Pangeran Yang Dikutuk

Asal Mula Kutukan



Asal Mula Kutukan

0"Lagipula.. apa pun yang ia lakukan tidak akan dapat mengubah kenyataan. Ia tak mungkin dapat membangkitkan orang mati. Penyihir itu datang ke istana di hari kelahiranku. Ia menyamar sebagi tamu di acara istana untuk merayakan kelahiran calon penerus takhta."     

"Di depan semua orang, ia mengutukku, seorang bayi yang baru lahir. Ia mengatakan bahwa aku tidak akan pernah bahagia. Ia juga mengatakan aku tidak akan dapat menyentuh wanita. Dan setelah itu, ia mengutuk kandungan ibuku, agar semua anak yang dilahirkannya akan bernasib malang."     

"Setelah melancarkan kutukan itu, ia menghilang. Ayahku berusaha mencarinya ke seluruh negeri dan memintanya untuk membatalkan kutukan itu, tetapi bahkan hingga 27 tahun kemudian, seperti yang kau ketahui, kami belum berhasil."     

"Keesokan harinya, semua wanita yang menyentuhku di acara pesta itu langsung meninggal bersamaan. Terjadi kegegeran di istana dan banyak orang yang marah kepada raja, ayahku karena istri atau anak mereka meninggal akibat menyentuhku."     

"Ayahku langsung bersikap keras. Semua orang yang hadir di acara pesta itu dan mengetahui kutukan yang dilancarkan sang penyihir diperintahkan untuk merahasiakan hal ini. Kalau tidak, mereka akan dihukum mati."     

"Ayahku memiliki banyak mata-mata di seluruh negeri sehingga ia berhasil memastikan bahwa tidak ada orang luar yang mengetahui apa yang terjadi sebenarnya, karena mata-matanya akan menangkap siapa saja yang membongkar rahasia itu dan ayahku akan membunuh mereka."     

Emmelyn bergidik mendengar penjelasan Mars. Ia mendengar reputasi Raja Jared memang seperti itu di luar sana.     

Ia dikenal sebagai raja yang kejam dan lalim, dan reputasinya yang buruk itu diteruskan oleh anak laki-lakinya yang sering disebut orang sebagai pangeran iblis.     

Namun, kini setelah mendengar cerita Mars, Emmelyn dapat mengerti kenapa Raja Jared melakukan hal itu. Ahh... tentu saja.     

Raja Jared Strongmoor hanya ingin melindungi anaknya. Kalau sampai semua orang tahu tentang kutukan itu, maka akan terjadi keresahan di antara rakyat Draec dan musuh-musuh mereka.     

Mereka akan tahu bahwa pangeran putra mahkota Kerajaan Draec tidak akan dapat menyentuh wanita dan memiliki anak, sehingga kelangsungan takhta akan menjadi terancam. Perang saudara akan terjadi.     

Sudah pasti hal ini akan berdampak pada stabilitas negara dan akan memancing risiko perebutan kekuasaan.     

"Lalu... apa yang terjadi kemudian?" tanya Emmelyn dengan penuh perhatian.     

"Sejak hari itu, keluargaku menjadi tertekan. Aku tumbuh menjadi anak yang sakit-sakitan. Itu sebabnya keluargaku sangat mempercayai Dokter Vitas. Ia selalu setia setiap hari mendampingi orang tuaku merawat anak mereka yang lemah ini. Hingga akhirnya pelan-pelan aku bisa sehat dan tumbuh menjadi dewasa," kata Mars. "Keluargaku berutang budi sangat banyak kepadanya."     

Ia melanjutkan dengan suara bergetar, "Sayangnya, semua anak yang dikandung atau dilahirkan ibuku tidak ada yang selamat. Ibuku sangat sedih karena ia merasa ia bersalah kepada mereka. Kalau bukan karena ia menikahi ayahku.. anak-anaknya tidak akan menderita kutukan dari sang penyihir..."     

Emmelyn mengerti kenapa pembahasan ini sangat membuat Mars sedih. Pemuda itu menanggung beban berat sendirian sebagai penerus ayahnya. Apalagi ditambah dengan semakin membesarnya kerajaan Draec yang harus ia pimpin dan urus.     

Dengan berbagai invasi yang mereka lakukan, ukuran daerah kekuasaan Draec sekarang sudah jauhhhh lebih besar daripada dulu, ketika Raja Jared baru naik takhta.     

Kalau seandainya Mars memiliki saudara kandung, walau perempuan sekalipun, tanggung jawab itu bisa dibagi. Raja Jared dapat mencarikan suami yang baik untuk adik perempuan Mars dan mereka berdua akan dapat mengambil sebagian tanggung jawab untuk memimpin Draec.     

Malah, mungkin saja Mars dapat menyerahkan takhta kepada adik perempuan dan suaminya itu untuk menjadi raja dan ratu Draec, sementara ia dapat hidup bebas dan melakukan apa pun yang ia inginkan. Setidaknya, ia akan dapat bertualang dan melihat dunia.     

Emmelyn membayangkan bahkan kemungkinan besar, jika Mars memiliki adik perempuan, gadis itu akan dapat menikah dengan Edgar atau Gewen, sahabat Mars sendiri. Mereka terlihat begitu dekat, sudah seperti keluarga.     

Tentu Gewen atau Edgar akan menjadi kandidat yang baik karena mereka sudah bersama Mars selama sepuluh tahun terakhir memimpin pasukan Draec untuk menginvasi kerajaan-kerajaan di sekitar mereka. Keduanya sudah terbukti memiliki visi yang sama dan kesetiaan yang tidak berubah kepadanya.     

"Apakah.. kau yakin bahwa anak-anakmu tidak akan menderita kutukan yang sama?" tanya Emmelyn dengan nada suara mendesak. Ia tidak ingin menyakiti hati Mars dengan mengorek luka lama ini, tetapi ia benar-benar ingin kuatir akan keselamatan anak-anak yang akan dilahirkannya kelak.     

Mars menatap Emmelyn sangat lama. Ia tidak berkata apa-apa dan hal itu membuat perasaan Emmelyn menjadi kacau. Apa maksud dari tatapan Mars ini? Mengapa ia tidak bicara apa-apa?     

"Jawab aku..." kata Emmelyn. "Aku ingin tahu apakah anak-anak yang akan kulahirkan nanti terancam mati dalam kandungan... atau mati sewaktu bayi...."     

Ia mengigit bibirnya dan balas menatap Mars dengan sorot mata yang teguh. Ia merasa kekuatirannya valid dan ia berhak menanyakan hal ini.     

Akhirnya Mars menggeleng. Dua butir air mata menetes dari kedua sudut matanya saat ia akhirnya menjawab pertanyaan Emmelyn.     

"Aku... tidak tahu." Suaranya terdengar bergetar dipenuhi kesedihan, membuat bulir-bulir air bening juga memenuhi kedua mata indah Emmelyn. "Aku tidak tahu... dan aku tidak bisa menjamin bahwa anak-anakku tidak mengalami kutukan itu. Dulu sang penyihir hanya mengutuk anak-anak ayah dan ibuku, tetapi sejujurnya aku tidak tahu jika... anak-anakku akan terkena akibatnya juga atau tidak.."     

Hati Emmelyn seketika terguncang ketika mendengar jawaban sang pangeran, ditambah dengan ekspresi kedukaan yang tampak begitu nyata di wajahnya. Emmelyn sama sekali tidak menyangka Mars akan menangis saat membicarakan hal itu.     

"Oh..." Gadis itu menekap bibirnya. Mars tidak tahu.     

Nyonya Adler mengatakan dengan jelas bahwa anak-anaknya tidak terkena kutukan tersebut, dan sejauh ini semua yang diceritakan sang penyihir tua itu sama dengan apa yang diungkapkan oleh Mars.     

Apakah sebaiknya Emmelyn mempercayai Nyonya Adler bahwa anak-anaknya akan baik-baik saja?     

Tenggorokannya terasa tercekat. Emmelyn tidak tahu harus berpikir apa. Mars melihat ekspresi gadis itu dan ia mengangkat tangannya dan membelai rambut gadis itu.     

"Kau tidak usah kuatir dengan perjanjian kita..." katanya dengan suara lembut. "Aku tidak akan membuatmu melahirkan tiga orang anak hanya untuk mati. Kalau anak pertama kita tidak selamat.. itu artinya mereka juga dikutuk dan aku tidak akan memiliki anak yang lain. Aku tidak mau mengorbankan jiwa yang tidak bersalah, hanya demi mempertahankan stabilitas politik kerajaanku."     

"..." Emmelyn benar-benar kehilangan kata-kata mendengar ucapan sang pangeran.     

Saat itu, apa pun pertahanan dan dinding es yang menutupi hatinya yang beku, kini telah mencair sepenuhnya.     

Emmelyn tidak dapat menyangkal lagi bahwa hatinya memang sudah tertaut dan jatuh cinta kepada laki-laki di depannya ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.