Pangeran Yang Dikutuk

Apakah Emmelyn Hendak Kabur?



Apakah Emmelyn Hendak Kabur?

0Emmelyn itu sepertinya tidak menyukai musim dingin dan salju. Mendengar gadis itu membicarakan Wintermere dengan mata berbinar-binar, hati Mars terasa ditusuk sembilu.     

Ia ingin sekali membawa Emmelyn ke Wintermere... tetapi sayangnya, ia tidak bisa.     

"Apakah... kau merindukan Wintermere?" tanya pria itu dengan suara pelan.     

Emmelyn hanya mengangkat bahu, tidak mau menjawab.     

[Tentu saja aku merindukan Wintermere. Dia ini bodoh atau apa sih?]     

[Masa itu saja ditanya?]     

Mars dapat mengerti bahwa Emmelyn tidak suka membicarakan kampung halamannya karena alasan yang sudah jelas. Akhirnya ia tidak membahas tentang Wintermere lagi.     

"Kenapa kau membawa-bawa pisau bersamamu?" tanya Mars akhirnya, mengalihkan pembicaraan.     

Emmelyn mengunjukkan dagunya ke arah pinggang sang pangeran. "Kenapa kau membawa-bawa pedang bersamamu?"     

"Untuk membela diri. Siapa tahu nanti di hutan kita bertemu orang jahat atau hewan buas," kata Mars dengan santai.     

"Aku juga begitu," jawab Emmelyn. Ia memasukkan pisaunya ke dalam sarung dan menyimpannya kembali ke balik pakaiannya.     

"Kau menggunakan pisau untuk membela diri?" tanya Mars memastikan.     

Emmelyn mengangguk. "Aku juga menggunakannya untuk menangkap hewan buruan. Sebenarnya punya pedang, tetapi terlalu menarik perhatian kalau aku membawa-bawa pedang ke istanamu. Jadi aku menjualnya dan menggunakan pisau saja. Lebih mudah dibawa dan dapat disembunyikan."     

Mars kini ingat bahwa di malam saat ia pertama kali menyadari Emmelyn sebenarnya adalah perempuan, gadis itu memang mencoba membunuhnya dengan pisau. Inikah pisau yang ia gunakan waktu itu?     

"Oh, masuk akal juga," kata Mars.     

"Tentu saja. Aku kan pintar. Jadi tentu saja hal-hal yang kulakukan adalah hal yang masuk akal," kata Emmelyn sambil mengangkat hidungnya tinggi-tinggi.     

Tingkah gadis itu yang serba tidak mau kalah benar-benar membuat Mars menjadi gemas dan ingin memencet hidungnya, lalu mencium bibirnya. Tetapi ia menahan diri. Ia tidak boleh menunjukkan perasaannya secara terbuka kepada Emmelyn.     

Ia tidak mau gadis itu merasa tertekan dengan situasi hubungan mereka. Akhirnya Mars hanya bisa mengangguk-angguk paham.     

"Baiklah, aku percaya kepadamu," kata pria itu. Sebenarnya, ia sudah senang karena mengetahui Emmelyn tidak berniat membunuhnya dengan mengajaknya berjalan-jalan keluar hanya berdua saja sambil membawa pisau.     

"Kau bilang kau percaya kepadaku, tetapi ekspresimu seolah tidak percaya..." tegur Emmelyn dengan wajah merajuk.     

"Eh, ekspresiku? Apa yang salah dengan ekspresiku? Aku sudah bilang aku percaya kepadamu.." kata Mars.     

"Kau pikir aku tidak bisa menggunakan pisau ini untuk membela diri dan menangkap binatang buruan..." tukas Emmelyn.     

Mars menggeleng-geleng. "Aku sama sekali tidak berkata begitu."     

"Mulutmu memang tidak mengatakan apa-apa, tetapi aku tahu dalam hatimu kau menganggap aku hanya membual."     

"Memangnya kau bisa menduga isi hatiku?" tanya Mars sambil menatap gadis itu lekat-lekat. "Bukankah kau bilang kau ini bukan penyihir yang bisa membaca pikiran?"     

"Hmmph.. akan kutunjukkan!" kata Emmelyn. Ia lalu memacu kudanya cepat-cepat meninggalkan Mars yang terpaku.     

Untuk sesaat pria itu tertegun di tempatnya. Apa yang baru saja terjadi? Apakah Emmelyn ini berusaha melarikan diri???     

Astaga! Ia seharusnya lebih waspada. Ia kan tahu bahwa Emmelyn itu licik dan tidak segan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya.     

"Yang Mulia..."     

Mars menoleh dan mendapatkan seorang kapten pengawalannya muncul dari balik pohon.     

"Apakah kami perlu mengejar Lady Emmelyn, Yang Mulia? Aku akan mengirim pasukan untuk menghadangnya di balik bukit itu," kata Roe sang kapten dengan hormat.     

Mars mengerling ke arah Emmelyn menghilang di balik pohon-pohonan dan mengangguk. "Kalian ambil jalan memutar dan tunggu di balik bukit itu. Kalau dia lewat, kalian harus menahannya. Tetapi awas, jangan sampai kalian menyakitinya."     

"Baik, Yang Mulia..." Roe segera berbalik dan memberi tanda kepada para anak buahnya yang bersembunyi di balik berbagai batu dan pepohonan. Sedari tadi mereka telah mengikuti pangeran dan wanitanya secara diam-diam.     

Walaupun Mars menyuruh mereka untuk tidak ikut bersamanya dan Emmelyn jalan-jalan berdua, tentu saja bukan berarti para pengawalnya akan membiarkan mereka pergi tanpa perlindungan.     

Bagaimanapun Pangeran Mars Strongmoor adalah putra mahkota kerajaan Draec, calon raja penerus Raja Jared. Kalau sampai terjadi apa-apa kepadanya, maka mereka tidak akan dapat mengangkat wajah mereka di depan sang raja.     

Setelah pengawalnya pergi, Mars buru-buru memacu kudanya mengejar Emmelyn. Astaga.. dadanya berdebar-debar dan jantungnya berdetak kencang sekali.     

Bagaimana kalau memang acara jalan-jalan ini merupakan rencana Emmelyn untuk kabur?     

Oh.. tidak, ia tidak seharusnya menduga hal yang buruk-buruk kepada Emmelyn. Bukankah gadis itu masih berniat untuk membunuh ayahnya? Apakah ia akan pergi begitu saja sebelum niatnya terlaksana?     

Kalau memang ia ingin kabur, bukankah akan lebih mudah jika ia melakukannya semingguan yang lalu saat Mars tidak ada?     

Ia memang dikawal oleh Roshan dan beberapa prajurit saat ia berkunjung ke Desa Bydell, tetapi kalau memang ia benar-benar ingin kabur, Emmelyn akan dapat melakukannya di desa itu.     

Ia bisa menghilang di antara keramaian. Tetapi buktinya, Emmelyn tidak melakukan hal itu...     

"Emmelyn!!!" Mars memanggil nama Emmelyn sambil terus memacu kudanya ke arah menghilangnya Emmelyn tadi.     

Ia melihat ada jejak dari dahan-dahan yang patah atau ranting kering yang terinjak di tanah, dan memutuskan mengikutinya. Dengan hati masih dipenuhi kecemasan ia terus melajukan kudanya dan memanggil nama Emmelyn.     

"Emmelyn!"     

"Hei..."     

Mars tertegun saat mendengar suara seorang gadis memanggilnya. Ia segera menoleh ke arah asal suara itu dan menemukan Emmelyn melambai-lambaikan tangannya.     

Kudanya telah diikat di sebatang pohon dan gadis itu tampak memegang beberapa ranting kayu di tangannya.     

Mars merasa begitu lega saat melihat gadis itu.     

Mars segera memacu kudanya ke tempat Emmelyn berada. Astaga... ternyata Emmelyn tidak melarikan diri!     

Perasaan senang yang dirasakan Mars saat itu tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.     

"Kau sedang apa?" tanya Mars setelah tiba di samping Emmelyn. Pria itu tak dapat menyembunyikan kekuatirannya. "Untuk apa ranting itu?"     

"Untuk menjerat hewan kecil," kata Emmelyn. "Aku tahu di sini ada banyak kelinci."     

Mars juga tahu bahwa di hutan ini ada banyak kelinci. Sewaktu kecil dulu, ia sering bermain ke sini dan menangkap kelinci bersama Gewen dan Edgar. Tapi dulu mereka hanya melakukannya untuk bersenang-senang.     

Mereka tidak pernah menangkap kelinci untuk dimakan karena di istana selalu tersedia banyak makanan enak.     

"Untuk apa kau menjerat kelinci?" tanya pria itu dengan nada menyelidik. "Untuk dimakan? Apakah juru masak tidak bisa menyediakan hidangan kelinci untukmu? Kurasa kau hanya perlu meminta, kan?"     

"Bisa saja. Tapi rasanya beda antara meminta dan mencari sendiri," kata Emmelyn. "Lagipula aku ingin menunjukkan kepadamu bahwa aku bisa menangkap hewan buruan dengan pisauku ini."     

Mars tertegun mendengar kata-kata Emmelyn.     

Gadis ini... ingin menjerat kelinci untuk membuktikan bahwa ia biasa hidup bebas di alam terbuka? Astaga...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.