Pangeran Yang Dikutuk

Mars Menginginkan Anak



Mars Menginginkan Anak

0"Tampan sekali..." komentar Mars saat melihat bayi Athos yang baru. Bayi ini baru berumur empat bulan dan tubuhnya masih sangat kecil, tetapi ia terlihat sangat ekspresif.     

Saat melihat kedatangan tiga laki-laki baru yang belum pernah dilihatnya, bayi ini mengeluarkan suara-suara khas bayi dan ia mengacungkan tangannya ke atas.     

"Ia ingin melihatmu lebih dekat," kata Lily menjelaskan. Ia menatap Mars dan tersenyum senang. "Penglihatan bayi masih sangat terbatas. Saat ini ia melihatmu dengan pandangan kabur."     

"Oh.. begitu ya?" tanya Mars mengangguk-angguk. Ia lalu mendekatkan wajahnya kepada Jorei dan mengusap rambut bayi itu. Ia berhati-hati agar tidak sampai menyentuh Lily. Wajah sang pangeran segera dihiasi senyuman lebar saat mendengar suara Jorei tertawa lepas. "Ah.. lucu sekali..."     

"Kau mau menggendongnya?" tanya Lily.     

Mars tersentak. "Apa?"     

"Kau tidak mau mencoba menggendongnya?" Lily mengulangi pertanyaannya.     

"Bolehkah?" tanya Mars ragu. Lily tersenyum dan mengangguk. Ia lalu memberi tanda kepada suaminya dan Athos segera datang dan mengambil Jorei dari tangan Lily. Athos lalu menyerahkan bayi itu kepada sepupunya.     

Mars tertegun sesaat, tetapi kemudian ia segera menyambut Jorei sambil tersenyum senang. Dadanya terasa berdebar-debar. Ia belum pernah menggendong bayi sebelumnya. Kedua keponakannya yang lain baru ia gendong setelah mereka lebih besar.     

"Astaga... bayi ini ringan sekali..." komentar Mars. Tadinya ia sangat kuatir akan memegang Jorei terlalu kuat hingga meremukkan tulang-tulangnya, tetapi ternyata begitu bayi mungil itu ada dalam gendongannya, Mars secara alami dapat mengatur sendiri bagaimana ia memeluk bayi itu.     

Ahh... wangi khas bayi dan lembutnya kulit Jorei yang disentuh tangannya membuat Mars benar-benar takjub. Pikirannya segera melayang pada Emmlyn di kastilnya. Ahh... kapan gerangan Emmelyn akan hamil?     

Ia sangat ingin segera menimang bayi seperti ini... Bayinya sendiri.     

Kira-kira nanti, kalau ia dan Emmelyn memiliki anak pertama, apakah akan mirip dirinya atau mirip Emmelyn?     

Mars benar-benar merasa antusias. Ia sudah tidak sabar. Gewen dan Edgar yang melihat wajah Mars yang berseri-seri saat menggendong keponakannya hanya bisa saling bertukar pandang dengan senyum penuh arti.     

Keduanya yang masih mengira Mars menyukai laki-laki hanya bisa menyimpan rasa kasihannya kepada teman mereka itu. Walaupun Mars sepertinya menginginkan anak, sang pangeran tidak akan dapat memperoleh keturunan kalau ia terus-terusan tidur dengan lelaki.     

"Kau beruntung," kata Mars kepada Athos sambil mengembalikan Jorei setelah ia puas menggendong bayi itu.     

"Ahahaha.. terima kasih. Kau juga nanti akan punya anakmu sendiri." Wajah Athos tiba-tiba tampak memucat ketika istrinya mencubit tangannya dan mengerling tajam.     

Athos baru sadar bahwa barusan ia sudah salah bicara. Ia tahu bahwa sepupunya ini tidak dapat menyentuh perempuan karena kutukannya. Jadi, bagaimana mungkin ia akan memiliki anak kalau tidur dengan perempuan saja tidak bisa?     

Ahh.. malang sekali sepupunya ini. Mars terlihat sangat mendambakan anak dari caranya mempelakukan Jorei barusan.     

Athos mendeham dan buru-buru meralat ucapannya. "Eh... aku bicara apa sih? Hahaha... kau beruntung karena tidak punya anak. Ini hal yang sebenarnya sangat tidak enak. Anak itu sangat menyita waktu dan tenagamu. Selama dua tahun pertama mereka juga tidak bisa melakukan apa-apa. Benar-benar membosankan dan merepotkan. Kami juga hampir tidak bisa tidur karena ia selalu menangis meminta makan atau buang kotoran..."     

Mars mengerti kenapa sepupunya tiba-tiba bersikap seperti itu. Ia menghargai bahwa Athos menjaga perasaannya dengan menyebutkan segala kerepotan dari mengurus anak, karena ia masih mengira bahwa Mars tidak dapat memiliki anak.     

Athos belum tahu tentang Emmelyn. Seandainya ia tahu bahwa kini Mars dapat menyentuh seorang wanita.. yang sangat cantik dan menggemaskan.. dan sedang menantikan anak-anak untuk dilahirkan dari rahimnya, pasti Athos akan ikut bahagia.     

Namun, Mars memutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa kepada sepupunya. Satu, ia tidak mau kualat dengan memberi tahu orang lain sebelum ia dan Emmelyn benar-benar punya anak.     

Lagipula, di situ ada Gewen dan Edgar. Kedua teman Mars ini masih menganggap ia gay yang tertarik kepada kekasih laki-laki.     

Kalau Mars menceritakan tentang Emmelyn sekarang di depan mereka, bisa jadi nanti Gewen akan menyela dan menyebutkan bahwa Mars berbohong karena setahunya Mars memiliki kekasih seorang tuan muda dari Glendale yang bernama Lord Aldrich.     

Sebaiknya jangan mengambil risiko, pikir Mars.     

Ia lalu tersenyum cerah dan mengangguk kepada Athos. "Tidak apa-apa. Aku tidak keberatan dengan semua kerepotan itu. Kuharap suatu hari nanti aku bisa merasakannya."     

Ia lalu menepuk bahu sepupunya dan minta diri. "Aku mau beristirahat. Besok kita akan mulai latihan perang kita. Aku ingin mengumpulkan tenagaku."     

"Baiklah. Selamat malam," kata Athos.     

Gewen dan Edgar juga ikut minta diri dan beristirahat ke kamar masing-masing.     

***     

Sudah lima hari Mars pergi bersama pasukannya. Setiap hari saat Emmelyn duduk di pinggir jendelanya, membaca buku atau menjahit, ia tidak menemukan rombongan pasukan itu latihan baris-berbaris atau berlatih pedang.     

Entah kenapa harianya menjadi terasa tidak lengkap. Ternyata Emmelyn sudah terbiasa selama ini menyaksikan mereka berlatih. Mars akan berdiri tegap di antara mereka dan meneriakkan perintah-perintah.     

Kini, Mars tidak ada, dan pasukannya juga tidak ada, Emmelyn merasa rindu. Di hari pertama ia tidak terlalu merasakannya karena ia pergi ke Desa Bydell untuk menemui penyihir.     

Di hari kedua, hatinya dipenuhi keresahan karena memikirkan kata-kata Nyonya Adler. Ia tidak sempat merasa kehilangan karena Mars dan pasukannya tidak ada di halaman kastil dan berlatih seperti biasa.     

Namun, kini pelan-pelan ia mulai merasa kehilangan. Ia menghitung hari dengan jarinya dan mengerutkan kening. Sudah lima hari. Itu artinya latihan perangnya sudah selesai dan mereka akan segera melakukan perjalanan pulang.     

Kalau tidak ada hambatan, maka Mars akan kembali ke sini dua hari lagi.     

Ahh... Apa yang harus Emmelyn lakukan selama dua hari ini? Ia sudah bosan setengah mati. Lady Athibaud mengirim utusan dua hari yang lalu dan meminta maaf karena ia harus membatalkan undangan untuk Emmelyn karena anak perempuannya terkena sakit demam dan harus beristirahat.     

Emmelyn benar-benar merasa bosan. Apa yang harus ia lakukan? Masih ada waktu dua hari sebelum Mars pulang.     

"Roshan.. aku mau ke Desa Bydell lagi," kata Emmelyn setelah ia turun ke lantai dasar dan mencari Roshan. "Aku hendak menemui Nyonya Adler lagi."     

Emmelyn memutuskan untuk bertanya lebih lanjut kepada sang penyihir tua itu tentang apa yang ia ketahui mengenai kutukan Mars dan masa depan Emmelyn sendiri.     

Waktu ia bertemu Nyonya Adler pertama kali, Emmelyn terlalu terpukul dan tidak dapat berpikir dengan jernih. Kini, setelah beberapa hari, ia ingin kembali bicara baik-baik dengan sang penyihir.     

Ia tidak tahu apa yang akan ia lakukan setelah bertemu Nyonya Adler lagi. Mungkin ia akan memohon bantuan wanita tua itu untuk menolongnya... atau menanyakan apakah ada yang dapat ia lakukan untuk mengubah nasibnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.