelyn belajar mengenal pangeran secara lebih baik, gadis itu merasa Mars adalah orang yang tidak pernah mengutamakan kepentingannya sendiri.     

"Apakah kau mau berdansa?" gadis itu tiba-tiba berbisik ke telinga Mars.     

Mars menoleh padanya dan mengangkat alisnya. Ia tidak mengerti pertanyaan yang baru saja diajukan Emmelyn.     

"Apa aku kelihatan seperti aku sangat ingin berdansa?" ia bertanya kembali. "Kau tahu sendiri kalau aku tidak bisa berdansa di tempat yang dikelilingi banyak orang, terutama perempuan."     

Emmelyn meletakkan gelasnya dan menyentuh pipi pangeran. "Siapa bilang kau hanya bisa berdansa di sini?"     

Mars tertegun mendengar kata-katanya, ia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahami maksud dari ucapan Emmelyn. Dan dengan segera, gadis itu menarik tangannya untuk menjauh dari kerumunan.     

Emmelyn sudah memperhatikan pintu yang tampaknya menuju ke teras di sebelah kanan mereka dan memutuskan untuk mengajak putra mahkota ke sana.     

"Kita masih bisa mendengar musik dari teras," jelasnya begitu mereka sudah keluar dari pintu tersebut.     

Mata Mars berputar ketika ia menyadari apa yang ingin dilakukan Emmelyn. Ia bisa mendengar musik indah dengan sempurna dari tempat mereka berada. Ahh... apakah ia ingin berdansa di sini?     

Tidak ada seorang pun di teras dan mereka dikelilingi oleh tanaman hijau dalam pot besar, sehingga memberikan mereka privasi dari orang-orang di luar istana.     

"Apakah... kau ingin berdansa denganku?" Mars bertanya pada Emmelyn dengan suara pelan. Ia masih terlihat sedikit malu dan terkejut dengan ide gadis itu.     

Ini adalah dansa pertamanya dan ia khawatir ia akan mengacaukannya. Namun, ini adalah salah satu hal yang paling ingin ia lakukan seumur hidupnya. Karena itu ia memberanikan diri untuk mengajak Emmelyn berdansa.     

Selama 27 tahun hidupnya di bumi... ini adalah hari terindah dalam hidupnya.     

Malam ini... wanita impiannya ada di sini bersamanya, siap memegang tangannya untuk berdansa dengan diiringi musik yang indah tepat di hari ulang tahunnya.     

Tidak hanya itu saja, gadis di hadapannya ini juga akan segera melahirkan bayi mereka. Semuanya begitu indah dan sempurna.     

Apa lagi yang bisa ia minta? Tidak ada.     

Emmelyn tersenyum ketika ia mendengar Mars mengajaknya berdansa dengan bergumam. Ia mengangguk dan meraih tangannya.     

Ia perlahan melingkarkan lengannya di leher pangeran dan membiarkan pria itu memeluk pinggangnya. Mereka bergerak perlahan dan secara natural, mengikuti alunan musik yang terdengar jelas dari luar.     

Mars merasa seperti sedang bermimpi.     

Ini tidak terasa seperti sebuah kenyataan.     

Ia menutup matanya dan tersenyum bahagia.     

Semua kekhawatiran dan rasa frustrasinya malam ini seolah hilang diterbangkan angin malam.     

Saat berdansa bersama Emmelyn, ia hanya merasa begitu bahagia dan damai.     

Ah… seandainya waktu berhenti saat itu juga.     

Yang paling penting saat ini adalah Emmelyn berada di sini bersamanya dan mereka akan melalui segala rintangan di masa depan bersama-sama. Seburuk apa pun itu.     

"Kau berdansa dengan cukup baik," Emmelyn memuji Mars atas gerakannya yang secara alami mengikuti alunan musik.     

Awalnya, pria itu terkesan sedikit kaku dan khawatir ia akan menginjak kaki Emmelyn.     

Namun, tak lama kemudian, ia mulai memimpin dansa itu dan mereka berdua menikmati musik bersama dengan berdansa dalam tempo yang lambat tapi indah. Keduanya tampak sangat serasi sebagai pasangan.     

Mars memeluk Emmelyn dengan erat saat ia merasakan udara dingin bertiup dari luar.     

Ia tidak ingin gadis itu merasa kedinginan, tapi ia begitu menikmati dansa pertamanya bersama Emmelyn malam itu dan ia tak ingin mengakhirinya.     

Akhirnya, Mars mencoba melakukan yang terbaik agar Emmelyn tidak kena angin malam ataupun merasa kedinginan.     

ia memeluk gadis itu erat-erat dan berdansa mengikuti irama. Ah… Mars begitu bahagia.     

Ia mulai berpikir mungkin Ellena benar… mungkin saja kutukannya memang sudah hilang.     

Kalau tidak... ia tidak mungkin merasa bahagia seperti malam ini, bukan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.